Share

Sang Mantan

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-12-02 19:25:52

“Flight attendant prepare for arrival.” Suara berat Abinawa yang mengalun merdu itu membuat Elza, Anya dan Ayara mengembuskan napas lega.

Kurang lebih mereka mengudara selama lima belas jam, long haul flight yang melelahkan.

Akhirnya mereka tiba di sebuah pulau pribadi milik Lazuardy yang masih terletak di Asia Tenggara.

Pulau yang cukup luas itu memiliki landasan pesawat terbang sendiri karena di sana terdapat resort mewah yang memiliki fasilitas di atas hotel bintang lima, hanya mampu di sewa oleh artis terkenal, pengusaha sukses dan para pemimpin Negara juga para Sultan di Dunia.

Flight attendant segera mengecek keadaan penumpang.

Toilet beserta kamar di kabin belakang tidak luput dari pengecekan.

Malvino dan Sera keluar dari kabin kamar setelah Anya mengetuk pintunya.

Malvino keluar sambil mengancingkan kemejanya dan raut wajah pria itu tampak kesal karena kegiatan bercintanya harus terganggu turbulance.

“Flight attendant landing station.”

Informasi dari Abinawa tersebut mengharuskan flight attendant memastikan seluruh penumpang dalam posisi duduk.

“Maaf, Pak ... sabuk pengamannya.” Anya mengingatkan Malvino.

“Pakein donk,” pinta Malvino kurangajar sambil merentangkan kedua tangan ke samping dan mengangkat sedikit panggulnya.

Demi apapun, wajah Anya memerah karena junior Malvino masih berdiri mungkin belum puas bercinta dengan Sera yang saat ini sudah duduk di seat belakang, ekspresi perempuan itu terlihat biasa saja tanpa dosa.

Terpaksa Anya membungkuk untuk memasangkan sabuk di pinggang Malvino.

Kemudian segera pergi dari depan Malvino tidak lupa memberikan senyum setengah terpaksa.

Tanpa Anya ketahui jika Nicholas si tuan dari privat jet ini memberikan tatapan tidak suka kepada Malvino karena telah menggoda air crew-nya.

“Lo tuh enggak asyik jadi orang, enggak bisa bersenang-senang ... gue aja yang punya bini masih pengen merasakan nikmat dunia.” Malvino berceloteh meledek adiknya.

Tapi seperti biasa, Nicholas akan mengabaikan ucapan sang kakak yang akhlaknya seperti dajjal itu.

“Flight attendant, door may be opened.”

Lagi, suara merdu Abinawa terdengar, suara yang bisa membuat kaum hawa merinding dibuatnya apalagi jika sudah melihat sosok pria itu yang memiliki tubuh atletis dengan kemampuan menggoda yang luar biasa.

Abinawa adalah raja dari segala buaya terlebih setelah didapuk menjadi the best Pilot tahun ini dengan kemampuannya yang mumpuni dan setara Pilot yang memiliki jam terbang jauh lebih banyak dari pria itu.

Ketiga pramugari cantik lantas membuka pintu dan berdiri untuk mengantarkan sang tuan menuruni pesawat.

Menurut informasi yang diberikan Revan, mereka akan stay di pulau pribadi ini selama dua hari.

Akan diadakan pesta besar untuk merayakan ulang tahun Bagaskara Lazuardy, pengusaha yang kesuksesannya telah diakui oleh banyak Negara di Asia Tenggara.

Hal di luar kebiasaan karena tim dari awak pesawat diundang pada acara ulang tahun Bagaskara Lazuardy dan diberi fasilitas mewah di resort tersebut.

***

“Ra, kok belum siap-siap? Acaranya sebentar lagi.” Elza memberitau.

Wanita yang sudah matang dan siap menikah tapi belum ketemu jodoh itu paling hobby mengatur juniornya.

“Males ah, aku di kamar aja ... lagian aku enggak datang juga enggak ada yang ngeh.” Ayara menjawab sambil membolak bakikan majalah yang ia temukan di cottage tempat dirinya menginap bersama dua teman satu timnya.

