“Kamu yakin akan memberitahu Adian tentang hal ini?” tanya Raisa dengan ekspresi ragu.“Tentu saja. Dia sahabat terbaikku. Dia harus hadir pada hari bersejarah dalam hidupku,” jawab Antonio.“Tapi bisa saja dia masih marah kepadaku,” bantah Raisa.“Setidaknya dia tetap akan mempertimbangkan hadir demi aku,” kata Antonio tak mau kalah.“Ya sudah terserah kamu saja,” balas Raisa pasrah.Antonio tersenyum senang. Dia tak sabar ingin menyampaikan kabar gembira pada Adian. Sesuatu yang sudah lama ia nantikan akhirnya akan segera ia dapatkan.Antonio memutuskan untuk menikah dengan Raisa. Ya. Mungkin hal itu akan sangat mengejutkan termasuk bagi Adian. Selama ini Antonio masih menutup rapat status hubungannya dengan Raisa. Walau sebenarnya memang tak ada status khusus.Laki-laki itu baru menyampaikan perasaannya saat tak sengaja terungkap ketika dia dan Raisa bertengkar mengenai kasus inseminasi Erlin. Sejak saat itu Antonio dan Raisa mulai diam-diam saling menghubungi dan bertemu. Ketika A
“Pak Adian dari mana saja?” tanya Erlin saat melihat laki-laki itu baru kembali.“Habis bertemu dengan Antonio di cafe bawah. Dia menyerahkan undangan ini dan meminta kita untuk datang,” jelas Adian sembari menunjukkan undangan pernikahan Antonio.“Hah? Dokter Antonio akan menikah dengan Dokter Raisa? Kok terkesan mendadak sekali? Apa mereka memang sudah punya hubungan sejak lama?” cecar Erlin mengingat dirinya baru masuk dalam kehidupan mereka dan belum tahu banyak hal.“Aku sendiri juga kaget. Antonio bahkan tidak pernah memberitahuku kalau selama ini dia diam-diam menyukai Raisa.”“Tapi bukannya Dokter Raisa itu naksirnya sama Pak Adian ya awalnya?” ujar Erlin mengingat kecemburuan Raisa yang membuat dirinya sampai menjadi korban inseminasi salah sasaran.“Tapi sekarang dia juga tahu kalau saya sudah menjadi suami kamu, jadi mana mungkin dia mengejar suami orang,” balas Adian ketus.“Ya siapa tahu aja dia termasuk perempuan yang nekat mau bersaing dengan istri sah,” balas Erlin tak
“Hai...aku ucapkan selamat ya buat kalian berdua,” sapa Audrey dengan wajah ceria. Dia dan Raisa bahkan langsung saling merangkul. Jelas berbeda dari sikap Raisa pada Erlin.Adian masih kaget dengan keberadaan Audrey di acara pernikahan Antonio. Sementara Erlin tak benar-benar mengerti apa yang terjadi. Tidak hanya pada Raisa, Audrey juga menjabat tangan Antonio sebagai ucapan selamat. Setelah selesai menyapa mempelai pengantin, tiba gilirannya perhatian perempuan itu beralih pada Adian.“Kamu apa kabar, Adian? Sudah lama ya kita enggak ketemu,” ujar Audrey menyapa Adian yang sedari tadi sibuk menenangkan dirinya sendiri. Adian masih terlalu bingung dan syok karena pertemuan tiba-tiba dengan sang mantan yang membuatnya trauma.“Ton, bisa ikut aku sebentar,” pinta Adian pada Antonio. Laki-laki itu langsung menarik Antonio tanpa mempedulikan sapaan dari Audrey. Bahkan Erlin juga dia tinggalkan begitu saja.“Kamu harus jelasin semuanya sama aku. Gimana bisa Audrey tiba-tiba muncul di sin
“Brutal juga ya, Bro. Bilangnya enggak suka tapi nyosor istri di tempat umum,” tulis Antonio dalam sebuah pesan yang baru dibuka oleh Adian.“Ini ngapain pengantin baru masih sempat chat aku? Temenin aja tuh istrimu,” balas Adian.“Sumpah aku lihat semuanya ya, Adian. Kamu enggak usah mengalihkan topik pembicaraan. Aku lihat apa yang kamu lakukan sama Erlin di acara pernikahan tadi.”“Ya emang kenapa? Sah-sah aja dong. Erlin itu istriku. Kalau kamu mau, kamu juga bisa melakukannya sama Raisa.”“Ternyata enggak cuma aku doang ya yang punya pikiran gak beres. Kamu juga sama. Tapi wait...segamblang itu sekarang kamu mengakui hubungan kamu sama Erlin. Berarti kamu udah bisa menerima pernikahan kalian sepenuh hati? Sorry, Bro. Belakangan ini aku terlalu sibuk dengan segala persiapan pernikahan sampai aku enggak tahu gimana perkembangan hubungan kalian,” kata Antonio.“Ya emang kamu pikir ini rumah tangga apaan sampai setiap perkembangannya harus selalu dilaporkan ke kamu,” balas Adian.“Bu
