"TIDAKKKK!!!"
"Siapa kamu? Kamu bukan Yasmine!""Mas Adrian bukankah sudah berulang kali kuberitahu jika saya adalah Melati, bukan Yasmine.""Bodoh!!! Aku benar-benar bodoh!!" teriak Adrian."Mas Adrian kenapa? Ada yang salah dengan Melati?""Ya kesalahan terbesarku adalah sudah menyentuhmu Melati, karena aku mengira kau adalah Yasmine!!!"Hati Melati seakan ditusuk pisau mendengar kata-kata yang menyakitkan dari Adrian. Beberapa menit yang lalu dia begitu bahagia karena merasa telah mendapatkan hati Adrian, namun kini dia harus mengalami kejadian yang begitu pahit telah memberikan kehormatannya pada orang yang bahkan tidak mencintainya."Maafkan aku, hapus air matamu lalu segera pakai bajumu!"Melati lalu memakai kembali bajunya, meski dengan hati yang begitu sakit dia memberanikan diir untuk berbicara pada Adrian."Mas Adrian...""Ada perlu apalagi Melati?""Ada apa Mas?""Sean Mel, Sean diculik.""Astaghfirullah, lalu apa yang harus kita lakukan Mas?""Kita harus segera ke Puncak Mel, ikut ke tempat Gathering Opa.""Ayo Mas, kita harus cepat."Adrian dan Melati lalu berganti pakaian dan bergegas akan menuju Puncak. Namun saat mereka baru saja keluar dari rumah, tiba-tiba ponsel Adrian berbunyi kembali.[Ya Tuan.][Adrian, Sean sudah kembali, kamu tidak usah ke sini Nak. Kamu tunggu saja kedatangan kami besok do rumah.][Bagaimana keadaan Sean Tuan?][Sean baik-baik saja, kamu tenang saja di rumah, ada Tigor dan anak buahnya yang akan mengamankan kami malam ini dan besok saat pulang ke rumah.][Baik Tuan, jaga diri Tuan baik-baik.]"Bagaimana Mas? Apakah Sean sudah ditemukan?""Iya Mel.""Syukurlah jika Sean sudah kembali Mas.""Tapi aku curiga Mel, semudah itukah Sean ditemukan? Untu
Setelah Tuan Wijaya mengambil salah satu helai rambut milik Melati, dia lalu menyimpannya di saku jasnya."Nak, anggapah rumah ini seperti rumah milikmu sendiri. Jangan pernah sungkan padaku.""Baik Tuan, Terimakasih." jawab Melati.Tuan Wijaya lalu memberikan rambut milik Melati pada Adrian. "Adrian cepat bawa sample rambut ini ke rumah sakit.""Baik Tuan."Adrian lalu bergegas menuju ke rumah sakit. Satu jam lamanya Tuan Wijaya menunggu di rumah dengan penuh kecemasan. Senyum pun mengembang di bibirnya saat melihat mobil Adrian masuk ke halaman rumah."Bagaimana apa hasilnya sudah keluar Adrian?""Tidak bisa secepat itu Tuan, kita baru bisa mendapatkan hasilnya setelah satu minggu.""Apa tidak bisa lebih cepat lagi?""Tidak bisa Tuan.""Tapi kini aku yakin dialah cucuku." kata Tuan Wijaya sambil menangis."Jika benar dia adalah cucu anda, lalu siapa yang ada di
Adrian mengambil nafas dalam-dalam ketika melangkahkan kakinya di Surabaya. "Yasmine, aku datang."Dia lalu pergi ke sebuah hotel tak jauh dari komplek perumahan tempat tinggal Yasmine, setelah itu, dia mendatangi alamat yang telah diberikan oleh Melati.Dia lalu turun dari mobil dan mendatangi seorang satpam yang tengah berjaga di rumah tersebut. tak lupa atribut penyamaran berupa kumis palsu, kacamata dan topi telah Adrian kenakan. Tampak beberapa orang anak buah Rio berjaga di sekeliling rumah tersebut."Permisi Pak.""Ya ada apa?""Apakah benar ini rumah Pak Rio?""Benar Mas, maaf ada keperluan apa ya Mas?""Begini Pak, seminggu yang lalu saya dihubungi oleh Nyonya Yasmine untuk membersihkan AC di kamarnya. Namun karena saya sibuk, saya baru bisa datang hari ini.""Oh begitu, sebentar saya tanyakan dulu pada Nyonya Yasmine. Maaf kalau boleh tahu, Mas namanya siapa ya?""Bilan
Adrian dan Yasmine lalu masuk ke dalam kamar hotel. Yasmine lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur. "Istirahatlah Yasmine, besok pagi kita akan pulang ke Jakarta. Kamu pasti sudah begitu merindukan Opa."Mendengar kata-kata Adrian, Yasmine lalu memeluk tubuh Adrian. "Aku juga merindukanmu Adrian, sudah satu tahun kita tak bertemu.""Apa kau tidak lelah Yasmine?""Rasanya lebih melelahkan penantian selama satu tahun ini Adrian." kata Yasmine lalu mencium bibir Adrian.Keduanya lalu saling berciuman penuh gairah."Adrian kini aku akan membalas perbuatanmu.""Bisa apa kau Yasmine?""Lihat ini." kata Yasmine sambil menggigit bibir Adrian."Hahahaha, dasar nakal."Adrian lalu memeluk tubuh Yasmine, mencium bagian leher dan meremas gunung kembar milik Yasmine. Yasmine pun dengan tidak sabar membuka seluruh pakaian mi
Melati dan Yasmine kini berada di dalam kamar. "Istirahatlah Yasmine, kamu sepertinya begitu lelah, wajamu pucat, dan badanmu sedikit demam. Apakah perlu kupanggilkan dokter?""Tidak usah Mel, aku mau istirahat saja. Kamu tolong temani aku di sini ya, dan ceritakan padaku yang terjadi saat kau datang ke rumah ini?""Seperti yang kau tahu Yasmine, saat aku pertama kali datang ke rumah ini tak ada yang percaya jika aku adalah Melati. Mereka pikir jika aku adalah Yasmine, dan hampir saja aku diusir oleh Opa. Untungnya ada Sean yang tak rela melihat kepergianku.""Lalu bagaimana dengan Adrian?""Sama saja, dia pun tak percaya padaku, sedangkan bukti yang kuberikan padanya, berupa KTP pun tak dia percaya.""Lalu bagaimana caramu meyakinkan Adrian, Mel?"Perasaan Melati begitu hancur mendengar kata-kata Yasmine, tak mungkin dia berkata jujur jika dia sampai mengorbankan kesuciannya agar Adrian percaya pada dirinya."Mel?""Emh Yasmin
Tangis Melati kian pecah mendengar kata-kata Adrian. 'Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi denganku, mengapa aku masih mengharapkan cinta dari laki-laki yang tak mencintaiku.' kata Melati dalam hati diiringi isak tangis yang terdengar begitu pilu.Adrian melangkah menuju kamarnya, sebenarnya dia tidak tega melihat Melati yang begitu terpuruk setelah apa yang telah diperbuat olehnya. Rasa bersalah dan keinginan untuk bertanggung jawab semakin menghantui Adrian, namun rasa cintanya yang begitu besar pada Yasmine membuat dia semakin bingung, dia tak mau kehilangan Yasmine untuk kesekian kalinya."Melati, maafkan aku." kata Adrian hingga tak sadar jika air mata telah jatuh membasahi pipinya.Adrian lalu kembali lagi ke kamar Melati, saat membuka pintu kamar, dia melihat Melati yang duduk menangis di atas tempat tidur."Mau apa lagi kamu Mas?"Adrian lalu duduk di samping Melati, dia kemudian menggenggam tangannya. "Mel, maafkan aku.""Sudahl
"APAAA???" kata Yasmine dan Melati bersamaan.Rio pun tak kalah terkejut dengan perkataan Tuan Wijaya. "Tidak mungkin." kata Rio."Kenapa tidak mungkin Rio? Lihat ini adalah hasil tes DNA Milik Melati, memiliki kecocokan 99% dengan Ferdi anakku.""Sial, bagaimana ini bisa terjadi?"Adrian hanya tersenyum kecut melihat Rio yang tampak kebingungan. "Rio, aku ada kejutan lagi untukmu."Tiba-tiba beberapa orang polisi masuk ke dalam rumah dan menodongkan pistol pada Rio. Rio yang begitu panik diam tak berkutik karena kini dia terkepung oleh polisi. "Sialan kamu Adrian, aku pasti akan membalas semua ini!" kata Rio sambil mengumpat."Apa yang bisa kau lakukan Rio? Semua bukti kejahatanmu ada di sini." kata Adrian sambil memegang flashdisk di tangannya."Brengsek, bedebah kamu Yasmine, pasti kamu yang telah melakukan semua ini padaku!""Aku tidak berbuat apa-apa Rio, bukakan semua itu adalah perbuatanmu
"Mel... Mel." kata Adrian sambil mengguncang tubuh Melati."Oh Mas Adrian, maaf aku tidak sengaja." kata Melati dengan sedikit gugup saat melihat tubuhnya tertidur di atas Adrian."Kamu sebaiknya mandi dulu Mel, sebentar lagi kita akan melanjutkan perjalanan ini. Aku akan ke depan sebentar untuk meminjam mobil untuk perjalanan kita.""Baik Mas." kata Melati, lalu bangun dari tempat tidurnya.Satu jam kemudian mereka telah bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Adrian pun sudah menyewa mobil yang tak jauh dari penginapan."Siap Mel?""Ya Mas." jawab Melati sambil mengambil nafas begitu dalam.Setelah dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah tempat Melati tinggal. Melati lalu turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah tersebut."Assalamualaikum Pak, Bu Melati pulang."Beberapa saat kemudian, sepasang suami istri keluar dari rumah tersebut. "Melati, kenapa kamu pulang