“Kenapa terus menyebut nama Tuan Besar Aiden? Memangnya apa yang harus kulakukan dengan Tuan Besar itu?” Evelyn berucap sambil menguap, “Ah, ternyata aku tidak hanya bermimpi,” Evelyn menggerutu ketika menyadari kalau tadi ia bermimpi tentang Evelyn si Nyonya Besar.
Hanya sebentar saja Evelyn menoleh pada Maya yang ada di sampingnya, “Kau dengan wanita itu sama saja, Maya… Biarkan aku tidur, aku mengantuk. Ini waktunya tidur siang, bukan?” sambungnya malas dan kembali menyandarkan kepalanya di sandaran kursi tempatnya duduk dan tidur sejak tadi.Maya yang mendengar ucapan aneh majikannya langsung kebingungan. Maya tidak berani menjawab ucapan Evelyn yang ingin tidur.Namun, suara teriakan pria yang mengabarkan kedatangan Aiden di depan sana langsung membuat Evelyn terperanjat.“Nyonya Besar, Tuan Besar sudah datang!” pemberitahuan tentang kedatangan Aiden langsung membuat Evelyn berdiri seketika dan menoleh pada Maya.“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Tuan Besar datang? Astaga, aku bahkan belum menyiapkan hati dan aktingku!” ucapan menggerutu dari Evelyn semakin membuat Maya bungkam dan menunduk, meskipun ia ingin menjawab kalau sejak tadi ia sudah berulang kali membangunkan Evelyn.‘Huft… aku harus menyiapkan diri!’ Evelyn mulai bersiap.“Maya, apa penampilanku sudah baik untuk menghadap suamiku?” pertanyaan Evelyn yang ini pun juga membuat Maya bingung.‘Nyonya tidak pernah menanyakan pendapat tentang penampilannya di depan Tuan Besar, bukan? Ini aneh. Tapi kuharap mereka tidak bertengkar lagi,’ Maya bergumam dalam hati.“Y-ya, Nyonya. Anda sudah sempurna. Ayo, kita ke depan, Tuan Besar sudah menungu anda,” ajak Maya yang tidak ingin lagi memperlambat langkah Evelyn untuk bertemu dengan sang Tuan Besar.Maya berjalan lebih dulu untuk menyibak tirai pembatas ruangan menuju ruangan tengah aula yang seperti rumah pribadi milik majikannya.Saat tirai tersingkap, Emily yang menggunakan tubuh Evelyn terdiam memandang sosok tampan dan gagah, yang tengah duduk di depan meja yang di atasnya sudah tersaji banyak hidangan untuk menyambutnya.‘Wah, inikah Tuan Aiden Shosan itu? Pria ini tampan sekali, Tuhan. Jika seperti ini, bagaimana aku bisa bertahan, ya ampun!’ Emily bergumam takjub dan seketika terpesona, bibir mungilnya bahkan membuka saat melihat wajah suami Evelyn yang membuatnya terpana pada pandangan pertama.‘Aiden Shosan, putera kedua Tuan Royce Shosan dan Nyonya Annalise Moore Shosan. Aiden diangkat menjadi Tuan Besar setelah kakaknya—Aaron Shosan, meninggal sebelum pelimpahan hak waris menjadi Tuan Besar Keluarga Shosan, menggantikan sang ayah,’‘Penobatan Aiden menjadi Tuan Besar saat itulah yang menjadi awal munculnya gunung es yang membatasi cinta Aiden dan Evelyn. Tidak di masa lalu ataupun masa depan, tidak ada wanita yang sudi cinta suaminya dibagi dengan wanita lain, tapi Aiden malah harus berbagi pada lima istrinya sekaligus. Tentu saja hidupmu seperti di neraka, Evelyn,’‘Tapi tetap saja ini gila! Bagaimana mungkin ada pria setampan dan segagah ini di sini? Kukira pemimpin keluarga di rumah ini adalah pria yang gendut, jelek, dan hanya gila wanita. Ternyata dia sesempurna ini, astaga...’ Emily menggelengkan kepalanya berulang berharap ia tidak goyah karena silau dengan ketampanan sempurna suami Evelyn itu.Tarikan dari gaun bagian bawah miliknya membuat Evelyn melirik ke bawah, tepat pada Maya yang saat ini membungkuk memberi perhormatan tertinggi pada Aiden.“Nyonya Besar, kau harus memberi salam pada Tuan Besar,” Maya berbisik sangat pelan tapi Evelyn mengerti apa yang dibisikkan Maya padanya. Evelyn mengangguk dan langsung ikut melakukan apa yang Maya lakukan saat ini.“Semoga Tuan Besar panjang umur dan selalu sehat!” Evelyn memberikan sapaan penghormatan, “Tolong maafkan sikapku yang lancang kali ini, Tuan Besar,” sambungnya berucap meluruskan sikapnya yang mungkin saja tidak sopan dan terlihat oleh Aiden.“Hmm, kenapa sapaanmu berlebihan seperti itu padaku? Sejak kapan Nyonya Besar Evelyn memperhatikan kesopanan di depanku?” Aiden sedikit bingung dengan sikap Evelyn, “Pelayan, apa kalian sudah memberikan obat dengan baik pada Nyonya Besar kalian? Sepertinya dia masih belum sehat sepenuhnya!” sambung Aiden berbiara pada pelayan Evelyn, termasuk Maya.‘Eh? Apa yang salah?’ Evelyn juga bingung.“Nyonya Besar, bangunlah. Anda tidak perlu menundukkan tubuh sepertiku. Anda cukup menundukkan kepala sedikit saja pada Tuan Besar,” Maya kembali berbisik.“Begitukah? Oh, baiklah!” ketika Maya mengangguk seketika Evelyn menegakkan tubuhnya untuk memperbaiki kekeliruan dan sikapnya. Kini ia menatap sikap Aiden yang tetap tenang menyesap teh di tangannya.‘Astaga, aku belum tahu tentang ini. Aku juga melupakan kalau Evelyn tidak akur dengan suaminya. Kalau saja Tuan Besar tampan ini tidak bicara ketus seperti tadi, mungkin saja aku tidak akan pernah tahu kalau hubungan mereka dingin,’‘Tapi Evelyn menginginkan cerita hidupnya berakhir bahagia. Jadi aku memang harus mencairkan hubungan yang membeku ini. Kau bisa melakukannya, Emily! Lagipula siapa yang akan menolak suami tampan dan sempurna seperti ini, hahaha!’Meskipun Emily mengerti kalau hubungan Evelyn dan Aiden tidak harmonis, dan tidak mungkin ia mengubah sikap Evelyn yang dingin menjadi ceria seketika pada Aiden. Tapi Emily adalah gadis yang berijwa muda, ia memang terlihat terpesona pada sosok Aiden karena baginya pria dengan ketampanan sempurna itu hanya ada pada komik dan pendeskripsian secara berlebihan di novel romansa, tidak di dunia nyata.Namun, ketika melihat ketampanan yang sempurna itu ada tepat di hadapannya, membuatnya kagum luar biasa. Naluri wanita yang ingin memiliki kekasih tampan langsung muncul dengan konyolnya.‘Hei, Evelyn. Tolong jangan cemburu padaku jika aku bisa mengambil hati suamimu, ya! Bukankah ini yang kau inginkan dariku? Kau ingin hidup Evelyn Hollan Shosan berakhir bahagia bersama putera dan suamimu, kan? Kau ingin menjauhkan para istri muda gatal itu dari suamimu, kan? Jadi, tolong bantu aku merebut hatinya!’‘Maaf, jika aku terkesan murahan. Tapi kau juga harus mengganti waktuku yang tidak bisa melihat pria tampan di komik online langgananku, dan biarkan saja aku menikmati ketampanan sempurna suamimu ini. Ini kuanggap impas, hehe!’Emily terus tersenyum dalam hati seakan bicara dengan roh Evelyn yang mungkin saja memperhatikannya.