“Ya emang enggak akan ada yang ngeh tapi apa lo enggak pengen menghadiri acara pesta orang kaya? Siapa tau ketemu jodoh ... lagian yang diundang itu bukan cuma para pengusaha dari Indonesia tapi Asia Tenggara sampe anak-anak Sultan yang ganteng-ganteng itu juga diundang loh, Ra ... ah, gue mah dijadiin istri kedua juga enggak apa-apa deh dari pada harus jadi Pramugari mempertaruhkan nyawa kaya gini mah.” Anya yang sedang mengaplikasikan makeup pada wajahnya, berceloteh.

Ucapan Anya itu membuat Elza dan Ayara merotasi bola mata jengah.

“Anak Sultan mana yang mau sama kita, Nya ... kamu ada-ada aja.” Ayara mengingatkan agar Anya tidak terlalu tinggi dalam berekspektasi.

“Eiiit, mantan istri anak Presiden kedua kita ‘kan dulunya Pramugari, yaaa ... ini mah kalau dikabulkan sama Yang Maha Kuasa, kalau enggak juga ya gue berdoanya mau maksa.” Anya si aneh selalu memiliki jawaban yang membuat dua sahabatnya pening.

Elza melempar tissue bekas ke arah Anya disusul Ayara yang melempar bantal sofa pada gadis halu itu.

Anya mencebikan bibirnya. “Kalian itu punya beban hidup berat kayanya sampe enggak mau ngehalu gitu sekali-sekali,” tukas Anya mencibir.

“Trus Mbak Elza mau jadi istri kedua juga? Apa mau sama pak Revan?” Gantian Ayara menggoda seniornya.

“Apaan sih.” Elza mengerucutkan bibir tapi pipinya merona.

“Anget enggak dipeluk pak Revan pas turbulance tadi?”

“Mbak Elza di peluk pak Revan? Waaa ... kalian di belakang kayanya menang banyak ya, gue ketakutan di kabin depan sendirian.” Anya tidak terima.

“Pak Revan kenceng banget meluknya, aku heran di sana ada aku sama Mbak Elza tapi cuma Mbak Elza yang dipeluk.”

“Ck ... ck ... ck ... Mbaaak, boleh tuh ... pak Revan ‘kan belum nikah.”

“Tau dari mana?” Elza dan Ayara kompak bertanya.

“Enggak ada cincin di jarinya.” Anya menjawab santai.

“Sok tau, lo!” Elza melempar bantal sofa dan kini mengenai punggung Anya, dibalas gadis itu dengan memburu Elza sambil menodongkan lipstik untuk mewarnai wajahnya.

Sempat terjadi kejar-kejaran dan gelak tawa tercetus membuat gaduh cottage mereka selama beberapa saat, lalu kembali berdandan untuk pesta yang sebentar lagi akan berlangsung.

Kedua sahabatnya itu juga memaksa Ayara untuk menghadiri pesta.

Dengan penuh keterpaksaan akhirnya Ayara mengikuti keinginan dua sahabatnya.

Menggunakan makeup on point hasil karya Elza dan minidress bodyfit hitam lengan panjang yang memetakan tubuhnya secara sempurna—Ayara melenggang bersama kedua sahabatnya memasuki venue.

Mereka tidak perlu berbasa-basi ataupun menyapa si pemilik pesta, cukup menikmati pestanya saja.

Anya dan Elza meninggalkan Ayara sebentar untuk mengambil beberapa kudapan yang telah disajikan.

Makanan mewah yang jarang mereka temui, bahkan katanya ada ice cream coklat berlapis emas. Luar Biasa.

“Hai.”

Related chapters

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Pacar

    Demi apapun suara berat itu masih mampu membuat Ayarameremang.Ingatan tentang masa indah ketika keduanya masih merajutkasih terlintas begitu saja dalam benak Ayara.Bagaimana cara Abinawa menciumnya, menyentuh hingga mengecupsekejur tubuhnya dengan bibir tebal pria itu yang menawan.Hanya saja Ayara belum sempat merasakan milik Abinawa yangberada di dalam celananya, yang kata banyak perempuan memiliki ukuran di luarnormal—mereka mengetahuinya meski baru pertama bertemu Abinawa.Entah sejak kapan para wanita melihat sesuatu yang bersarangdi dalam celana seorang pria sebagai first impression,bukan tampang jugaakhlaknya.Sentuhan di pundak membuat Ayara menghela kasar tanganAbinawa yang kini telah duduk di barstool di sampingnya.“Jangan sentuh,” kata Ayara dengan tatapan tajam.“Galak banget sih, Ay.”Ayara benci panggilan itu.Sang gadis tidak menanggapi, menghadapkan tubuhnya lurus kedepan menyaksikan pertunjukan musik yang dipersembahkan untuk si pemilik acaradan tamu unda

    Last Updated : 2024-12-02
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sandiwara

    “Kenalin, pacar Niko.”Nicholas merangkul pundak Ayara hingga gadis yang sedang melongo bingung itu menempel tanpa jarak dengan tubuhnya.Tentu saja Nicholas langsung mendapat tatapan penuh tanya dari Ayara.Kening gadis itu berkerut dan bibir sensualnya terbuka sebagian.Nicholas meremat pundak Ayara memberi kode agar gadis itu menurut dengan apa yang sedang ia kondisikan.Ayara gadis yang cerdas sehingga bisa membaca kode dari Nicholas.“Enggak mungkin, kalian baru pertama kali ketemu hari ini,” tukas Malvino sanksi.Mana bisa Malvino percaya begitu saja, selama lima belas jam berada di pesawat bersama Nicholas—Malvino tidak melihat tanda-tanda sang adik flirting terhadap gadis yang katanya kekasihnya itu.“Gue yang minta Revan mengganti air crew dengan tim dia.” Nicholas yang lupa nama Ayara pun memberi alasan kemudian menatap Ayara lagi, mengendik sedikit memberi kode agar Ayara memperkenalkan diri.Perlahan—sedikit bergetar tangan Ayara terlulur. Mimpi apa dia semalam sampai har

    Last Updated : 2024-12-12
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sebuah Kontrak

    “Pak! Tunggu!” Ayara mengejar Nicholas yang melangkahkan kakinya lebar menuju sebuah cottage.Pria itu mengatakan bahwa Ayara harus mengikutinya tapi malah meninggalkannya.Saat ini Ayara menggunakan stiletto tinggi, susah payah ia berjalan menyusuri jalan dengan teksture tidak rata.Jangan harap Nicholas mau mendengar perintah Ayara, selama ini dirinya yang memerintah dan ia tidak pernah menerima perintah dari orang yang baru dikenalnya.“Ups!” Ayara nyaris keseleo jika saja Revan tidak segera menangkap pinggangnya.Ayara sendiri tidak mengetahui sejak kapan Revan berjalan di belakang mengikutinya.Ternyata ditengah-tengah acara, Nicholas memberi kode dengan tatapan mata kepada Revan agar pria itu mengikutinya ke cottage karena ada yang harus mereka bertiga bicarakan.“Maaf, Pak ...,” sesal Ayara sekaligus berterimakasih.“Enggak apa-apa, ayo saya bantu.” Revan menawarkan diri.“Enggak usah, Pak ... saya bisa.” Ayara menegakan tubuhnya lalu mulai melanjutkan langkah.Ternyata adegan

    Last Updated : 2024-12-12
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tentang Ayara

    “Nama lengkapnya ... Ayara Savrinadeya, mendiang ayahnya yang bernama Robby paramudia adalah mantan Setda di kota Bogor yang menanggalkan status Pegawai Negri Sipil untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota ... beliau bergabung dengan salah satu partai besar tapi dana yang diberikan untuk kampanye tidak cukup sehingga harus menggadaikan seluruh asetnya ke Bank dan meminjam uang kepada rentenir juga kepada beberapa keluarga dan kerabat ....” Revan menjeda sebentar informasi yang ia dapatkan tadi malam tentang Ayara untuk melihat reaksi Nicholas. Sementara itu Nicholas duduk tenang di kursinya sambil membuka ipad berisi data Ayara dari semenjak gadis itu lahir ke dunia. Nicholas harus tau latar belakang gadis yang akan menjadi istrinya. “Pak Robby, mendiang ayah Ayara akhirnya bunuh diri setelah dinyatakan kalah dalam pemilu karena tidak mampu membayar hutang-hutangnya ... tapi Bank mengecualikan kematian pak Robby dengan alasan bunuh diri sehingga a

