Beranda / Romansa / Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima / BAB 35: Tanggung Jawab dan Perasaan

Share

BAB 35: Tanggung Jawab dan Perasaan

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 09:24:15

Zara membelalakkan mata.

‘Masih saja dia bercanda soal balon?’ batin Zara terkejut.

Namun, Kael tetap berjalan santai sambil menggenggam tangan Zara, seolah hal itu adalah bagian dari rutinitas mereka. Namun, saat mereka melewati pintu utama, dia mendekat sedikit dan berbisik, “Biar Ibu nggak curiga.”

Jantung Zara kembali berdegup kencang ketika Kael berbisik dengan jarak yang cukup dekat. Dia sedikit menunduk, berharap wajahnya tidak terlalu merah karena rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya. Dalam diam, dia membiarkan Kael menggenggam tangannya hingga mereka sampai di luar rumah.

Begitu pintu tertutup di belakang mereka, Kael akhirnya melepaskan genggamannya.

Zara langsung menarik tangannya, mencoba bersikap biasa meskipun pikirannya masih kacau. Dia menatap Kael dengan bingung, hampir ingin protes, tapi Kael lebih dulu berbicara.

“Jangan terlalu dipikirin,” katanya datar, membuka pintu mobil tanpa memandang Zara.

‘Gimana nggak kepikiran? Itu pertama kalinya di
Duvessa

Hayo, Kael ini beneran peduli sama Zara atau cuma nggak mau kalah di depan keluarganya, ya? Gimana menurut kalian, dia bakal bisa nggak menghadapi tekanan ini tanpa nyusahin Zara? Share pendapat kalian, dong!

| 3
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 36: Tekanan Baru

    Kael mengemudikan mobilnya dalam keheningan. Permintaan ayahnya tadi masih berputar di kepala—permintaan yang meski diucapkan dengan nada dingin, terasa seperti ultimatum. Pikirannya sejenak melayang pada wajah Zara yang sering kali tenang, tapi selalu bisa menyiratkan emosi yang tidak mudah ditebak. Apa yang akan Zara katakan jika tahu tentang tuntutan Aryan? Kael mendesah panjang. "Bodoh," gumamnya pelan, mengutuk dirinya sendiri karena terus memikirkan apa yang Zara rasakan. Di rumah, Zara duduk di sofa dengan cangkir teh di tangannya. Dia melirik jam dinding beberapa kali, gelisah tanpa alasan yang jelas. Sejak Kael pergi ke kediaman keluarga Ashwara, suasana rumah terasa terlalu sunyi. Biasanya, dia justru menikmati saat-saat tenang seperti ini, tapi malam ini rasanya berbeda. Pintu depan terbuka, dan Zara langsung menoleh. Kael masuk dengan langkah tenang, wajahnya tidak menunjukkan emosi apa pun seperti biasa. “Baru pulang?” tanya Zara pelan. Kael hanya men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 37: Tuduhan

    Sontak semua staf merasa terkejut. Jika Kael sudah angkat bicara, bukankah itu artinya mereka memang keterlaluan? Kael menatap Ana sekilas, matanya dingin dan penuh peringatan tanpa perlu satu kata pun diucapkan. Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, Kael berjalan keluar. Zara yang masih berdiri di tempat, tidak bisa menahan rasa heran. Kael tidak membelanya dengan argumen panjang atau mengonfrontasi Ana secara langsung, tapi tindakannya cukup untuk menghentikan semua gosip. Setelah suasana kembali tenang, Ana hanya bisa mendengus pelan dan pergi, jelas merasa kalah tanpa pertarungan. Di luar loker, Zara berjalan mendekati Kael yang sedang mengecek sesuatu di ponselnya. Dia ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, “Chef ... terima kasih.” Kael meliriknya sebentar, lalu menjawab dengan dingin. “Bukan untukmu, tapi untuk restoran.” Namun, saat Zara berbalik untuk pergi, Kael melanjutkan dengan suara lebih pelan, hampir seperti gumaman, “Jangan hiraukan mereka. Mereka tidak tahu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 38: Sapu Tangan dan Air Mata

    Zara langsung merasa lututnya lemas. Jantungnya berdegup kencang, panik bercampur marah, tetapi dia mencoba menahan ekspresinya tetap netral. “Bos? Siapa yang kamu maksud?” tanya Zara, suaranya bergetar meski dia berusaha tetap terdengar tenang. Ana mengangkat alis, menyeringai puas. “Jangan pura-pura bodoh, Zara. Chef Kael. Apa kamu pikir aku ini buta? Aku memperhatikan kalian. Aku tahu lebih banyak daripada yang kamu kira.” Zara membelalak, tidak percaya bahwa Ana bisa tahu sejauh itu. Pikirannya langsung berputar, mencoba mencari celah. Selama ini, dia merasa sudah sangat berhati-hati, selalu menjaga jarak dari Kael ketika di restoran. Bagaimana Ana bisa tahu? Ana mendekatkan wajahnya, menyeringai dengan nada mengejek. “Wah, Zara, aku nggak menyangka kamu ternyata wanita yang ... hebat,” ucapnya dengan sindiran tajam yang menampar telinga Zara. Dia tertawa pendek, penuh ejekan, sebelum melanjutkan. “Semua orang tahu Chef Kael itu sedingin es. Nggak ada yang bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 39: Mati Lampu

    Zara langsung menoleh, kaget mendengar pernyataan itu. “Jangan,” katanya cepat, suaranya bergetar. “Kalau Ana langsung dipecat, dia pasti makin berpikir semua gosip itu benar.” Kael mengerutkan dahi. “Dia sudah keterlaluan.” “Tapi, dia tahu kita sudah menikah dan saya sedang hamil,” balas Zara, nadanya penuh kekhawatiran. “Gimana kalau dia menyebarkan hal itu ke semua karyawan yang lain? Apa itu nggak akan mencoreng nama baikmu?” Kael tetap tenang, tapi tatapannya sedikit menggelap. “Kalau dia berani menyebarkan apa pun, aku yang akan membereskan.” Zara menelan ludah, mencoba memproses kata-kata Kael yang terdengar begitu pasti. Namun, kekhawatirannya belum hilang sepenuhnya. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, “Atau ... saya saja yang keluar dari restoran?” Kael langsung menatap Zara dengan tajam, hampir menghentikan mobil sejenak. “Jangan harap,” ucapnya, suaranya dingin namun penuh penekanan. “Tapi—” Zara mencoba membalas, tetapi Kael memotongnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 40: Salah Sangka

    Pagi datang, dan Zara membuka matanya perlahan. Dia menemukan dirinya masih di sofa, dengan selimut tipis yang melapisi tubuhnya. Ketika menoleh ke arah meja, dia tidak menemukan Kael di sana. Namun, ponselnya masih menyala di atas meja, dengan buku yang tergeletak di sampingnya, seolah menjadi bukti bahwa seseorang telah menemani sepanjang malam.Zara menggenggam selimut itu erat. Ada sesuatu yang berubah dalam hatinya, tetapi dia tidak tahu bagaimana mendeskripsikannya.Akhirnya, Zara hanya bisa menghela napas, kemudian bangkit dan menuju kamar dengan langkah pelan, niat awal untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke restoran. Namun, tubuhnya yang masih lelah karena tidur di sofa semalaman memaksanya menuju tempat tidur."Sebentar saja," gumamnya, tetapi matanya langsung terpejam, dan dalam sekejap, dia terlelap kembali.Ketika Zara akhirnya terbangun, matahari sudah lebih tinggi dari biasanya. Matanya membelalak panik saat melihat jam dinding."Ya Tuhan, aku terlambat!" Dia langsun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 41: Tamu VIP

    Restoran mulai sibuk menjelang makan siang. Para staf terlihat sibuk melayani meja, Rizal sibuk memantau setiap sudut restoran, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, dan Zara dengan cekatan melayani tamu di areanya.Sementara itu, Kael berada di dapur, berdiri di tengah hiruk-pikuk para koki yang sibuk menyiapkan hidangan. Tatapannya tajam, mengawasi setiap detail untuk memastikan tidak ada kesalahan yang luput dari perhatian.Namun, suasana yang semula berjalan lancar berubah ketika salah satu rekan tamu VIP—seorang pria paruh baya dengan setelan mahal mulai bertingkah. Dia memanggil Zara dengan nada yang terlalu ramah, dan senyumannya menyiratkan sesuatu yang membuat Zara tidak nyaman.“Maaf, bisa tolong tambah air?” tanya pria itu sambil menatap Zara dari atas ke bawah, pandangannya seperti menelusuri tubuh Zara dengan terang-terangan.Zara mengambil botol air mineral dengan tangan sedikit gemetar, tetapi dia mencoba tetap profesional. Dia menuangkan air ke gelas pria itu, l

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 42: Istriku

    Ana berbalik dengan cepat, dan ekspresi sinis di wajahnya berubah seketika menjadi senyum manis. Dari arah dapur pastry, Varen berjalan menghampiri mereka dengan langkah santai, tetapi sorot matanya penuh peringatan yang ditujukan langsung pada Ana.“Aku nggak ganggu, kok,” jawab Ana cepat, nada suaranya mendadak lebih lembut. “Aku cuma ngobrol sama Zara, nggak salah ‘kan?”Ana membetulkan ikat rambutnya, gerakannya sengaja dibuat berlebihan, seolah mencari perhatian Varen.Zara yang melihat perubahan sikap Ana hanya bisa mendengus pelan. Dia tidak butuh Varen untuk tahu bahwa ‘obrolan biasa’ Ana sebenarnya penuh racun.Varen menatap Ana dengan alis terangkat, tidak terkesan dengan senyum manis palsunya. “Kalau lo cuma ngobrol biasa, oke nggak apa-apa. Tapi, kalau gue lihat lo ganggu Zara lagi, gue nggak akan tinggal diam.”Ana menahan kesal, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum canggung. “Ya, ya, aku ngerti, Ren.”Dia melangkah pergi, bibirnya bersenandung pelan, menc

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 43: Gaun Hitam

    Malam sebelum acara amal di hotel keluarga Ashwara, suasana rumah terasa sibuk. Zara duduk di ruang tamu, menatap deretan gaun hitam elegan yang tergantung di hadapannya. Semua gaun itu didesain dengan mewah, sesuai dress code malam itu yang serba hitam—formal dan glamor.Stylist yang membawa koleksi gaun itu tersenyum ramah, tangannya menunjuk salah satu gaun dengan potongan klasik. “Kalau ini, potongannya sederhana, tapi tetap elegan. Cocok untuk acara formal seperti malam ini.”Zara mengangguk, mengambil gaun tersebut. Bahannya terasa lembut di tangan, dengan kilauan halus yang tidak terlalu mencolok."Oke, saya coba yang ini dulu," kata Zara sebelum melangkah ke kamar untuk mengganti pakaian.Beberapa menit kemudian, Zara keluar dari kamar dengan gaun yang terpasang sempurna di tubuhnya. Namun, belum sempat dia berbicara, Kael yang sedang duduk di sofa langsung mengangkat wajah dari ponsel di tangannya. Matanya menyapu Zara dari ujung kepala hingga kaki, lalu kembali fokus ke bagi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27

Bab terbaru

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 136: Gadis Kecil

    Kael menoleh ke arah anak itu. Bukannya bingung atau menolak, dia justru mencondongkan tubuh sedikit, menatap anak itu dengan lebih jelas."Kenapa?" tanya Kael, suaranya lebih lembut dari biasanya.Tanpa ragu, anak perempuan itu merentangkan tangannya, meminta untuk digendong. Kael hanya diam sejenak, lalu tersenyum tipis sebelum meraih tubuh mungil itu dan mendudukkannya di pangkuan.Tunggu. Kael ... tersenyum?Zara nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Sejak kapan Kael bisa setenang ini saat berhadapan dengan seorang anak?"Anak siapa ini?" tanya Kael datar, meskipun tangannya tetap bergerak pelan, menepuk punggung kecil anak itu seolah menenangkan.Anak perempuan itu langsung menyandarkan kepalanya ke dada Kael dengan nyaman, jari-jari mungilnya mencengkram kerah kemejanya erat.Zara melirik Ceva dengan alis bertaut. Ceva yang semula tampak terkejut, kini memasang senyum santai."Ini anak ... sepupu kita," jawab Ceva akhirnya.Zara tidak mengatakan apa-apa, tet

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 135: Papa?

    Zara menggigit bibirnya. Dia sudah tahu bahwa akan ada yang mempertanyakan keberadaannya di sini, tetapi mendengarnya langsung tetap terasa menusuk."Saya datang, karena hanya ingin mengenal ibu kandung saya lebih jauh. Itu saja," ucap Zara akhirnya, suaranya tenang tetapi tegas.Atma menyeringai, ekspresinya masih santai, tetapi ada sesuatu di balik matanya yang tidak bisa sepenuhnya dia sembunyikan. "Ah, jadi kamu hanya ingin mengenal Mama? Tapi bukan keluarga?"Anjana menghela napas kecil sebelum akhirnya angkat bicara. "Atma, bicara yang sopan kepada kakakmu."Atma terkekeh pelan, seolah tidak menganggap teguran itu serius. "Ma, aku hanya … penasaran.""Seorang kakak yang tiba-tiba datang setelah menghilang, lalu ingin mengenal Mama, tapi tidak peduli dengan keluarga lainnya. Ini terdengar agak aneh, ‘kan?" Atma menyandarkan dagunya ke salah satu tangannya, tatapannya masih menilai Zara."Mama yang meminta Kakakmu untuk datang, dan Mama juga yang mengakui bahwa dia adalah anak Mama

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 134: Pertemuan Keluarga

    Akhir pekan pun tiba. Setelah memastikan Zara sehat, akhirnya mereka memutuskan untuk datang ke kediaman keluarga Wijaya.Sudah sepuluh menit mobil mereka terparkir di halaman rumah yang lebih mirip istana itu, tetapi belum ada tanda-tanda Zara ingin keluar. Tangannya mencengkeram rok dengan erat, jemarinya sedikit gemetar, sementara matanya terpaku pada pintu besar yang menjulang di depan mereka.Kael yang duduk di kursi pengemudi, hanya diam. Matanya sekilas melirik Zara, mengamati istrinya yang jelas dipenuhi keraguan.Dia tahu Zara butuh waktu.Namun, setelah beberapa menit berlalu tanpa gerakan, Kael akhirnya buka suara. "Mau pulang aja?"Zara menoleh, menatapnya. Ada kilatan keraguan di matanya, tetapi dengan cepat dia menepisnya."Nggak, kita masuk aja," ucap Zara mantap, meskipun suaranya tidak sepenuhnya meyakinkan.Kael mengamati wajah istrinya sesaat sebelum akhirnya mengangguk. Dia tidak menanyakan lebih lanjut. Jika Zara sudah memutuskan, dia akan menghormatinya.Begitu k

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 133: Terjadi Lagi

    Di rumah sakit, Kael berjalan cepat menuju meja resepsionis dengan Zara dalam gendongannya. Rahangnya mengatup erat, napasnya sedikit lebih berat dari biasanya, tapi dia tetap berusaha terlihat tenang. Sorot matanya tajam, penuh ketegangan yang tak bisa disembunyikan."Istri saya sedang hamil. Dia sakit perut, kramnya cukup parah. Bisa panggil dokter sekarang?"Perawat di meja langsung sigap. "Silakan ke ruang gawat darurat, Pak. Kami akan segera panggil dokter."Kael mengikuti arahan itu, langkahnya tetap stabil meski ada desakan dalam dirinya untuk lebih cepat. Dia menurunkan Zara ke ranjang dengan hati-hati. Tangannya masih berada di punggung Zara sejenak sebelum akhirnya perlahan menarik diri, tapi matanya tetap terpaku pada wajah istrinya yang pucat.Tidak butuh waktu lama sampai dokter datang. Seorang pria paruh baya dengan jas putih masuk, membawa clipboard dan stetoskop di tangannya."Sejak kapan sakitnya?" tanyanya, langsung memeriksa kondisi Zara."Sekitar lima belas menit ya

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 132: Salah Paham

    Zara yang masih berusaha menstabilkan napasnya langsung menegang. Matanya membulat."Kita ... belum selesai?" ulang Zara, memastikan dia tidak salah dengar.Kael mengangguk santai, senyumnya tetap tipis dan mencurigakan."Kael, aku udah nggak ada tenaga," lirih Zara, tangannya meraba selimut, berusaha menariknya untuk menutupi tubuhnya.Kael dengan mudah menarik kembali selimut itu."Emang makan butuh tenaga?" kata Kael, suaranya terdengar santai.Zara membeku.“Hah? Makan?" Detik berikutnya, Zara langsung duduk di tempat tidur, menatap Kael seakan pria itu baru saja mengatakan sesuatu yang tak masuk akal.Kael mengangkat bahu. "Iya, aku nyuruh kamu jangan tidur dulu karena aku mau ajak kamu makan."Zara masih menatap pria itu lama, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menutup wajah dengan bantal. "Ya Tuhan, aku kira maksudmu tadi—""Apa?" Kael bertanya, kepalanya sedikit miring dengan ekspresi polos yang jelas dibuat-buat.Zara mendengus kesal. "Udah, nggak usah dibah

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 131: Malam Ini, Tentang Kita

    "Kael, gimana urusan di restoran? Karyawan yang lain ngomong apa tentang hubungan kita?" tanya Zara.Malam sudah larut. Lampu kamar hotel menyala temaram, menciptakan suasana tenang.Kael baru keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah. Dengan santai, dia mengambil handuk kecil dan mulai mengeringkan rambutnya. "Mana ada yang berani ngomong langsung. Tapi ya, mereka semua kaget, itu udah pasti."Zara menunggu kelanjutannya, tapi Kael malah sibuk mengusap handuk di lehernya, seolah tidak terburu-buru untuk menjawab.“Terus?” desak Zara.“Kamu tau siapa yang paling kelihatan terpukul?” Kael akhirnya menoleh, sorot matanya tenang, tapi ada sesuatu yang samar di sana. Seperti menunggu reaksi Zara.Zara mengernyit. “Siapa?”“Varen.” Kael melempar handuk ke kursi sebelum berjalan mendekati tempat tidur.Zara terdiam sesaat. Bukan karena terkejut, tapi lebih ke arah ... canggung. "Oh.""Itu aja reaksi kamu?" Kael mendudukkan diri di tepi tempat tidur, menatap istrinya sekilas.Zara menga

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 130: Tanpa Banyak Kata

    "Kael!" seru Zara sambil berlari kecil ke arah suaminya yang sedang bersandar di depan mobil.Kael menoleh, tapi begitu Zara mendekat, dia langsung merentangkan tangan seolah bersiap menangkapnya jika terjatuh."Hei, jangan lari gitu," tegur Kael, meski nada suaranya tetap lembut."Kenapa? Kangen banget, ya, sama aku?" lanjut Kael, sedikit menggoda.Zara hanya terkikik kecil sebelum menggeleng, tapi matanya berbinar, jelas menunjukkan betapa leganya dia melihat Kael di sini. Pria itu mengusap puncak kepalanya, sentuhan yang terasa hangat dan menenangkan.Tanpa banyak bicara, Zara masuk ke dalam mobil. Kael mengikutinya, duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mesin. Namun, bukannya langsung melajukan mobil, dia malah mencondongkan tubuh ke arahnya.Zara menegang sejenak sebelum menyadari apa yang Kael lakukan, pria itu memasangkan sabuk pengamannya."Aku bisa sendiri," gumam Zara, meski membiarkan Kael melakukannya.Kael tidak menjawab. Dengan tenang, dia menarik sabuk itu dan mengunci

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 129: Senyum Palsu

    Clara menoleh dengan senyum manis. Oh, tentu saja. Wanita ini memang jago berpura-pura."Saya hanya ingin menyapa Zara, Bu Anjana. Selain itu, saya penasaran ... bagaimana kabar istri dari pria yang dulu hampir jadi suami saya?" ujar Clara dengan nada santai.Anjana tidak terkejut. Di kalangan konglomerat, pertunangan Clara dan Kael memang sudah jadi rahasia umum.Zara menatap Clara dengan tajam. Mustahil Clara datang hanya untuk basa-basi.“Langsung saja, Clara. Apa yang sebenarnya kamu inginkan?” tanya Zara tanpa ragu.Clara mendesah, menyandarkan dagunya di tangan. "Aku hanya ingin tahu ... Kael. Bagaimana perasaannya tentang semua ini?"Kael? Jadi, dia masih saja belum menyerah?Clara tersenyum miring. "Dia pasti terkejut, ya? Asal kamu tahu, dia tidak suka berada di posisi lemah." Jemarinya bermain-main dengan poni rambut, seolah sedang menikmati permainan ini.“Maksudmu apa?” tanya Zara, menajamkan tatapannya.Clara mengangkat bahu, ekspresinya dibuat seolah-olah tidak peduli. "K

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 128: Bertemu Empat Mata

    "Zara, sini!"Suara Anjana melintasi keramaian restoran, diiringi lambaian tangannya.Setelah seminggu mencoba menenangkan diri dan menerima kenyataan, Zara akhirnya memberanikan diri duduk berhadapan dengan Anjana di sebuah restoran mewah di ibu kota."Selamat siang, Bu," kata Zara sopan. Meski berusaha terdengar tenang, ada sedikit kegugupan dalam suaranya.Sembari menarik kursi di seberang, Zara melihat Anjana tersenyum. Kali ini, wajah wanita itu tampak lebih cerah dibanding pertemuan terakhir mereka."Apa kabar, Zara?" tanya Anjana."Saya sehat, Bu," sahut Zara singkat.Anjana terdiam sejenak. Seolah sedang menimbang-nimbang sesuatu sebelum akhirnya berkata, "Bagaimana, Zara? Apa kamu sudah bisa menerima Ibu sebagai ibu kandungmu?"Zara menggigit bibirnya. Pertanyaan itu sederhana, tapi jawaban di dalam kepalanya terlalu rumit untuk diungkapkan dengan mudah.Tangannya mengepal di pangkuan. Jujur saja, meski waktu sudah berlalu, perasaannya masih belum sepenuhnya tenang.“Saya …” Z

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status