‘Baiklah, Tuan Besar Aiden Shosan. Bersiaplah mengubah sikap dinginmu pada istrimu sendiri!’ sambungnya bertekat bulat.Emily mulai berjalan mendekat dan berdiri dengan kepala yang sedikit tertunduk pada Aiden.“Mohon maafkan ketidaksopananku selama ini, Tuan Besar. Sikapku yang tadi bukanlah berlebihan. Aku yang sudah mengalami tidur panjang selama beberapa saat setelah kecelakaan sudah menyadari kesalahanku. Mungkin saja sakit yang kualami adalah hukumanku dari Tuhan,”“Tuhan menghukumku karena bersikap kasar dan tidak patuh padamu sebagai suamiku. Jika bisa, tolong terima permohonan maafku, Tuan Besar,”Evelyn kembali memberi penghormatan dengan membungkuk setengah badan pada Aiden. Bukan hanya Aiden yang terperangah, tapi Maya dan para pelayan yang ada di dekat sana ikut terkejut dengan sikap Evelyn.Evelyn mengangkat wajahnya lagi dan tersenyum pada Aiden yang memandangnya dengan tatapan bertanya.“Tuan Besar, suamiku yang tampan seperti sinar bulan yang bersinar dengan tenang… Aku merindukanmu. Tolong maafkan aku,” ucapan Evelyn kali ini pun tidak kalah mengagetkan semuanya.Di pandangan Evelyn kali ini jelas terlihat wajah memerah dan mata yang berkaca dari Aiden.‘Kena kau, aku mendapatkanmu, Aiden! Maafkan aku yang telah menurunkan harga dirimu, Evelyn, tapi inilah langkah awal untuk mencairkan hubungan kalian yang sedingin gunung es. Harus ada yang dikorbankan agar semuanya lebih baik,'‘Di waktu di mana aku hidup, meminta maaf bukanlah satu hal yang rendah dan mengartikan kalau kita bersalah. Meskipun di mata orang kita sedang mengakui kesalahan, tapi itu tidak membuatmu rendah dan malah akan membuat semuanya membaik. Lihat saja, suamimu akan kembali memperhatikanmu!’ senyuman tulus yang cantik ia tunjukkan pada Aiden, saat di benak dan hatinya terus bicara seolah Evelyn yang menjadi lawan bicaranya.“Ehem, Evelyn. Kau sepertinya memang belum sepenuhnya sehat. Bagaimana bisa kau menyebutkan kalimat seperti ini padaku di depan banyak orang?” Aiden sedikit mengeluhkan sikap istriya, tapi wajahnya yang memalu menegaskan kalau dia menyukai ucapan Evelyn padanya.“Baiklah, duduklah di sini bersamaku. Aku datang ke sini karena ingin memastikan keadaanmu. Ibu bilang kalau kondisi kesehatanmu sudah lebih baik, dan kau juga sudah bisa melakukan pertemuan dengan para saudaramu,”“Maafkan aku yang belum sempat menjengukmu sejak kau mulai sakit. Banyak sekali pekerjaan yang harus kulakukan sendiri,”Tatapan bola mata berwarna coklat keemasan itu terus memandangi wajah Evelyn dengan banyak ekspresi, seperti bingung, sedih, bahagia, dan ingin bertanya, 'Benarkah dia adalah Evelyn?'“Aku mengerti, suamiku. Tidak masalah jika kau tidak bisa sesering mungkin mendatangiku. Kau adalah orangyang paling lelah dan sibuk di keluarga ini, sudah pasti tugasmu sangat banyak,” Big Lady menanggapi sambil tersenyum, ”Tapi, kau juga harus memikirkan kesehatanmu sendiri. Istirahatlah saat kau bisa, dan makanlah dengan baik. Keluarga ini akan sangat sedih jika pemimpin kami yang hebat sepertimu jatuh sakit,”sambungnya memberikan perhatian.‘Bagaimana, Evelyn? Aktingku bagus, kan?’ Emily tersenyum geli dalam hati. Ia bahkan tidak pernah membayangkan akan bersikap begitu perhatian pada seseorang di dunia nyata, ‘Baiklah, sekali lagi!’“Tapi jujur, aku bahagia karena kau datang lagi untuk melihatku walaupun hanya sebentar. Aku sudah sangat senang melihatmu memiliki sedikit perhatian untukku. Aku tidak berharap banyak mengingat hubungan kita sudah renggang selama beberapa tahun ini,” Big Lady berucap sambil menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat murung.‘Ayo, masuklah dalam kata-ka
Evelyn baru saja tiba di depan ruangan Aquamarine, dan kedatangannya sudah sampai pada para pelayan yang mengurusi ruangan Noah. Dengan segera, para maid yang melayani Noah, langsung mempersiapkan penampilan terbaik Noah untuk bertemu dengan ibunya.Sementara menunggu, Evelyn duduk di halaman depan ruangan tersebut yang memiliki pemandangan indah karena hanya ada bunga yang bermekaran di sepanjang mata memandang.‘Harusnya saat ini aku sedang duduk di depan komputerku dan memberikan salam perpisahan pada novelku yang sedikit lagi akan tamat. Tapi sekarang, aku malah duduk menunggu putera orang lain di bawah pohon yang daunnya saja sudah kekuningan,’ Emily bergumam dalam hati karena bosan.Namun, gumaman itu terhenti ketika ia mengingat satu hal, tanggal hari ini.‘Astaga, kenapa aku melupakan hal sepenting itu? Padahal aku sadar kalau aku tidak berada di zaman kuno, melainkan zaman seperti hidupku sebelumnya. Dasar Emily bodoh!’ gerutunya dalam hati pada dirinya sendiri. Ia kesal kare
“Maafkan aku, Nyonya Besar. Noah sangat nakal, aku takut kalau Noah akan membuat kekacauan di ruangan Ruby dan mengganggu istirahatmu, Nyonya Besar!” pengasuh pribadi Noah maju dan menundukkan kepalanya saat menjawab ajakan Evelyn pada Noah.“Siapa kau yang begitu lancang menyebutkan kalau anakku adalah anak nakal?!”Suara keras yang tidak tertahankan dari Emily yang marah membuat suasana di halaman ruangan Aquamarine terasa mencekam. Semuanya berwajah pucat menerima kemarahan Evelyn yang terkenal pemarah.“Dan kau juga tidak menyebut gelar putraku tadi. Dia Tuan Muda di rumah ini, di keluarga Shosan, dank au hanya pembantu! Bersikaplah yang baik pada majikanmu, sekalipun putraku masih anak-anak!” Emily sangat marah. Ia mulai merasakan kemarahan Evelyn sebagai ibunya Noah.“A-aku tidak berani, Nyonya Besar, maafkan aku. Ampuni aku. Tapi itu adalah perintah dari Nyonya Besar Analise pada Nyonya Elsa yang bertanggung jawab pada semua yang dilakukan Tuan Muda Noah. Keputusan itu mulai be
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
Esok paginya, Evelyn terdiam sambil memandangi seorang pria yang ada di hadapannya. Di samping Evelyn juga ada Maya sebagai penjelas tentang siapa pria yang ada bersama mereka saat ini.“Jadi namamu adalah Kody Hooper?” Evelyn bertanya dan pria itu mengangguk, “Lalu, apa yang dapat kau berikan padaku? Maya mengatakan kalau kau adalah pelayan setiaku sejak aku menjadi Nyonya Besar di sini,” sambung Evelyn berucap.“Benar, Nyonya. Aku Kody, pelayan yang diperintahkan oleh Tuan Aiden untuk melayani keperluan anda sejak Tuan Aiden menjadi pemimpin keluarga Shosan,” Kody menjawab serius, “Senang sekali melihat anda sudah kembali sehat seperti sebelumnya. Aku siap menerima tugas, Nyonya!” sambungnya.Kody, pelayan setia Evelyn datang setelah Maya diperintahkan untuk memanggil orang-orang yang mungkin saja masih berpihak pada Evelyn.Sakit panjang yang dialami Evelyn sebelum (meninggal) berganti jiwa dengan Emily membuat para pengikutnya pergi dan beralih bekerja untuk para yang melakukan
