[Hai, Money Angel, Selamat pagi… Perkenalkan, aku Sullivan, editor baru yang menangani proyek Editor Liam.]
Emily sontak mengerutkan dahinya membaca nama editor yang asing di ingatannya.
Namun, belum sempat membalas, sebuah pesan kembali muncul.
[Baiklah, akan kujelaskan secara singkat padamu, Money Angel. Aku adalah editor baru yang bertugas menggantikan pekerjaan Editor Liam karena beliau sudah tidak bekerja lagi di perusahaan kami.]
[Seminggu yang lalu perusahaan menerima kabar duka cita dari pihak keluarga Editor Liam karena beliau dinyatakan meninggal dunia. Untuk itulah, kini aku yang menangani tugasnya sebagai editor pengganti.]
Membaca pesan itu sontak membuat Emily kaget. Ia tidak menyangka Liam yang sering kali membuatnya jengkel dengan banyaknya naskah yang harus direvisi--akan tetapi tetap memberinya masukkan positif saat ia mengalami kebuntuan ide--telah meninggal dunia!
Emily yang awalnya setengah hati menerima outline dari Editor Liam, kini bertambah bimbang saat editor yang bersangkutan malah menghilang untuk selamanya.
[Ah, satu hal lagi, Nona! Kukira aku harus memberi tahumu jika nanti kau menolak tawaran ini, maka naskah ini tidak akan dilanjutkan oleh siapa pun. Itu merupakan isi dari pesan singkat yang disampaikan keluarga Editor Liam padaku. Mungkin saja, ia sangat berharap padamu sampai menuliskan surat tentang itu dan pihak keluarganya mengirimkan foto tulisan tangan Editor Liam secara jelas. Tapi, semua keputusan ada padamu, dan aku akan menerima apapun itu.]
Dengan sigap, Emily langsung membuka lampiran titipan Editor Liam. Semakin membaca ke bawah, semakin kening Emily berkerut.
“Apa-apaan ini? Satu pria memiliki lima istri? Apa masalahnya jika harus setia pada seorang wanita? Akh, kepalaku bisa pecah memikirkan ini!”
Perlahan, pandangannya bergeser dari layar laptop ke sebuah bingkai foto berisikan dirinya yang tersenyum senang saat menerima ciuman pipi dari ayah dan ibunya dari sisi masing-masing.
“Apakah aku sanggup menceritakan tentang tema yang paling kubenci ini, Ibu? Apa aku akan bertahan saat menceritakan tokoh pria yang membagi tubuh dan cintanya pada wanita lain selain istrinya? Itu jelas mengingatkanku pada perselingkuhan ayah dan menyebabkan kalian meninggal saat itu,” gumam Emily.
“Haruskah aku menahan trauma ini di sepanjang aku menuliskan cerita yang mengerikan bagiku ini, Ibu? Aku membenci pria yang membagi cintanya pada wanita lain. Aku menjadi yatim piyatu karena perselingkuhan ayah yang menghianati kita, Ibu…”
Emily menangis sambil tersenyum pahit. Ia mengusap foto wajah ibunya dengan sedih tapi setelah mengingat Editor Liam lagi, Emily segera menghapus air matanya.
“Ahk, sial! Kepalaku sakit gara-gara ini. Entahlah, aku mau tidur saja,” gumamnya kesal. Kepalanya sakit memikirkan hal rumit tentang tema cerita yang dibencinya.
Emily memilih mengabaikan dulu apa yang baru saja merusak moodnya. Ia berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya dengan mata sayu.
‘Bagaimana bisa aku menjiwai karakter seorang istri yang tinggal bersama banyak madu suaminya. Female lead itu bahkan harus berbagi cinta suaminya pada empat wanita lain?’
‘Astaga… pria setampan apa yang harus kubayangkan dan layak menjadi karakter pria hidung belang yang bahkan tidak memiliki celah untuk dihina itu? Tidak cukupkah pria itu hanya diceritakan sebagai pengoleksi uang? Bisa-bisanya dia memikirkan ide cerita seperti ini. Menjengkelkan sekali!’
Emily terus menggerutu dalam hati di setiap kali kelompak matanya menutup dan terasa berat. Emily terpejam dengan membawa beban pikirannya ke alam bawah sadar.
*****
Emily membuka mata saat suara seorang wanita terdengar memanggil nama orang lain yang sepertinya pernah ia dengar sebelumnya.
“Nyonya Evelyn, bangunlah. Kau harus segera bersiap, Nyonya besar…” suara itu terdengar lagi tapi mata Emily tak kunjung membuka. Kepalanya terasa begitu sakit.
“Nyonya Evelyn, kumohon bangunlah atau kau akan terkena masalah jika Tuan Besar marah,” panggilan itu terdengar lagi, dan karena Emily tidak merasa bukan dirinya yang dipanggil, jadi ia tetap mengabaikan suara itu.
‘Nyonya Besar siapa? Tuan Besar apa? Memangnya aku di mana? Memanggil orang seperti itu sama saja dengan body shaming namanya.’ dalam hatinya ia menertawakan suara wanita yang didengarkannya sejak tadi.
Namun ketenangan Emily dalam pejaman matanya terusik saat tubuhnya seperti disentuh dan sedikit diguncang bersamaan dengan suara wanita yang seperti berada di sampingnya.
“Nyonya Besar, bangunlah. Kau harus menghadiri pertemuan para istri Tuan Besar di ruangan Ruby!” kali ini suara wanita itu terdengar lebih mendesak.
Emily yang mulai merasa aneh mencoba membuka mata. Perlahan cahaya mulai terlihat meskipun samar.
‘Di mana aku? Itu bukan langit kamarku,’ Emily bergumam heram dalam hati ketika pandangannya yang mulai jelas melihat langit-langit ruangan tempatnya berada begitu asing dan terkesan mewah.
Ruangan penuh nuansa emas yang gemerlap memanjakan matanya. Ia tidak pernah melihat suasana gemerlapan seperti itu sebelumnya.
“Nyonya Besar, apa kau mendengarku? Kau sudah bangun, kan? Kalau begitu mari ikut aku, pelayan sudah siap untuk memandikanmu, Nyonya Besar!” ucapan wanita yang sejak tadi memanggil langsung membuat mata malas Emily terbuka lebar. Ia tidak lagi menyusuri keindahan ruangan di tempatnya berada melainkan langsung menoleh pada orng yang ada di dekatnya.
“Memandikanku?!” satu kalimat spontan keluar dari bibir Emily bersamaan dengan gerakan tubuhnya yang refleks duduk karena kaget.
‘Sebenarnya aku ada di mana?’
Ketika ia berpaling ke samping, Emily langsung melihat beberapa orang wanita yang sepertinya pelayan menunduk setengah badan sambil mengucapkan salam padanya.“Selamat pagi, Nyonya Besar!!!”‘Astaga, aku lupa!’ Emily berucap dalam hati saat kesadarannya yang sudah terkumpul penuh menyadari kalau sudah tiga kali pagi termasuk pagi ini, ia mengawali harinya yang aneh.Emily menghela napas pelan sebelum membuka suaranya.“Hmm, baiklah. Angkat wajah kalian dan ayo kita bersiap!” Emily memberi perintah dan langsung saja para wanita perpakaian pelayan itu menuntun Emily menuju tempat pemandian di mana ia harus mandi dengan pengawalan ketat.Lalu apa yang sebenarnya Emily alami saat ini? Bukankah terakhir kalinya ia menutup mata setelah mengalami kecelakaan?Ya, saat ini pun Emily memejamkan matanya ketika tubuhnya merasakan ketenangan air panas di sebuah kolam bertabur bunga yang dicampurkan dengan parfume yang sangat harum dan menenangkan.Dalam pejaman matanya ia kembali memikirkan apa ya
‘Aku tidak boleh bingung dan canggung. Aku adalah pemimpin para wanita cantik di hadapanku. Akulah istri sekaligus wanita nomor satu Tuan Besar. Kau bisa menjadi Evelyn, Emily. Semangat!’“Apa kabar, Nyonya Besar. Semoga kau selalu sehat selamanya!” para wanita cantik yang merupakan istri tuan rumah itu menundukkan kepala mereka singkat dan mendoakan yang terbaik saat menyapa Evelyn.Evelyn menarik dan mengembuskan napas berat sebelum tersenyum. Ini kali pertama Evelyn hadir di dengan situasi yang luar biasa berbeda dari kehidupan nyatanya.“Terima kasih, kalian boleh duduk!” Evelyn menerima sambutan untuknya, “Apa kabar semuanya? Kalian semua terlihat cantik pagi ini!” sambungnya menyapa, dan apa yang terjadi? Semua istri muda saling melemparkan tatapan bertanya satu sama lain.‘Ah, apa ini? Kenapa mereka terlihat bingung? Apa yang salah dari ucapanku?’ Evelyn mulai bingung.Evelyn berdehem untuk membuat pandangan para istri muda fokus kembali.“Elsa, kudengar kau mahir membuat teh y
“Kenapa terus menyebut nama Tuan Besar Aiden? Memangnya apa yang harus kulakukan dengan Tuan Besar itu?” Evelyn berucap sambil menguap, “Ah, ternyata aku tidak hanya bermimpi,” Evelyn menggerutu ketika menyadari kalau tadi ia bermimpi tentang Evelyn si Nyonya Besar.Hanya sebentar saja Evelyn menoleh pada Maya yang ada di sampingnya, “Kau dengan wanita itu sama saja, Maya… Biarkan aku tidur, aku mengantuk. Ini waktunya tidur siang, bukan?” sambungnya malas dan kembali menyandarkan kepalanya di sandaran kursi tempatnya duduk dan tidur sejak tadi.Maya yang mendengar ucapan aneh majikannya langsung kebingungan. Maya tidak berani menjawab ucapan Evelyn yang ingin tidur.Namun, suara teriakan pria yang mengabarkan kedatangan Aiden di depan sana langsung membuat Evelyn terperanjat.“Nyonya Besar, Tuan Besar sudah datang!” pemberitahuan tentang kedatangan Aiden langsung membuat Evelyn berdiri seketika dan menoleh pada Maya.“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Tuan Besar datang? Astaga, ak
“Aku mengerti, suamiku. Tidak masalah jika kau tidak bisa sesering mungkin mendatangiku. Kau adalah orangyang paling lelah dan sibuk di keluarga ini, sudah pasti tugasmu sangat banyak,” Big Lady menanggapi sambil tersenyum, ”Tapi, kau juga harus memikirkan kesehatanmu sendiri. Istirahatlah saat kau bisa, dan makanlah dengan baik. Keluarga ini akan sangat sedih jika pemimpin kami yang hebat sepertimu jatuh sakit,”sambungnya memberikan perhatian.‘Bagaimana, Evelyn? Aktingku bagus, kan?’ Emily tersenyum geli dalam hati. Ia bahkan tidak pernah membayangkan akan bersikap begitu perhatian pada seseorang di dunia nyata, ‘Baiklah, sekali lagi!’“Tapi jujur, aku bahagia karena kau datang lagi untuk melihatku walaupun hanya sebentar. Aku sudah sangat senang melihatmu memiliki sedikit perhatian untukku. Aku tidak berharap banyak mengingat hubungan kita sudah renggang selama beberapa tahun ini,” Big Lady berucap sambil menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat murung.‘Ayo, masuklah dalam kata-ka
Evelyn baru saja tiba di depan ruangan Aquamarine, dan kedatangannya sudah sampai pada para pelayan yang mengurusi ruangan Noah. Dengan segera, para maid yang melayani Noah, langsung mempersiapkan penampilan terbaik Noah untuk bertemu dengan ibunya.Sementara menunggu, Evelyn duduk di halaman depan ruangan tersebut yang memiliki pemandangan indah karena hanya ada bunga yang bermekaran di sepanjang mata memandang.‘Harusnya saat ini aku sedang duduk di depan komputerku dan memberikan salam perpisahan pada novelku yang sedikit lagi akan tamat. Tapi sekarang, aku malah duduk menunggu putera orang lain di bawah pohon yang daunnya saja sudah kekuningan,’ Emily bergumam dalam hati karena bosan.Namun, gumaman itu terhenti ketika ia mengingat satu hal, tanggal hari ini.‘Astaga, kenapa aku melupakan hal sepenting itu? Padahal aku sadar kalau aku tidak berada di zaman kuno, melainkan zaman seperti hidupku sebelumnya. Dasar Emily bodoh!’ gerutunya dalam hati pada dirinya sendiri. Ia kesal kare
“Maafkan aku, Nyonya Besar. Noah sangat nakal, aku takut kalau Noah akan membuat kekacauan di ruangan Ruby dan mengganggu istirahatmu, Nyonya Besar!” pengasuh pribadi Noah maju dan menundukkan kepalanya saat menjawab ajakan Evelyn pada Noah.“Siapa kau yang begitu lancang menyebutkan kalau anakku adalah anak nakal?!”Suara keras yang tidak tertahankan dari Emily yang marah membuat suasana di halaman ruangan Aquamarine terasa mencekam. Semuanya berwajah pucat menerima kemarahan Evelyn yang terkenal pemarah.“Dan kau juga tidak menyebut gelar putraku tadi. Dia Tuan Muda di rumah ini, di keluarga Shosan, dank au hanya pembantu! Bersikaplah yang baik pada majikanmu, sekalipun putraku masih anak-anak!” Emily sangat marah. Ia mulai merasakan kemarahan Evelyn sebagai ibunya Noah.“A-aku tidak berani, Nyonya Besar, maafkan aku. Ampuni aku. Tapi itu adalah perintah dari Nyonya Besar Analise pada Nyonya Elsa yang bertanggung jawab pada semua yang dilakukan Tuan Muda Noah. Keputusan itu mulai be
