Share

Bab 31: Tawaran dan Ancaman

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-01-23 09:29:07

“Bisa bicara sebentar?”

Zara menghela napas panjang, mencoba melangkah melewati Clara. “Maaf, saya harus kerja.”

Namun, wanita itu cepat menahan langkahnya. Dengan senyum penuh arti, Clara maju selangkah, memosisikan diri tepat di depan Zara.

“Shift kamu masih satu jam lagi, Zara. Jadi jangan cari alasan,” ujar Clara dengan nada tenang namun tajam, membuat Zara terpaksa berhenti.

Zara menatap Clara dengan pandangan waspada, merasakan tatapan menusuk wanita itu. Dia melirik sekeliling, memastikan tidak ada staf atau pelanggan yang mungkin memperhatikan mereka. Zara tahu bahwa Clara tidak akan membiarkannya pergi tanpa menyelesaikan urusannya.

“Baiklah,” kata Zara akhirnya, menghembuskan napas pelan.

Clara mengangguk kecil, lalu melirik mobilnya yang terparkir tak jauh. “Kita nggak bisa bicara di sini. Terlalu terbuka. Ayo ke mobilku.”

Zara menimbang sejenak, ragu untuk mengikuti Clara. Namun, menyadari bahwa Clara tidak akan menyerah begitu saja, dia akhirnya setuj
Duvessa

Wah, Clara bener-bener nyebelin, ya? Tapi Zara juga nggak kalah tegas! Kira-kira kalian tim siapa nih, Clara si licik atau Zara yang kuat mentalnya? Tulis pendapat kalian, yuk, aku penasaran banget sama teori kalian soal bab ini!

| 8
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 32: Batas Kepercayaan

    “Mana Kael? Kenapa kalian nggak pulang bareng?” tanya Maharani, matanya memperhatikan Zara dengan tajam. Zara berpikir cepat, mencari alasan yang masuk akal. “Tadi Kael bilang mau mampir ke suatu tempat dulu, Bu. Jadi saya pulang lebih dulu,” jawab Zara sambil berusaha terdengar santai. “Oh begitu?” Maharani mengangguk pelan, tetapi masih belum selesai. “Lalu kamu pulang naik apa?” Zara terdiam sejenak. Tidak mungkin dia bilang kalau dia pulang naik bus. Itu akan memancing pertanyaan lainnya, dan situasinya bisa semakin rumit. Akhirnya, dia memutuskan untuk berkata, “Saya naik taksi, Bu.” “Oh, baiklah,” Maharani menanggapi dengan nada datar tetapi tetap penuh makna. “Kalau begitu, kita makan malam bersama. Ibu sudah minta asisten rumah tangga menyiapkan beberapa hidangan kesukaan Kael.” Zara mengangguk, meski dalam hati merasa semakin gugup. Tak lama kemudian, suara pintu depan terdengar. Kael masuk dengan langkah biasa, tetapi raut wajahnya berubah saat melihat Maha

    Last Updated : 2025-01-23
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 33: Rahasia di Balik Pintu

    Maharani melangkah masuk perlahan, matanya menyapu seluruh ruangan sebelum berhenti pada Zara yang duduk di ranjang. "Ibu hanya ingin memastikan kamar ini cukup nyaman untuk Zara dan calon cucu Ibu," ucap Maharani dengan nada yang terdengar lebih seperti penilaian daripada sekadar basa-basi. Zara tersenyum kecil, berusaha terdengar santai. “Kamar ini nyaman, Bu.” Maharani menatap Zara, matanya tajam, tetapi penuh perhatian. "Kamu kelihatan lelah, Zara. Jangan terlalu memaksakan diri. Ingat, kamu harus memperhatikan kandunganmu." Zara mencoba membalas dengan senyuman yang lebih tulus, meskipun di dalam hati dia merasa sedikit tertekan. “Saya baik-baik saja, Bu. Terima kasih.” Namun, Maharani tidak berhenti sampai di situ. Dia menoleh ke Kael yang berdiri di dekat jendela. "Kael, Ibu tahu kamu sibuk. Tapi dalam kondisi seperti ini, istrimu butuh perhatian lebih. Kamu mengerti itu, ‘kan?" Kael menatap ibunya dengan ekspresi datar, lalu mengangguk pelan. "Tentu, Bu."

