“Kenalin, pacar Niko.”
Nicholas merangkul pundak Ayara hingga gadis yang sedang melongo bingung itu menempel tanpa jarak dengan tubuhnya. Tentu saja Nicholas langsung mendapat tatapan penuh tanya dari Ayara. Kening gadis itu berkerut dan bibir sensualnya terbuka sebagian. Nicholas meremat pundak Ayara memberi kode agar gadis itu menurut dengan apa yang sedang ia kondisikan. Ayara gadis yang cerdas sehingga bisa membaca kode dari Nicholas. “Enggak mungkin, kalian baru pertama kali ketemu hari ini,” tukas Malvino sanksi. Mana bisa Malvino percaya begitu saja, selama lima belas jam berada di pesawat bersama Nicholas—Malvino tidak melihat tanda-tanda sang adik flirting terhadap gadis yang katanya kekasihnya itu. “Gue yang minta Revan mengganti air crew dengan tim dia.” Nicholas yang lupa nama Ayara pun memberi alasan kemudian menatap Ayara lagi, mengendik sedikit memberi kode agar Ayara memperkenalkan diri. Perlahan—sedikit bergetar tangan Ayara terlulur. Mimpi apa dia semalam sampai harus terlibat sandiwara apapun yang sedang dilakoni sang bos. Erlangga yang lebih dulu menjabat tangan Ayara. “Saya Erlangga Lazuardy, Papinya Niko.” Pria itu tersenyum ramah sebagaimana yang diceritakan orang-orang. “Saya Ayara Savrinadeya, Pak.” Ayara balas tersenyum manis dan hal itu mampu membuat Bagaskara mengulurkan tangannya. “Saya Bagaskara, kakek pacar kamu.” Bagaskara memperkenalkan diri. “Hallo, Pak.” Ayara bersuara sambil mengangguk sungkan disertai senyum kecut. The Lazuardy, pengusaha terkenal seAsia Tenggara baru saja berkenalan dengannya. Giliran Danita yang mendapat uluran tangan Ayara. Wanita yang masih sangat cantik di usia yang tidak lagi muda karena perawatan sekelas Sultan itu tampak ragu, memindai Ayara dari atas hingga bawah. Ia harus tau asal usul calon menantunya, bukan? Ah tapi hanya kekasih, Nicholas belum tentu memperistrinya dan selama Nicholas belum membuat keputusan untuk memperistri gadis bernama Ayara ini, Danita memiliki waktu untuk mencari tau asal-usul Ayara. Danita akhirnya mengulurkan tangan sambil memberikan senyum tipis setengah tidak rela. Ayara bisa menangkap arti dari senyum Danita tapi ia tidak memiliki beban untuk disukai Danita jadi tidak berniat mengambil hati wanita itu. Keduanya berjabat tangan kaku. “Sama Pak Malvino udah kenalan tadi di pesawat, ya Pak?” Ayara tersenyum canggung. Malvino balas tersenyum, raut wajahnya tampak bingung tapi ia mengulurkan tangan juga. “Hallo calon adik ipar,” sapanya menggoda. Ayara tidak terima dengan sapaan tersebut, hendak menyanggah tapi kemudian remasan tangan Nicholas di pundaknya membuat Ayara menutup kembali mulut yang hendak melayangkan protes kepada Malvino. “Oke kalau gitu, kita umumkan calon istri Niko sekarang,” cetus Bagaskara antusias. Pria tua itu mengetuk tongkatnya ke lantai batu, menghasilkan bunyi kencang membuat semua tamu undangan mengarahkan pandangan padanya. “Pak, gimana ini?” bisik Ayara cemas. “Kamu diem aja, ikutin rencana saya.” Pria yang tangannya sudah pindah ke pinggang Ayara itu menjawab santai. “Tapi saya ‘kan bukan pacar Pak Niko, trus sekarang malah mau dinikahin sama Pak Niko ... ini gimana sih maksudnya, Pak?” Ayara mengesah ketika Bagaskara mulai bersuara melalui microphone yang baru saja diberikan Event Organizer. “Di sini, di hari ulang tahun saya yang kedelapan puluh ... saya mendapat satu kebahagiaan lagi selain bertambahnya umur saya ... apa kebahagiaan itu?” Bagaskara berteka-teki lalu memutar sedikit tubuhnya ke belakang menggerakan tangan meminta Nicholas dan Ayara mendekat. “Paaaak,” erang Ayara ketika Nicholas menuntunnya mendekati Bagaskara. “Ikuti sandiwara saya kalau kamu masih membutuhkan pekerjaan ini.” Mau tidak mau Ayara mengikuti apa pun yang direncanakan Nicholas demi sebuah pekerjaan. “Saya mau memperkenalkan