Evelyn baru saja tiba di depan ruangan Aquamarine, dan kedatangannya sudah sampai pada para pelayan yang mengurusi ruangan Noah. Dengan segera, para maid yang melayani Noah, langsung mempersiapkan penampilan terbaik Noah untuk bertemu dengan ibunya.
Sementara menunggu, Evelyn duduk di halaman depan ruangan tersebut yang memiliki pemandangan indah karena hanya ada bunga yang bermekaran di sepanjang mata memandang.
‘Harusnya saat ini aku sedang duduk di depan komputerku dan memberikan salam perpisahan pada novelku yang sedikit lagi akan tamat. Tapi sekarang, aku malah duduk menunggu putera orang lain di bawah pohon yang daunnya saja sudah kekuningan,’ Emily bergumam dalam hati karena bosan.
Namun, gumaman itu terhenti ketika ia mengingat satu hal, tanggal hari ini.
‘Astaga, kenapa aku melupakan hal sepenting itu? Padahal aku sadar kalau aku tidak berada di zaman kuno, melainkan zaman seperti hidupku sebelumnya. Dasar Emily bodoh!’ gerutunya dalam hati pada dirinya sendiri. Ia kesal karena lupa bertanya tanggal meskipun ia sadar kalau dirinya berada di sebuah novel. Sekalipun novel yang dijalaninya adalah fiksi, tapi tentu setting waktu memang sudah ditentukan, ‘Baiklah, aku akan bertanya pada Maya nanti. Aku juga memerlukan gadget. Tidak mungkin di sini tidak ada hal canggih seperti itu, kan?’ sambungnya yakin.
Internet, gadget, game, dan musik adalah bagian dari hidup Emily saat mulai membuka mata dan beraktifitas. Dia membutuhkan semua itu dan setelah ini ia akan mendapatkan hal itu untuk bertahan di masa saat ini.
“Nyonya Besar, Tuan Muda Noah sudah datang,” Maya yang sejak tadi berdiri menunggu kehadiran Noah di depan ruangan tunggu, memberitahukan kedatangan Noah.
‘Kau dengar, Evelyn? Anakmu sudah datang dan aku harus menjadi ‘Female Lead’ yang multitalent sebagai dirimu. Aku harus menjalani peran sebagai Nyoya Besar, istri, dan ibu. Saat usiaku belum menyentuh dua puluh tahun seperti ini, menjadi dirimu merupakan tantangan yang menurutku kejam,’
‘Kisah hidupmu ini sungguh menyedihkan bagiku, Evelyn…’
Emily tersenyum memandang seorang anak laki-laki berpenampilan tampan dengan stelan pakaian yang begitu formal. Tangan Emily refleks terentang untuk menyambut Noah. Tapi, apa yang terjadi?
Saat Evelyn siap memeluk Noah yang mendekat, Noah malah terlihat menundukkan kepala pada Evelyn sambil memberi salam.
“Semoga Nyonya Besar panjang umur dan selalu sehat!” Noah memberi salam tanpa mengangkat wajahnya pada Evelyn.
Seketika hati Emily merasa sedih. Bagaimana bisa seorang anak harus melakukan penghormatan begitu formal pada ibunya sendiri? Di mana ikatan spesial atara anak dan ibu di cerita ini? Itulah yang Emily pikirkan.
Evelyn mendekati Noah dan menyentuh kedua lengan anak kecil tersebut, serta menyentuh dagunya agar Noah memandang wajah ibunya sendiri.
“Sejak kapan diciptakan peraturan seorang anak harus membungkuk seperti itu pada ibunya sendiri?” Evelyn bertanya pada Noah yang langsung kebingungan, “Bukankah akan lebih baik jika ibu mendapatkan pelukan kecil yang begitu ibu rindukan?” sambungnya bicara sambil tersenyum.
Bukannya memeluk Evelyn, Noah malah mundur dua langkah tanpa mengalihkan pandangannya pada Evelyn.
“Maya, kenapa kalian tidak membiarkan Nyonya Besar tetap di ruangan Ruby?” Noah berucap sedikit keras pada para Maya dan juga pelayan Evelyn tanpa berpaling wajah.
Evelyn langsung bingung dan khawatir. Evelyn menyadari kalau sikap Noah yang seperti itu merupakan hasil dari pengajaran yang ketat dari keluarga.
“Tidak perlu, Sayang. Ibu baik-baik saja dan buktinya ibu sudah bisa menjengukmu di sini,” Evelyn menenangkan kecemasan Noah.
“Anda sendiri yang membuat peraturan seperti ini. Siapa pun termasuk aku harus memberi penghormatan yang besar padamu, Nyonya Besar,” Noah menjawab.
‘Sesakit apa hatimu saat mengatakan itu pada anakmu sendiri, Evelyn? Pada anakmu pun kau harus tegas untuk menegaskan posisimu pada orang-orang di keluarga ini. Noah hanya anak kecil berusia tujuh tahun, kan?’ Emily sedih melihat betapa kakunya hubungan Evelyn dengan anaknya sendiri.
Emily tahu jika sebutan ‘Nyonya Besar’ memang Evelyn sendiri yang meminta pada Aiden, sebagai bukti kalau dia adalah wanita utama di rumah itu, dan posisinya tidak bisa digantikan oleh para istri Aiden yang lain. Tapi itu karena Evelyn begitu terluka.
Evelyn langsung memeluk Noah.
“Jika bisa, tolong maafkan ibu, Noah. Maafkan aku yang dulu. Mungkin saat itu pikiran ibu sedang tidak baik dengan kondisi kesehatan yang serius. Tapi mulai saat ini, tidak ada penghormatan seperti itu pada ibu darimu. Ibu akan sangat senang dan merasa tinggi jika ibu menerima pelukan dan ciuman sayang dari putera ibu sendiri,”
Emily hampir menangis saat bicara seperti itu. Ia mengingat betapa masa kecilnya saat seumuran dengan Noah adalah masa yang paling bahagia. Berlarian, menyanyi, dan apapun yang Emily lakukan adalah sumber senyuman kedua orang tuanya.
Tapi saat melihat Noah, hati Emily sakit. Betapa keras hidup seorang anak kecil di kisah tempat Noah berada. Terlebih pada isi novel yang kini menjadi hidupnya.
“Ibu? Apa boleh aku seperti itu? Apa anda tidak akan marah dan menghukumku?” Noah bertanya dengan wajah yang sudah basah dengan air mata. Ibunya begitu baik dan penyayang, dan sangat berbeda saat ini.
“Tentu saja. Itulah namanya ikatan ibu dan anak. Kita tidak boleh dipisahkan oleh status apapun, Noah,” Evelyn menjawab, bahkan kali ini dia tidak menyebutkan gelar puteranya sebagai Tuan Muda.
“Baiklah, Nak. Ibu dengar dari ayahmu kalau beberapa hari ini kau sedang tidak sehat. Apa yang kau rasakan, Noah? Kenapa laporan yang sampai ke telinga ibu kalau kau hanya ingin tertidur dan tidak ingin belajar?” Evelyn mulai bertanya kondisi kesehatan Noah, tapi ia malah diam.
“Ah, begitu. Bagaimana jika malam ini kau ikut dengan ibu dan menginap di ruangan Ruby? Akan ada kejutan untukmu di sana, Nak!” Evelyn yang mengkhawatirkan keadaan Noah mengajaknya menginap di ruangan Ruby, tapi ekspresi wajah Noah tidak terlalu senang.
"Maafkan aku, Nyonya Besar. Mohon izin bicara," suara seorang pelayan membuyarkan perhatian semuanya.
“Maafkan aku, Nyonya Besar. Noah sangat nakal, aku takut kalau Noah akan membuat kekacauan di ruangan Ruby dan mengganggu istirahatmu, Nyonya Besar!” pengasuh pribadi Noah maju dan menundukkan kepalanya saat menjawab ajakan Evelyn pada Noah.“Siapa kau yang begitu lancang menyebutkan kalau anakku adalah anak nakal?!”Suara keras yang tidak tertahankan dari Emily yang marah membuat suasana di halaman ruangan Aquamarine terasa mencekam. Semuanya berwajah pucat menerima kemarahan Evelyn yang terkenal pemarah.“Dan kau juga tidak menyebut gelar putraku tadi. Dia Tuan Muda di rumah ini, di keluarga Shosan, dank au hanya pembantu! Bersikaplah yang baik pada majikanmu, sekalipun putraku masih anak-anak!” Emily sangat marah. Ia mulai merasakan kemarahan Evelyn sebagai ibunya Noah.“A-aku tidak berani, Nyonya Besar, maafkan aku. Ampuni aku. Tapi itu adalah perintah dari Nyonya Besar Analise pada Nyonya Elsa yang bertanggung jawab pada semua yang dilakukan Tuan Muda Noah. Keputusan itu mulai be
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
Esok paginya, Evelyn terdiam sambil memandangi seorang pria yang ada di hadapannya. Di samping Evelyn juga ada Maya sebagai penjelas tentang siapa pria yang ada bersama mereka saat ini.“Jadi namamu adalah Kody Hooper?” Evelyn bertanya dan pria itu mengangguk, “Lalu, apa yang dapat kau berikan padaku? Maya mengatakan kalau kau adalah pelayan setiaku sejak aku menjadi Nyonya Besar di sini,” sambung Evelyn berucap.“Benar, Nyonya. Aku Kody, pelayan yang diperintahkan oleh Tuan Aiden untuk melayani keperluan anda sejak Tuan Aiden menjadi pemimpin keluarga Shosan,” Kody menjawab serius, “Senang sekali melihat anda sudah kembali sehat seperti sebelumnya. Aku siap menerima tugas, Nyonya!” sambungnya.Kody, pelayan setia Evelyn datang setelah Maya diperintahkan untuk memanggil orang-orang yang mungkin saja masih berpihak pada Evelyn.Sakit panjang yang dialami Evelyn sebelum (meninggal) berganti jiwa dengan Emily membuat para pengikutnya pergi dan beralih bekerja untuk para yang melakukan
Evelyn bisa melihat senyum tipis seorang pria jangkung dengan penampilan lusuh dan penuh kotoran di celana pendeknya itu."Ehem...maafkan keterkejutanku tadi, Tuan. Aku tidak menyangka melihat anda dalam keadaan seperti ini," Evelyn mulai terlihat tenang, "Lalu siapa anda? Kenapa anda di sini?" dia terus bertanya sambil keluar perlahan dari mobil bersama Noah.Maya mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Evelyn, "Nyonya Besar, pria ini adalah kakak ipar Tuan Aiden,” bisik Maya, Evelyn pun mengangguk menyetujui kata-kata Maya padanya."Jadi, Anda adalah Tuan...""Nama aku Luca Witt, aku putera sulung Keluarga Witt, Nyonya Evelyn!" pria di depan Evelyn memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Tapi… cara dia memperkenalkan dirinya langsung membuat Evelyn terkesiap.Evelyn tersentak karena sedikit terkejut dengan sikap Luca yang dianggap begitu santai terhadap wanita yang menjadi saingan adiknya sendiri."Silakan duduk, Nyonya Evelyn dan Noah. Aku akan membersihkan tubuhku sebentar!" ucap