    Last Updated : 2025-01-23
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 34: Balon

    Kael menatap Zara sekilas dengan ekspresi datar, seolah tidak menyadari betapa mematikannya penampilannya saat ini. Dia melangkah santai menuju lemari pakaian di sudut ruangan, mengambil kaos bersih tanpa banyak bicara. "Sudah bangun, ya," kata Kael dengan nada biasa, nyaris tanpa emosi. Namun, Zara tidak merespons. Dia masih berdiri terpaku di tempat, matanya secara tidak sengaja terfokus pada punggung Kael saat pria itu membuka lemari. Udara terasa lebih panas, dan wajah Zara semakin memerah tanpa dia sadari. Kael menoleh sedikit, alisnya terangkat saat menyadari Zara tidak menjawab. Dia memanggil lagi, kali ini dengan nada sedikit lebih keras. “Zara.” Zara terkejut, seakan baru sadar dari lamunan. “E-Eh, iya! Sa–saya kira kamu sudah turun,” jawabnya tergesa-gesa, suaranya terdengar canggung. Dia buru-buru memalingkan pandangan, mencoba menenangkan dirinya dari rasa malu yang tiba-tiba menyerang. Kael memandang Zara sejenak dengan tatapan yang sulit diartikan. Seme

    Last Updated : 2025-01-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 35: Tanggung Jawab dan Perasaan

    Zara membelalakkan mata. ‘Masih saja dia bercanda soal balon?’ batin Zara terkejut. Namun, Kael tetap berjalan santai sambil menggenggam tangan Zara, seolah hal itu adalah bagian dari rutinitas mereka. Namun, saat mereka melewati pintu utama, dia mendekat sedikit dan berbisik, “Biar Ibu nggak curiga.” Jantung Zara kembali berdegup kencang ketika Kael berbisik dengan jarak yang cukup dekat. Dia sedikit menunduk, berharap wajahnya tidak terlalu merah karena rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya. Dalam diam, dia membiarkan Kael menggenggam tangannya hingga mereka sampai di luar rumah. Begitu pintu tertutup di belakang mereka, Kael akhirnya melepaskan genggamannya. Zara langsung menarik tangannya, mencoba bersikap biasa meskipun pikirannya masih kacau. Dia menatap Kael dengan bingung, hampir ingin protes, tapi Kael lebih dulu berbicara. “Jangan terlalu dipikirin,” katanya datar, membuka pintu mobil tanpa memandang Zara. ‘Gimana nggak kepikiran? Itu pertama kalinya di

    Last Updated : 2025-01-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 36: Tekanan Baru

    Kael mengemudikan mobilnya dalam keheningan. Permintaan ayahnya tadi masih berputar di kepala—permintaan yang meski diucapkan dengan nada dingin, terasa seperti ultimatum. Pikirannya sejenak melayang pada wajah Zara yang sering kali tenang, tapi selalu bisa menyiratkan emosi yang tidak mudah ditebak. Apa yang akan Zara katakan jika tahu tentang tuntutan Aryan? Kael mendesah panjang. "Bodoh," gumamnya pelan, mengutuk dirinya sendiri karena terus memikirkan apa yang Zara rasakan. Di rumah, Zara duduk di sofa dengan cangkir teh di tangannya. Dia melirik jam dinding beberapa kali, gelisah tanpa alasan yang jelas. Sejak Kael pergi ke kediaman keluarga Ashwara, suasana rumah terasa terlalu sunyi. Biasanya, dia justru menikmati saat-saat tenang seperti ini, tapi malam ini rasanya berbeda. Pintu depan terbuka, dan Zara langsung menoleh. Kael masuk dengan langkah tenang, wajahnya tidak menunjukkan emosi apa pun seperti biasa. “Baru pulang?” tanya Zara pelan. Kael hanya men

    Last Updated : 2025-01-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 37: Tuduhan

    Sontak semua staf merasa terkejut. Jika Kael sudah angkat bicara, bukankah itu artinya mereka memang keterlaluan? Kael menatap Ana sekilas, matanya dingin dan penuh peringatan tanpa perlu satu kata pun diucapkan. Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, Kael berjalan keluar. Zara yang masih berdiri di tempat, tidak bisa menahan rasa heran. Kael tidak membelanya dengan argumen panjang atau mengonfrontasi Ana secara langsung, tapi tindakannya cukup untuk menghentikan semua gosip. Setelah suasana kembali tenang, Ana hanya bisa mendengus pelan dan pergi, jelas merasa kalah tanpa pertarungan. Di luar loker, Zara berjalan mendekati Kael yang sedang mengecek sesuatu di ponselnya. Dia ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, “Chef ... terima kasih.” Kael meliriknya sebentar, lalu menjawab dengan dingin. “Bukan untukmu, tapi untuk restoran.” Namun, saat Zara berbalik untuk pergi, Kael melanjutkan dengan suara lebih pelan, hampir seperti gumaman, “Jangan hiraukan mereka. Mereka tidak tahu

    Last Updated : 2025-01-25
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 38: Sapu Tangan dan Air Mata

    Zara langsung merasa lututnya lemas. Jantungnya berdegup kencang, panik bercampur marah, tetapi dia mencoba menahan ekspresinya tetap netral. “Bos? Siapa yang kamu maksud?” tanya Zara, suaranya bergetar meski dia berusaha tetap terdengar tenang. Ana mengangkat alis, menyeringai puas. “Jangan pura-pura bodoh, Zara. Chef Kael. Apa kamu pikir aku ini buta? Aku memperhatikan kalian. Aku tahu lebih banyak daripada yang kamu kira.” Zara membelalak, tidak percaya bahwa Ana bisa tahu sejauh itu. Pikirannya langsung berputar, mencoba mencari celah. Selama ini, dia merasa sudah sangat berhati-hati, selalu menjaga jarak dari Kael ketika di restoran. Bagaimana Ana bisa tahu? Ana mendekatkan wajahnya, menyeringai dengan nada mengejek. “Wah, Zara, aku nggak menyangka kamu ternyata wanita yang ... hebat,” ucapnya dengan sindiran tajam yang menampar telinga Zara. Dia tertawa pendek, penuh ejekan, sebelum melanjutkan. “Semua orang tahu Chef Kael itu sedingin es. Nggak ada yang bisa m

    Last Updated : 2025-01-25
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 39: Mati Lampu

    Zara langsung menoleh, kaget mendengar pernyataan itu. “Jangan,” katanya cepat, suaranya bergetar. “Kalau Ana langsung dipecat, dia pasti makin berpikir semua gosip itu benar.” Kael mengerutkan dahi. “Dia sudah keterlaluan.” “Tapi, dia tahu kita sudah menikah dan saya sedang hamil,” balas Zara, nadanya penuh kekhawatiran. “Gimana kalau dia menyebarkan hal itu ke semua karyawan yang lain? Apa itu nggak akan mencoreng nama baikmu?” Kael tetap tenang, tapi tatapannya sedikit menggelap. “Kalau dia berani menyebarkan apa pun, aku yang akan membereskan.” Zara menelan ludah, mencoba memproses kata-kata Kael yang terdengar begitu pasti. Namun, kekhawatirannya belum hilang sepenuhnya. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, “Atau ... saya saja yang keluar dari restoran?” Kael langsung menatap Zara dengan tajam, hampir menghentikan mobil sejenak. “Jangan harap,” ucapnya, suaranya dingin namun penuh penekanan. “Tapi—” Zara mencoba membalas, tetapi Kael memotongnya.

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 185: Pesta Pernikahan

    Pernikahan Andin dan Varen diadakan di sebuah ballroom hotel, yang juga menjadi tempat Zara menginap malam ini. Ballroom itu didekorasi dengan nuansa pastel yang lembut dan romantis, selaras dengan gaun pengantin yang dikenakan Andin—warna pink pastel dengan aksen bunga-bunga kecil di bagian lengan. Sementara Varen tampak gagah dalam setelan jas berwarna putih.Sahabatnya itu sangat cantik hari ini, memancarkan aura kebahagiaan yang hangat. Saat melihat Zara datang, Andin segera melambaikan tangan, wajahnya sumringah seolah sudah tak sabar menunggu. Di sampingnya, Varen juga tersenyum ke arah Zara, ramah seperti biasanya.Jujur saja, terasa aneh melihat mereka berdiri berdampingan seperti ini. Ada sedikit ruang kosong di dada Zara saat mengingat bahwa dulu, Varen adalah pria yang pernah menyukainya.“Zara, gue kira lo nggak akan datang,” ucap Andin begitu Zara sudah berada di dekat mereka.Memang, awalnya Zara ragu untuk datang. Anjana sempat memintanya membatalkan kehadiran dengan al

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 184: Meminta Izin

    “Zara, nanti kamu selama di sana ditemani bodyguard saja ya?” ucap Anjana sembari menuangkan teh ke dalam cangkir di hadapannya.Pagi itu, aroma roti panggang dan scrambled egg menguar dari dapur. Namun, meja makan keluarga Wijaya tidak sehangat biasanya. Ada kecanggungan yang menggantung di udara, sejak pembicaraan soal kepergian Zara ke luar kota.Hari ini, Zara akan menghadiri pesta pernikahan Andin dan Varen—dua sahabatnya yang telah lama menantikan hari bahagia itu. Namun, karena pestanya diadakan di luar kota, Gala menyarankan Zara untuk tidak terlalu memaksakan diri. Dia harus menginap semalam agar tubuhnya tak kelelahan, terutama pasca keguguran.Namun, permintaan Anjana terasa berlebihan. Ditemani bodyguard hanya untuk menghadiri pesta?Zara mendongak dari piringnya. Telur setengah matang di garpunya sudah dingin.“Ma, tapi saya cuma nginep satu malam aja. Nggak perlu sampai pakai bodyguard segala,” tolak Zara, berusaha tetap tenang, meski dalam hatinya terasa sesak. Ini buka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 183: Harapan

    “Chef, tastenya sudah pas?” Suara salah satu sous chef membuyarkan lamunan Kael.Pria itu mengangguk pelan. “Sudah,” jawabnya singkat.Kini Kael berdiri di dapur The Velvet Spoon—tempat yang sudah cukup lama tidak dia kunjungi. Setelah urusan di Ashwara Group sedikit lebih stabil sejak pengangkatannya sebagai presiden direktur, Kael akhirnya memutuskan kembali ke restorannya. Bukan untuk inspeksi atau evaluasi besar-besaran, tapi sekadar menenggelamkan diri dalam kesibukan yang bisa mengalihkan pikirannya.Sudah seminggu sejak Zara pergi dari rumah. Dan sejak itu, Kael belum bisa sepenuhnya tenang.Kael hanya butuh mengalihkan pikirannya. Mencari pelarian. Mencegah dirinya terlalu larut memikirkan satu hal yang akhir-akhir ini selalu membuat dadanya sesak, yaitu perpisahannya dengan Zara.Tangan pria itu tetap bergerak, mengarahkan tim, mencicipi, memberi instruksi. Namun, pikirannya tidak benar-benar ada di sana.Sesekali, matanya tertuju pada kaca yang menghadap ke area servis. Dari

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 182: Bimbang

    “Apa kamu bilang?! Dokter Gala … ayah dari Zelena?!” bentak Anjana, begitu Ceva akhirnya jujur tentang siapa ayah kandung anaknya. Matanya membelalak, suaranya tajam dan bergetar menahan marah.“Iya, Ma …” Ceva menunduk, suaranya lirih. “Gala ayahnya.”Tubuh Ceva gemetar. Dia tahu ini akan terjadi. Namun, tetap saja, saat berhadapan langsung dengan amarah ibunya, semuanya terasa jauh lebih berat dari yang dia bayangkan.Wajar jika Anjana semarah ini. Selama bertahun-tahun, Ceva menyimpan kebenaran itu sendiri. Bagi orang lain, ini mungkin hanya kisah cinta yang kandas. Namun, bagi Anjana yang menjaga nama keluarga seperti menjaga napasnya sendiri, ini adalah aib yang tak termaafkan.Anjana menatap putrinya dengan sorot tajam. “Kenapa kamu tidak bilang dari dulu?! Kamu anggap Mama ini apa?!”Ceva tak sanggup menjawab. Dia hanya diam, berharap ibunya berhenti bicara, walau tahu itu mustahil.Dulu, Ceva sempat magang di rumah sakit tempat Gala bekerja. Di sanalah semuanya dimulai. Hubunga

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 181: Terbongkar

    Gadis kecil yang selalu tersenyum hangat padanya ... adalah anak Gala?Mantan kekasihnya?Ini gila.Seketika, perut Zara terasa mual. Entah karena syok, kaget, atau karena tubuhnya yang sedang hamil memang tak kuat menampung kenyataan sebanyak ini di pagi hari. Dia mundur selangkah, berniat meninggalkan tempat itu diam-diam.Prang!Sebuah suara nyaring pecah di udara. Vas bunga di atas meja kecil dekat tirai jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai.Zara mematung. Matanya melebar, jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat.‘Gawat. Aku ketahuan,’ batin Zara panik.Dari taman, Gala langsung menoleh cepat. Begitu pula Ceva. Wajah keduanya berubah—kaget, panik, dan bingung dalam waktu bersamaan.“Zara?” Suara Gala terdengar pelan, nyaris tak percaya.Zara hanya berdiri kaku, masih terperangkap antara ingin berlari atau berpura-pura tidak mendengar apa pun. Namun, semuanya sudah terlambat. Tatapan mereka bertemu. Tak ada lagi yang bisa disembunyikan.Ceva bangkit dari bangku, langkahny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 180: Rahasia

    Zara tersenyum kecil saat membaca pesan dari Andin.Ah, benar juga. Andin akan menikah minggu depan. Karena semua kekacauan yang terjadi belakangan ini, Zara sampai lupa akan undangan pernikahan sahabatnya itu.Andin dan Varen.Sebuah pasangan yang tak pernah dia bayangkan akan bersama. Andin adalah sahabatnya, teman baiknya sejak awal kuliah.Sedangkan Varen ... pria yang pernah menyatakan cinta padanya. Pria yang sempat membuat hatinya goyah, tapi tidak cukup kuat untuk menggantikan Kael.Dan sekarang? Varen akan menikahi sahabatnya sendiri.Sungguh kebetulan yang aneh. Namun, hidup memang tidak pernah kehabisan kejutan, ‘kan?Zara menghela napas, lalu mengetik balasan.[Gue udah sehat kok. Gue pasti usahain dateng ke nikahan lo.]Jari-jarinya berhenti di atas layar. Pandangannya terpaku pada pesan itu. Resepsi Andin akan digelar di luar kota, dan itu artinya dia harus menginap. Mengingat kondisi kehamilannya sekarang, dan sikap Anjana yang makin protektif, kecil kemungkinan ibunya a

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 179: Kabar

    “Kael gimana, Ra? Kalian udah ketemu?” tanya Gala pelan setelah selesai memeriksa kondisi Zara.Mereka kini berada di kamar lantai dua. Ruang yang selama seminggu terakhir menjadi tempat Zara mengasingkan diri dari dunia luar. Gala tahu betul, luka di tubuh Zara mungkin sudah mulai pulih, tapi tidak dengan luka di hatinya.Pria itu juga tahu, apa yang terjadi antara Zara dan Kael bukan hal sepele. Gala bahkan sempat bertemu Kael di depan rumah sakit saat Zara diperbolehkan pulang. Tatapan pria itu kosong, wajahnya lelah seperti tak tidur berhari-hari. Aneh rasanya, karena Kael seharusnya pulang bersama Zara hari itu, tapi nyatanya hanya wanita itu yang dibawa pulang oleh Anjana.Zara menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya sebelum menjawab.“Belum, Kak,” ucap Zara pelan. “Sempat datang ke sini ... tapi diusir sama bodyguard Mama.”Zara menunduk, suaranya serak. Tidak ada amarah dalam kata-katanya, hanya kelelahan yang tertahan terlalu lama.Ya, seketat itu Anjana menjagan

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 178: Mirip

    “Zara, ayo sarapannya dimakan,” suara Anjana dari meja makan membuyarkan lamunan Zara.Perempuan itu tersentak pelan, lalu mengangguk dan memaksakan senyum. Dia mengambil sendok, meski tak benar-benar lapar.Sejujurnya, Zara tidak merasa nyaman tinggal di rumah ini. Tatapan tajam kakeknya, Harun yang selalu mengawasinya seolah dia adalah orang luar, dan nada bicara Atma yang dingin setiap kali mereka berpapasan—semuanya membuat udara di rumah ini terasa lebih dingin dari biasanya.Namun, dia tetap memilih tinggal di sini. Rumah itu memang bukan tempat yang ramah, tapi jauh di dalam hati, dia masih trauma dengan apa yang terjadi di rumahnya sendiri. Ingatan tentang paket ancaman itu masih membekas.Setiap suara langkah di malam hari, setiap bayangan yang melintas di dinding, bisa membuat jantungnya berdebar tak karuan. Setidaknya, di sini dia merasa lebih aman … walau tak benar-benar merasa diterima.“Kalau kamu nggak suka menu hari ini, bisa minta Mbok Darmi buat yang lain,” ucap Anjan

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 177: Keputusan

    Kael mematung. Untuk sesaat, seluruh dunia terasa hening. Bahkan detak mesin infus terdengar seperti gema di lorong kosong.“Maksud kamu …?” tanya Kael pelan. Suaranya serak, seperti tertahan di tenggorokan.Zara menatapnya lurus, dan kali ini tidak ada air mata, hanya kelelahan yang dalam. “Mama bilang, kamu udah gagal jagain aku. Jadi dia minta aku buat pisah.”Kael menunduk, perlahan berdiri. Tangan di sisi tubuhnya mengepal, seolah menahan sesuatu yang nyaris meledak di dalam dadanya.“Kamu setuju?” tanya pria itu pelan. Suaranya rendah. Bukan marah, tapi penuh luka yang tak dia tunjukkan pada siapa pun selama ini.Zara tidak langsung menjawab. Pandangannya kembali pada jendela, tak kuasa menatap pria itu lebih lama. Suaminya. Lelaki yang membuat segalanya menjadi rumit sekaligus bermakna.“Zara,” suara Kael terdengar lebih dalam sekarang.“Aku nggak mau, Mas … Tapi kalau Mama maksa, aku harus gimana?” lirih Zara nyaris seperti bisikan.Kael terdiam. Di wajahnya, tidak ada amarah—y

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status