Share

Sang Mantan

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 19:25:52

“Flight attendant prepare for arrival.” Suara berat Abinawa yang mengalun merdu itu membuat Elza, Anya dan Ayara mengembuskan napas lega.

Kurang lebih mereka mengudara selama lima belas jam, long haul flight yang melelahkan.

Akhirnya mereka tiba di sebuah pulau pribadi milik Lazuardy yang masih terletak di Asia Tenggara.

Pulau yang cukup luas itu memiliki landasan pesawat terbang sendiri karena di sana terdapat resort mewah yang memiliki fasilitas di atas hotel bintang lima, hanya mampu di sewa oleh artis terkenal, pengusaha sukses dan para pemimpin Negara juga para Sultan di Dunia.

Flight attendant segera mengecek keadaan penumpang.

Toilet beserta kamar di kabin belakang tidak luput dari pengecekan.

Malvino dan Sera keluar dari kabin kamar setelah Anya mengetuk pintunya.

Malvino keluar sambil mengancingkan kemejanya dan raut wajah pria itu tampak kesal karena kegiatan bercintanya harus terganggu turbulance.

“Flight attendant landing station.”

Informasi dari Abinawa tersebut mengharuskan flight attendant memastikan seluruh penumpang dalam posisi duduk.

“Maaf, Pak ... sabuk pengamannya.” Anya mengingatkan Malvino.

“Pakein donk,” pinta Malvino kurangajar sambil merentangkan kedua tangan ke samping dan mengangkat sedikit panggulnya.

Demi apapun, wajah Anya memerah karena junior Malvino masih berdiri mungkin belum puas bercinta dengan Sera yang saat ini sudah duduk di seat belakang, ekspresi perempuan itu terlihat biasa saja tanpa dosa.

Terpaksa Anya membungkuk untuk memasangkan sabuk di pinggang Malvino.

Kemudian segera pergi dari depan Malvino tidak lupa memberikan senyum setengah terpaksa.

Tanpa Anya ketahui jika Nicholas si tuan dari privat jet ini memberikan tatapan tidak suka kepada Malvino karena telah menggoda air crew-nya.

“Lo tuh enggak asyik jadi orang, enggak bisa bersenang-senang ... gue aja yang punya bini masih pengen merasakan nikmat dunia.” Malvino berceloteh meledek adiknya.

Tapi seperti biasa, Nicholas akan mengabaikan ucapan sang kakak yang akhlaknya seperti dajjal itu.

“Flight attendant, door may be opened.”

Lagi, suara merdu Abinawa terdengar, suara yang bisa membuat kaum hawa merinding dibuatnya apalagi jika sudah melihat sosok pria itu yang memiliki tubuh atletis dengan kemampuan menggoda yang luar biasa.

Abinawa adalah raja dari segala buaya terlebih setelah didapuk menjadi the best Pilot tahun ini dengan kemampuannya yang mumpuni dan setara Pilot yang memiliki jam terbang jauh lebih banyak dari pria itu.

Ketiga pramugari cantik lantas membuka pintu dan berdiri untuk mengantarkan sang tuan menuruni pesawat.

Menurut informasi yang diberikan Revan, mereka akan stay di pulau pribadi ini selama dua hari.

Akan diadakan pesta besar untuk merayakan ulang tahun Bagaskara Lazuardy, pengusaha yang kesuksesannya telah diakui oleh banyak Negara di Asia Tenggara.

Hal di luar kebiasaan karena tim dari awak pesawat diundang pada acara ulang tahun Bagaskara Lazuardy dan diberi fasilitas mewah di resort tersebut.

***

“Ra, kok belum siap-siap? Acaranya sebentar lagi.” Elza memberitau.

Wanita yang sudah matang dan siap menikah tapi belum ketemu jodoh itu paling hobby mengatur juniornya.

“Males ah, aku di kamar aja ... lagian aku enggak datang juga enggak ada yang ngeh.” Ayara menjawab sambil membolak bakikan majalah yang ia temukan di cottage tempat dirinya menginap bersama dua teman satu timnya.