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, Noah? Rasa sakit bukanlah kesalahan. Tidak ada manusia yang mau sakit," Luca menghibur Noah lagi, "dan menurutku ibumu tidak sekejam itu menghukum putranya yang sakit. Aku benar, kan, Nyonya Evelyn?" lanjut Luca bertanya pada Evelyn dengan nada yang terdengar lebih akrab.Evelyn mengangguk, “Ya, Tuan Luca benar, Nak. Aku tidak akan menghukummu karena kau sakit. Untuk itu ceritakan saja semua bagian yang sakit di tubuhmu. Biarkan aku mendengar keluhanmu dan akan memanggil dokter keluarga nanti ketika kita pulang nanti.” jawabnya.Setelah itu Evelyn dan Luca mendengarkan apa yang Noah rasakan dalam tubuhnya. Setelah bercerita, Noah diizinkan bermain di taman bersama Kody dan Maya serta pengasuh Noah. Setelah itu barulah Evelyn langsung bicara serius dengan Luca."Tuan Luca, tahukah Anda apa yang salah dengan tubuhnya dan tidak nyaman bagi Noah?" Evelyn langsung menanyakan inti pembicaraan, “Kedatanganku ke sini dengan membawa Noah juga berkai
“Nyonya, kurasa kecurigaanmu tentang pihak yang sengaja mengacaukan kesehatan Tuan Muda Noah benar adanya. Dengan izin darimu, aku bisa masuk dengan pengawalan ketat pelayan ruangan Aquamarine dan juga pelayan Nyonya Elsa yang bertanggung jawab berjaga di sana,” Kody melaporkan situasi yang terjadi di sana.“Ya ampun, apa seketat itu penjagaan padamu yang merupakan pelayanku? Aku ibunya Noah, bukan? Kenapa mereka seperti itu pada pelayanku? Ini tidak bisa dibiarkan dengan mudah. Aku akan membicarakan hal ini pada suamiku nanti,” Evelyn menanggapi sambil memijat dahinya yang berkerut. Urusan internal di rumah besar ini begitu membuatnya lelah.“Lalu apa yang kau dapatkan, Kody?” sambungnya bertanya.“Seperti yang anda perintahkan, aku hanya berada di dalam kamar Tuan Muda Noah untuk memperhatikan keadaan di sana. Sepintas kamar Tuan Muda Noah biasa saja, rapi dan bersih. Ruangannya juga dipenuhi aromaterapi bunga Lavender. Semuanya baik-baik saja, Nyonya. Tapi aku tidak mengerti mengap
“Ya, aku setuju dengan semua pemaparanmu, Tuan Luca. Tapi di samping itu, aku semakin penasaran tentang siapa kau sebenarnya? Tolong jangan menghindar untuk menjawab lagi. Ucapanmu, sikapmu, dan pengetahuanmu tidak seperti orang biasa,” Evelyn bertanya tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada Luca, “Kenapa aku merasa kau mengenalku dengan baik tapi sikapmu berbeda dari sikap orang-orang di sekelilingku?” sambungnya curiga.“Menurutmu, siapa aku?” Luca menantang dengan senyuman liciknya.“Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tahu kau bukan berasal dari sini dan terkesan seperti…” kalimat Evelyn tergantung.“Sepertimu yang datang dari dunia nyata, Money Angel?”Bak mendengar petir yang menyambar bumi, Evelyn langsung membelalakkan matanya lebar. Ia tersentak kaget ketika Luca menyebut nama lain dari dirinya. Evelyn berdiri dan langsung menggebrak meja kerja Luca.“K-kau? Kenapa kau tahu nama itu? Sebenarnya kau siapa? Katakan padaku!” Evelyn yang syok tidak bisa mengontrol ekspresinya hingg
"Lalu ending seperti apa yang kau berikan? Semua ucapanmu terdengar konyol. Bisa-bisanya karakter di novelnya bangkit dan marah," Emily menggerutu, "Kau kira aku anak ingusan yang mudah kau kelabui?" sambungnya mencibir tapi saat wajahnya berpaling."Hei, hei, hei, aku mendengarmu, ya!" Liam jelas mendengar, "Aku tidak bercanda.""Evelyn yang tubuhnya sedang kau gunakan itu, dia yang membawaku ke sini. Aku juga awalnya bingung, dan saat dia menuntutku, aku langsung menyebut namamu karena memang buku ini kurencanakan untukmu agar ceritanya sempurna,""Tapi yang jelas aku tidak sengaja ingin membuat dirimu kesulitan seperti ini,"Liam terdiam sejenak dan terlihat menghela napas berat."Baiklah, aku mengerti kalau sekarang ini kau maupun aku tidak bisa melakukan apapun. Tapi apa yang membuatnya marah? Seperti yang kupikirkan sendiri, Evelyn marah karena konspirasi pembunuhannya oleh para orang yang ada di sini,""Dia juga mengarahkanku berpikiran untuk melindungi Noah putranya juga suami