Evelyn bisa melihat senyum tipis seorang pria jangkung dengan penampilan lusuh dan penuh kotoran di celana pendeknya itu."Ehem...maafkan keterkejutanku tadi, Tuan. Aku tidak menyangka melihat anda dalam keadaan seperti ini," Evelyn mulai terlihat tenang, "Lalu siapa anda? Kenapa anda di sini?" dia terus bertanya sambil keluar perlahan dari mobil bersama Noah.Maya mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Evelyn, "Nyonya Besar, pria ini adalah kakak ipar Tuan Aiden,” bisik Maya, Evelyn pun mengangguk menyetujui kata-kata Maya padanya."Jadi, Anda adalah Tuan...""Nama aku Luca Witt, aku putera sulung Keluarga Witt, Nyonya Evelyn!" pria di depan Evelyn memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Tapi… cara dia memperkenalkan dirinya langsung membuat Evelyn terkesiap.Evelyn tersentak karena sedikit terkejut dengan sikap Luca yang dianggap begitu santai terhadap wanita yang menjadi saingan adiknya sendiri."Silakan duduk, Nyonya Evelyn dan Noah. Aku akan membersihkan tubuhku sebentar!" ucap
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, Noah? Rasa sakit bukanlah kesalahan. Tidak ada manusia yang mau sakit," Luca menghibur Noah lagi, "dan menurutku ibumu tidak sekejam itu menghukum putranya yang sakit. Aku benar, kan, Nyonya Evelyn?" lanjut Luca bertanya pada Evelyn dengan nada yang terdengar lebih akrab.Evelyn mengangguk, “Ya, Tuan Luca benar, Nak. Aku tidak akan menghukummu karena kau sakit. Untuk itu ceritakan saja semua bagian yang sakit di tubuhmu. Biarkan aku mendengar keluhanmu dan akan memanggil dokter keluarga nanti ketika kita pulang nanti.” jawabnya.Setelah itu Evelyn dan Luca mendengarkan apa yang Noah rasakan dalam tubuhnya. Setelah bercerita, Noah diizinkan bermain di taman bersama Kody dan Maya serta pengasuh Noah. Setelah itu barulah Evelyn langsung bicara serius dengan Luca."Tuan Luca, tahukah Anda apa yang salah dengan tubuhnya dan tidak nyaman bagi Noah?" Evelyn langsung menanyakan inti pembicaraan, “Kedatanganku ke sini dengan membawa Noah juga berkai
"Lalu ending seperti apa yang kau berikan? Semua ucapanmu terdengar konyol. Bisa-bisanya karakter di novelnya bangkit dan marah," Emily menggerutu, "Kau kira aku anak ingusan yang mudah kau kelabui?" sambungnya mencibir tapi saat wajahnya berpaling."Hei, hei, hei, aku mendengarmu, ya!" Liam jelas mendengar, "Aku tidak bercanda.""Evelyn yang tubuhnya sedang kau gunakan itu, dia yang membawaku ke sini. Aku juga awalnya bingung, dan saat dia menuntutku, aku langsung menyebut namamu karena memang buku ini kurencanakan untukmu agar ceritanya sempurna,""Tapi yang jelas aku tidak sengaja ingin membuat dirimu kesulitan seperti ini,"Liam terdiam sejenak dan terlihat menghela napas berat."Baiklah, aku mengerti kalau sekarang ini kau maupun aku tidak bisa melakukan apapun. Tapi apa yang membuatnya marah? Seperti yang kupikirkan sendiri, Evelyn marah karena konspirasi pembunuhannya oleh para orang yang ada di sini,""Dia juga mengarahkanku berpikiran untuk melindungi Noah putranya juga suami
