Di sebuah supermarket terlihat antrian begitu panjang ke arah meja kasir. Maklum saja karena hari ini adalah weekend, jadi banyak para pekerja kantoran yang libur di hari ini. Tak terkecuali Ayla, ia juga terlihat ikut mengantri di sana dengan di temani sang adik (Ferdi).
Banyaknya belanjaan di dalam troli mereka berdua, membuat troli tersebut penuh dengan berbagai macam sayuran dan juga aneka kebutuhan yang lain. Dan memang Semenjak di Jakarta, Ayla memilih belanja seminggu sekali untuk mengisi persediaan di dalam kulkasnya.
Mengingat kesibukan mereka berdua jadi maklum saja kalau mereka tidak mempunyai banyak waktu luang hanya untuk sekedar belanja keperluan dapur. Di tambah lagi akhir-akhir ini Ayla sering lembur, maka semakin sedikit waktu senggang yang ia miliki.
Setelah cukup lama mengantri, kini giliran Ayla dan Ferdi untuk membayar belanjaan mereka di kasir. Ayla mengeluarkan satu persatu isi di dalam troli untuk di hi
Ayla terlihat sibuk menyiapkan keperluan untuk meeting di lantai 24. Karena hari ini akan di adakan meeting bulanan untuk mengevaluasi kinerja semua departemen di N.H group. "Ay, bantu aku mem-fotocopy semua dokumen ini, biar aku saja yang menyusun minuman dan snack nya di sini." Ucap Bayu."Ok," jawab Ayla penuh semangat, kemudian ia mengambil dokumen dari tangan Bayu dan berjalan menuju ke mesin fotocopy yang tak jauh dari ruangan meeting."Ayla, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Ikut aku sebentar." Ucap Mayang dengan wajah yang terlihat tidak senang kepada Ayla.'Apa lagi yang ingin mbak Mayang bicarakan denganku?' batin Ayla penuh tanya.Ayla yang sibuk memfotokopi dokumen menoleh ke arah Mayang. "Iya mbak Mayang," jawab Ayla. Kemudian Ayla menghentikan aktifitasnya, dan meletakkan dokumen itu di atas meja samping mesin fotocopy.Ayla berjalan di belakang Mayang. Setelah s
Hari ini pikiran Wibbi benar-benar kacau hanya karena sikap Ayla yang cuek kepadanya. Ia pun memanggil Wisnu untuk menuju ke ruangannya. Wibbi ingin tahu ada apa dengan Ayla hari ini? Apa ada masalah sehingga sikap Ayla berbeda?Setelah mengetuk pintu terlihat Wisnu memasuki ruangan Wibbi. "Apa kamu sudah menyelesaikan masalah rumah yang sudah aku katakan 3 hari yang lalu?" Tanya Wibbi tanpa menunggu Wisnu bicara terlebih dahulu."Sudah tuan muda, seharusnya hari ini Nona Ayla menerima telepon dari pihak supermarket untuk memberikan kabar gembira ini." Jawab Wisnu.Wibbi mendongak melihat ke arah Wisnu. "Tapi kenapa sikap dia hari ini terlihat aneh? Kalau pihak supermarket sudah menelpon memberikan kabar, seharusnya dia bahagia? Apa jangan-jangan dia tahu jika rumah itu dariku?" Tanya Wibbi."Menurut saya seharusnya Nona muda tidak tahu akan hal ini Tuan muda. Karena kita telah bekerjasama de
Ayla menggenggam pergelangan tangan dan mengusapnya perlahan untuk mengurangi rasa sakit akibat di tarik paksa oleh Wibbi tadi. Bahkan akibat ulah Wibbi, pergelangan tangan Ayla memerah. Kini Wibbi telah duduk di kursi belakang kemudi mobil. Wibbi hanya terdiam setelah apa yang di lakukannya barusan. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa dia melakukan hal itu.Keduanya kini telah berada di dalam mobil, namun tak ada satu pun yang membuka suara. Wibbi berusaha meredakan emosinya yang sepertinya akan meledak sebentar lagi, makanya ia memilih diam. Sedangkan Ayla bertanya-tanya kenapa Wibbi sampai semarah itu kepadanya, namun untuk bertanya ia tidak punya keberanian.Ayla yang masih menggenggam dan mengusap pergelangan tangannya itu hanya melihat ke depan. Tak ada keberaniannya untuk sekedar melirik ke arah Wibbi, dan mema
Saat ini Wibbi dan Ayla berada di rumah baru (yang menurut Ayla adalah rumah hadiah undian dari supermarket). Mereka berdua melihat-lihat bagian dalam rumah, terdapat 2 kamar tidur di lantai 1, dan 1 kamar di lantai 2. Wajah bahagia Ayla tergambar jelas. Ia tidak menyangka jika rumah undiannya sebagus ini.Tidak seperti yang ia bayangkan, karena biasanya rumah hadiah itu adalah rumah tipe 36, yaitu rumah yang sangat sederhana. Namun saat melihat apa yang ada di depannya, semua yang ada di pikirannya hilang. Melihat rumah minimalis yang begitu bagus dan terkesan elegan, membuat Ayla berpikir bahwa ia adalah orang yang sangat beruntung. Dan jika di lihat sekilas orang tak akan percaya jika itu adalah rumah hadiah undian.Sebelum menuju ke rumah baru, Wibbi mengantarkan Ayla ke kantor pusat pemilik supermarket untuk mengurus
Seminggu telah berlalu dengan begitu cepat, dan selama seminggu itu pula gosip tentang Ayla yang pergi bersama Wibbi beberapa waktu lalu merebak dengan cepat bahkan terasa semakin memanas, hingga hampir seluruh pegawai di kantor mengetahuinya.Banyak rumor yang mengira bahwa Ayla lah yang sengaja memikat Wibbi dengan menggunakan trik kotor. Ada juga yang berpikiran jika Ayla menggunakan tubuhnya untuk bisa mendapatkan Wibbi.Mendengar gosip itu membuat Mayang begitu emosi, apalagi sebelumnya Mayang telah memberi peringatan kepada Ayla untuk menjauhi Wibbi. Namun ia tidak menyangka jika saat ini justru Ayla semakin dekat dengan Wibbi. Padahal selama ini Mayang telah melakukan berbagai cara supaya Wibbi menyukainya.'Dasar wanita tidak tahu diri, menggunakan segala cara kotor untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Bukan hanya mas Wibbi yang jadi targetnya, tapi sepertinya tuan muda Adi Tama juga salah satu orang yang te
Seketika Ayla mendongakkan kepalanya dan melihat orang yang menarik pergelangan tangannya itu. "Kamu!!" ucap Ayla terkejut."Hm, yes, I'm." Jawab orang itu dengan tenang.Wajah terkejut Ayla tak dapat lagi ia sembunyikan. Belum hilang keterkejutannya karena ucapan Bayu, kini orang yang menurutnya adalah sumber dari segala macam masalah muncul di depannya. 'Mau apa lagi dia?' batin Ayla yang kemudian menarik tangannya dari genggaman Wibbi sambil mengalihkan pandangan matanya ke segala arah, untuk mengusir rasa canggung yang kini menghinggapinya."Mau apa lagi kamu kemari?"Wibbi mengerutkan keningnya saat melihat reaksi Ayla karena kedatangannya. "Apa aku terlihat seperti hantu yang begitu menyeramkan? Sampai-sampai wajah kamu begitu pucat saat melihatku." ucap Wibbi dengan senyum mengejek.Ayla memutar bola matanya malas mendengar ucapan Wibbi. "Kemunculan kamu lebih menakutkan da
Saat ini Wisnu tidak ingin menambah mood Wibbi yang sudah buruk semakin memburuk jika ia salah bicara di depan Wibbi. Sepatah kata yang membuat Wibbi emosi maka akan mengakhiri karirnya sebagai asisten pribadi selama beberapa tahun terakhir.Sungguh Wisnu merasa bagaikan makan buah simalakama, dimakan salah tidak dimakan juga salah. Perasaan serba salah jika menghadapi kondisi Wibbi seperti saat ini. Karena apapun yang ia katakan akan selalu dianggap tidak ada benarnya dimata Wibbi.Wisnu sedang berpikir mencari kata-kata yang tepat untuk bicara dengan Wibbi yang masih menunggu solusi darinya, "Eh, bukankah tuan muda sendiri yang menyuruh nona muda untuk tidak terlalu sering berkomunikasi dengan tuan muda selama di kantor? Jadi saya rasa itu yang saat ini sedang nona muda lakukan, yaitu membatasi komunikasi dengan tuan muda." Ucap Wisnu.Wibbi menyipitkan matanya dan mengerutkan keningnya sambil menatap tajam ke arah Wisnu
Karena bagaimana pun Ayla sadar akan statusnya kini yang masih menjadi istri Wibbi. Apalagi Wibbi pernah memberi peringatan kepadanya supaya tidak berpikir menggugat cerai. Jika ingin adiknya lancar dalam melaksanakan kerja magang di N.H group.Dan bagi Ayla sendiri, untuk bisa bersama dengan Abram adalah sebuah mimpi yang tidak akan mungkin terjadi. Karena menurut Ayla, Abram hanya menganggapnya sebagai adik. Sama seperti ia memperlakukan Devi, seperti itulah arti Ayla bagi Abram.Tapi tanpa Ayla sadari, sebenarnya Abram sudah lama mencintainya. Dulu hanya karena tidak ingin mengganggu belajar Ayla waktu di sekolah, makanya Abram berkata jika ia menganggap Ayla seperti adiknya sendiri.Setelah selesai dengan pekerjaannya, Ayla bersiap untuk pulang ke rumah. Dan memang sudah saatnya jam pulang kantor. Dari arah tempat parkir di depan kantor terlihat Abram keluar dari mobilnya. "Untung aku cepat datang, kalau tidak pasti ka