    Last Updated : 2024-12-13
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Masa Lalu

    “Pagi Ay ....” Abinawa duduk tepat di depan Ayara, secangkir kopi dan satu piring kecil omlete diletakannya di atas meja. Ayara mendongak saat aroma parfum Abinawa seakan menarik seluruh impuls tubuhnya. Ya Tuhan, di hati Ayara masih tersisa rasa untuk Abinawa yang sedang mati-matian ia bunuh. Bertahun-tahun menjauh dari pria itu nyatanya tidak bisa membuat Ayara lupa dengan cinta yang pernah mereka miliki bersama. Masih teringat dengan jelas dalam benak Ayara bagaimana kedua lengan kekar itu memeluk tubuhnya dan bibir tebal Abinawa menyisir setiap jengkal wajah dan tubuhnya. Ayara pikir kisah mereka akan berakhir sempurna tapi kenyataan tidak berpihak padanya. Ketika dirinya sedang terpuruk dengan kegagalan sang ayah atas pencalonan wali kota disusul kepergian tragis beliau—Abinawa tidak ada di samping Ayara, pria itu sedang menikmati tubuh Melisa di apartemennya. FLASHBACK ONMas A

    Last Updated : 2024-12-14
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Balas Dendam

    “Ay ... kamu ngelamun?” tegur Abinawa seraya menyentuh pipi Ayara. Ayara menolehkan wajahnya ke samping menepis tangan Abinawa. Kemudian bernapas dengan benar, berusaha menetralkan detak jantung usai kilasan cerita pedih itu melintas dalam benak begitu saja seperti kaset rusak. Tanpa berniat menjawab Ayara berdiri hendak pergi dari hadapan Abinawa. Ia menyesal bangun kesiangan sehingga terlambat sarapan sementara Elza dan Anya sudah lebih dulu sarapan tadi pagi. Abinawa jadi bisa seenaknya memaksa berkomunikasi padahal Ayara sudah tidak ingin bersosialisasi dengan pria laknat itu lagi. “Tunggu Ay, ada yang mau aku omongin.” Abinawa menahan tangan Ayara yang seketika itu juga sang gadis hempaskan. “Ngomong apa?” Ayara bertanya ketus. “Jadi ... kamu beneran sama Pak Niko?” Ayara tersenyum meledek, sepertinya ini kesempatan untuk balas dendam kepada pria itu. “Iya ...

    Last Updated : 2024-12-14
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Makan Malam Keluarga

    “Ada kiriman, Ra.” Anya membawa sebuah kotak besar di tangannya.Ayara yang barus aja keluar dari kamar mandi melongo melihat kotak eksclusive tersebut.Sesuai intruksi, mereka akan stay sehari lagi di resort ini dan akan kembali ke Jakarta esok paginya.“Dari siapa?” Ayara bertanya.“Dari Pak Niko ... tadi Pak Revan yang anter katanya jam enam lo harus udah siap, mau makan malem sama keluarga Lazuardy.”“Uhuk ... uhuk ... uhuk ....” Ayara langsung batuk tersedak ludahnya sendiri.Apa katanya?Makan malem keluarga?Sepertinya Nicholas tidak main-main dengan ucapannya.“Siapa? Pak Revan? Mana?” Elza yang berada di balkon langsung masuk ke dalam cottage.“Udah pergi tadi.” Anya memberitau dan raut wajah Elza langsung berubah sendu.“Lanjut nih sama Pak Revan?” Ayara menggoda Elza lagi.Bibir Elza mencebik kemudian maju beberapa senti.“Cie ... berawal dari pelukan lalu turun ke hati ... trus turun terus ke lubang kenikmatan.” Ayara tergelak kencang setelah mengatakannya.“Apa sih?” Waja

    Last Updated : 2024-12-16
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Panggilan Sayang

    “Tuh ... pak Niko udah nungguin.”Ayara mendongak melihat sosok tampan yang berdiri tidak jauh darinya.Sorot mata Nicholas seketika membuatnya merinding, kenapa pria itu tidak pernah bersikap ramah kepadanya?“Sebenarnya, dia itu punya masalah hidup apa sih?” batin Ayara bertanya.“Nih cewek nyalon dulu apa gimana? Lama banget.” Nicholas menggerutu di dalam hati.Kemudian raut wajahnya melembut setelah melihat Ayara dengan jelas yang kini berdiri di hadapannya.Tampilan gadis itu tidak mengecewakan, menurut Nicholas—Ayara sudah cukup pantas bersanding dengannya.“Ayo.” Satu kata itu yang keluar dari mulut Nicholas yang telah memutar tubuhnya lalu berjalan menjauh.“Kamu ikutin pak Nicholas ya.” Revan memberi instruksi yang segera dibalas anggukan Ayara karena ia tidak bisa ikut dalam makan malam keluarga Lazuardy.Gadis itu lantas menyusul Nicholas yang telah lebih dulu menderapkan langkah panjang.Ayara terseok menyusul Nicholas menggunakan heels.“Pak Niko, bisa pelan enggak Pak? K

    Last Updated : 2024-12-16

Latest chapter

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sebelum Berpisah

    Ayara mengerjap merasakan berat di bagian pinggangnya. Ternya ada tangan kokoh melingkar di sana. Membalikan tubuh dan mendapati wajah suaminya yang begitu lelap tertidur. Bukannya pria itu pergi menemui Vania dan mengatakan akan menjemputnya hari ini? Apa tadi malam itu mimpi? Atau dirinya yang masih bermimpi sekarang? Ayara mengucek matanya lalu membuka perlahan dan wajah tampan Nicholas masih ada dalam pandangan. Disentuhnya rahang tegas dengan bulu halus itu, begitu nyata di telapak tangan Ayara. Ayara menatap nanar wajah suaminya, berlama-lama memuaskan indera penglihatannya untuk ia rekam dalam ingatan karena mungkin kata pertama yang akan Nicholas lontarkan ketika membuka mata adalah ajakan bercerai. Ayara mengecup kening Nicholas lalu turun ke hidung dan berakhir di bibir. Ketika Ayara hendak menjauhkan wajahnya—Nicholas malah menarik tengkuk Ayara untuk me

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Vania Cherry

    Rumah Kanjeng Mami yang tidak terlalu besar dan berdempetnya antar kamar membuat Nicholas harus ekstra pelan menghentak Ayara agar tidak terdengar suara pertemuan kulit mereka. Ayara juga harus menahan desahannya sekuat tenaga padahal hujaman Nicholas dengan tempo lambat tapi dalam itu membuat Ayara tidak dapat lagi menampung rasa nikmat yang Nicholas suguhkan. Mereka sedang dalam kunjungan rutin ke rumah Kanjeng Mami kemudian tiba-tiba Nicholas menginginkannya dan Ayara tidak mungkin menolak. “Pak, emmmhh ....” Ayara mendesah lalu menggigit bibir bagian bawahnya. Sementara itu, Nicholas juga terlihat sedang menahan erangan. Kenapa rasanya berbeda jika dilakukan dengan tempo lambat, ia merasakan kenikmatan yang tak terperi ketika miliknya keluar masuk lembah Ayara. Sebentar lagi Nicholas akan sampai, ia merendahkan tubuhnya—merajai leher Ayara dengan banyak kecupan. Ayara membusungkan dada, kakinya i

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Terbawa Perasaan

    Usai makan malam, Nicholas membersihkan tubuhnya begitu juga dengan Ayara yang seharian ini sibuk memasak rendang sampai lupa waktu. Mereka tidak mandi bersama tapi bergantian dan setelah itu Ayara lebih dulu bersarang di sofa ruang televisi. Menjatuhkan tubuhnya yang pegal karena seharian di dapur lalu menyalakan televisi melanjutkan tontonannya di Netflix. Di dalam kamar, Nicholas sibuk dengan huruf dan angka pada Macbook. Nicholas membawa pekerjaannya agar bisa pulang lebih awal karena merindukan Ayara tapi malah terjebak dengak pekerjaan itu sendiri. Hampir larut ketika Nicholas selesai dan Ayara masih di ruang televisi asyik menonton. Nicholas menyusul ke ruang televisi, duduk di samping Ayara tapi sang istri terlalu fokus dengan layar kaca di depannya hingga tidak menyadari jika Nicholas ada di samping menunggu untuk di perhatikan. Akhirnya pria itu menyimpan bantal di atas pangkuan Ayara dan m

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Memaklumi

    “Jadi kamu udah yakin sama Elza, Van?” Nicholas bertanya setelah Revan mengutarakan keinginannya melamar Elza. Mereka berdua masih dalam perjalanan, baru saja selesai mengecek proyek yang berada di pinggir kota dengan pak Kasdi sebagai driver andalan yang mengemudi saat ini. “Yakin, Pak ....” Revan menjawab mantap. “Lalu ibu dan kakak perempuan kamu? Kamu pernah cerita kalau mereka sedikit pemilih, itu kenapa kamu sulit menemukan pasangan.” Revan tertawa pekan. “Elza mampu menghadapi mereka, Pak ... dan kalau saya selalu menurut sama mereka, mau kapan saya memulai hidup berumah tangga?” Nicholas menganggukan kepalanya mengerti. “Pertama kali saya ketemu Radhika, dia seperti tidak menyukai saya ... sorot matanya seakan membenci saya, tapi setelah saya memperlihatkan kemesraan dengan Ayara, sepertinya dia percaya kalau saya mencintai kakaknya ....” Nicholas menjeda, ia mengingat pertama kali tangannya

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Lamaran

    “Tumben banget ngajak makan malam, biasanya makan malam di apartemen aku.” Elza menyindir prilaku tidak biasa kekasihnya.Revan hanya tersenyum menanggapi.“Romantis banget lagi tempatnya.” Elza sampai berdecak kagum karena bukan hanya terkenal mahal, tempat ini juga memiliki suasana yang kental dengan keromantisan.Banyak pria melamar kekasihnya di tempat ini, tapi bukan pria-pria biasa, melainkan pria-pria high class executive muda yang memiliki saldo di rekening cukup banyak untuk menyewa tempat ini.Pasalnya lounge yang berada di puncak tertinggi salah satu gedung di tengah kota Jakarta ini hanya menerima pengunjung dengan jumlah terbatas setiap harinya.Dan sudah bisa dipastikan jika satu menunya berharga fantastis karena langsung di masak oleh koki profesional yang didatangkan langsung dari luar Negri.“Elza bukan Frozen,” panggil Revan membuat Elza menoleh dari pemandangan indah yang tersaji di sana.“Ya?” tanyanya sambil tersenyum karena sudah lama Revan tidak memanggilnya sep

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Menyesal Menjadi Konglomerat

    “Alana!” panggil Radhika lembut, pria itu menghentikan langkahnya.“Ya, Kak?” Alana menjawab tapi dengan fokusnya masih pada deretan pakaian yang tertata rapih dalam butik di mana mereka berada saat ini.“Aku pulang,” kata Radhika lagi, membalikan badan dan keluar dari sana.“Kak Radhi, tunggu!”Tentu saja perhatian Alana yang tadi hanya tertuju pada pakaian dengan label new arrival di butik itu kini terenggut paksa oleh Radhika.Bergegas Alana menyusul Radhika yang sudah melangkah menjauh.“Kaaaak.” Alana menarik tangan Radhika yang memegang banyak paper bag.Bukan hanya tangan yang Alana tarik yang penuh dengan paperbag tapi tangan Radhika yang satunya juga bernasib sama.“Tunggu dulu, aku belum selesai milih baju.”Radhika menatap malas Alana yang seharian ini belanja seperti kerasukan setan.“Alana, baju kamu itu udah banyak ... aku liat kemarin waktu ke apartemen kamu sampe berjubel baju di lemari, trus buat apa kamu beli-beli lagi? Aku tau kamu punya warisan dari orang tua kamu

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sebuah Harapan

    “Kamu enggak lagi bercanda, kan?” Abinawa sampai menegakan tubuh.Kain yang menyelimuti dadanya turun dan melingkar di pinggang.Anya baru saja menceritakan sebuah rahasia besar antara Ayara dengan Nicholas.“Enggak ... buat apa saya bercanda.” Anya turun dari atas ranjang lalu memakai pakaian dalamnya di depan Abinawa.Setelah itu Anya masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajah.“Kamu tau dari mana kalau Ayara sama Nicholas kawin kontrak?” cecar Abinawa yang mengikuti Anya ke kamar mandi.Anya yang hanya memakai pakaian dalam saja, menyelesaikan membasuh wajah lalu mengeringkannya menggunakan tissue. Abinawa bisa melihat seringai kecil di bibir Anya yang kini bergerak mendekatinya.Menyentuh rahang Abinawa, kemudian turun ke leher dan dadanya yang bidang tanpa penghalang karena Abinawa belum sempat memakai kaos.Sentuhan sensual itu semestinya bisa membuat darah Abinawa berdesir jika Ayara yang melakukannya.Abinawa menangkap tangan Anya lalu menggenggam erat.“Jawab saya, Anya!

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tanda Merah

    Ayara mengulum senyum melihat Nicholas terus-terusan mengangkat kerah bajunya. Semua bawahannya pasti bingung bagaimana Nicholas bisa mendapat tanda merah di lehernya itu. Tidak banyak yang tau mengenai pernikahan Nicholas, mereka berpikir Nicholas adalah pria lajang berkualitas. Ketika datang ke pulau ini pun Nicholas hanya ditemani Revan dan protokoler tanpa seorang wanita. Semua orang akan bertanya-tanya siapa wanita atau mungkin pria yang membuat tanda merah di lehernya karena Nicholas tidak pernah dikabarkan sedang mengencani seseorang. Betapa puasnya Ayara membuat Nicholas salah tingkah seperti itu. Nicholas yang duduk bersama para pimpinan dan para Pilot untuk sarapan pagi melirikan matanya kepada Ayara. Ayara yang sedari tadi memperhatikan suaminya lantas tersenyum lalu mengerucutkan bibir membentuk sebuah kecupan di udara, meledek Nicholas. “Pantesan hot banget dia tadi malem,” batin Nicholas menggeram. Dalam hidup Nicholas, baru Ayara seorang yang berani me

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Menyusul Ayara

    Abinawa sudah di penghujung lagu yang sedang dinyanyikannya saat sebuah helikopter mendarat di bagian belakang resort. Semua mata tertuju pada helikopter jenis terbaru dengan logo LZ Corp. pada bagian ekornya. Tidak perlu ditanya lagi siapa yang ada di dalam sana karena tidak mungkin Bagaskara atau Erlangga yang berdomisili di Luar Negri bersedia datang ke acara kecil yang dibuat salah satu anak perusahaan. “Pak Niko nyusulin, tau bininya digodain Capt. Abi terus,” celetuk Elza seraya menyenggol lengan Ayara. Tentu saja Elza dan Anya melihat bagaimana air mata Ayara mengelir karena tersentuh oleh lirik lagu yang dinyanyikan Abinawa. Beberapa panitia berlarian menyambut tamu VIP tersebut. Semua menoleh ke belakang, tempat di mana helikopter tersebut mendarat. Tidak lama sosok Nicholas muncul diikuti Revan dan pimpinan tertinggi bagian HRD yang tadi menyambutnya di kelilingi beberapa orang protokoler. Seperti biasa, Nicholas berjalan tegap penuh wibawa dengan sorot mata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status