“Sayang, kamu yakin enggak mau ambil libur walau cuma sehari? Kita baru menikah lho ini,” ujar Antonio yang masih berbaring santai di tempat tidur dan memperhatikan Raisa yang sedang bersiap diri. Antonio sedikit keberatan karena Raisa hendak masuk kerja di hari pertama setelah mereka menjadi suami istri.“Kita bukan ABG lagi, Anton. Enggak perlu ambil libur untuk hal yang tidak benar-benar penting. Memang apa bedanya kalau aku masuk kerja? Nanti juga sepulang kerja kita akan bertemu lagi. Kita sudah tinggal dalam satu atap sekarang,” balas Raisa menganggap sikap suaminya yang menurutnya terlalu berlebihan. Setelah mereka menikah, Raisa memang ikut tinggal di rumah Antonio.“Tapi katanya kamu capek setelah seharian acara kemarin,” kata Antonio.Dia mengulang perkataan yang sama yang dijadikan alasan oleh Raisa saat semalamnya menolak memberikan hak batin Antonio sebagai suami. Antonio merasa sangsi. Tadi malam Raisa menolak ajakannya dengan alasan lelah dan dia memahami, tapi keesokan
“Hah? Dari lidah turun ke hati? Ini bener enggak sih tipsnya? Terus maksudnya aku harus masak buat Pak Adian gitu?” kata Erlin bermonolog sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Semangat untuk memperjuangkan hubungan dengan Adian membuat gadis itu mulai mencari cara yang harus dia lakukan. Bahkan sepagi itu dia sudah berselancar di internet dan membaca artikel-artikel tentang tips meluluhkan hati suami. Setelah membaca dari beberapa sumber, Erlin menyimpulkan bahwa cara yang bisa dia lakukan adalah dengan mulai menunjukkan perhatian lebih. Salah satunya dengan memasak. Erlin tidak meragukan kemampuannya sendiri dalam hal masak-memasak. Selama ini walaupun berstatus sebagai anak tunggal tapi sang ibu selalu mengajarinya urusan dapur. Tapi masalahnya adalah dia bingung harus memasak apa karena tidak tahu makanan kesukaan Adian. Erlin sadar betapa dia tidak mengenal dengan baik laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu. Bahkan hal sederhana seperti warna, makanan dan tempat favor
Erlin yang tersadar akan kecerobohannya langsung secepat kilat meninggalkan cucian piring dan pergi untuk merebut ponsel dari tangan Adian. Bahkan salah satu tangannya yang masih berbusa tidak sempat ia bilas. Erlin benar-benar panik saat itu. Dia akan sangat malu jika Adian sampai tahu apa yang sebenarnya ia lakukan.“Pak, kembalikan ponsel saya,” pinta Erlin.“Kamu sendiri yang menyuruh saya mengambilnya tadi,” bantah Adian.“Iya tapi sekarang kembalikan. Nanti saya kirimkan via chat deh nomor rekeningnya,” bujuk Erlin.“Saya akan kembalikan tapi jawab dulu pertanyaan saya tadi,” kata Adian. Erlin jelas tidak bisa menjawabnya.“Enggak ada apa-apa, Pak. Saya cuma pengen baca aja. Membaca itu sebuah kebiasaan yang bagus ‘kan. Membaca bisa membuat wawasan saya menjadi lebih luas,” jawab Erlin sekenanya.“Ya tapi enggak bacaan yang seperti ini. Maksudnya untuk apa kamu membaca tips meluluhkan hati suami,” kata Adian terus mengungkit hal itu membuat Erlin semakin merasa malu.Erlin tahu
“Kamu apa-apaan sih? Lepas! Tolong jaga sikap kamu,” tegas Adian sembari menjauhkan dirinya dari Audrey. Dia benar-benar tidak nyaman dengan sikap perempuan itu.“Oke...oke...aku minta maaf. Aku enggak bisa menahan diri. Aku bersikap seperti itu karena aku kangen banget sama kamu, Adian” kata Audrey yang terdengar seperti bualan sampah di telinga Adian.Adian malas menghadapi perempuan itu. Entah apa keinginan Audrey dengan datang menemuinya ke kampus. Lagi pula pengucapan kata rindu seharusnya sudah tidak berlaku di antara mereka. Mereka sama-sama tahu bahwa hubungan mereka tidak cukup baik sehingga tidak harus merindukan satu sama lain.“Aku tidak senang diganggu di saat jam kerja. Katakan apa keperluanmu datang kemari,” ujar Adian langsung pada intinya. Dia sama sekali tidak berminat menunjukkan sikap ramah tamah pada mantan kekasihnya itu.“Adian, aku tahu hubungan kita berakhir dengan sangat buruk hingga sampai saat ini sepertinya kamu belum bisa memaafkan aku. Aku tahu aku meman