calon istri Nicholas, cucu saya ... namanya Ayara Savrinadeya, nama yang indah ‘kan?” Bagaskara menjeda, menoleh ke arah Ayara yang senyumnya begitu kaku. “Dan sebentar lagi akan menjadi menantu Lazuardy,” sambung Bagaskara tanpa bertanya sebelumnya apakah Ayara dan Nicholas akan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Mata Ayara melebar menatap Nicholas meminta penjelasan tapi pria itu tampak tenang seakan membenarkan apa yang baru saja diucapkan Bagaskara. Segera saja tepuk tangan mengudara, di antara tepuk tangan itu ada teman satu tim Ayara yang tampak bingung termasuk Abinawa sang mantan tunangan Ayara. Elza dan Anya sampai membulatkan mata dan mulutnya karena tidak percaya. “Pi, kok Papa bisa gegabah gitu langsung ngumumin calon istri Niki ... gimana kalau Ayara bukan perempuan baik-baik?” Danita tidak setuju dengan tindakan impulsif mertuanya. “Apa mungkin, setelah gagal sama Vania terus Niko sembarangan cari cewek buat jadi istri?” Erlangga mengungkapkan logikanya. “Ya siapa tau mental anak kita terganggu jadi asal cari pacar.” Danita membalas nyeleneh. “Kalau gitu Papi harus mencopot Niko dari jabatan pimpinan tertinggi di beberapa perusahaan kita karena orang yang mentalnya terganggu enggak boleh memimpin perusahaan.” “Bukan gitu maksud Mami, Pi ....” Bibir Danita mencebik lagi. “Ah, Papi ... udah enggak ngerti lagi deh, Mami.” “Seenggaknya kedua orang tua Vania tau kalau kita udah dapet calon menantu pengganti Vania, itu ‘kan yang Mami mau?” “Iya sih, itu Mami setuju ... tapi gimana kalau perempuan itu mau menguasai harta kita aja?” Danita dan overthinking khas emak-emaknya. Erlangga tergelak hingga membuat pundaknya bergetar. “Niko itu ganteng banget, Mi ... malah dibanding Malvin—Niko lebih ganteng ... perempuan mana yang enggak tergila-gila sama Niko? Lagian kalau pun menginginkan harta kita, memangnya kenapa? Harta kita enggak akan habis tujuh turunan ... Berapa sih yang bisa Ayara dapat dari Niko yang setau Papi selalu memakai logikanya?” Danita bungkam, semua yang diucapkan Erlangga memang benar. “Lagian Papi liat ... Ayara gadis polos, apa yang melekat ditubuhnya enggak berlebihan ... Papi yakin kalau Ayara benar-benar cinta sama Niko.” Ternyata Erlangga bisa ditipu, mana ada Ayara mencintai Nicholas begitu juga sebaliknya. Mereka sedang bersandiwara.“Pak! Tunggu!” Ayara mengejar Nicholas yang melangkahkan kakinya lebar menuju sebuah cottage.Pria itu mengatakan bahwa Ayara harus mengikutinya tapi malah meninggalkannya.Saat ini Ayara menggunakan stiletto tinggi, susah payah ia berjalan menyusuri jalan dengan teksture tidak rata.Jangan harap Nicholas mau mendengar perintah Ayara, selama ini dirinya yang memerintah dan ia tidak pernah menerima perintah dari orang yang baru dikenalnya.“Ups!” Ayara nyaris keseleo jika saja Revan tidak segera menangkap pinggangnya.Ayara sendiri tidak mengetahui sejak kapan Revan berjalan di belakang mengikutinya.Ternyata ditengah-tengah acara, Nicholas memberi kode dengan tatapan mata kepada Revan agar pria itu mengikutinya ke cottage karena ada yang harus mereka bertiga bicarakan.“Maaf, Pak ...,” sesal Ayara sekaligus berterimakasih.“Enggak apa-apa, ayo saya bantu.” Revan menawarkan diri.“Enggak usah, Pak ... saya bisa.” Ayara menegakan tubuhnya lalu mulai melanjutkan langkah.Ternyata adegan
“Selamat pagi menjelang siang teman-teman. Berhubung Capt. Daniel sedang mengalami musibah, maka sampai beliau bisa kembali terbang, posisinya akan digantikan oleh Captain Abinawa Bayanaka.” Deg. Jantung Ayara seakan berhenti sepersekian detik. Ia yang sedang bercermin merapihkan penampilannya sebagai pramugari, dengan posisi memunggungi tim, hanya bisa mematung dengan napas tertahan. Seharusnya ia lebih detail membaca chat di grup. Tadi Ayara hanya membaca bagian Capt. Daniel yang mengalami kecelakaan, tapi Ayara tidak membaca lebih lanjut siapa penggantinya. Ayara tidak menyangka, ternyata dunia mempertemukannya dengan sang mantan tunangan yang telah berkhianat dengan sahabatnya sendiri. Saat itu, Ayara yang tidak kuat menghadapi keduanya memutuskan untuk keluar dari maskapai tersebut, hingga berlabuh di perusahaannya yang sekarang—menjadi awak kabin dari perusahaan penyewa jet pribadi. Lantas, bila mengetahui Abinawa yang menggantikan Capt. Daniel—apakah ia akan menghindar den
Ayara refleks berdiri, ia menunduk menyembunyikan rona merahdi wajah.“Maaf Pak ... sekali lagi saya minta maaf.” Ayara mundurteratur kemudian pergi setelah berkata demikian.Kejadian tidak sengaja itu diketahui oleh air crew besertaseluruh passanger hingga membuat Malvino tergelak sambil bertepuk tangan.“Nah, gitu dong! Move on, Bro!” seloroh Malvino yangterlihat begitu semangat.Adik kandungnya itu memang terkenal dingin terhadap paragadis kecuali gadis bernama Vania, mantan tunangannya.Saat ini Vania sedang merintis karir sebagai seorang aktrisdi Hollywood.Seluruh keluarga telah mengetahui dan menghargai putusnyapertunangan antara Nicholas dan Vania.Nicholas terlihat tegar dan mengatakan jika ia merelakanVania berkarir di Hollywood.Tapi pihak keluarga tau jika Nicholas tidak baik-baik sajakarena dua tahun telah berlalu dan Nicholas belum juga mendapat penggantiVania.Malvino melempar ipad ke meja di depannya membuat Nicholasmendongak dari ponsel yang sedang ia gengg
“Mau ngapain?” Elza bertanya saat melihat Ayara berhamburanke arahnya.“Pak Niko minta wine, yang mana katanya wine kesukaan dia?Cepetaaan.” Ayara membuka setiap kabinet di pantry berusaha mencari winefavorite sang tuan muda.“Cie, yang tadi dipangku pak Niko ... ampe stress ginipadahal cuma diminta bawaiin wine, nih wine-nya ... enggak kaliatan ya sakinggrogi.” Elza menyodorkan satu botol wine ke depan Ayara.Tim Ayara mendapat pelatihan khusus sebelum melayani sangowner sehingga mereka sudah mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai sipemilik perusahaan ini yang notabene terkadang keinginannya berbeda denganmanusia normal pada umumnya.Ayara langsung memeluk wine itu sambil mengembuskan napaslega.“Ini masalah hidup dan mati, Mbak ... kalau dia sampe kecewabisa diganti tim kita.”Hal ini sangat penting bagi Ayara karena menjadi air crewNicholas mendapatkan gaji dan bonus lebih besar dibanding air crew yangmelayani penyewa privat jet.“Ooooh, bukan karena ingin memika
“Flight attendant prepare for arrival.” Suara beratAbinawa yang mengalun merdu itu membuat Elza, Anya dan Ayara mengembuskan napaslega.Kurang lebih mereka mengudara selama lima belas jam, longhaul flight yang melelahkan.Akhirnya mereka tiba di sebuah pulau pribadi milik Lazuardyyang masih terletak di Asia Tenggara.Pulau yang cukup luas itu memiliki landasan pesawat terbangsendiri karena di sana terdapat resort mewah yang memiliki fasilitas di atashotel bintang lima, hanya mampu di sewa oleh artis terkenal, pengusaha suksesdan para pemimpin Negara juga para Sultan di Dunia.Flight attendant segera mengecek keadaan penumpang.Toilet beserta kamar di kabin belakang tidak luput daripengecekan.Malvino dan Sera keluar dari kabin kamar setelah Anyamengetuk pintunya.Malvino keluar sambil mengancingkan kemejanya dan raut wajahpria itu tampak kesal karena kegiatan bercintanya harus terganggu turbulance.“Flight attendant landing station.”Informasi dari Abinawa tersebut mengharus
Demi apapun suara berat itu masih mampu membuat Ayarameremang.Ingatan tentang masa indah ketika keduanya masih merajutkasih terlintas begitu saja dalam benak Ayara.Bagaimana cara Abinawa menciumnya, menyentuh hingga mengecupsekejur tubuhnya dengan bibir tebal pria itu yang menawan.Hanya saja Ayara belum sempat merasakan milik Abinawa yangberada di dalam celananya, yang kata banyak perempuan memiliki ukuran di luarnormal—mereka mengetahuinya meski baru pertama bertemu Abinawa.Entah sejak kapan para wanita melihat sesuatu yang bersarangdi dalam celana seorang pria sebagai first impression,bukan tampang jugaakhlaknya.Sentuhan di pundak membuat Ayara menghela kasar tanganAbinawa yang kini telah duduk di barstool di sampingnya.“Jangan sentuh,” kata Ayara dengan tatapan tajam.“Galak banget sih, Ay.”Ayara benci panggilan itu.Sang gadis tidak menanggapi, menghadapkan tubuhnya lurus kedepan menyaksikan pertunjukan musik yang dipersembahkan untuk si pemilik acaradan tamu unda
“Pak! Tunggu!” Ayara mengejar Nicholas yang melangkahkan kakinya lebar menuju sebuah cottage.Pria itu mengatakan bahwa Ayara harus mengikutinya tapi malah meninggalkannya.Saat ini Ayara menggunakan stiletto tinggi, susah payah ia berjalan menyusuri jalan dengan teksture tidak rata.Jangan harap Nicholas mau mendengar perintah Ayara, selama ini dirinya yang memerintah dan ia tidak pernah menerima perintah dari orang yang baru dikenalnya.“Ups!” Ayara nyaris keseleo jika saja Revan tidak segera menangkap pinggangnya.Ayara sendiri tidak mengetahui sejak kapan Revan berjalan di belakang mengikutinya.Ternyata ditengah-tengah acara, Nicholas memberi kode dengan tatapan mata kepada Revan agar pria itu mengikutinya ke cottage karena ada yang harus mereka bertiga bicarakan.“Maaf, Pak ...,” sesal Ayara sekaligus berterimakasih.“Enggak apa-apa, ayo saya bantu.” Revan menawarkan diri.“Enggak usah, Pak ... saya bisa.” Ayara menegakan tubuhnya lalu mulai melanjutkan langkah.Ternyata adegan
“Kenalin, pacar Niko.”Nicholas merangkul pundak Ayara hingga gadis yang sedang melongo bingung itu menempel tanpa jarak dengan tubuhnya.Tentu saja Nicholas langsung mendapat tatapan penuh tanya dari Ayara.Kening gadis itu berkerut dan bibir sensualnya terbuka sebagian.Nicholas meremat pundak Ayara memberi kode agar gadis itu menurut dengan apa yang sedang ia kondisikan.Ayara gadis yang cerdas sehingga bisa membaca kode dari Nicholas.“Enggak mungkin, kalian baru pertama kali ketemu hari ini,” tukas Malvino sanksi.Mana bisa Malvino percaya begitu saja, selama lima belas jam berada di pesawat bersama Nicholas—Malvino tidak melihat tanda-tanda sang adik flirting terhadap gadis yang katanya kekasihnya itu.“Gue yang minta Revan mengganti air crew dengan tim dia.” Nicholas yang lupa nama Ayara pun memberi alasan kemudian menatap Ayara lagi, mengendik sedikit memberi kode agar Ayara memperkenalkan diri.Perlahan—sedikit bergetar tangan Ayara terlulur. Mimpi apa dia semalam sampai har
Demi apapun suara berat itu masih mampu membuat Ayarameremang.Ingatan tentang masa indah ketika keduanya masih merajutkasih terlintas begitu saja dalam benak Ayara.Bagaimana cara Abinawa menciumnya, menyentuh hingga mengecupsekejur tubuhnya dengan bibir tebal pria itu yang menawan.Hanya saja Ayara belum sempat merasakan milik Abinawa yangberada di dalam celananya, yang kata banyak perempuan memiliki ukuran di luarnormal—mereka mengetahuinya meski baru pertama bertemu Abinawa.Entah sejak kapan para wanita melihat sesuatu yang bersarangdi dalam celana seorang pria sebagai first impression,bukan tampang jugaakhlaknya.Sentuhan di pundak membuat Ayara menghela kasar tanganAbinawa yang kini telah duduk di barstool di sampingnya.“Jangan sentuh,” kata Ayara dengan tatapan tajam.“Galak banget sih, Ay.”Ayara benci panggilan itu.Sang gadis tidak menanggapi, menghadapkan tubuhnya lurus kedepan menyaksikan pertunjukan musik yang dipersembahkan untuk si pemilik acaradan tamu unda
“Flight attendant prepare for arrival.” Suara beratAbinawa yang mengalun merdu itu membuat Elza, Anya dan Ayara mengembuskan napaslega.Kurang lebih mereka mengudara selama lima belas jam, longhaul flight yang melelahkan.Akhirnya mereka tiba di sebuah pulau pribadi milik Lazuardyyang masih terletak di Asia Tenggara.Pulau yang cukup luas itu memiliki landasan pesawat terbangsendiri karena di sana terdapat resort mewah yang memiliki fasilitas di atashotel bintang lima, hanya mampu di sewa oleh artis terkenal, pengusaha suksesdan para pemimpin Negara juga para Sultan di Dunia.Flight attendant segera mengecek keadaan penumpang.Toilet beserta kamar di kabin belakang tidak luput daripengecekan.Malvino dan Sera keluar dari kabin kamar setelah Anyamengetuk pintunya.Malvino keluar sambil mengancingkan kemejanya dan raut wajahpria itu tampak kesal karena kegiatan bercintanya harus terganggu turbulance.“Flight attendant landing station.”Informasi dari Abinawa tersebut mengharus
“Mau ngapain?” Elza bertanya saat melihat Ayara berhamburanke arahnya.“Pak Niko minta wine, yang mana katanya wine kesukaan dia?Cepetaaan.” Ayara membuka setiap kabinet di pantry berusaha mencari winefavorite sang tuan muda.“Cie, yang tadi dipangku pak Niko ... ampe stress ginipadahal cuma diminta bawaiin wine, nih wine-nya ... enggak kaliatan ya sakinggrogi.” Elza menyodorkan satu botol wine ke depan Ayara.Tim Ayara mendapat pelatihan khusus sebelum melayani sangowner sehingga mereka sudah mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai sipemilik perusahaan ini yang notabene terkadang keinginannya berbeda denganmanusia normal pada umumnya.Ayara langsung memeluk wine itu sambil mengembuskan napaslega.“Ini masalah hidup dan mati, Mbak ... kalau dia sampe kecewabisa diganti tim kita.”Hal ini sangat penting bagi Ayara karena menjadi air crewNicholas mendapatkan gaji dan bonus lebih besar dibanding air crew yangmelayani penyewa privat jet.“Ooooh, bukan karena ingin memika
Ayara refleks berdiri, ia menunduk menyembunyikan rona merahdi wajah.“Maaf Pak ... sekali lagi saya minta maaf.” Ayara mundurteratur kemudian pergi setelah berkata demikian.Kejadian tidak sengaja itu diketahui oleh air crew besertaseluruh passanger hingga membuat Malvino tergelak sambil bertepuk tangan.“Nah, gitu dong! Move on, Bro!” seloroh Malvino yangterlihat begitu semangat.Adik kandungnya itu memang terkenal dingin terhadap paragadis kecuali gadis bernama Vania, mantan tunangannya.Saat ini Vania sedang merintis karir sebagai seorang aktrisdi Hollywood.Seluruh keluarga telah mengetahui dan menghargai putusnyapertunangan antara Nicholas dan Vania.Nicholas terlihat tegar dan mengatakan jika ia merelakanVania berkarir di Hollywood.Tapi pihak keluarga tau jika Nicholas tidak baik-baik sajakarena dua tahun telah berlalu dan Nicholas belum juga mendapat penggantiVania.Malvino melempar ipad ke meja di depannya membuat Nicholasmendongak dari ponsel yang sedang ia gengg
“Selamat pagi menjelang siang teman-teman. Berhubung Capt. Daniel sedang mengalami musibah, maka sampai beliau bisa kembali terbang, posisinya akan digantikan oleh Captain Abinawa Bayanaka.” Deg. Jantung Ayara seakan berhenti sepersekian detik. Ia yang sedang bercermin merapihkan penampilannya sebagai pramugari, dengan posisi memunggungi tim, hanya bisa mematung dengan napas tertahan. Seharusnya ia lebih detail membaca chat di grup. Tadi Ayara hanya membaca bagian Capt. Daniel yang mengalami kecelakaan, tapi Ayara tidak membaca lebih lanjut siapa penggantinya. Ayara tidak menyangka, ternyata dunia mempertemukannya dengan sang mantan tunangan yang telah berkhianat dengan sahabatnya sendiri. Saat itu, Ayara yang tidak kuat menghadapi keduanya memutuskan untuk keluar dari maskapai tersebut, hingga berlabuh di perusahaannya yang sekarang—menjadi awak kabin dari perusahaan penyewa jet pribadi. Lantas, bila mengetahui Abinawa yang menggantikan Capt. Daniel—apakah ia akan menghindar den