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
"Lalu ending seperti apa yang kau berikan? Semua ucapanmu terdengar konyol. Bisa-bisanya karakter di novelnya bangkit dan marah," Emily menggerutu, "Kau kira aku anak ingusan yang mudah kau kelabui?" sambungnya mencibir tapi saat wajahnya berpaling."Hei, hei, hei, aku mendengarmu, ya!" Liam jelas mendengar, "Aku tidak bercanda.""Evelyn yang tubuhnya sedang kau gunakan itu, dia yang membawaku ke sini. Aku juga awalnya bingung, dan saat dia menuntutku, aku langsung menyebut namamu karena memang buku ini kurencanakan untukmu agar ceritanya sempurna,""Tapi yang jelas aku tidak sengaja ingin membuat dirimu kesulitan seperti ini,"Liam terdiam sejenak dan terlihat menghela napas berat."Baiklah, aku mengerti kalau sekarang ini kau maupun aku tidak bisa melakukan apapun. Tapi apa yang membuatnya marah? Seperti yang kupikirkan sendiri, Evelyn marah karena konspirasi pembunuhannya oleh para orang yang ada di sini,""Dia juga mengarahkanku berpikiran untuk melindungi Noah putranya juga suami
“Aku tidak melakukan apapun. Kami hanya membahas masalah penyakit pernapasan yang diderita Noah yang mungkin saja memang disengaja oleh pihak lain yang tidak menyukai Evelyn, dan itu membuatnya syok. Dia tidak bisa mengontrol kemarahannya dan pingsan,” Luca memberikan penjelasan dengan pemikirannya sendiri. Ia tidak mungkin mengakui kalau dia yang membuat Evelyn syok. “Benarkah, Tuan? Pantas saja jika nyonyaku seperti ini,” Kody langsung percaya, “Meskipun aku merasa setelah bangun dari tidur panjangnya Nyonya Besar terlihat berbeda dan lebih tenang, tapi tentu saja masalah Tuan Muda Noah yang seperti ini membuatnya marah dan nyonya tidak dapat mengontrol emosinya lagi,” sambungnya yang mulai mengingat tabiat majikannya itu.‘Astaga, aku tidak percaya kalau dia akan percaya apa yang baru saja kukatakan. Aku hanya mengarang cerita, tapi syukurnya itu memang berkaitan dengan keadaan tubuh Evelyn yang sebenarnya. Aku selamat kali ini, kau juga, Emily! Berterima kasih lah pada keadaan in
“Ya, aku setuju dengan semua pemaparanmu, Tuan Luca. Tapi di samping itu, aku semakin penasaran tentang siapa kau sebenarnya? Tolong jangan menghindar untuk menjawab lagi. Ucapanmu, sikapmu, dan pengetahuanmu tidak seperti orang biasa,” Evelyn bertanya tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada Luca, “Kenapa aku merasa kau mengenalku dengan baik tapi sikapmu berbeda dari sikap orang-orang di sekelilingku?” sambungnya curiga.“Menurutmu, siapa aku?” Luca menantang dengan senyuman liciknya.“Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tahu kau bukan berasal dari sini dan terkesan seperti…” kalimat Evelyn tergantung.“Sepertimu yang datang dari dunia nyata, Money Angel?”Bak mendengar petir yang menyambar bumi, Evelyn langsung membelalakkan matanya lebar. Ia tersentak kaget ketika Luca menyebut nama lain dari dirinya. Evelyn berdiri dan langsung menggebrak meja kerja Luca.“K-kau? Kenapa kau tahu nama itu? Sebenarnya kau siapa? Katakan padaku!” Evelyn yang syok tidak bisa mengontrol ekspresinya hingg
