Share

Sebuah Kontrak

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 07:08:07

“Pak! Tunggu!” Ayara mengejar Nicholas yang melangkahkan kakinya lebar menuju sebuah cottage.

Pria itu mengatakan bahwa Ayara harus mengikutinya tapi malah meninggalkannya.

Saat ini Ayara menggunakan stiletto tinggi, susah payah ia berjalan menyusuri jalan dengan teksture tidak rata.

Jangan harap Nicholas mau mendengar perintah Ayara, selama ini dirinya yang memerintah dan ia tidak pernah menerima perintah dari orang yang baru dikenalnya.

“Ups!” Ayara nyaris keseleo jika saja Revan tidak segera menangkap pinggangnya.

Ayara sendiri tidak mengetahui sejak kapan Revan berjalan di belakang mengikutinya.

Ternyata ditengah-tengah acara, Nicholas memberi kode dengan tatapan mata kepada Revan agar pria itu mengikutinya ke cottage karena ada yang harus mereka bertiga bicarakan.

“Maaf, Pak ...,” sesal Ayara sekaligus berterimakasih.

“Enggak apa-apa, ayo saya bantu.” Revan menawarkan diri.

“Enggak usah, Pak ... saya bisa.” Ayara menegakan tubuhnya lalu mulai melanjutkan langkah.

Ternyata adegan itu tidak luput dari sudut mata Nicholas, ia lantas memberikan tatapan tajam kepada Revan karena telah dengan lancang menyentuh gadis yang sudah diumumkan Bagaskara akan menjadi istrinya.

Nicholas tidak cemburu, hanya saja ia tidak suka apa yang telah diklaim untuknya disentuh orang lain.

Pria angkuh itu sedang menjaga kehormatan dan harga dirinya.

Revan yang tersadar lantas menundukan pandangannya dari Ayara.

Nicholas masuk ke dalam cottage lalu duduk di single sofa yang terdapat di tengah ruangan.

Ayara ikut masuk mengikuti Nicholas dan menghentikan langkah tepat di depan Nicholas.

Sedangkan Revan berdiri di belakang Ayara menunggu perintah.

“Duduk!” titah Nicholas dingin sambil mengendik ke arah kursi di depannya.

Ayara menurut, duduk tepat di depan Nicholas hanya terhalang meja di antara mereka.

Gadis itu menyorongkan kaki, bergerak gelisah karena roknya terus terangkat akibat posisi duduk yang berhadapan dengan Nicholas.

Nicholas melempar bantal ke pangkuan Ayara agar gadis itu menutup pahanya yang putih dan mulus.

Ia akui, Ayara adalah gadis yang menarik dari segi penampilan.

Wajahnya cantik seperti seorang Princess, tubuhnya juga tinggi semampai dengan lekukan indah di bagian pinggang dan beberapa gundukan besar di tempat yang seharusnya.

“Kamu jadi istri saya!” seru Nicholas membuat Ayara yang sibuk menutupi pahanya kemudian mendongak.

“Jangan becanda, Pak ... masa saya jadi istri, Pak Niko?” Ayara tertawa kering, menolak secara halus.

Sesungguhnya bukan tidak mau, ia hanya tau diri.

“Kamu enggak denger tadi kakek saya bilang apa?”

Ayara menatap Nicholas sebentar. “Kenapa Pak Niko mengenalkan saya sebagai kekasih Pak Niko? Pak Bagaskara jadi berpikir kalau Pak Niko akan memperistri saya.”

Nicholas tidak suka nada bicara Ayara yang terkesan menyalahkannya.

Dan perubahan di wajah Nicholas itu bisa langsung ditangkap dengan baik oleh Ayara, ia pun menundukan pandangannya menatap bantal yang di simpan di atas paha.

“Kamu jadi istri saya selama tiga tahun, kita buat kontrak pernikahan ... hanya tiga tahun dan setelah itu kamu bebas, sebagai imbalan ... saya akan melunasi hutang ayah kamu.”

Ayara mendongak lagi, gagal fokus dengan apa yang sedang dibicarakan Nicholas.

“Pak Niko tau dari mana kalau papi saya punya hutang?” tanyanya dengan raut wajah lucu kebingungan.

“Di pesawat ... waktu turbulance ... kamu meracau.”