“Ya emang enggak akan ada yang ngeh tapi apa lo enggak pengen menghadiri acara pesta orang kaya? Siapa tau ketemu jodoh ... lagian yang diundang itu bukan cuma para pengusaha dari Indonesia tapi Asia Tenggara sampe anak-anak Sultan yang ganteng-ganteng itu juga diundang loh, Ra ... ah, gue mah dijadiin istri kedua juga enggak apa-apa deh dari pada harus jadi Pramugari mempertaruhkan nyawa kaya gini mah.” Anya yang sedang mengaplikasikan makeup pada wajahnya, berceloteh.

Ucapan Anya itu membuat Elza dan Ayara merotasi bola mata jengah.

“Anak Sultan mana yang mau sama kita, Nya ... kamu ada-ada aja.” Ayara mengingatkan agar Anya tidak terlalu tinggi dalam berekspektasi.

“Eiiit, mantan istri anak Presiden kedua kita ‘kan dulunya Pramugari, yaaa ... ini mah kalau dikabulkan sama Yang Maha Kuasa, kalau enggak juga ya gue berdoanya mau maksa.” Anya si aneh selalu memiliki jawaban yang membuat dua sahabatnya pening.

Elza melempar tissue bekas ke arah Anya disusul Ayara yang melempar bantal sofa pada gadis halu itu.

Anya mencebikan bibirnya. “Kalian itu punya beban hidup berat kayanya sampe enggak mau ngehalu gitu sekali-sekali,” tukas Anya mencibir.

“Trus Mbak Elza mau jadi istri kedua juga? Apa mau sama pak Revan?” Gantian Ayara menggoda seniornya.

“Apaan sih.” Elza mengerucutkan bibir tapi pipinya merona.

“Anget enggak dipeluk pak Revan pas turbulance tadi?”

“Mbak Elza di peluk pak Revan? Waaa ... kalian di belakang kayanya menang banyak ya, gue ketakutan di kabin depan sendirian.” Anya tidak terima.

“Pak Revan kenceng banget meluknya, aku heran di sana ada aku sama Mbak Elza tapi cuma Mbak Elza yang dipeluk.”

“Ck ... ck ... ck ... Mbaaak, boleh tuh ... pak Revan ‘kan belum nikah.”

“Tau dari mana?” Elza dan Ayara kompak bertanya.

“Enggak ada cincin di jarinya.” Anya menjawab santai.

“Sok tau, lo!” Elza melempar bantal sofa dan kini mengenai punggung Anya, dibalas gadis itu dengan memburu Elza sambil menodongkan lipstik untuk mewarnai wajahnya.

Sempat terjadi kejar-kejaran dan gelak tawa tercetus membuat gaduh cottage mereka selama beberapa saat, lalu kembali berdandan untuk pesta yang sebentar lagi akan berlangsung.

Kedua sahabatnya itu juga memaksa Ayara untuk menghadiri pesta.

Dengan penuh keterpaksaan akhirnya Ayara mengikuti keinginan dua sahabatnya.

Menggunakan makeup on point hasil karya Elza dan minidress bodyfit hitam lengan panjang yang memetakan tubuhnya secara sempurna—Ayara melenggang bersama kedua sahabatnya memasuki venue.

Mereka tidak perlu berbasa-basi ataupun menyapa si pemilik pesta, cukup menikmati pestanya saja.

Anya dan Elza meninggalkan Ayara sebentar untuk mengambil beberapa kudapan yang telah disajikan.

Makanan mewah yang jarang mereka temui, bahkan katanya ada ice cream coklat berlapis emas. Luar Biasa.

“Hai.”

Bab terkait

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Pacar

    Demi apapun suara berat itu masih mampu membuat Ayarameremang.Ingatan tentang masa indah ketika keduanya masih merajutkasih terlintas begitu saja dalam benak Ayara.Bagaimana cara Abinawa menciumnya, menyentuh hingga mengecupsekejur tubuhnya dengan bibir tebal pria itu yang menawan.Hanya saja Ayara belum sempat merasakan milik Abinawa yangberada di dalam celananya, yang kata banyak perempuan memiliki ukuran di luarnormal—mereka mengetahuinya meski baru pertama bertemu Abinawa.Entah sejak kapan para wanita melihat sesuatu yang bersarangdi dalam celana seorang pria sebagai first impression,bukan tampang jugaakhlaknya.Sentuhan di pundak membuat Ayara menghela kasar tanganAbinawa yang kini telah duduk di barstool di sampingnya.“Jangan sentuh,” kata Ayara dengan tatapan tajam.“Galak banget sih, Ay.”Ayara benci panggilan itu.Sang gadis tidak menanggapi, menghadapkan tubuhnya lurus kedepan menyaksikan pertunjukan musik yang dipersembahkan untuk si pemilik acaradan tamu unda

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sandiwara

    “Kenalin, pacar Niko.”Nicholas merangkul pundak Ayara hingga gadis yang sedang melongo bingung itu menempel tanpa jarak dengan tubuhnya.Tentu saja Nicholas langsung mendapat tatapan penuh tanya dari Ayara.Kening gadis itu berkerut dan bibir sensualnya terbuka sebagian.Nicholas meremat pundak Ayara memberi kode agar gadis itu menurut dengan apa yang sedang ia kondisikan.Ayara gadis yang cerdas sehingga bisa membaca kode dari Nicholas.“Enggak mungkin, kalian baru pertama kali ketemu hari ini,” tukas Malvino sanksi.Mana bisa Malvino percaya begitu saja, selama lima belas jam berada di pesawat bersama Nicholas—Malvino tidak melihat tanda-tanda sang adik flirting terhadap gadis yang katanya kekasihnya itu.“Gue yang minta Revan mengganti air crew dengan tim dia.” Nicholas yang lupa nama Ayara pun memberi alasan kemudian menatap Ayara lagi, mengendik sedikit memberi kode agar Ayara memperkenalkan diri.Perlahan—sedikit bergetar tangan Ayara terlulur. Mimpi apa dia semalam sampai har

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sebuah Kontrak

    “Pak! Tunggu!” Ayara mengejar Nicholas yang melangkahkan kakinya lebar menuju sebuah cottage.Pria itu mengatakan bahwa Ayara harus mengikutinya tapi malah meninggalkannya.Saat ini Ayara menggunakan stiletto tinggi, susah payah ia berjalan menyusuri jalan dengan teksture tidak rata.Jangan harap Nicholas mau mendengar perintah Ayara, selama ini dirinya yang memerintah dan ia tidak pernah menerima perintah dari orang yang baru dikenalnya.“Ups!” Ayara nyaris keseleo jika saja Revan tidak segera menangkap pinggangnya.Ayara sendiri tidak mengetahui sejak kapan Revan berjalan di belakang mengikutinya.Ternyata ditengah-tengah acara, Nicholas memberi kode dengan tatapan mata kepada Revan agar pria itu mengikutinya ke cottage karena ada yang harus mereka bertiga bicarakan.“Maaf, Pak ...,” sesal Ayara sekaligus berterimakasih.“Enggak apa-apa, ayo saya bantu.” Revan menawarkan diri.“Enggak usah, Pak ... saya bisa.” Ayara menegakan tubuhnya lalu mulai melanjutkan langkah.Ternyata adegan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tentang Ayara

    “Nama lengkapnya ... Ayara Savrinadeya, mendiang ayahnya yang bernama Robby paramudia adalah mantan Setda di kota Bogor yang menanggalkan status Pegawai Negri Sipil untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota ... beliau bergabung dengan salah satu partai besar tapi dana yang diberikan untuk kampanye tidak cukup sehingga harus menggadaikan seluruh asetnya ke Bank dan meminjam uang kepada rentenir juga kepada beberapa keluarga dan kerabat ....” Revan menjeda sebentar informasi yang ia dapatkan tadi malam tentang Ayara untuk melihat reaksi Nicholas. Sementara itu Nicholas duduk tenang di kursinya sambil membuka ipad berisi data Ayara dari semenjak gadis itu lahir ke dunia. Nicholas harus tau latar belakang gadis yang akan menjadi istrinya. “Pak Robby, mendiang ayah Ayara akhirnya bunuh diri setelah dinyatakan kalah dalam pemilu karena tidak mampu membayar hutang-hutangnya ... tapi Bank mengecualikan kematian pak Robby dengan alasan bunuh diri sehingga a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Masa Lalu

    “Pagi Ay ....” Abinawa duduk tepat di depan Ayara, secangkir kopi dan satu piring kecil omlete diletakannya di atas meja. Ayara mendongak saat aroma parfum Abinawa seakan menarik seluruh impuls tubuhnya. Ya Tuhan, di hati Ayara masih tersisa rasa untuk Abinawa yang sedang mati-matian ia bunuh. Bertahun-tahun menjauh dari pria itu nyatanya tidak bisa membuat Ayara lupa dengan cinta yang pernah mereka miliki bersama. Masih teringat dengan jelas dalam benak Ayara bagaimana kedua lengan kekar itu memeluk tubuhnya dan bibir tebal Abinawa menyisir setiap jengkal wajah dan tubuhnya. Ayara pikir kisah mereka akan berakhir sempurna tapi kenyataan tidak berpihak padanya. Ketika dirinya sedang terpuruk dengan kegagalan sang ayah atas pencalonan wali kota disusul kepergian tragis beliau—Abinawa tidak ada di samping Ayara, pria itu sedang menikmati tubuh Melisa di apartemennya. FLASHBACK ONMas A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Balas Dendam

    “Ay ... kamu ngelamun?” tegur Abinawa seraya menyentuh pipi Ayara. Ayara menolehkan wajahnya ke samping menepis tangan Abinawa. Kemudian bernapas dengan benar, berusaha menetralkan detak jantung usai kilasan cerita pedih itu melintas dalam benak begitu saja seperti kaset rusak. Tanpa berniat menjawab Ayara berdiri hendak pergi dari hadapan Abinawa. Ia menyesal bangun kesiangan sehingga terlambat sarapan sementara Elza dan Anya sudah lebih dulu sarapan tadi pagi. Abinawa jadi bisa seenaknya memaksa berkomunikasi padahal Ayara sudah tidak ingin bersosialisasi dengan pria laknat itu lagi. “Tunggu Ay, ada yang mau aku omongin.” Abinawa menahan tangan Ayara yang seketika itu juga sang gadis hempaskan. “Ngomong apa?” Ayara bertanya ketus. “Jadi ... kamu beneran sama Pak Niko?” Ayara tersenyum meledek, sepertinya ini kesempatan untuk balas dendam kepada pria itu. “Iya ...

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Makan Malam Keluarga

    “Ada kiriman, Ra.” Anya membawa sebuah kotak besar di tangannya.Ayara yang barus aja keluar dari kamar mandi melongo melihat kotak eksclusive tersebut.Sesuai intruksi, mereka akan stay sehari lagi di resort ini dan akan kembali ke Jakarta esok paginya.“Dari siapa?” Ayara bertanya.“Dari Pak Niko ... tadi Pak Revan yang anter katanya jam enam lo harus udah siap, mau makan malem sama keluarga Lazuardy.”“Uhuk ... uhuk ... uhuk ....” Ayara langsung batuk tersedak ludahnya sendiri.Apa katanya?Makan malem keluarga?Sepertinya Nicholas tidak main-main dengan ucapannya.“Siapa? Pak Revan? Mana?” Elza yang berada di balkon langsung masuk ke dalam cottage.“Udah pergi tadi.” Anya memberitau dan raut wajah Elza langsung berubah sendu.“Lanjut nih sama Pak Revan?” Ayara menggoda Elza lagi.Bibir Elza mencebik kemudian maju beberapa senti.“Cie ... berawal dari pelukan lalu turun ke hati ... trus turun terus ke lubang kenikmatan.” Ayara tergelak kencang setelah mengatakannya.“Apa sih?” Waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Panggilan Sayang

    “Tuh ... pak Niko udah nungguin.”Ayara mendongak melihat sosok tampan yang berdiri tidak jauh darinya.Sorot mata Nicholas seketika membuatnya merinding, kenapa pria itu tidak pernah bersikap ramah kepadanya?“Sebenarnya, dia itu punya masalah hidup apa sih?” batin Ayara bertanya.“Nih cewek nyalon dulu apa gimana? Lama banget.” Nicholas menggerutu di dalam hati.Kemudian raut wajahnya melembut setelah melihat Ayara dengan jelas yang kini berdiri di hadapannya.Tampilan gadis itu tidak mengecewakan, menurut Nicholas—Ayara sudah cukup pantas bersanding dengannya.“Ayo.” Satu kata itu yang keluar dari mulut Nicholas yang telah memutar tubuhnya lalu berjalan menjauh.“Kamu ikutin pak Nicholas ya.” Revan memberi instruksi yang segera dibalas anggukan Ayara karena ia tidak bisa ikut dalam makan malam keluarga Lazuardy.Gadis itu lantas menyusul Nicholas yang telah lebih dulu menderapkan langkah panjang.Ayara terseok menyusul Nicholas menggunakan heels.“Pak Niko, bisa pelan enggak Pak? K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tantangan Terbesar

    Demi apa Nicholas tidak bisa mengenyahkan kejadian erotis singkat antara dirinya dan Ayara tadi malam. Gadis itu memang tantangan terbesar dalam hidupnya sekarang. Tantangan untuk ia hindari karena Ayara begitu menggoda dan seksi juga .... Nicholas menggelengkan kepala untuk mengenyahkan segala pikiran mesum yang ada di kepala. Pasalnya tadi malam bukan hanya bibirnya saja yang bertemu dengan bibir Ayara tapi dada bidangnya menekan dada Ayara yang besar hingga ia bisa merasakan puting Ayara di kulit dadanya. Ya, Tuhaaaan. Nicholas pasti sudah gila karena seharian ini memikirkan hal itu. “Pak ...,” panggil Revan yang ternyata sudah kesekian kalinya. Nicholas menoleh, netranya sedikit melebar karena terkejut. “Kapan kamu masuk?” tanya Nicholas dengan kening mengkerut. “Dari tadi Pak, malah tadi saya sempat mengetuk beberapa kali di depan.” Benar ‘kan kalau Nicholas s

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Istri Berbakti

    Ayara ditarik paksa dari mimpi indahnya tatkala suara getaran ponsel yang memantul di atas nakas menembus indera pendengaran. “Emmmh.” Menggerakan tubuh menjadi terlentang lalu membuka mata lebar-lebar. Ia meraih ponselnya yang nyaris jatuh dari atas nakas karena getaran membuat benda tersebut bergerak. “Hallo.” Ayara menjawab dengan suara parau tanpa melihat nama yang tertera di layar. “Aya! Kamu masih tidur? Jam berapa ini Aya? Kamu enggak buatin sarapan buat nak Niko? Kamu lupa kalau kamu itu seorang istri ....” Aya melempar ponselnya ke bawah bantal lalu mengusap wajahnya enggan mendengar celotehan Kanjeng mami. Pernikahan dengan Nicholas hanya pura-pura dan pria itu sudah memberi ultimatum untuk tidak berkeliaran di depannya. Jadi, Ayara memang sengaja tidak memasang alarm agar bisa bangun siang karena tidak perlu menyiapkan segala sesuatu kebutuhan Nicholas. Ayara sadar sepenuhnya j

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tinggal Bersama

    Ayara memindai keseliling apartemen Nicholas sangat luas dan mewah. Semua interiornya bisa Ayara pastikan bernilai fantastis karena terlihat luxury. Ayara pernah menjadi orang kaya, memiliki papi Setda tentu kemegahan bukanlah hal yang aneh baginya tapi semenjak mengenal Nicholas dan terjebak dengan sandiwara pria itu—Ayara selalu takjub terkagum-kagum mendapatkan fasilitas yang dimiliki Nicholas. “Mau sampai kapan kamu bengong di sana?” Suara berat Nicholas membuat Ayara terlonjak terkejut. “Ih ... Pak Niko, ngagetin aja!” seru Ayara seraya mengusap dada yang terdapat jantung sedang berdetak kencang. “Itu kamar kamu dan usahakan untuk enggak sering-sering muncul di hadapan saya!” titah pria itu dengan raut serius. “Kenapa? Pak Niko enggak suka ngeliat wajah saya?” Ayara menebak. “Bukan, lo bilang sendiri enggak pernah pake bra kalau mau tidur sedangkan gue sering pulang malem di saat manusia normal

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Malam Pertama

    Ayara mengerjap kemudian meringis tatkala rasa pengar menghantam kepalanya begitu hebat. Ingatannya ditarik paksa pada terakhir sebelum tidak sadarkan diri kemudian membuka mata lebar-lebar. “Sssshhh ....” Ayara meringis kembali sambil memegang kepala dengan kedua tangan. Perlahan membawa tubuhnya menegak berusaha bergerak turun karena jam yang terdapat di sisi nakas sudah menunjukan pukul sebelas siang. Ayara mengingat semuanya termasuk saat dirinya memutuskan untuk menjatuhkan wajah di atas meja di depan Nicholas karena sudah tidak mampu menguasai diri. Bisa dipastikan pria jutek itu akan marah besar kepadanya. Tapi sebentar, Ayara memindai sekitar—kamar ini bukan kamarnya, menurunkan pandangan ia mendapati kelopak bunga mawar di atas ranjang dan hiasan banyak bunga di sekeliling ranjang itu berarti ia sedang berada di kamar pengantin. Refleks Ayara menyilangkan kedua tangan di depan dada dengan ma

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Saling Memuaskan

    Suara pertemuan antar kulit terdengar menggema diiringi desahan Anya yang menghangatkan malam. Bukan hanya Anya, Edgar pun tidak berhenti menggeram penuh nikmat ketika menghentak gadis yang baru ditemuinya di pesta pernikahan sang sahabat.“You are so sexy,” bisik Edgar dengan suara parau.Zefanya Alodia memang selalu beruntung, ia tidak pernah kesulitan mendapat teman kencann satu malam dan di antara mereka semua pasti good looking.Beruntungnya ia yang malam ini mendapat teman kencan kerabat Lazuardy.Anya menggigit bibir bagian bawahnya lalu membusungkan dada, ia tersenyum sambil menarik tengkuk Edgar lalu melumat bibir tebal pria itu.Anya berharap, bukan hanya hasrat seksualnya yang terpuaskan tapi juga esok pagi sang Taipan tampan ini akan menuliskan cek dengan nominal besar untuknya.“Eeemmmhhhh.” Anya mendesah manja di telinga Edgar membuat hujaman pria itu kian kencang.Demi apa, Anya menyukainya. Pria bernama Edgar Milo ini ternyata sungguh luar biasa padahal pria itu melak

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Mengobati Luka Bersama

    Ayara mundur selangkah, melepaskan pertautan tangannya dengan Abinawa, menghentikan dansa mereka. Abinawa benar-benar pria brengsek, dulu seenaknya pria itu menyakiti hatinya dan sekarang ketika mengetahui dirinya sudah dimiliki pria lain—seakan ingin merebutnya kembali, apakah pria itu merasa tertantang bersaing dengan Nicholas. “Kamu tuh nyebelin, Mas ....” Ayara menunjukan ekspresi kesal sekaligus terluka. “Ayara, mau berdansa dengan Grandpa?” tanya Bagaskara yang sudah berdiri dengan jarak dua meter dari Ayara dan Abinawa. “Mau,” balas Ayara cepat lantas mendekat ke arah Bagaskara sambil mengangkat gaunnya meninggalkan Abinawa begitu saja. Abinawa sempat mematung beberapa saat hingga akhirnya pergi dari lantai dansa membawa banyak penyesalan di hatinya. Ia tidak pernah tau jika Ayara begitu berharga sampai gadis itu benar-benar meninggalkannya—menjadi istri orang lain. “Siapa pria itu?” tanya Bag

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Berdansa Dengan Abinawa

    “Delapan Milyar enggak worthed ... lo harus bayar lebih kalau dia masih perawan, unboxing dulu entar malem.” Suara Edgar teredam nyanyian yang dibawakan homeband sehingga tidak sampai ke telinga Ayara. Edgar menegadahkan kedua tangannya di depan dada seraya melirik Ayara lalu menggerakan sepuluh jarinya memberi tau Nicholas jika Ayara memiliki buah dada yang besar. Lidah Nicholas berdecak kesal, melepas lipatan tangan di dada—ia lantas membuka jasnya. “Aya!” panggil Nicholas. “Ya?” Ayara mendongak. “Tutup dada kamu.” Nicholas melempar jasnya ke depan Ayara. “Gileeee ... posesif banget elo, Bro!” Edgar tergelak seraya bertepuk tangan bersikap berlebihan. “Lo tau Aya, dulu aja Vania pernah pose bugil untuk sebuah brand sabun terkenal tapi si Niko enggak protes padahal dilihat sama seluruh Indonesia.” Ayara tersenyum sinis. “Saya bukan Vania, jadi tolong jangan samakan saya denga

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tidak Setimpal

    “Selamat malam Tante,” sapa Alana kepada sang calon ibu mertua harapannya. Paramitha menoleh kemudian tersenyum. “Selamat malam, kamu Al ... Al siapa ya tadi Tante lupa padahal baru tadi pagi kita kenalan.” Paramitha sudah diperkenalkan kepada seluruh anggota keluarga Lazuardy ketika upacara Agama pernikahan Nicholas dan Ayara pagi tadi. “Alana, Tante ....” “Ah, ya ... Alana, maklum Tante udah tua jadi pelupa.” Alana tersenyum menanggapi. “Ka Radhi mana Tante?” “Tau tuh, bukannya nemenin Tante malah ngelengos gitu aja ... tapi, kamu kenal Radhika di mana?” Alana duduk di samping Paramitha untuk menjelaskan pertanyaan calon ibu mertua harapannya itu. “Ka Radhi senior Alana di kampus.” “Ooo ... pantesan kamu akrab sama Radhika.” Alana mengangguk lagi. “Kak Radhi juga pacar Alana,” ucap Alana malu-malu.

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Rencana Alana

    “Lebay lo mah, Fer ... Capt.Abi aja yang mantan tunangannya, santai ya Capt.?” cetus Anya kurangajar membuat Abinawa melirik kesal ke arahnya.“Masih cinta enggak sama Ayara?” Elza bertanya hati-hati kepada sang Captain.“Masih ... malah tambah cinta,” jawab Abinawa kemudian beranjak berdiri lalu pergi meninggalkan timnya yang sedang melongo bingung.Tidak jauh dari meja mereka tepatnya di meja pihak keluarga—seorang gadis celingukan mencari keberadaan sang pujaan hati.“Ngapain sih dari tadi celingukan gitu, enggak bisa diem!” seru Ivanka merasa terganggu.Bibir Alana mencebik, menunjukan tatapan tidak bersahabat kepada Ivanka—sang kakak sepupu.“Nyari pacar aku, kenapa?” tantang Alana nyolot.Arsenio—kakak dari Ivanka malah mengusap kepala Alana bukannya membela sang adik.“Memangnya Alana udah punya pacar?” tanya Arsenio yang mendapat anggukan Alana dengan matanya masih memindai ke segala arah.“Siapa pria kurangajar yang menjadi kekasih kamu?” Edgar bertanya tidak santai dengan ra

DMCA.com Protection Status