“Nyonya, kurasa kecurigaanmu tentang pihak yang sengaja mengacaukan kesehatan Tuan Muda Noah benar adanya. Dengan izin darimu, aku bisa masuk dengan pengawalan ketat pelayan ruangan Aquamarine dan juga pelayan Nyonya Elsa yang bertanggung jawab berjaga di sana,” Kody melaporkan situasi yang terjadi di sana.“Ya ampun, apa seketat itu penjagaan padamu yang merupakan pelayanku? Aku ibunya Noah, bukan? Kenapa mereka seperti itu pada pelayanku? Ini tidak bisa dibiarkan dengan mudah. Aku akan membicarakan hal ini pada suamiku nanti,” Evelyn menanggapi sambil memijat dahinya yang berkerut. Urusan internal di rumah besar ini begitu membuatnya lelah.“Lalu apa yang kau dapatkan, Kody?” sambungnya bertanya.“Seperti yang anda perintahkan, aku hanya berada di dalam kamar Tuan Muda Noah untuk memperhatikan keadaan di sana. Sepintas kamar Tuan Muda Noah biasa saja, rapi dan bersih. Ruangannya juga dipenuhi aromaterapi bunga Lavender. Semuanya baik-baik saja, Nyonya. Tapi aku tidak mengerti mengap
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, Noah? Rasa sakit bukanlah kesalahan. Tidak ada manusia yang mau sakit," Luca menghibur Noah lagi, "dan menurutku ibumu tidak sekejam itu menghukum putranya yang sakit. Aku benar, kan, Nyonya Evelyn?" lanjut Luca bertanya pada Evelyn dengan nada yang terdengar lebih akrab.Evelyn mengangguk, “Ya, Tuan Luca benar, Nak. Aku tidak akan menghukummu karena kau sakit. Untuk itu ceritakan saja semua bagian yang sakit di tubuhmu. Biarkan aku mendengar keluhanmu dan akan memanggil dokter keluarga nanti ketika kita pulang nanti.” jawabnya.Setelah itu Evelyn dan Luca mendengarkan apa yang Noah rasakan dalam tubuhnya. Setelah bercerita, Noah diizinkan bermain di taman bersama Kody dan Maya serta pengasuh Noah. Setelah itu barulah Evelyn langsung bicara serius dengan Luca."Tuan Luca, tahukah Anda apa yang salah dengan tubuhnya dan tidak nyaman bagi Noah?" Evelyn langsung menanyakan inti pembicaraan, “Kedatanganku ke sini dengan membawa Noah juga berkai
Evelyn bisa melihat senyum tipis seorang pria jangkung dengan penampilan lusuh dan penuh kotoran di celana pendeknya itu."Ehem...maafkan keterkejutanku tadi, Tuan. Aku tidak menyangka melihat anda dalam keadaan seperti ini," Evelyn mulai terlihat tenang, "Lalu siapa anda? Kenapa anda di sini?" dia terus bertanya sambil keluar perlahan dari mobil bersama Noah.Maya mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Evelyn, "Nyonya Besar, pria ini adalah kakak ipar Tuan Aiden,” bisik Maya, Evelyn pun mengangguk menyetujui kata-kata Maya padanya."Jadi, Anda adalah Tuan...""Nama aku Luca Witt, aku putera sulung Keluarga Witt, Nyonya Evelyn!" pria di depan Evelyn memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Tapi… cara dia memperkenalkan dirinya langsung membuat Evelyn terkesiap.Evelyn tersentak karena sedikit terkejut dengan sikap Luca yang dianggap begitu santai terhadap wanita yang menjadi saingan adiknya sendiri."Silakan duduk, Nyonya Evelyn dan Noah. Aku akan membersihkan tubuhku sebentar!" ucap
Esok paginya, Evelyn terdiam sambil memandangi seorang pria yang ada di hadapannya. Di samping Evelyn juga ada Maya sebagai penjelas tentang siapa pria yang ada bersama mereka saat ini.“Jadi namamu adalah Kody Hooper?” Evelyn bertanya dan pria itu mengangguk, “Lalu, apa yang dapat kau berikan padaku? Maya mengatakan kalau kau adalah pelayan setiaku sejak aku menjadi Nyonya Besar di sini,” sambung Evelyn berucap.“Benar, Nyonya. Aku Kody, pelayan yang diperintahkan oleh Tuan Aiden untuk melayani keperluan anda sejak Tuan Aiden menjadi pemimpin keluarga Shosan,” Kody menjawab serius, “Senang sekali melihat anda sudah kembali sehat seperti sebelumnya. Aku siap menerima tugas, Nyonya!” sambungnya.Kody, pelayan setia Evelyn datang setelah Maya diperintahkan untuk memanggil orang-orang yang mungkin saja masih berpihak pada Evelyn.Sakit panjang yang dialami Evelyn sebelum (meninggal) berganti jiwa dengan Emily membuat para pengikutnya pergi dan beralih bekerja untuk para yang melakukan
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden