Ayara memindai keseliling apartemen Nicholas sangat luas dan mewah.
Semua interiornya bisa Ayara pastikan bernilai fantastis karena terlihat luxury.Ayara pernah menjadi orang kaya, memiliki papi Setda tentu kemegahan bukanlah hal yang aneh baginya tapi semenjak mengenal Nicholas dan terjebak dengan sandiwara pria itu—Ayara selalu takjub terkagum-kagum mendapatkan fasilitas yang dimiliki Nicholas.“Mau sampai kapan kamu bengong di sana?” Suara berat Nicholas membuat Ayara terlonjak terkejut.“Ih ... Pak Niko, ngagetin aja!” seru Ayara seraya mengusap dada yang terdapat jantung sedang berdetak kencang.“Itu kamar kamu dan usahakan untuk enggak sering-sering muncul di hadapan saya!” titah pria itu dengan raut serius.“Kenapa? Pak Niko enggak suka ngeliat wajah saya?” Ayara menebak.“Bukan, lo bilang sendiri enggak pernah pake bra kalau mau tidur sedangkan gue sering pulang malem di saat manusia normalAyara ditarik paksa dari mimpi indahnya tatkala suara getaran ponsel yang memantul di atas nakas menembus indera pendengaran. “Emmmh.” Menggerakan tubuh menjadi terlentang lalu membuka mata lebar-lebar. Ia meraih ponselnya yang nyaris jatuh dari atas nakas karena getaran membuat benda tersebut bergerak. “Hallo.” Ayara menjawab dengan suara parau tanpa melihat nama yang tertera di layar. “Aya! Kamu masih tidur? Jam berapa ini Aya? Kamu enggak buatin sarapan buat nak Niko? Kamu lupa kalau kamu itu seorang istri ....” Aya melempar ponselnya ke bawah bantal lalu mengusap wajahnya enggan mendengar celotehan Kanjeng mami. Pernikahan dengan Nicholas hanya pura-pura dan pria itu sudah memberi ultimatum untuk tidak berkeliaran di depannya. Jadi, Ayara memang sengaja tidak memasang alarm agar bisa bangun siang karena tidak perlu menyiapkan segala sesuatu kebutuhan Nicholas. Ayara sadar sepenuhnya j
Demi apa Nicholas tidak bisa mengenyahkan kejadian erotis singkat antara dirinya dan Ayara tadi malam. Gadis itu memang tantangan terbesar dalam hidupnya sekarang. Tantangan untuk ia hindari karena Ayara begitu menggoda dan seksi juga .... Nicholas menggelengkan kepala untuk mengenyahkan segala pikiran mesum yang ada di kepala. Pasalnya tadi malam bukan hanya bibirnya saja yang bertemu dengan bibir Ayara tapi dada bidangnya menekan dada Ayara yang besar hingga ia bisa merasakan puting Ayara di kulit dadanya. Ya, Tuhaaaan. Nicholas pasti sudah gila karena seharian ini memikirkan hal itu. “Pak ...,” panggil Revan yang ternyata sudah kesekian kalinya. Nicholas menoleh, netranya sedikit melebar karena terkejut. “Kapan kamu masuk?” tanya Nicholas dengan kening mengkerut. “Dari tadi Pak, malah tadi saya sempat mengetuk beberapa kali di depan.” Benar ‘kan kalau Nicholas s
Seperti biasa, Nicholas pulang larut malam ke apartemen.Tidak ada yang berubah, apartemennya masih sama seperti tadi pagi ia tinggal.Setidaknya penghuni lain di unit apartemen miliknya tidak berbuat ulah misalnya dengan membakar apartemen tersebut.Tidak ada benda yang bergeser dari tempatnya bahkan bantal sofa di ruang televisi pun masih rapih seperti tidak ada yang pernah duduk di sana.Nicholas berpikir apakah Ayara pergi seharian ini atau tidak beranjak dari kamarnya sama sekali.Pria itu menyebrangi ruang televisi menuju dapur untuk mencari air mineral.Kulkas adalah tujuannya setibanya di dapur lalu mengambil air mineral dalam botol dan menenggaknya setelah membuka tutup botol.Mata Nicholas lantas tertuju pada mejar mini bar.Nicholas berkerut kening melihat satu piring cup cake dengan toping warna-warni di atasnya.Tangan Nicholas terulur menarik secarik kertas yang terselip di antara cup cake.‘Saya bikin kue buat cemilan Pak Niko, di makan ya Pak (^_^)’Dengan tampang data
Malam ini Nicholas pulang ke apartemennya masih sore. Sore bagi Nicholas adalah jam delapan malam padahal jarak antara rumah dan apartemen hanya berjalan kaki selama lima belas menit. Semua lampu di beberapa ruangan apartemennya masih menyala, ketika masuk lebih jauh ke dalam rumah—indra penciumannya mengendus aroma kue. Kaki Nicholas berbelok ke dapur dari asal tujuannya ke kamar. Ia melihat lampu dapur pun menyala dan ... berantakan. Nicholas ternganga, ia tidak menyukai sesuatu yang berantakan. Seluruh alat membuat kue berserakan di atas meja dengan noda adonan dan tepung mengotori lantai. Ting! Suara oven berbunyi tanda kue selesai dipanggang, Nicholas mematikan oven yang tertanam di dinding lantas mengeluarkan isinya menggunakan sarung tangan khusus. “Cup cake lagi.” Nicholas bergumam. Pria itu menyimpannya di atas meja makan di dapur. Membuka saru
Jalanan sore ini sangat macet, beberapa menit lalu baru saja hujan deras mengguyur kota dengan angin ribut sehingga ketika hujan mereda—semua kendaraan keluar memadati jalan terlebih saat ini jam menunjukan waktunya pulang kerja. Dan di sini lah Nicholas dan Ayara berada, di tengah-tengah kendaraan yang berjubel memadati jalan. Mereka akan terbang ke suatu Negara tetangga untuk kepentingan Nicholas dalam hal bisnis. Berkali-kali lidah Nicholas berdecak kesal, ia salah perhitungan karena semestinya tadi menggunakan heli saja bukannya malah menggunakan mobil untuk mencapai Bandara. Sudut matanya melirik ke samping, sang istri yang masih gadis setelah mereka menikah beberapa minggu itu sudah siap dengan pakaian pramugarinya. Rok pendek yang dikenakan Ayara semakin naik menampilkan paha yang dibalut stocking hitam. Syukurlah ada penghalang yang bisa menghalangi mata Nicholas menatap paha Ayara yang mulus karena pria
“Kita satu kamar?” Pertanyaan Ayara tercetus setelah mengagumi kemawahan suite yang akan ditinggalinya dua malam sesuai rencana. Ayara baru selesai tour keliling suite dan baru menyadari jika akan berbagi ranjang dengan Nicholas. Nicholas tidak menjawab, pria itu menatap sinis ke arah Ayara sambil membuka kaos kaki lalu menyimpan sepatu dan menggantinya dengan sandal hotel. “Pak ....” Ayara mengikuti Nicholas ke dalam kamar mandi. “Pak Niko belum jawab pertanyaan saya,” tuntut Ayara. “Trus kamu maunya gimana? Pisah kamar biar semua temen kamu tau kalau kita hanya nikah kontrak?” Nicholas mengatakannya sambil membuka satu persatu kancing kemeja. “Tapi cuma ada satu ranjang, Pak ... enggak bisa minta tambahan kasur?” Bukannya menjawab—Nicholas malah menanggalkan kemejanya lalu membuka gesper yang melingkar di pinggang. Mata Ayara melotot menatap tubuh indah itu kemudian membalikan badan.
“Ranjang atau kamar mandi?”Ayara termangu menatap Nicholas dengan detakan jantung menggila.Pria itu tidak bermaksug ingin mengajaknya bercinta bukan?“Ma-maksudnya?” Ayara terbata lantas menggigit bibir bagian bawah sambil mengerutkan wajah.Dengan bertanya seperti itu—Nicholas pasti mengira Ayara berpikir yang tidak-tidak.Untuk apa juga Ayara bertanya karena mana pernah Nicholas menjawab pertanyaan Ayara?Dan yang pria itu lakukan adalah mendudukan Ayara di sisi ranjang.Nicholas meluruskan kaki Ayara di atas pangkuannya dan Ayara bisa merasakan milik pria itu menekan betis yang uratnya menegang.Tanpa bicara Nicholas memijat perlahan kaki jenjang yang menurut pria itu indah dengan jemarinya yang ramping.Ayara membungkam mulutnya dan tidak bergerak apalagi menolak sentuhan Nicholas di kakinya.Tadi sebelum tenggelam Ayara masih bisa melihat tatapan kesal Nicholas ketika masuk ke dalam kamar.Lalu tiba-tiba Nicholas menolong Ayara dan sekarang menyadari jika kaki Ayara kram.Mungk
Ayara membenarkan letak bikininya lalu mengeratkan handuk yang menyelimuti pundak hingga menutup dada. Nicholas kembali setelah menerima salep itu lalu memberikannya kepada Ayara. Ayara meraihnya. “Makasih, Pak ...,” ucapnya sambil menunduk tidak berani menatap mata Nicholas. Lalu mulai mengoleskan salep itu ke kaki yang uratnya menegang sebelum Nicholas melakukannya dan berakhir dirinya kehilangan keperawanan. Sebetulnya Ayara tidak masalah karena Nicholas adalah suaminya, ia juga menyukai Nicholas dari segi fisik tapi terselip keraguan di dalam hati Ayara. Apakah sesuatu yang benar memberikan keperawanannya kepada pria yang belum ia cintai?Dan Ayara sendiri tidak yakin apakah Nicholas mencintainya atau tidak. Ayara merasa moment tersebut semestinya dilakukan dengan penuh kesadaran dan cinta yang penuh dari dirinya dan sang pria. Selama Ayara bergulat dengan pikirannya—Nicholas sudah mas
Selama memimpin perusahaan Nicholas, Radhika berusaha melakukan yang terbaik.Dan tidak ada hasil yang mengkhianati usaha, perusahaan Nicholas berkembang pesat karena tangan dingin Radhika.Tapi ada hubungan yang harus dikorbankan, Radhika dan Alana sering kali ribut karena Radhika yang terlalu sibuk.Sebagai kepala suku, tentu saja Bagaskara menilai ketekunan, kerja keras dan usaha Radhika tersebut.Restunya tercurah untuk Radhika dan Alana, hingga pada saat Radhika mengungkapkan keinginannya untuk menggelar pesta pernikahan di atas kapal pesiar dengan uang yang ia kumpulkan selama ini—Bagaskara menolak keras.Sang kepala suku yang malah membiayai pesta pernikahan mereka.Bisa dibilang kalau pesta Alana adalah pesta pernikahan termegah yang dibuat oleh keluarga Lazuardy.Hanya klien besar, beberapa petinggi Negara dan orang-orang dari kalangan VIP saja yang diundang.Bagaskara beralasan bila pesta tersebut adalah pesta pernikahan penutup karena Alana merupakan cicit bungsunya setelah
“Hai, aku Tante Vania ... temen papa kamu, papa kamu minta aku untuk jemput kamu ... ayo Tante antar pulang,” ajak Vania kepada Ejra yang kini tengah menginjak usia empat tahun.Bocah laki-laki itu menggelengkan kepala. “Kamu bohong! Papa enggak punya temen selain om Edgar,” tukas Ejra dengan tampangnya yang dingin sedingin es. Mirip sang papa.Vania tertawa kering. “Om Edgar juga teman Tante, Tante liatin foto kami bertiga ya ... sebentar.” Vania mengotak-ngatik ponselnya.“Sedang apa kamu sama cicit saya?” Suara Bagaskara yang menggelegar membuat ponsel Vania jatuh ke lantai.Vania mendongak kemudian meraih ponselnya dengan tatapan dan senyum ramah pada Bagaskara.Bagaskara menarik tangan Ejra, satu tangannya yang memegang tongkat ia angkat dan mengarahkan tongkat tersebut ke depan wajah Vania.“Jangan pernah berpikir hal yang akan kamu sesali apalagi berniat melakukannya, saya tidak akan membiarkan kamu mengganggu keluarga saya, mengerti?” tegas Bagaskara mengancam.Vania mengerjap
“Mamiiiiii,” panggil Alana ketika memasuki rumah tidak melihat sang calon ibu mertua di ruang televisi.“Miiii.” Alana memanggil lagi tapi malah Surti yang menghampirinya.“Kanjeng Mami lagi shopping sama mertuanya bu Ayara.” Surti memberitau.Alana mengembuskan napas panjang, menjatuhkan tubuhnya di sofa.Ia baru saja pulang kuliah dan merasa sangat kelelahan.“Mbak, boleh buatin orange jus enggak?” Alana meminta dengan nada manja merayu.“Baik, Non ... saya buatkan dulu.”Surti kemudian pergi ke dapur meninggalkan Alana yang kini merebahkan tubuhnya di sofa menatap langit-langit.“Ah, si Mami sama Tante Danita shoppingnya enggak ngajak-ngajak nih!” Alana menggerutu.Ia lantas merogoh ponselnya bermaksud menghubungi Paramitha melalui sambungan video call.Tiga kali mengulang tapi Alana tidak dapat tersambung dengan Paramitha.Akhirnya Alana menghubungi ponsel Danita dan barulah terdengar sahutan di ujung telepon sana.“Sayang!” seru Danita dengan hati riang.“Tante, aku mau ngomong s
Malam ini Anya tidak bisa lolos dari serangan buasnya Abinawa.Pria yang perhari ini telah syah menjadi suaminya itu tidak bisa menahan diri semenjak mereka memasuki kamar pengantin.Beberapa gaya Kamasutra telah mereka jajal menghasilkan kenikmatan yang tak terperi.Dan saat ini ketika mereka sudah diujung ronde kedua, Abinawa masih saja gagah perkasa menghujam Anya dari atas.Tubuh pria itu lembab berpeluh, napasnya memburu tanpa kenal lelah melakukan hentakan demi hentakan nikmat.“Maaasshh,” desah Anya seraya memeluk pundak Abinawa yang kemudian membungkamnya dengan ciuman.Anya belum pernah merasa senikmat ini ketika bercinta dengan Abinawa padahal sebelumnya telah sering mereka lakukan.Sama halnya dengan Abinawa yang merasa jika pergulatan ini adalah yang terbaik sepanjang hidupnya meski ia pernah merasakannya berulang kali dengan Anya.“Anyaaa.” Abinawa menggeram tertahan merasakan milik Anya menjempit miliknya ketat.“Massshhh.” Anya mendesah lagi, Abinawa tau jika istrinya s
Seperti apa yang dikatakan Ayara kepada Abinawa sebelumnya, ia akan datang ke pesta pernikahan pria itu dengan Anya tanpa didampingi oleh Nicholas.Ayara datang bersama Ejra dan seorang Nanny, sebetulnya Alana dan Paramitha ikut menemani Ayara ke Bali tapi Paramitha juga enggan datang karena menghargai menantunya.Paramitha dan Alana memilih tinggal di kamar hotel yang telah disiapkan Nicholas.Setidaknya Nicholas mau memfasilitasi Ayara ke Bali walau sesungguhnya dalam hati pria itu enggan mengijinkan Ayara pergi.Nicholas menghargai persahabatan yang dimiliki Ayara meski dengan orang yang tidak ia sukai.Terlebih, Revan dan Elza pun ikut menemani Ayara membuat Nicholas tenang melepas istrinya ke pesta tersebut.Gaun seindah apapun yang dikenakan Ayara tetap saja tidak akan membuatnya seseksi dulu lagi karena ada Ejra yang sesekali harus ia gendong.Namun, aura keibuan Ayara terpancar membuatnya terkesan dewasa.Lain halnya dengan Candy yang tampak pucat tanpa riasan di wajah, mengan
Dengan atau tanpa restu kedua orang tuanya, Ferdi tetap menikahi Candy.Ferdi telah berbuat dosa dengan menghamili Candy tapi kini malah melakukan sesuatu tanpa ridho kedua orang tuanya, entah lah apa jadinya nanti.Kedua orang tua Ferdi begitu keras menentangnya menikahi Candy malah meminta untuk menggugurkan bayi itu.Ferdi mana tega, meski berulang kali Candy mengatakan jika tak apa tidak menikah karena Candy juga menyadari kesalahannya tapi Ferdi tidak bisa membiarkan anak itu lahir tanpa status kedua orang tuanya yang telah syah.Dan di sinilah Ferdi dan Candy sekarang, di KUA untuk menunaikan niat bertanggung jawab atas perbuatan mereka.Setelah berkonsultasi dengan kepala KUA setempat, Ferdi dan Candy diperbolehkan menikah dengan kondisi tersebut.Wali hakim yang menjadi wali dari pihak Candy.Revan bertindak sebagai saksi dari pihak Ferdi dan Abinawa adalah saksi dari pihak Candy.“Lucu ya Capt. Abi ... dia jadi saksi nikah cewek yang pernah ditidurinnya,” celetuk Elza dan lan
Bagaimana Ayara akan mengalami baby blues jika Nicholas selalu ada disampingnya dan membuatnya bahagia.Setiap malam minggu Nicholas berinisiatif membawa Ayara makan malam tanpa Ejra, berdua saja mereka melakukan makan malam romantis disebuah restoran meski bukan restoran mewah.Hari minggunya Nicholas membawa Ayara dan Ejra jalan-jalan keluar menikmati kota di mana mereka tinggal sementara ini.Menurut Ayara, kota ini adalah kota paling indah yang pernah ia datangi.Sengaja Nicholas tidak memilih pusat kota untuk menjadi tempat staycation-nya agar Ayara nyaman karena jauh dari suara berisik.Nicholas sudah memperhitungkannya dari jauh hari, ia ingin membuat istrinya nyaman setelah melahirkan sebagai rasa terimakasih Nicholas pada Ayara.Satu bulan ini juga mereka selalu bersama, tanpa sekalipun Ayara kehilangan Nicholas seperti sebelumnya.Kehilangan dalam artian, raganya berada bersama Ayara tapi fokus dan pikiran Nicholas tertuju pada pekerjaan.“Kita berhenti sebentar buat makan s
Ferdi mengusap punggung Candy yang terlihat membungkuk duduk di bangku taman depan rumah orang tuanya.“Maafin Bunda ya, Bunda enggak bermaksud begitu ... beliau lagi terguncang karena kita menikah dengan kondisi seperti ini,” ujar Ferdi sedang berusaha mengobati hati Candy yang ia ketahui sedang terluka oleh ucapan sang Bunda.Rencana pernikahannya dengan Candy ditentang keras oleh keluarga dan kedua orang tuanya.Mereka terang-terangan mengatakan bahwa tidak menyukai Candy, hal itu membuat hati Ferdi juga terluka.Terlepas dari cinta atau tidak tapi Candy adalah ibu dari anaknya.Beberapa minggu terakhir tinggal bersama Candy membuat Ferdi yakin jika Candy sebenarnya perempuan baik.Hembusan napas terdengar panjang keluar dari hidung Candy, perempuan itu menoleh ke samping menatap Ferdi kemudian tersenyum.Senyum yang tidak sampai ke matanya.“Aku enggak apa-apa, kalau kita enggak dapat restu ... kamu jangan maksa, aku enggak apa-apa melahirkan dia tanpa suami ... salah aku juga ‘ka
“Janin yang sedang dikandung Candy itu anaknya Ferdi,” kata Ayara.Ia dan Nicholas sedang menonton acara televisi di atas ranjang di kamar mereka.Posisi Nicholas bersandar pada headboard memeluk Ayara dari belakang.Ayara bersandar nyaman di dada bidang Nicholas, keduanya baru saja menidurkan Ejra tanpa bantuan Nanny dan hal itu merupakan sebuah prestasi bagi Ayara dan Nicholas.Kembali pada kalimat yang Ayara ucapkan tadi, tanggapan Nicholas hanyalah sebuah gumaman.Pria itu tampak tidak peduli.“Mas Abi mau nikah sama Anya dua bulan lagi.” Ayara melanjutkan informasi yang perlu Nicholas ketahui dan lagi-lagi suami cool-nya itu menanggapi dengan malas-malasan.“Mbak Elza lagi hamil,” imbuh Ayara kemudian.“Berapa minggu?” Dan barulah hal itu menarik perhatian Nicholas.“Delapan minggu, kayanya Mbak Elza mau resign.”Nicholas mengangguk, informasi tersebut baru diketahuinya.Revan tidak mengatakan apapun ketika tadi berbicara dengannya melalui sambungan telepon.Ayara dan Nicholas ma