“Aaah, ya ....” Ayara ingat, kemudian menggigit bibir bagian bawahnya.

“Kenapa Pak Niko tiba-tiba mau menikah? Emm ... maksud saya, melakukan perjanjian pernikahan ini?” Akhirnya pertanyaan inti dari kebingungan Ayara terlontar juga.

Nicholas menarik napas, merentangkan kedua tangan di sepanjang sandaran sofa kemudian menatap malas Ayara.

Ia benci perintahnya dipertanyakan tapi tidak adil jika Ayara tidak mengetahui alasannya melakukan pernikahan kontrak, jangan sampai gadis itu berpikir ia menyukainya.

“Untuk menghindari tindakan impulsif mami yang berusaha menjodohkan saya malam ini.”

Ayara tampak melongo. “Jadi, karena enggak mau dijodohin sama maminya Pak Niko trus Pak Niko main comot anak orang aja ngajak kawin kontrak, gitu? Luar biasa.”

Ayara sampai bertepuk tangan sebagai efek dramatis saking salutnya dengan tindakan Nicholas untuk menghindari perjodohan.

Seketika Nicholas memberi tatapan tidak suka, alisnya menukik tajam.

“Gimana?” tanya Nicholas dengan penekanan.

Ayara sampai terlonjak mendengar pertanyaan Nicholas yang berintonasi tinggi.

“Eee ... Pak, saya ... pikir-pikir dulu gimana?”

“Oke, tiga detik.” Pria itu benar-benar menyebalkan, masa hanya memberi waktu tiga detik untuk Ayara berpikir mengambil keputusan.

Sengaja, Nicholas kesal karena Ayara sok jual mahal.

Padahal bukan jual mahal tapi ....

“Apa Pak Niko yakin? Walau ini hanya kontrak ... tapi orang lain dan keluarga Pak Niko taunya kita beneran nikah, sedangkan saya bukan berasal dari keluarga yang selevel sama Pak Niko ... gimana kalau mereka menolak saya?”

“Kalau mereka nolak, kita batal nikah.” Nicholas langsung menjawab detik berikutnya.

“Trus hutang ayah saya?” Ayara keceplosan, ia langsung menutup mulutnya.

“Kamu pikir sendiri.” Nicholas membalas ketus.

Tidak perlu ditanya lagi karena tidak mungkin Nicholas mau melunasi hutang papinya Ayara jika pernikahan mereka tidak terjadi.

Ayara mengembuskan napas, bahunya melorot. “Tiga tahun ya, Pak?” tanyanya memastikan, wajah cantik Ayara terlihat nelangsa.

“Hem,” balas pria itu dingin dengan tampang yang sialan tampan.

Ayara memejamkan matanya sekilas, ia menunduk sambil melipat bibirnya ke dalam.

“Pak, boleh minta satu permintaan lagi ... enggak?” Ayara bertanya hati-hati lantas tersenyum seperti model iklan pasta gigi.

Nicholas tidak bersuara tapi sorot mata tajamnya seakan menunggu Ayara mengatakan sebuah permintaan.

“Kalau memang kita jadi nikah, boleh enggak sekalian bayarin uang kuliah adik saya?” Permintaan dalam bentuk pertanyaan ini terlontar begitu saja dari bibir Ayara.

Ayara tidak mau rugi.

“Boleh, tapi saya juga bisa melakukan apapun sama tubuh kamu.”

Glek.

Ayara menelan saliva kelat.

“Enggak ... enggak jadi denk Pak ... cukup bayarin hutang papi aja, saya masih bisa kerja keras untuk membiaya kuliah adik saya.”

Ayara memang butuh uang tapi tidak serta merta menjual tubuhnya.

Banyak dari rentenir yang menawarkan pelunasan hutang ditukar dengan keperawanannya.

Tapi Ayara menolak, mahkotanya ini hanya boleh diberikan oleh suaminya yang syah.

Ayara tidak berpikir jika pernikahannya dengan Nicholas nanti memang syah, mereka saja yang membuatnya menjadi suatu kontrak kerja.

“Revan ... buat perjanjian kontraknya,” titah Nicholas yang langsung mendapat anggukan sang sekertaris.