“Aku tidak melakukan apapun. Kami hanya membahas masalah penyakit pernapasan yang diderita Noah yang mungkin saja memang disengaja oleh pihak lain yang tidak menyukai Evelyn, dan itu membuatnya syok. Dia tidak bisa mengontrol kemarahannya dan pingsan,” Luca memberikan penjelasan dengan pemikirannya sendiri. Ia tidak mungkin mengakui kalau dia yang membuat Evelyn syok. “Benarkah, Tuan? Pantas saja jika nyonyaku seperti ini,” Kody langsung percaya, “Meskipun aku merasa setelah bangun dari tidur panjangnya Nyonya Besar terlihat berbeda dan lebih tenang, tapi tentu saja masalah Tuan Muda Noah yang seperti ini membuatnya marah dan nyonya tidak dapat mengontrol emosinya lagi,” sambungnya yang mulai mengingat tabiat majikannya itu.‘Astaga, aku tidak percaya kalau dia akan percaya apa yang baru saja kukatakan. Aku hanya mengarang cerita, tapi syukurnya itu memang berkaitan dengan keadaan tubuh Evelyn yang sebenarnya. Aku selamat kali ini, kau juga, Emily! Berterima kasih lah pada keadaan in
“Ya, aku setuju dengan semua pemaparanmu, Tuan Luca. Tapi di samping itu, aku semakin penasaran tentang siapa kau sebenarnya? Tolong jangan menghindar untuk menjawab lagi. Ucapanmu, sikapmu, dan pengetahuanmu tidak seperti orang biasa,” Evelyn bertanya tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada Luca, “Kenapa aku merasa kau mengenalku dengan baik tapi sikapmu berbeda dari sikap orang-orang di sekelilingku?” sambungnya curiga.“Menurutmu, siapa aku?” Luca menantang dengan senyuman liciknya.“Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tahu kau bukan berasal dari sini dan terkesan seperti…” kalimat Evelyn tergantung.“Sepertimu yang datang dari dunia nyata, Money Angel?”Bak mendengar petir yang menyambar bumi, Evelyn langsung membelalakkan matanya lebar. Ia tersentak kaget ketika Luca menyebut nama lain dari dirinya. Evelyn berdiri dan langsung menggebrak meja kerja Luca.“K-kau? Kenapa kau tahu nama itu? Sebenarnya kau siapa? Katakan padaku!” Evelyn yang syok tidak bisa mengontrol ekspresinya hingg
“Nyonya, kurasa kecurigaanmu tentang pihak yang sengaja mengacaukan kesehatan Tuan Muda Noah benar adanya. Dengan izin darimu, aku bisa masuk dengan pengawalan ketat pelayan ruangan Aquamarine dan juga pelayan Nyonya Elsa yang bertanggung jawab berjaga di sana,” Kody melaporkan situasi yang terjadi di sana.“Ya ampun, apa seketat itu penjagaan padamu yang merupakan pelayanku? Aku ibunya Noah, bukan? Kenapa mereka seperti itu pada pelayanku? Ini tidak bisa dibiarkan dengan mudah. Aku akan membicarakan hal ini pada suamiku nanti,” Evelyn menanggapi sambil memijat dahinya yang berkerut. Urusan internal di rumah besar ini begitu membuatnya lelah.“Lalu apa yang kau dapatkan, Kody?” sambungnya bertanya.“Seperti yang anda perintahkan, aku hanya berada di dalam kamar Tuan Muda Noah untuk memperhatikan keadaan di sana. Sepintas kamar Tuan Muda Noah biasa saja, rapi dan bersih. Ruangannya juga dipenuhi aromaterapi bunga Lavender. Semuanya baik-baik saja, Nyonya. Tapi aku tidak mengerti mengap
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, Noah? Rasa sakit bukanlah kesalahan. Tidak ada manusia yang mau sakit," Luca menghibur Noah lagi, "dan menurutku ibumu tidak sekejam itu menghukum putranya yang sakit. Aku benar, kan, Nyonya Evelyn?" lanjut Luca bertanya pada Evelyn dengan nada yang terdengar lebih akrab.Evelyn mengangguk, “Ya, Tuan Luca benar, Nak. Aku tidak akan menghukummu karena kau sakit. Untuk itu ceritakan saja semua bagian yang sakit di tubuhmu. Biarkan aku mendengar keluhanmu dan akan memanggil dokter keluarga nanti ketika kita pulang nanti.” jawabnya.Setelah itu Evelyn dan Luca mendengarkan apa yang Noah rasakan dalam tubuhnya. Setelah bercerita, Noah diizinkan bermain di taman bersama Kody dan Maya serta pengasuh Noah. Setelah itu barulah Evelyn langsung bicara serius dengan Luca."Tuan Luca, tahukah Anda apa yang salah dengan tubuhnya dan tidak nyaman bagi Noah?" Evelyn langsung menanyakan inti pembicaraan, “Kedatanganku ke sini dengan membawa Noah juga berkai
Evelyn bisa melihat senyum tipis seorang pria jangkung dengan penampilan lusuh dan penuh kotoran di celana pendeknya itu."Ehem...maafkan keterkejutanku tadi, Tuan. Aku tidak menyangka melihat anda dalam keadaan seperti ini," Evelyn mulai terlihat tenang, "Lalu siapa anda? Kenapa anda di sini?" dia terus bertanya sambil keluar perlahan dari mobil bersama Noah.Maya mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Evelyn, "Nyonya Besar, pria ini adalah kakak ipar Tuan Aiden,” bisik Maya, Evelyn pun mengangguk menyetujui kata-kata Maya padanya."Jadi, Anda adalah Tuan...""Nama aku Luca Witt, aku putera sulung Keluarga Witt, Nyonya Evelyn!" pria di depan Evelyn memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Tapi… cara dia memperkenalkan dirinya langsung membuat Evelyn terkesiap.Evelyn tersentak karena sedikit terkejut dengan sikap Luca yang dianggap begitu santai terhadap wanita yang menjadi saingan adiknya sendiri."Silakan duduk, Nyonya Evelyn dan Noah. Aku akan membersihkan tubuhku sebentar!" ucap
Esok paginya, Evelyn terdiam sambil memandangi seorang pria yang ada di hadapannya. Di samping Evelyn juga ada Maya sebagai penjelas tentang siapa pria yang ada bersama mereka saat ini.“Jadi namamu adalah Kody Hooper?” Evelyn bertanya dan pria itu mengangguk, “Lalu, apa yang dapat kau berikan padaku? Maya mengatakan kalau kau adalah pelayan setiaku sejak aku menjadi Nyonya Besar di sini,” sambung Evelyn berucap.“Benar, Nyonya. Aku Kody, pelayan yang diperintahkan oleh Tuan Aiden untuk melayani keperluan anda sejak Tuan Aiden menjadi pemimpin keluarga Shosan,” Kody menjawab serius, “Senang sekali melihat anda sudah kembali sehat seperti sebelumnya. Aku siap menerima tugas, Nyonya!” sambungnya.Kody, pelayan setia Evelyn datang setelah Maya diperintahkan untuk memanggil orang-orang yang mungkin saja masih berpihak pada Evelyn.Sakit panjang yang dialami Evelyn sebelum (meninggal) berganti jiwa dengan Emily membuat para pengikutnya pergi dan beralih bekerja untuk para yang melakukan
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden