Home / Romansa / Mengejar Cinta Bos Dingin / Bab 1 – Terbangun di Tubuh Orang Lain

Share

Mengejar Cinta Bos Dingin
Mengejar Cinta Bos Dingin
Author: Mooty Moo

Bab 1 – Terbangun di Tubuh Orang Lain

Author: Mooty Moo
last update Last Updated: 2024-05-18 19:49:57

Aroma harum menusuk hidungnya. Gadis yang tangannya diinfus itu mengerjapkan mata. Namun yang ia lihat adalah ruangan asing. Badannya susah bergerak. Akhirnya ia hanya bisa mengandalkan matanya untuk mengamati sekitar.

“Nona Muda?!”

Seorang maid yang membawa baskom berisi air dan handuk kecil terkejut. Ia meletakkan dua benda itu di atas nakas dan segera berlari keluar. Wanita itu hendak mengabari kepala pelayan. Sedangkan Giskana akhirnya bisa menggerakkan tangannya. Ia mengangkat tangannya dan melihat ada tato bunga anggrek kecil di lengan kirinya.

“Apa gue reinkarnasi lagi?”

Ia agak bingung karena pada reinkarnasi ketujuh ini ia ternyata beregresi ke dunia lain. Ia tidak terlahir kembali sebagai ayi melainkan masuk ke dalam tubuh orang dewasa. Namun demikian ia bersyukur karena kali ini dirinya masuk ke dalam keluarga kaya. Setidaknya itu yang bisa ia simpulkan sementara ini usai melihat kamarnya sangat luas dan barang-barang di sini terlihat mahal.

Perlahan-lahan ia menyandarkan badannya pada dashboard tempat tidur. Ia mengatur pernapasannya untuk merilekskan saraf-saraf di tubuhnya. Akhirnya kepalanya tak sepening sebelumnya. Namun badannya yang penuh dengan lebam masih lemas.

Tak lama kemudian seorang lelaki paruh baya datang. Ia memakai jas khas seragam. Tatapannya tajam namun saat melihat tuan mudanya, ia mengendurkan kewaspadaannya. Lantas segera menghampiri Giskana.

“Syukurlah Nona Giskan sudah siuman. Tuan Besar sedang perjalanan pulang ke rumah karena sebelumnya ke luar kota untuk perjalanan bisnis.”

Ternyata orang yang ia rasuki tubuhnya juga bernama Giskana. Akibat berkali-kali reinkarnasi, insting gadis 22 tahun itu menguat. Dengan melihat orang sekali saja ia sudah bisa merasakan apakah orang itu berbahaya atau tidak. Kesan pertamanya pada lelaki bernama Brody itu cukup aman. Namun meski demikian, ia tetap waspada dan harus memastikannya terlebih dahulu.

“Gimana ceritanya gue bisa terluka sampai begini Pak Tua?”

Brody mengerutkan kening. Tak biasanya nona mudanya memanggilnya Pak Tua. Ia berpikir mungkin Giskana begini akibat tak sadarkan diri selama dua hari. Selanjutnya, ia menceritakan kronologi kejadian saat tiba-tiba di malam hari seseorang membawanya pulang dengan keadaan lengan tertembak. Lengan Giskana dibalut seadanya dengan syal untuk menghentikan pendarahan. Saat tiba di rumah, nona muda itu sudah tak sadarkan diri. Pantas saja lengan kirinya dibalut perban.

“Lantas siapa orang yang nolong gue Pak Tua?”

“Musuh bebuyutan Nona Muda, yakni Tuan Muda Awan.”

Mata Giskan melotot mendengar nama orang yang disebut oleh Brody. “M-musuh bebuyutan?!” Bahkan ia tak menutupi mulutnya yang terbuka.

“Apa mungkin Nona Muda lupa ingatan?”

Brody mengerutkan keningnya. Aha! Untung saja kepala pelayan ini cepat tanggap. Tidak salah jika dirinya menjadi kepala pelayan yang mengurus seisi rumah keluarga Cakrawala. Bukan hal sulit bagi Giskan untuk berpura-pura amnesia sementara.

“Itulah Pak Tua. Setelah bangun rasanya gue nggak tahu apa-apa.”

Usai mendengar penuturan ini, Brody mengeluarkan ponselnya dari saku jas. Ia menelepon dokter pribadi keluarga ini. Sembari menunggu sang dokter datang, kepala pelayan itu menyuruh pelayan membawa banyak hidangan untuk tuannya. Pas sekali, perut Awan memang sudah keroncongan. Satu orang maid masuk ke dalam membawa troli berisi banyak makanan. Rasanya makanan itu cukup dimakan untuk dua hingga tiga orang. 

Brody meletakkan meja kecil di atas kaki Awan. Kemudian menaruh makanan pembuka berupa salad buah dan cocktail. Setelah habis lelaki paruh baya itu menggantinya dengan menu utama kemudian ditutup dengan es krim dan puding.

“Pak Tua kau sudah makan? Mau es krim?”

Giskan tidak nyaman ketika makan diperhatikan seperti ini. Alhasil ia menawarinya makan. Sesungguhnya ini bukan sekadar basi-basi. Akan lebih baik jika orang tua ini mau menemaninya makan sehingga menu yang disajikan tidak akan tersisa banyak seperti ini.

“Tidak, Nona Muda. Lima menit lagi Dokter Andini akan sampai,” ujarnya sambil menengok jam tangan tua yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Pak Tua ini tetap berekspresi datar setelah menyipitkan matanya. Sepertinya ia tambah khawatir karena anak majikannya itu terus bersikap di luar kebiasaannya. Kemudian sesuai perkataannya, Dokter Andini yang lima tahun lebih muda dari Brody itu datang dengan tergesa-gesa.

Dari tas kotak khas dokter, Andini mengeluarkan alat untuk mengecek kondisi sang pasien. Setelah mengecek detak jantungnya, ia memeriksa mata Giskan. Pada diagnosa awal ini kondisi fisik Awan baik-baik saja.

“Untuk lebih pastinya, kita perlu memeriksa kepala Nona Giskan kalau ada luka di dalam karena terbentur atau sesuatu.”

Itu artinya ia harus pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Selama ini keluarganya jarang ke rumah sakit. Mereka lebih suka rawat inap di rumah jika sakit. Uang bukan masalah besar saat mereka harus mengeluarkan uang berlebih untuk pembelian alat medis. Hal ini bukan tanpa alasan. Pasalnya keluarga Cakrawala memiliki banyak musuh.

Keputusan ini ia ambil untuk meminimalisasi risiko dicelakai musuh. Namun seantisipasi apapun mereka, kemampuan manusia tetaplah terbatas. Jika tidak, tak mungkin Awan akan terluka seperti ini.

“Nona tidak ingat kami? Saya Dokter Andini dan orang tua ini Pak Brody.”

Giskan menggeleng dan membuat ekspresi bingung. Membuat dokter itu menatap Brody dan menggelengkan kepalanya. Setelah itu ia memberikan obat dan vitamin agar kondisinya segera pulih. Tepat ketika dokter itu hendak pergi, ia kembali membuka suara.

“Tunggu, Dokter. Siapa Aslan? Selama pingsan, nama itu kaya terus dibisikkan ke telinga gue.”

Dua orang itu terkejut dan berpandangan. Dari semua orang, kenapa nama itu saja yang ia ingat? Itulah pikir mereka. Tapi tentu saja ini hanya strategi Giskan untuk secara alami mengulik seperti apa hubungannya dengan Awan kali ini. Ia tak ingin terlalu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Akhirnya Brody pun menjelaskan jika Awan adalah anak dari sahabat ayahnya. Seharusnya anak mereka akan bersahabat bukan? Namun sejak kecil Giskan membenci Awan tanpa alasan yang jelas. Sejak kecil Giskan suka mengambil barang-barang Awan secara paksa.  Lelaki tua itu berhenti sejenak. Keningnya berkerut. Ia sedang mempertimbangkan apakah dirinya akan menceritakan bagian selanjutnya atau tidak.

“Terus apa lagi? Apa yang udah gue lakuin ke dia selama ini?”

Awan sudah tidak sabar untuk mengetahui garis besarnya. Ia harus cepat bergerak jika tidak ingin menyesal seperti di kehidupan-kehidupan sebelumnya.

“Tuan Muda juga selalu mengecaukan hubungan asmara Tuan Awan.”

Sial! Giskan meremas rambut di atas tengkuknya. Bisa-bisanya dirinya kali ini memaski tubuh orang yang dibenci oleh Aslan? Ya tapi jalan hidupnya memang tak pernah mudah.

“Oke oke sudah cukup. Jadi seberapa benci Awan ke gue?”

Kupingnya sudah tak sanggup mendengar sampai akhir. Rupaya pemilik tubuh ini sebelumnya banyak melakukan trik murahan untuk mengganggu Awan.

“Itu… saya nggak tahu pastinya kaya gimana. Tapi selama ini Tuan Awan nggak pernah membalas kejaha-ekhem maksud saya kejahilan Nona Muda. Tuan Muda Awan hanya menghindar dan tidak mau berurusan dengan Nona Giskan.”

Oh ternyata tidak seburuk itu. Pantas saja Awan masih mau menolongnya di saat kritis kemarin. Setelah mengetahui garis besarnya, Giskan mulai mengatur strategi untuk mendekati tuannya di masa lalu itu.

Related chapters

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 2 – Meminjam Perkataan Dokter

    Kepalanya masih terasa nyut-nyutan gegara obrolan barusan. Tak lama kemudian seorang pria gagah datang menghampirinya. Melihat wajahnya, siapapun bisa menebak jika dia adalah ayah Giskana. Rupanya lelaki itu sampai lebih cepat dari rencana. Lelaki itu langsung memeluknya erat hingga membuat dada sang anak sesak.Usai mendapatkan informasi rinci tentang anak semata wayangnya, pria bernama Raymond itu menyuruh Brody untuk memperispkan sesuatu. Ia memerintahkannya mempersiapkan bodyguard untuk pemeriksaan besok di rumah sakit. Sang kepala pelayan pun langsung paham dan pergi meninggalkan kamar. Ia menetap Brody penuh arti, kemudian langsung mengerti bahwa ayah dan anak itu ingin mengobrol berdua.“Kakak lain kali jangan ngeyel nggak mau dikawal bodyguard sampai kabur segala. Kalau hal ini terjadi lagi, yang bakal papa hukum itu mereka, bukan kamu.”Giskana menelan ludah kasar. Orang yang kini duduk di depannya ini terlihat penuh dengan kasih sayang namun juga sangat tegas. Kelemahannya

    Last Updated : 2024-05-18
  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 3 – Masuk Kamar Tanpa Izin

    “Ngapain lo di sini?!”Giskana menatapnya tajam. Suaranya rendah tapi kata demi kata memiliki tekanan yang kuat. Tubuh Giskana secara alami beringsut. Ia tak bisa melangkah lebih dari ini. Dulu Giskana memang hanya berani menggertak orang itu saat ada papanya atau Fero saja. Namun kali ini ia tak bisa mundur.Saat ini Awan tengah membaca buku sambil duduk bersandar di dashboard kasur. Sejurus kemudian ia kaget karena ia pikir lelaki akan membaca buku ekonomi atau manajemen. Akan tetapi lelaki bermata hijau zamrut itu kini tengah memegang sebuah novel. Melihat hal ini membuat Giskana sangat bersemangat.Bukankah ini berarti dirinya selangkah lebih dekat dengan Awan? Untuk itu ia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendekat ke arah lelaki itu. Tak tanggung-tanggung, saat berhasil melangkah, ia langsung mengambil gerakan cepat dan banyak. Hingga dalam hitungan detik, anak itu sudah duduk di pinggiran kasur, menghadap Awan.Ketika Giskana dengan lancang memegang novel itu sambil cur

    Last Updated : 2024-05-18
  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 4 – Hari Pertama Sang Asisten Pribadi

    “Hei, Giskan! Apa kamu dengar?”“A-ah? Tentu saja Bu May-eh haruskah saya panggil ibu atau Nona Maya saja?” Gadis itu pura-pura terbata-bata. Sisi polos seorang gadis kadang memang terlihat menarik.“Ekhem, kita mulai sekarang akan terus bekerja sama jadi akan lebih baik kalau akrab dari sekarang. Panggil saja Nona Maya.”“Tentu saja, Nona Maya.”Anak tengil ini sengaja mendekati Maya karena sang sekretaris adalah salah satu informan yang harus ia rawat kalau ingin mendapatkan detail tentang Awan. Usai berbasa-basi, anak itu dipersilakan masuk ke ruangan bos. Jadi di ruangan itu ditempati oleh tiga orang, bos serta asisten pribadinya menempati ruangan khusus. Giskan juga menyuruh bodyguard-nya untuk pergi karena pasti Awan akan terganggu dengan kehadirannya.Setelah itu ia pun masuk dan melihat Awan sedang memeriksa dokumen. Giskan mendekat namun memberi jarak tiga mater dari meja kerja bosnya.“Jadi kamu asisten pribadi saya yang baru? Apakah Maya sudah memberitahu detail tugas kamu?

    Last Updated : 2024-05-18
  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 5 – Bunga Matahari untuk Awan

    Awan mengernyitkan matanya saat menerima dua buket bunga. Ia pun menatap Giskana yang sedari tadi diam tak menjelaskan apapun. Anak itu malah mengeluarkan senyum paling menawan.“Itu tadi pemilik tokonya lagi ulang tahun, Bos. Pembeli yang beruntung dapat bunga matahari.”“Hmm kamu aja yang atur,” jawab Awan sambil menyerahkan buket bunga matahari itu.Giskana pun dengan sigap mengambilnya. Kemudian menaruhnya di vas yang sudah diberikan air. Bunga berwarna kuning cerah itu seketika mengubah aura ruangan itu terutama meja kerja Awan. Ada nuansa ceria dan semangat di sana.Tak lama kemudian seorang perempuan masuk tanpa mengetuk atau mengucap salam terlebih dahulu. Awan pun menatap asisten pribadinya sekilas, memberinya kode untuk segera keluar. Usai menghela napas pelan, sang asisten pribadi pun keluar ruangan.Tak ada kerjaan lagi, Giskana pergi ke kantin untuk membeli jus alpukat. Ia juga membeli cappuccino untuk Maya.“Nona, memang perempu—eh maksudnya pacar bos sering ke sini ya?”

    Last Updated : 2024-05-18
  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 6 - Karyawan yang Berdedikasi

    Setelah insiden itu, Awan membuat Giskana bekerja berkali-kali lipat. Jika karyawan lainnya masuk pukul delapan pagi, dirinya harus sudah berada di kantor pukul enam pagi. Apabila yang lainnya bisa pulang pukul lima sore, dirinya tidak boleh pulang sebelum pukul delapan malam. Tiga minggu sudah berlalu. Giskana mulai memiliki kantung mata.“Lo kurang tidur ya Gis?”Maya bertanya padanya. Mereka sudah menjalin hubungan yang lebih akrab sehingga wanita itu memintanya untuk berbicara santai saat hanya berdua.“Bos lo di otaknya itu 90 persen kerja ya Non? Di rumah pun gue masih disuruh lembur,” keluhnya.“Ha ha ha. Udah nikmatin aja. Lembur juga dibayar lebih, kan?”Memang benar. Meskipun Giskana tahu jika bosnya hanya ingin mengerjainya, akan tetapi bosnya itu tidak serta merta memeras keringat karyawannya. Selain itu, si work holic ini memiliki jam kerja yang sama dengannya. Bahkan di hari libur pun Giskana pernah disuruh mengantarkan dokumen ke rumahnya. Padahal dokumen itu tidak mend

    Last Updated : 2024-06-01
  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 7 - Bertemu Saingan Cinta

    Keselamatan Giskana sejak kecil selalu terancam oleh karena itu papanya selalu menempatkan banyak bodyguard untuk mengawalnya. Sayangnya ketika beranjak remaja, anak ini mulai membangkang. Ia sering menyelinap kabur dari para penjaganya. Sejauh ini, ia sudah tiga kali diculik. Sekali saat masih kecil dan sisanya saat dirinya beranjak remaja.Anggap saja Giskana selalu beruntung namun keburuntungan itu sendiri memiliki limit. Tidak ada yang tahu apakah pertolongan Awan saat itu merupakan keberuntungan terakhirnya. Satu hal yang pasti, sekarang Giskana tidak ingin terlalu merepotkan para pengawalnya. Pasalnya ia tahu betul apa yang akan terjadi pada para pengawalnya itu jika mereka sekali lagi kecolongan.Saat ini ia hanya meminta kepada mereka untuk tidak terlalu mencolok dan berpenampilan seperti warga sipil agar tidak menarik perhatian khalayak. Jika ditanya alasan menagap banyak yang mengincar nyawa anak itu, jawabannya karena papanya adalah mantan mafia dengan jaringan organisasi t

    Last Updated : 2024-06-03
  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 8 - Memonopoli

    Nona Muda, Tuan Awan melamar Nona Rosa.Giskana baru saja selesai menyusun laporan saat menerima pesan dari pengawalnya. Beruntung saat ini ia sudah ada di rumah. Jika tidak, mungkin saja dia akan benar-benar menggila dan hubungannya bersama Awan akan hancur. Perlahan-lahan Giskana menarik napas dan mengembuskannya. Ia berpikir selama mereka belum bertunangan secara resmi di depan keluarga dan menikah, masih terbuka lebar kesempatan untuknya.Tak ingin berlarut-larut dalam emosi, ia keluar dari kamar dan pergi menemui papanya yang sedang berada di ruang kerja. Jika di kantor ada Awan, di rumah ini ada papanya yang work holic. Usai mengetuk pintu tiga kali dan diizinkan masuk, Giskana masuk membawa sebuah kotak persegi panjang.“Udah jam delapan gini kenapa Papa masih aja kerja?”“Papa harus kerja keras untuk keluarga kita. Tumben kamu nemuin papa malam-malam gini?”“Nih untuk Papa.”“Apa ini?”“Buka aja.”Ternyata isi kotak itu adah sebuah dasi. Giskana menjelaskan jika itu adalah ha

    Last Updated : 2024-06-03
  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 9 - Menyusup

    Bab 9 - MenyusupSeketika, suasana jadi hening. Raymond tahu jika anaknya sejak dulu suka gonta-ganti pasangan alias playgirl. Tapi gadis itu tak pernah sekalipun membicarakan hal ini padanya. Apalagi saat ini ia ada di depan Fero dan Awan.“Oh iya? Siapa?” Fero cukup antusias.“Ada deh. Om kenal kok. Nanti kalau udah dapat, Giskan pasti kasih tahu Papa sama Om kok.”Seketika, Awan menggertakkan giginya. Kedua tangannya mengepal. Pikirnya Giskana telah berani secara terang-terangan mengibarkan bendera perang padanya dengan membahas masalah pasangan. Ia merasa gadis itu mengejeknya karena belum memperkenalkan kekasihnya pada Fero.Raymond bisa menangkap sinyal permusuhan yang dikirim oleh Awan. Sebagai orang tua, dirinya tahu apa yang dilakukan oleh anaknya selama ini. Ia pun tidak habis pikir kenapa Giskana dulu suka merecoki hubungan asmara Awan. Selain itu, anak gadisnya juga suka jahil terhadap lelaki itu sejak masih kecil.Sebenarnya Fero pun tahu kelakuan Giskana selama ini. Namu

    Last Updated : 2024-06-06

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 11 - Persaingan

    Giskana mengincar tiga pemuda dan dua pemudi yang duduk bersama. Awan mengikutinya dari belakang. Para pemuda yang nampaknya masih kuliah itu pun menyambutnya dengan antusias. Tak butuh waktu lama, mereka sudah terhanyut dengan suasana yang dibangun oleh Giskana.“Kak lo lucu banget sumpah,” ucap salah satu pemuda itu usai mendengar banyolan Giskana.Yah, wanita humoris memang memiliki daya tarik sendiri. Apalagi untuk sosok yang memiliki darah campuran bule sepertinya. Sementara itu, Awan yang sedari tadi mengamatinya mulai mengerti satu hal. Ia mulai bisa memahami gaya murahan Giskana untuk menggoda.“Anak muda yang malang,” lirihnya sambil tersenyum miring.Awan pun tidak mau kalah dengan asisten pribadinya. Ia mulai mengeluarkan satu pelurunya. Apabila jiwa ramah Giskana adalah bawaan alami, Awan yang cenderung pendiam ini juga bisa friendly dengan catatan asalkan dia mau. Awan akan ramah dengan orang-orang tertentu. Orang introvert ini akan mengeluarkan energi lebih untuk bersosi

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 10 – Tidak Ingin Kalah

    Gadis itu ngelindur dengan mata terpejam. Hal ini pun membuat Awan terperangah. Pasalnya saat ini ia seperti melihat sisi lemah Giskana. Hal yang selama ini tak pernah ia tunjukkan. Namun hal ini tidak cukup untuk membiarkannya bisa tidur seranjang dengan Awan. Orang itu bahkan berusaha membangunkannya dan menariknya dari kasur.Kesal karena seperti ada lem di bokongnya sehingga menempel terus di kasur, ia pun menendangnya hingga terjatuh. Tapi orang yang ditendang hanya mengaduh, namun matanya masih terpejam. Melihat ini, Awan tersenyum puas. Ia membiarkan Giskana tidur meringkuk di lantai. Ia pun kemudian mematikan lampu dan menutup matanya kembali.Sampai kapan ia tega membiarkan Giskana tidur di bawah lantai yang dingin itu? Baru saja terpejam beberapa detik, pikirannya gusar. Semakin tak tenang, ia pun bangun dan menyalakan kembali lampunya. Melihat AC berada di suhu paling dingin, ia mengaturnya menjadi yang paling hangat. Kemudian dengan asal melempar selimut ke arah Giskana. S

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 9 - Menyusup

    Bab 9 - MenyusupSeketika, suasana jadi hening. Raymond tahu jika anaknya sejak dulu suka gonta-ganti pasangan alias playgirl. Tapi gadis itu tak pernah sekalipun membicarakan hal ini padanya. Apalagi saat ini ia ada di depan Fero dan Awan.“Oh iya? Siapa?” Fero cukup antusias.“Ada deh. Om kenal kok. Nanti kalau udah dapat, Giskan pasti kasih tahu Papa sama Om kok.”Seketika, Awan menggertakkan giginya. Kedua tangannya mengepal. Pikirnya Giskana telah berani secara terang-terangan mengibarkan bendera perang padanya dengan membahas masalah pasangan. Ia merasa gadis itu mengejeknya karena belum memperkenalkan kekasihnya pada Fero.Raymond bisa menangkap sinyal permusuhan yang dikirim oleh Awan. Sebagai orang tua, dirinya tahu apa yang dilakukan oleh anaknya selama ini. Ia pun tidak habis pikir kenapa Giskana dulu suka merecoki hubungan asmara Awan. Selain itu, anak gadisnya juga suka jahil terhadap lelaki itu sejak masih kecil.Sebenarnya Fero pun tahu kelakuan Giskana selama ini. Namu

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 8 - Memonopoli

    Nona Muda, Tuan Awan melamar Nona Rosa.Giskana baru saja selesai menyusun laporan saat menerima pesan dari pengawalnya. Beruntung saat ini ia sudah ada di rumah. Jika tidak, mungkin saja dia akan benar-benar menggila dan hubungannya bersama Awan akan hancur. Perlahan-lahan Giskana menarik napas dan mengembuskannya. Ia berpikir selama mereka belum bertunangan secara resmi di depan keluarga dan menikah, masih terbuka lebar kesempatan untuknya.Tak ingin berlarut-larut dalam emosi, ia keluar dari kamar dan pergi menemui papanya yang sedang berada di ruang kerja. Jika di kantor ada Awan, di rumah ini ada papanya yang work holic. Usai mengetuk pintu tiga kali dan diizinkan masuk, Giskana masuk membawa sebuah kotak persegi panjang.“Udah jam delapan gini kenapa Papa masih aja kerja?”“Papa harus kerja keras untuk keluarga kita. Tumben kamu nemuin papa malam-malam gini?”“Nih untuk Papa.”“Apa ini?”“Buka aja.”Ternyata isi kotak itu adah sebuah dasi. Giskana menjelaskan jika itu adalah ha

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 7 - Bertemu Saingan Cinta

    Keselamatan Giskana sejak kecil selalu terancam oleh karena itu papanya selalu menempatkan banyak bodyguard untuk mengawalnya. Sayangnya ketika beranjak remaja, anak ini mulai membangkang. Ia sering menyelinap kabur dari para penjaganya. Sejauh ini, ia sudah tiga kali diculik. Sekali saat masih kecil dan sisanya saat dirinya beranjak remaja.Anggap saja Giskana selalu beruntung namun keburuntungan itu sendiri memiliki limit. Tidak ada yang tahu apakah pertolongan Awan saat itu merupakan keberuntungan terakhirnya. Satu hal yang pasti, sekarang Giskana tidak ingin terlalu merepotkan para pengawalnya. Pasalnya ia tahu betul apa yang akan terjadi pada para pengawalnya itu jika mereka sekali lagi kecolongan.Saat ini ia hanya meminta kepada mereka untuk tidak terlalu mencolok dan berpenampilan seperti warga sipil agar tidak menarik perhatian khalayak. Jika ditanya alasan menagap banyak yang mengincar nyawa anak itu, jawabannya karena papanya adalah mantan mafia dengan jaringan organisasi t

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 6 - Karyawan yang Berdedikasi

    Setelah insiden itu, Awan membuat Giskana bekerja berkali-kali lipat. Jika karyawan lainnya masuk pukul delapan pagi, dirinya harus sudah berada di kantor pukul enam pagi. Apabila yang lainnya bisa pulang pukul lima sore, dirinya tidak boleh pulang sebelum pukul delapan malam. Tiga minggu sudah berlalu. Giskana mulai memiliki kantung mata.“Lo kurang tidur ya Gis?”Maya bertanya padanya. Mereka sudah menjalin hubungan yang lebih akrab sehingga wanita itu memintanya untuk berbicara santai saat hanya berdua.“Bos lo di otaknya itu 90 persen kerja ya Non? Di rumah pun gue masih disuruh lembur,” keluhnya.“Ha ha ha. Udah nikmatin aja. Lembur juga dibayar lebih, kan?”Memang benar. Meskipun Giskana tahu jika bosnya hanya ingin mengerjainya, akan tetapi bosnya itu tidak serta merta memeras keringat karyawannya. Selain itu, si work holic ini memiliki jam kerja yang sama dengannya. Bahkan di hari libur pun Giskana pernah disuruh mengantarkan dokumen ke rumahnya. Padahal dokumen itu tidak mend

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 5 – Bunga Matahari untuk Awan

    Awan mengernyitkan matanya saat menerima dua buket bunga. Ia pun menatap Giskana yang sedari tadi diam tak menjelaskan apapun. Anak itu malah mengeluarkan senyum paling menawan.“Itu tadi pemilik tokonya lagi ulang tahun, Bos. Pembeli yang beruntung dapat bunga matahari.”“Hmm kamu aja yang atur,” jawab Awan sambil menyerahkan buket bunga matahari itu.Giskana pun dengan sigap mengambilnya. Kemudian menaruhnya di vas yang sudah diberikan air. Bunga berwarna kuning cerah itu seketika mengubah aura ruangan itu terutama meja kerja Awan. Ada nuansa ceria dan semangat di sana.Tak lama kemudian seorang perempuan masuk tanpa mengetuk atau mengucap salam terlebih dahulu. Awan pun menatap asisten pribadinya sekilas, memberinya kode untuk segera keluar. Usai menghela napas pelan, sang asisten pribadi pun keluar ruangan.Tak ada kerjaan lagi, Giskana pergi ke kantin untuk membeli jus alpukat. Ia juga membeli cappuccino untuk Maya.“Nona, memang perempu—eh maksudnya pacar bos sering ke sini ya?”

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 4 – Hari Pertama Sang Asisten Pribadi

    “Hei, Giskan! Apa kamu dengar?”“A-ah? Tentu saja Bu May-eh haruskah saya panggil ibu atau Nona Maya saja?” Gadis itu pura-pura terbata-bata. Sisi polos seorang gadis kadang memang terlihat menarik.“Ekhem, kita mulai sekarang akan terus bekerja sama jadi akan lebih baik kalau akrab dari sekarang. Panggil saja Nona Maya.”“Tentu saja, Nona Maya.”Anak tengil ini sengaja mendekati Maya karena sang sekretaris adalah salah satu informan yang harus ia rawat kalau ingin mendapatkan detail tentang Awan. Usai berbasa-basi, anak itu dipersilakan masuk ke ruangan bos. Jadi di ruangan itu ditempati oleh tiga orang, bos serta asisten pribadinya menempati ruangan khusus. Giskan juga menyuruh bodyguard-nya untuk pergi karena pasti Awan akan terganggu dengan kehadirannya.Setelah itu ia pun masuk dan melihat Awan sedang memeriksa dokumen. Giskan mendekat namun memberi jarak tiga mater dari meja kerja bosnya.“Jadi kamu asisten pribadi saya yang baru? Apakah Maya sudah memberitahu detail tugas kamu?

  • Mengejar Cinta Bos Dingin    Bab 3 – Masuk Kamar Tanpa Izin

    “Ngapain lo di sini?!”Giskana menatapnya tajam. Suaranya rendah tapi kata demi kata memiliki tekanan yang kuat. Tubuh Giskana secara alami beringsut. Ia tak bisa melangkah lebih dari ini. Dulu Giskana memang hanya berani menggertak orang itu saat ada papanya atau Fero saja. Namun kali ini ia tak bisa mundur.Saat ini Awan tengah membaca buku sambil duduk bersandar di dashboard kasur. Sejurus kemudian ia kaget karena ia pikir lelaki akan membaca buku ekonomi atau manajemen. Akan tetapi lelaki bermata hijau zamrut itu kini tengah memegang sebuah novel. Melihat hal ini membuat Giskana sangat bersemangat.Bukankah ini berarti dirinya selangkah lebih dekat dengan Awan? Untuk itu ia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendekat ke arah lelaki itu. Tak tanggung-tanggung, saat berhasil melangkah, ia langsung mengambil gerakan cepat dan banyak. Hingga dalam hitungan detik, anak itu sudah duduk di pinggiran kasur, menghadap Awan.Ketika Giskana dengan lancang memegang novel itu sambil cur

DMCA.com Protection Status