Revan tidak terkejut, sepuluh tahun mendampingi Nicholas sudah banyak kejutan yang pria itu buat dan sekarang jantungnya sudah imun.

“Baik, Tuan.” Revan menyaut.

“Ingat! Tidak boleh ada satu pun orang yang tau tentang ini dan jika ada seorang saja dari pihak kamu yang mengetahuinya lalu membongkar perjanjian kita maka orang itu harus mati dan kamu harus mengganti sepuluh kali lipat uang yang telah saya berikan untuk melunasi hutang papi kamu.”

Nicholas mengatakan ancaman tersebut dengan penuh penekanan dan sorot mata tajam memaku Ayara hingga tanpa sadar gadis itu menahan napas.

Ayara menganggukan kepala pelan dengan ekspresi ketakutan yang kentara.

Hutang papi begitu menyesakan Ayara, setiap hari tukang tagih dari rentenir dan perwakilan pihak Bank juga keluarganya yang dipinjami uang oleh mendiang papi tidak berhenti menagih.

Terkadang mereka mempermalukan Ayara dan keluarganya di depan para tetangga.

Hal ini yang membuat Ayara menyetujui perjanjian kontrak tersebut.

Tanpa Ayara sadari, jika ia telah menggadaikan kebebasannya kepada Nicholas.

Bab terkait

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tentang Ayara

    “Nama lengkapnya ... Ayara Savrinadeya, mendiang ayahnya yang bernama Robby paramudia adalah mantan Setda di kota Bogor yang menanggalkan status Pegawai Negri Sipil untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota ... beliau bergabung dengan salah satu partai besar tapi dana yang diberikan untuk kampanye tidak cukup sehingga harus menggadaikan seluruh asetnya ke Bank dan meminjam uang kepada rentenir juga kepada beberapa keluarga dan kerabat ....” Revan menjeda sebentar informasi yang ia dapatkan tadi malam tentang Ayara untuk melihat reaksi Nicholas. Sementara itu Nicholas duduk tenang di kursinya sambil membuka ipad berisi data Ayara dari semenjak gadis itu lahir ke dunia. Nicholas harus tau latar belakang gadis yang akan menjadi istrinya. “Pak Robby, mendiang ayah Ayara akhirnya bunuh diri setelah dinyatakan kalah dalam pemilu karena tidak mampu membayar hutang-hutangnya ... tapi Bank mengecualikan kematian pak Robby dengan alasan bunuh diri sehingga a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Masa Lalu

    “Pagi Ay ....” Abinawa duduk tepat di depan Ayara, secangkir kopi dan satu piring kecil omlete diletakannya di atas meja. Ayara mendongak saat aroma parfum Abinawa seakan menarik seluruh impuls tubuhnya. Ya Tuhan, di hati Ayara masih tersisa rasa untuk Abinawa yang sedang mati-matian ia bunuh. Bertahun-tahun menjauh dari pria itu nyatanya tidak bisa membuat Ayara lupa dengan cinta yang pernah mereka miliki bersama. Masih teringat dengan jelas dalam benak Ayara bagaimana kedua lengan kekar itu memeluk tubuhnya dan bibir tebal Abinawa menyisir setiap jengkal wajah dan tubuhnya. Ayara pikir kisah mereka akan berakhir sempurna tapi kenyataan tidak berpihak padanya. Ketika dirinya sedang terpuruk dengan kegagalan sang ayah atas pencalonan wali kota disusul kepergian tragis beliau—Abinawa tidak ada di samping Ayara, pria itu sedang menikmati tubuh Melisa di apartemennya. FLASHBACK ONMas A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Balas Dendam

    “Ay ... kamu ngelamun?” tegur Abinawa seraya menyentuh pipi Ayara. Ayara menolehkan wajahnya ke samping menepis tangan Abinawa. Kemudian bernapas dengan benar, berusaha menetralkan detak jantung usai kilasan cerita pedih itu melintas dalam benak begitu saja seperti kaset rusak. Tanpa berniat menjawab Ayara berdiri hendak pergi dari hadapan Abinawa. Ia menyesal bangun kesiangan sehingga terlambat sarapan sementara Elza dan Anya sudah lebih dulu sarapan tadi pagi. Abinawa jadi bisa seenaknya memaksa berkomunikasi padahal Ayara sudah tidak ingin bersosialisasi dengan pria laknat itu lagi. “Tunggu Ay, ada yang mau aku omongin.” Abinawa menahan tangan Ayara yang seketika itu juga sang gadis hempaskan. “Ngomong apa?” Ayara bertanya ketus. “Jadi ... kamu beneran sama Pak Niko?” Ayara tersenyum meledek, sepertinya ini kesempatan untuk balas dendam kepada pria itu. “Iya ...

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Makan Malam Keluarga

    “Ada kiriman, Ra.” Anya membawa sebuah kotak besar di tangannya.Ayara yang barus aja keluar dari kamar mandi melongo melihat kotak eksclusive tersebut.Sesuai intruksi, mereka akan stay sehari lagi di resort ini dan akan kembali ke Jakarta esok paginya.“Dari siapa?” Ayara bertanya.“Dari Pak Niko ... tadi Pak Revan yang anter katanya jam enam lo harus udah siap, mau makan malem sama keluarga Lazuardy.”“Uhuk ... uhuk ... uhuk ....” Ayara langsung batuk tersedak ludahnya sendiri.Apa katanya?Makan malem keluarga?Sepertinya Nicholas tidak main-main dengan ucapannya.“Siapa? Pak Revan? Mana?” Elza yang berada di balkon langsung masuk ke dalam cottage.“Udah pergi tadi.” Anya memberitau dan raut wajah Elza langsung berubah sendu.“Lanjut nih sama Pak Revan?” Ayara menggoda Elza lagi.Bibir Elza mencebik kemudian maju beberapa senti.“Cie ... berawal dari pelukan lalu turun ke hati ... trus turun terus ke lubang kenikmatan.” Ayara tergelak kencang setelah mengatakannya.“Apa sih?” Waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Panggilan Sayang

    “Tuh ... pak Niko udah nungguin.”Ayara mendongak melihat sosok tampan yang berdiri tidak jauh darinya.Sorot mata Nicholas seketika membuatnya merinding, kenapa pria itu tidak pernah bersikap ramah kepadanya?“Sebenarnya, dia itu punya masalah hidup apa sih?” batin Ayara bertanya.“Nih cewek nyalon dulu apa gimana? Lama banget.” Nicholas menggerutu di dalam hati.Kemudian raut wajahnya melembut setelah melihat Ayara dengan jelas yang kini berdiri di hadapannya.Tampilan gadis itu tidak mengecewakan, menurut Nicholas—Ayara sudah cukup pantas bersanding dengannya.“Ayo.” Satu kata itu yang keluar dari mulut Nicholas yang telah memutar tubuhnya lalu berjalan menjauh.“Kamu ikutin pak Nicholas ya.” Revan memberi instruksi yang segera dibalas anggukan Ayara karena ia tidak bisa ikut dalam makan malam keluarga Lazuardy.Gadis itu lantas menyusul Nicholas yang telah lebih dulu menderapkan langkah panjang.Ayara terseok menyusul Nicholas menggunakan heels.“Pak Niko, bisa pelan enggak Pak? K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Pria Baik

    “Anya!” Langkah Anya terhenti mendengar suara Abinawa memanggilnya, mengerucutkan wajah—Anya meringis karena memiliki dosa terhadap pria itu. Tapi Anya tidak bisa menghindar karena Abinawa kini sudah berada di belakangnya. “Capt. ....” Anya menyapa sungkan. “Apa yang kamu lakuin sama saya kemarin malam?” Anya mendongak. “Maaf Capt. Saya mabuk tadi malam, jadi itu ... kita ....” Anya menunduk malu. “Kamu enggak mikir kalau kita melakukannya sambil mabuk lalu apa yang akan terjadi nanti?” Anya mendongak memberikan seulas senyum berpikir Abinawa tidak keberatan dengan apa yang mereka lakukan tadi malam, pria itu hanya berpikir dampak buruk yang akan terjadi ke depan karena cerobohannya. “Saya biasa minum pil KB Capt. jadi, aman.” “Kamu yakin?” Abinawa menaikan satu alisnya. Anya mengangguk disusul helaan napas Abinawa. “Kita ... jangan pernah lakukan lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Pihak Kedua

    Jantung Ayara berdetak kencang saat pintu mobil terbuka dari luar oleh Revan. Perlahan dengan tubuh sedikit bergetar—Ayara turun. Wajahnya pucat pasi dengan pendar di mata menyiratkan banyak kekhawatiran. “Dhika.” Ayara bergumam lalu menyeret langkahnya menuju sebuah pintu ganda. “Siapkan cek,” intruksi Nicholas kepada Revan. Sang sekertaris mengangguk sebagai balasan lalu membawa tasnya turun dari mobil. Revan berjalan di belakang Nicholas yang melangkah dengan gagah dan tubuh tegap disertai sorot mata tajam memindai rumah besar bergaya romawi disapu cat putih mendominasi. Jika bukan karena tidak ingin dijodoh-jodohkan sang Mami, Nicholas tidak sudi mengurusi kehidupan Ayara yang merupakan karyawannya di salah satu perusahaan yang ia pimpin. Langkah Nicholas berhenti tepat di belakang Ayara yang kemudian mundur saat pintu terbuka nyaris menabrak Nicholas jika saja refleks pria itu tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Mendarat di Pangkuan CEO   Hutang

    Nicholas tidak mengerti kenapa dirinya harus melakukan ini, bukannya ia seorang pemimpin perusahaan yang waktunya adalah uang? Tapi setengah hari ini yang semestinya ia habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan malah mengurusi kehidupan calon istri pura-puranya. Jika saja ia mengetahui akan kedatangan Ayara ke kantor, lebih baik ia pulang ke apartemen dan beristirahat setelah perjalanan panjang kembali dari pulau pribadi milik sang kakek. “Semua sudah di urus oleh pak Jaka, Pak ... tadi beliau menghubungi orang suruhannya agar memberikan fasilitas terbaik untuk Radhika.” Revan menginformasikan. Nicholas menganggukan kepala kemudian berdiri dari kursi ruang tunggu di sebrang kamar adik Ayara. “Apa Bapak mau pulang sekarang?” “Ngapain kita di sini, pulang!” Revan berseru dingin dan mulai menarik langkah pergi dari sana. Di dalam kamar kelas VIP yang difasilitasi Jaka, Ayara masih menangis meski Radhika te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sebelum Berpisah

    Ayara mengerjap merasakan berat di bagian pinggangnya. Ternya ada tangan kokoh melingkar di sana. Membalikan tubuh dan mendapati wajah suaminya yang begitu lelap tertidur. Bukannya pria itu pergi menemui Vania dan mengatakan akan menjemputnya hari ini? Apa tadi malam itu mimpi? Atau dirinya yang masih bermimpi sekarang? Ayara mengucek matanya lalu membuka perlahan dan wajah tampan Nicholas masih ada dalam pandangan. Disentuhnya rahang tegas dengan bulu halus itu, begitu nyata di telapak tangan Ayara. Ayara menatap nanar wajah suaminya, berlama-lama memuaskan indera penglihatannya untuk ia rekam dalam ingatan karena mungkin kata pertama yang akan Nicholas lontarkan ketika membuka mata adalah ajakan bercerai. Ayara mengecup kening Nicholas lalu turun ke hidung dan berakhir di bibir. Ketika Ayara hendak menjauhkan wajahnya—Nicholas malah menarik tengkuk Ayara untuk me

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Vania Cherry

    Rumah Kanjeng Mami yang tidak terlalu besar dan berdempetnya antar kamar membuat Nicholas harus ekstra pelan menghentak Ayara agar tidak terdengar suara pertemuan kulit mereka. Ayara juga harus menahan desahannya sekuat tenaga padahal hujaman Nicholas dengan tempo lambat tapi dalam itu membuat Ayara tidak dapat lagi menampung rasa nikmat yang Nicholas suguhkan. Mereka sedang dalam kunjungan rutin ke rumah Kanjeng Mami kemudian tiba-tiba Nicholas menginginkannya dan Ayara tidak mungkin menolak. “Pak, emmmhh ....” Ayara mendesah lalu menggigit bibir bagian bawahnya. Sementara itu, Nicholas juga terlihat sedang menahan erangan. Kenapa rasanya berbeda jika dilakukan dengan tempo lambat, ia merasakan kenikmatan yang tak terperi ketika miliknya keluar masuk lembah Ayara. Sebentar lagi Nicholas akan sampai, ia merendahkan tubuhnya—merajai leher Ayara dengan banyak kecupan. Ayara membusungkan dada, kakinya i

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Terbawa Perasaan

    Usai makan malam, Nicholas membersihkan tubuhnya begitu juga dengan Ayara yang seharian ini sibuk memasak rendang sampai lupa waktu. Mereka tidak mandi bersama tapi bergantian dan setelah itu Ayara lebih dulu bersarang di sofa ruang televisi. Menjatuhkan tubuhnya yang pegal karena seharian di dapur lalu menyalakan televisi melanjutkan tontonannya di Netflix. Di dalam kamar, Nicholas sibuk dengan huruf dan angka pada Macbook. Nicholas membawa pekerjaannya agar bisa pulang lebih awal karena merindukan Ayara tapi malah terjebak dengak pekerjaan itu sendiri. Hampir larut ketika Nicholas selesai dan Ayara masih di ruang televisi asyik menonton. Nicholas menyusul ke ruang televisi, duduk di samping Ayara tapi sang istri terlalu fokus dengan layar kaca di depannya hingga tidak menyadari jika Nicholas ada di samping menunggu untuk di perhatikan. Akhirnya pria itu menyimpan bantal di atas pangkuan Ayara dan m

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Memaklumi

    “Jadi kamu udah yakin sama Elza, Van?” Nicholas bertanya setelah Revan mengutarakan keinginannya melamar Elza. Mereka berdua masih dalam perjalanan, baru saja selesai mengecek proyek yang berada di pinggir kota dengan pak Kasdi sebagai driver andalan yang mengemudi saat ini. “Yakin, Pak ....” Revan menjawab mantap. “Lalu ibu dan kakak perempuan kamu? Kamu pernah cerita kalau mereka sedikit pemilih, itu kenapa kamu sulit menemukan pasangan.” Revan tertawa pekan. “Elza mampu menghadapi mereka, Pak ... dan kalau saya selalu menurut sama mereka, mau kapan saya memulai hidup berumah tangga?” Nicholas menganggukan kepalanya mengerti. “Pertama kali saya ketemu Radhika, dia seperti tidak menyukai saya ... sorot matanya seakan membenci saya, tapi setelah saya memperlihatkan kemesraan dengan Ayara, sepertinya dia percaya kalau saya mencintai kakaknya ....” Nicholas menjeda, ia mengingat pertama kali tangannya

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Lamaran

    “Tumben banget ngajak makan malam, biasanya makan malam di apartemen aku.” Elza menyindir prilaku tidak biasa kekasihnya.Revan hanya tersenyum menanggapi.“Romantis banget lagi tempatnya.” Elza sampai berdecak kagum karena bukan hanya terkenal mahal, tempat ini juga memiliki suasana yang kental dengan keromantisan.Banyak pria melamar kekasihnya di tempat ini, tapi bukan pria-pria biasa, melainkan pria-pria high class executive muda yang memiliki saldo di rekening cukup banyak untuk menyewa tempat ini.Pasalnya lounge yang berada di puncak tertinggi salah satu gedung di tengah kota Jakarta ini hanya menerima pengunjung dengan jumlah terbatas setiap harinya.Dan sudah bisa dipastikan jika satu menunya berharga fantastis karena langsung di masak oleh koki profesional yang didatangkan langsung dari luar Negri.“Elza bukan Frozen,” panggil Revan membuat Elza menoleh dari pemandangan indah yang tersaji di sana.“Ya?” tanyanya sambil tersenyum karena sudah lama Revan tidak memanggilnya sep

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Menyesal Menjadi Konglomerat

    “Alana!” panggil Radhika lembut, pria itu menghentikan langkahnya.“Ya, Kak?” Alana menjawab tapi dengan fokusnya masih pada deretan pakaian yang tertata rapih dalam butik di mana mereka berada saat ini.“Aku pulang,” kata Radhika lagi, membalikan badan dan keluar dari sana.“Kak Radhi, tunggu!”Tentu saja perhatian Alana yang tadi hanya tertuju pada pakaian dengan label new arrival di butik itu kini terenggut paksa oleh Radhika.Bergegas Alana menyusul Radhika yang sudah melangkah menjauh.“Kaaaak.” Alana menarik tangan Radhika yang memegang banyak paper bag.Bukan hanya tangan yang Alana tarik yang penuh dengan paperbag tapi tangan Radhika yang satunya juga bernasib sama.“Tunggu dulu, aku belum selesai milih baju.”Radhika menatap malas Alana yang seharian ini belanja seperti kerasukan setan.“Alana, baju kamu itu udah banyak ... aku liat kemarin waktu ke apartemen kamu sampe berjubel baju di lemari, trus buat apa kamu beli-beli lagi? Aku tau kamu punya warisan dari orang tua kamu

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Sebuah Harapan

    “Kamu enggak lagi bercanda, kan?” Abinawa sampai menegakan tubuh.Kain yang menyelimuti dadanya turun dan melingkar di pinggang.Anya baru saja menceritakan sebuah rahasia besar antara Ayara dengan Nicholas.“Enggak ... buat apa saya bercanda.” Anya turun dari atas ranjang lalu memakai pakaian dalamnya di depan Abinawa.Setelah itu Anya masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajah.“Kamu tau dari mana kalau Ayara sama Nicholas kawin kontrak?” cecar Abinawa yang mengikuti Anya ke kamar mandi.Anya yang hanya memakai pakaian dalam saja, menyelesaikan membasuh wajah lalu mengeringkannya menggunakan tissue. Abinawa bisa melihat seringai kecil di bibir Anya yang kini bergerak mendekatinya.Menyentuh rahang Abinawa, kemudian turun ke leher dan dadanya yang bidang tanpa penghalang karena Abinawa belum sempat memakai kaos.Sentuhan sensual itu semestinya bisa membuat darah Abinawa berdesir jika Ayara yang melakukannya.Abinawa menangkap tangan Anya lalu menggenggam erat.“Jawab saya, Anya!

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Tanda Merah

    Ayara mengulum senyum melihat Nicholas terus-terusan mengangkat kerah bajunya. Semua bawahannya pasti bingung bagaimana Nicholas bisa mendapat tanda merah di lehernya itu. Tidak banyak yang tau mengenai pernikahan Nicholas, mereka berpikir Nicholas adalah pria lajang berkualitas. Ketika datang ke pulau ini pun Nicholas hanya ditemani Revan dan protokoler tanpa seorang wanita. Semua orang akan bertanya-tanya siapa wanita atau mungkin pria yang membuat tanda merah di lehernya karena Nicholas tidak pernah dikabarkan sedang mengencani seseorang. Betapa puasnya Ayara membuat Nicholas salah tingkah seperti itu. Nicholas yang duduk bersama para pimpinan dan para Pilot untuk sarapan pagi melirikan matanya kepada Ayara. Ayara yang sedari tadi memperhatikan suaminya lantas tersenyum lalu mengerucutkan bibir membentuk sebuah kecupan di udara, meledek Nicholas. “Pantesan hot banget dia tadi malem,” batin Nicholas menggeram. Dalam hidup Nicholas, baru Ayara seorang yang berani me

  • Mendarat di Pangkuan CEO   Menyusul Ayara

    Abinawa sudah di penghujung lagu yang sedang dinyanyikannya saat sebuah helikopter mendarat di bagian belakang resort. Semua mata tertuju pada helikopter jenis terbaru dengan logo LZ Corp. pada bagian ekornya. Tidak perlu ditanya lagi siapa yang ada di dalam sana karena tidak mungkin Bagaskara atau Erlangga yang berdomisili di Luar Negri bersedia datang ke acara kecil yang dibuat salah satu anak perusahaan. “Pak Niko nyusulin, tau bininya digodain Capt. Abi terus,” celetuk Elza seraya menyenggol lengan Ayara. Tentu saja Elza dan Anya melihat bagaimana air mata Ayara mengelir karena tersentuh oleh lirik lagu yang dinyanyikan Abinawa. Beberapa panitia berlarian menyambut tamu VIP tersebut. Semua menoleh ke belakang, tempat di mana helikopter tersebut mendarat. Tidak lama sosok Nicholas muncul diikuti Revan dan pimpinan tertinggi bagian HRD yang tadi menyambutnya di kelilingi beberapa orang protokoler. Seperti biasa, Nicholas berjalan tegap penuh wibawa dengan sorot mata

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status