“Aku tidak melakukan apapun. Kami hanya membahas masalah penyakit pernapasan yang diderita Noah yang mungkin saja memang disengaja oleh pihak lain yang tidak menyukai Evelyn, dan itu membuatnya syok. Dia tidak bisa mengontrol kemarahannya dan pingsan,” Luca memberikan penjelasan dengan pemikirannya sendiri. Ia tidak mungkin mengakui kalau dia yang membuat Evelyn syok. “Benarkah, Tuan? Pantas saja jika nyonyaku seperti ini,” Kody langsung percaya, “Meskipun aku merasa setelah bangun dari tidur panjangnya Nyonya Besar terlihat berbeda dan lebih tenang, tapi tentu saja masalah Tuan Muda Noah yang seperti ini membuatnya marah dan nyonya tidak dapat mengontrol emosinya lagi,” sambungnya yang mulai mengingat tabiat majikannya itu.‘Astaga, aku tidak percaya kalau dia akan percaya apa yang baru saja kukatakan. Aku hanya mengarang cerita, tapi syukurnya itu memang berkaitan dengan keadaan tubuh Evelyn yang sebenarnya. Aku selamat kali ini, kau juga, Emily! Berterima kasih lah pada keadaan in
“Ya, aku setuju dengan semua pemaparanmu, Tuan Luca. Tapi di samping itu, aku semakin penasaran tentang siapa kau sebenarnya? Tolong jangan menghindar untuk menjawab lagi. Ucapanmu, sikapmu, dan pengetahuanmu tidak seperti orang biasa,” Evelyn bertanya tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada Luca, “Kenapa aku merasa kau mengenalku dengan baik tapi sikapmu berbeda dari sikap orang-orang di sekelilingku?” sambungnya curiga.“Menurutmu, siapa aku?” Luca menantang dengan senyuman liciknya.“Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tahu kau bukan berasal dari sini dan terkesan seperti…” kalimat Evelyn tergantung.“Sepertimu yang datang dari dunia nyata, Money Angel?”Bak mendengar petir yang menyambar bumi, Evelyn langsung membelalakkan matanya lebar. Ia tersentak kaget ketika Luca menyebut nama lain dari dirinya. Evelyn berdiri dan langsung menggebrak meja kerja Luca.“K-kau? Kenapa kau tahu nama itu? Sebenarnya kau siapa? Katakan padaku!” Evelyn yang syok tidak bisa mengontrol ekspresinya hingg
“Nyonya, kurasa kecurigaanmu tentang pihak yang sengaja mengacaukan kesehatan Tuan Muda Noah benar adanya. Dengan izin darimu, aku bisa masuk dengan pengawalan ketat pelayan ruangan Aquamarine dan juga pelayan Nyonya Elsa yang bertanggung jawab berjaga di sana,” Kody melaporkan situasi yang terjadi di sana.“Ya ampun, apa seketat itu penjagaan padamu yang merupakan pelayanku? Aku ibunya Noah, bukan? Kenapa mereka seperti itu pada pelayanku? Ini tidak bisa dibiarkan dengan mudah. Aku akan membicarakan hal ini pada suamiku nanti,” Evelyn menanggapi sambil memijat dahinya yang berkerut. Urusan internal di rumah besar ini begitu membuatnya lelah.“Lalu apa yang kau dapatkan, Kody?” sambungnya bertanya.“Seperti yang anda perintahkan, aku hanya berada di dalam kamar Tuan Muda Noah untuk memperhatikan keadaan di sana. Sepintas kamar Tuan Muda Noah biasa saja, rapi dan bersih. Ruangannya juga dipenuhi aromaterapi bunga Lavender. Semuanya baik-baik saja, Nyonya. Tapi aku tidak mengerti mengap
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, Noah? Rasa sakit bukanlah kesalahan. Tidak ada manusia yang mau sakit," Luca menghibur Noah lagi, "dan menurutku ibumu tidak sekejam itu menghukum putranya yang sakit. Aku benar, kan, Nyonya Evelyn?" lanjut Luca bertanya pada Evelyn dengan nada yang terdengar lebih akrab.Evelyn mengangguk, “Ya, Tuan Luca benar, Nak. Aku tidak akan menghukummu karena kau sakit. Untuk itu ceritakan saja semua bagian yang sakit di tubuhmu. Biarkan aku mendengar keluhanmu dan akan memanggil dokter keluarga nanti ketika kita pulang nanti.” jawabnya.Setelah itu Evelyn dan Luca mendengarkan apa yang Noah rasakan dalam tubuhnya. Setelah bercerita, Noah diizinkan bermain di taman bersama Kody dan Maya serta pengasuh Noah. Setelah itu barulah Evelyn langsung bicara serius dengan Luca."Tuan Luca, tahukah Anda apa yang salah dengan tubuhnya dan tidak nyaman bagi Noah?" Evelyn langsung menanyakan inti pembicaraan, “Kedatanganku ke sini dengan membawa Noah juga berkai
Evelyn bisa melihat senyum tipis seorang pria jangkung dengan penampilan lusuh dan penuh kotoran di celana pendeknya itu."Ehem...maafkan keterkejutanku tadi, Tuan. Aku tidak menyangka melihat anda dalam keadaan seperti ini," Evelyn mulai terlihat tenang, "Lalu siapa anda? Kenapa anda di sini?" dia terus bertanya sambil keluar perlahan dari mobil bersama Noah.Maya mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Evelyn, "Nyonya Besar, pria ini adalah kakak ipar Tuan Aiden,” bisik Maya, Evelyn pun mengangguk menyetujui kata-kata Maya padanya."Jadi, Anda adalah Tuan...""Nama aku Luca Witt, aku putera sulung Keluarga Witt, Nyonya Evelyn!" pria di depan Evelyn memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Tapi… cara dia memperkenalkan dirinya langsung membuat Evelyn terkesiap.Evelyn tersentak karena sedikit terkejut dengan sikap Luca yang dianggap begitu santai terhadap wanita yang menjadi saingan adiknya sendiri."Silakan duduk, Nyonya Evelyn dan Noah. Aku akan membersihkan tubuhku sebentar!" ucap
Esok paginya, Evelyn terdiam sambil memandangi seorang pria yang ada di hadapannya. Di samping Evelyn juga ada Maya sebagai penjelas tentang siapa pria yang ada bersama mereka saat ini.“Jadi namamu adalah Kody Hooper?” Evelyn bertanya dan pria itu mengangguk, “Lalu, apa yang dapat kau berikan padaku? Maya mengatakan kalau kau adalah pelayan setiaku sejak aku menjadi Nyonya Besar di sini,” sambung Evelyn berucap.“Benar, Nyonya. Aku Kody, pelayan yang diperintahkan oleh Tuan Aiden untuk melayani keperluan anda sejak Tuan Aiden menjadi pemimpin keluarga Shosan,” Kody menjawab serius, “Senang sekali melihat anda sudah kembali sehat seperti sebelumnya. Aku siap menerima tugas, Nyonya!” sambungnya.Kody, pelayan setia Evelyn datang setelah Maya diperintahkan untuk memanggil orang-orang yang mungkin saja masih berpihak pada Evelyn.Sakit panjang yang dialami Evelyn sebelum (meninggal) berganti jiwa dengan Emily membuat para pengikutnya pergi dan beralih bekerja untuk para yang melakukan
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden