Ketika ia berpaling ke samping, Emily langsung melihat beberapa orang wanita yang sepertinya pelayan menunduk setengah badan sambil mengucapkan salam padanya.
“Selamat pagi, Nyonya Besar!!!”‘Astaga, aku lupa!’ Emily berucap dalam hati saat kesadarannya yang sudah terkumpul penuh menyadari kalau sudah tiga kali pagi termasuk pagi ini, ia mengawali harinya yang aneh.Emily menghela napas pelan sebelum membuka suaranya.“Hmm, baiklah. Angkat wajah kalian dan ayo kita bersiap!” Emily memberi perintah dan langsung saja para wanita perpakaian pelayan itu menuntun Emily menuju tempat pemandian di mana ia harus mandi dengan pengawalan ketat.Lalu apa yang sebenarnya Emily alami saat ini? Bukankah terakhir kalinya ia menutup mata setelah mengalami kecelakaan?Ya, saat ini pun Emily memejamkan matanya ketika tubuhnya merasakan ketenangan air panas di sebuah kolam bertabur bunga yang dicampurkan dengan parfume yang sangat harum dan menenangkan.Dalam pejaman matanya ia kembali memikirkan apa yang selama tiga hari ini ia alami.‘Seharusnya aku berada di rumah dan masih tidur sampai siang, tapi kemarin saat aku membuka mata, aku malah terbangun di tempat ini,’Ya, seharusnya Emily memang di rumahnya. Tapi kenyataannya dia malah bangun dan menyadari kalau ia berada di situasi yang berbeda. Orang-orang di sekitarnya, keadaan di sana, dan juga tempatnya berada. Semuanya sungguh membingungkan dan belum bisa ia terima. Terlebih, ketika ia menyadari sepertinya apa yang ada di sekitarnya mirip dengan outline novel milik Editor Liam yang sudah sempat dibacanya.“Bukankah ini lelucon? Aku terbangun dan menjalani hidup sebagai female lead di dalam novel yang tidak kusukai. Hhh, ini pasti akan sulit,” Emily bergumam lelah.“Apa maksudmu, Nyonya? Apa yang sulit, biarkan aku membantumu!” wanita yang selalu bersamanya bertanya karena bingung dengan apa yang diucapkan Emily.“Ah, tidak. Aku tidak kesulitan apapun, haha!” Emily tertawa kikuk saat ketahuan bergumam. Tentu saja ia terkesiap karena saat ini apapun yang dilakukannya, apapun yang dikatakannya adalah hal yang penting.“Hmm, Nona- ah, maksudku siapa namamu, aku lupa. Bisakah kau memberitahuku sedikit hal yang harusnya kuingat? Sepertinya kau yang selalu berada di sampingku setelah aku bangun,” Emily bertanya.“Apa ingatanmu masi belum pulih, Nyonya? Bagian mana dari tubuhmu yang masih sakit? Akan kupanggilkan dokter keluarga sekarang juga!” pelayan itu malah kebingungan.“Tidak, bukan itu maksudku!” Emily memanggil pelayan itu saat ia ingin berbalik badan dan pergi, “Bukankah kau mengatakan padaku kalau aku baru saja bangun dari mati suri setelah kecelakaan dan aku terlihat berbeda dari aku yang dulu? Bisakah kau menceritakan saja hal yang paling penting yang perlu kuketahui saat ini. Sisanya akan kupelajari lagi seiring berjalannya hari.”“Hmm, baiklah, Nyonya. Tapi dari mana aku harus menceritakan hal penting tentangmu? Semua yang ada pada dirimu sangatlah penting, Nyonya. Aku takut salah bicara,” pelayan ini menunduk takut.“Baiklah, baiklah… aku mengerti. Coba ceritakan dulu siapa aku yang sebenarnya. Selama tiga hari ini aku terbiasa mendengar kalian memanggilku Nyonya Besar. Apa aku memang Nyonya di sini?” Emily menanyakan pertanyaan yang sebenarnya ia sudah tahu, tapi ia hanya ingin memastikan dengan lebih jelas statusnya di sana saat ini.“Nyonya Besar, aku sudah menceritakan sedikit padamu kalau kau adalah Nyonya Utama di Keluarga Shosan. Namamu adalah Evelyn Hollan Shosan. Kau adalah istri pertama Tuan Besar Aiden Shosan, pewaris tunggal yang menjadi pemimpin rumah ini, Nyonya,” pelayan itu menjawab dengan ucapan yang hati-hati dan jujur.‘Ah, ternyata benar. Aku masuk dalam cerita novel yang bahkan belum dimulai. Apa yang sebenarnya kualami ini, Tuhan? Apa kau ingin aku mengubah isi novel-‘Gumaman Emily terhenti ketika sebuah ide muncul. Keanehan ini membuatnya berpikir kalau mungkin saja ia harus mengubah takdir female Lead dalam cerita menyedihkan ini menjadi akhir yang bahagia.‘Apa benar begitu? Author sebuah novel adalah Tuhan dalam ceritanya. Apa aku juga akan menjadi penentu kisah ini? Aku pernah membaca sebuah novel dengan tema terlahir kembali. Novel sebenarnya berisikan kesedihan dari Female Lead dari awal hingga akhir, tapi Main Leadnya mengubah hidupnya di dalam novel itu menjadi bahagia hingga tamat. Apa aku mengalami hal semacam itu saat ini?’‘Apa setelah aku menuntaskan cerita ini dengan bahagia, maka aku akan kembali ke dunia nyata lagi? Jika seperti itu, kurasa hidup aneh ini terasa sedikit masuk akal!’Emily terlihat berpikir keras sampai mengabaikan apapun yang diucapkan pelayan di sampingnya.“Nyonya Besar, apa kau mendengarkanku?” panggilan pelayannya membangunkan Emily dari lamunannya.“Ah, ya! Aku mendengarkanmu sambil mulai mengingat apa yang kau sebutkan. Tapi sepertinya semua ingatan yang ingin kuingat membuat kepalaku sakit. Bisakah aku memulai dengan perlahan saja? Aku sudah ingat siapa aku, tapi aku lupa siapa namamu,”‘Kenapa Nyonya Besar malah menanyakan namaku setelah semua yang sudah kusebutkan tadi?’ Sang pelayan bingung tapi ia tidak berani bertanya lagi mengingat perangai tuannya yang tidak biasa.“Namaku Maya, Nyonya. Aku adalah pelayan yang melayanimu sejak anda menjadi Nyonya Pertama di rumah besar keluarga Shosan ini,” sambil menunduk setengah badan, Maya menyebutkan siapa dirinya untuk Emily.‘Ya, Maya adalah nama pelayan Evelyn yang setia. Aku bisa mempercayainya kalau seperti ini. Baiklah, Emily. Kali ini kau bertindak sebagai Author dan Female Lead di sini. Mari ubah kisah istri tersakiti di harem ini menjadi bahagia!’ Emily tersenyum sambil bergumam dalam hati, tapi matanya tetap memandangi Maya yang terlihat sedikit takut.[Tap!]Tepukan lembut dari Emily di bahu Maya membuatnya terkesiap.“Maya… Hmm, baiklah, Maya. Jangan takut seperti itu. Sekarang aku tahu kalau kau orang yang terdekat denganku selama ini, dan kurasa aku bisa menjadikanmu orang kepercayaanku!” ucapan Emily yang aneh semakin membuat Maya bingung.‘Nyonya Evelyn?’ Maya bahkan menyebut nama majikannya dalam hati. Sikap dan ekspresi wanita tertinggi kedua di keluarga itu sangat berbeda saat ini.“Bukankah aku masih harus mengatur ruangan dengan baik di tengah kebencian dari setiap orang di sini? Ayolah, aku membutuhkan teman karena musuhku sudah banyak di sini!” Emily tersenyum dengan sangat cantik.Baru saja Maya mengira kalau majikannya itu aneh setelah bangun dari mati surinya, tapi ucapan Emily tentang banyaknya musuh di ruangan itu membuat Maya yakin kalau Emily adalah majikan yang sebenarnya.Hidup majikan yang ia sayangi itu begitu menyedihkan meskipun ia adalah istri pertama sang pewaris keluarga. Melihat majikannya itu kembali hidup dan bersemangat seperti ini membuat Maya terharu dan bahkan hampir menangis. Majikannya sudah kembali.Ya, dia adalah Evelyn Hollan Shosan, Nyonya Besar sekaligus penguasa tertinggi di Harem Aiden Shosan.Maya kembali membungkuk, “Semoga Nyonya Besar panjang umur dan hidup bahagia selamanya!” ucapnya dengan bahagia.“Ya, aku akan hidup bahagia, Maya,” Emily menjawab ucapan Maya, ‘Karena aku harus kembali ke dunia dan waktu yang sebenarnya. Di sini bukan tempatku yang sebenarnya,’ sambungnya bergumam dalam hati.***Gaun indah, riasan sempurna, perhiasan mewah, dan hiasan rambut berkilau untuk menghias rambutnya sudah melekat di tubuh Emily, dan kini ia menjadi Evelyn Holland Shosan yang cantik, yang sudah bersiap dengan keanggunannya sebagai Nyonya Besar di harem tersebut.Evelyn menyebut 'Harem' karena ia memang tinggal dalam satu rumah yang dikhususkan untuk para istri Aiden Shosan. Ia menjadi istri pertama Aiden Shosan dan harus tinggal bersama dengan empat istri Aiden lainnya.‘Baiklah, Money Angel, kali ini bukan hanya pikiran dan jarimu yang bekerja, tapi seluruh tubuh ini juga ikut bekerja. Inilah yang disebut totalitas, haha!’ Emily mengepalkan tangannya sambil tersenyum. Ia menyemangati dirinya sendiri untuk memulai hari yang baru.“Ya, aku akan menghadiri pertemuan penting pertamaku. Aku gugup sekali, sama seperti saat menunggu hasil review naskah dari editor, hihihi,” Emily tersenyum geli memikirkan hidup barunya ini.“Nyonya Besar, semua istri muda sudah berkumpul di aula,” Maya datang dan memberitahukan kalau semuanya sudah menunggu sang Nyonya Besar.“Ayo, kita ke sana!” ucap Emily yang sudah bertekat bulat mendalami peran sebagai Evelyn.Emily berjalan mengikuti Maya menuju sebuah ruangan besar yang berada tidak jauh dari ruang kamarnya. Interior ruangan ini seperti aula yang dihias dengan luar biasa cantik, yang belum pernah Emily lihat seumur hidupnya. Ruangan indah itu semakin indah ketika diisi dengan orang-orang yang terlihat indah juga. Di hadapan Evelyn saat ini berbaris banyak wanita berpenampilan cantik dan anggun yang menundukkan pandangan mereka pada Evelyn.‘Aku tidak boleh bingung dan canggung. Aku adalah pemimpin para wanita cantik di hadapanku. Akulah istri sekaligus wanita nomor satu Tuan Besar. Kau bisa menjadi Evelyn, Emily. Semangat!’“Apa kabar, Nyonya Besar. Semoga kau selalu sehat selamanya!” para wanita cantik yang merupakan istri tuan rumah itu menundukkan kepala mereka singkat dan mendoakan yang terbaik saat menyapa Evelyn.Evelyn menarik dan mengembuskan napas berat sebelum tersenyum. Ini kali pertama Evelyn hadir di dengan situasi yang luar biasa berbeda dari kehidupan nyatanya.“Terima kasih, kalian boleh duduk!” Evelyn menerima sambutan untuknya, “Apa kabar semuanya? Kalian semua terlihat cantik pagi ini!” sambungnya menyapa, dan apa yang terjadi? Semua istri muda saling melemparkan tatapan bertanya satu sama lain.‘Ah, apa ini? Kenapa mereka terlihat bingung? Apa yang salah dari ucapanku?’ Evelyn mulai bingung.Evelyn berdehem untuk membuat pandangan para istri muda fokus kembali.“Elsa, kudengar kau mahir membuat teh y
“Kenapa terus menyebut nama Tuan Besar Aiden? Memangnya apa yang harus kulakukan dengan Tuan Besar itu?” Evelyn berucap sambil menguap, “Ah, ternyata aku tidak hanya bermimpi,” Evelyn menggerutu ketika menyadari kalau tadi ia bermimpi tentang Evelyn si Nyonya Besar.Hanya sebentar saja Evelyn menoleh pada Maya yang ada di sampingnya, “Kau dengan wanita itu sama saja, Maya… Biarkan aku tidur, aku mengantuk. Ini waktunya tidur siang, bukan?” sambungnya malas dan kembali menyandarkan kepalanya di sandaran kursi tempatnya duduk dan tidur sejak tadi.Maya yang mendengar ucapan aneh majikannya langsung kebingungan. Maya tidak berani menjawab ucapan Evelyn yang ingin tidur.Namun, suara teriakan pria yang mengabarkan kedatangan Aiden di depan sana langsung membuat Evelyn terperanjat.“Nyonya Besar, Tuan Besar sudah datang!” pemberitahuan tentang kedatangan Aiden langsung membuat Evelyn berdiri seketika dan menoleh pada Maya.“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Tuan Besar datang? Astaga, ak
“Aku mengerti, suamiku. Tidak masalah jika kau tidak bisa sesering mungkin mendatangiku. Kau adalah orangyang paling lelah dan sibuk di keluarga ini, sudah pasti tugasmu sangat banyak,” Big Lady menanggapi sambil tersenyum, ”Tapi, kau juga harus memikirkan kesehatanmu sendiri. Istirahatlah saat kau bisa, dan makanlah dengan baik. Keluarga ini akan sangat sedih jika pemimpin kami yang hebat sepertimu jatuh sakit,”sambungnya memberikan perhatian.‘Bagaimana, Evelyn? Aktingku bagus, kan?’ Emily tersenyum geli dalam hati. Ia bahkan tidak pernah membayangkan akan bersikap begitu perhatian pada seseorang di dunia nyata, ‘Baiklah, sekali lagi!’“Tapi jujur, aku bahagia karena kau datang lagi untuk melihatku walaupun hanya sebentar. Aku sudah sangat senang melihatmu memiliki sedikit perhatian untukku. Aku tidak berharap banyak mengingat hubungan kita sudah renggang selama beberapa tahun ini,” Big Lady berucap sambil menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat murung.‘Ayo, masuklah dalam kata-ka
Evelyn baru saja tiba di depan ruangan Aquamarine, dan kedatangannya sudah sampai pada para pelayan yang mengurusi ruangan Noah. Dengan segera, para maid yang melayani Noah, langsung mempersiapkan penampilan terbaik Noah untuk bertemu dengan ibunya.Sementara menunggu, Evelyn duduk di halaman depan ruangan tersebut yang memiliki pemandangan indah karena hanya ada bunga yang bermekaran di sepanjang mata memandang.‘Harusnya saat ini aku sedang duduk di depan komputerku dan memberikan salam perpisahan pada novelku yang sedikit lagi akan tamat. Tapi sekarang, aku malah duduk menunggu putera orang lain di bawah pohon yang daunnya saja sudah kekuningan,’ Emily bergumam dalam hati karena bosan.Namun, gumaman itu terhenti ketika ia mengingat satu hal, tanggal hari ini.‘Astaga, kenapa aku melupakan hal sepenting itu? Padahal aku sadar kalau aku tidak berada di zaman kuno, melainkan zaman seperti hidupku sebelumnya. Dasar Emily bodoh!’ gerutunya dalam hati pada dirinya sendiri. Ia kesal kare
“Maafkan aku, Nyonya Besar. Noah sangat nakal, aku takut kalau Noah akan membuat kekacauan di ruangan Ruby dan mengganggu istirahatmu, Nyonya Besar!” pengasuh pribadi Noah maju dan menundukkan kepalanya saat menjawab ajakan Evelyn pada Noah.“Siapa kau yang begitu lancang menyebutkan kalau anakku adalah anak nakal?!”Suara keras yang tidak tertahankan dari Emily yang marah membuat suasana di halaman ruangan Aquamarine terasa mencekam. Semuanya berwajah pucat menerima kemarahan Evelyn yang terkenal pemarah.“Dan kau juga tidak menyebut gelar putraku tadi. Dia Tuan Muda di rumah ini, di keluarga Shosan, dank au hanya pembantu! Bersikaplah yang baik pada majikanmu, sekalipun putraku masih anak-anak!” Emily sangat marah. Ia mulai merasakan kemarahan Evelyn sebagai ibunya Noah.“A-aku tidak berani, Nyonya Besar, maafkan aku. Ampuni aku. Tapi itu adalah perintah dari Nyonya Besar Analise pada Nyonya Elsa yang bertanggung jawab pada semua yang dilakukan Tuan Muda Noah. Keputusan itu mulai be
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
Esok paginya, Evelyn terdiam sambil memandangi seorang pria yang ada di hadapannya. Di samping Evelyn juga ada Maya sebagai penjelas tentang siapa pria yang ada bersama mereka saat ini.“Jadi namamu adalah Kody Hooper?” Evelyn bertanya dan pria itu mengangguk, “Lalu, apa yang dapat kau berikan padaku? Maya mengatakan kalau kau adalah pelayan setiaku sejak aku menjadi Nyonya Besar di sini,” sambung Evelyn berucap.“Benar, Nyonya. Aku Kody, pelayan yang diperintahkan oleh Tuan Aiden untuk melayani keperluan anda sejak Tuan Aiden menjadi pemimpin keluarga Shosan,” Kody menjawab serius, “Senang sekali melihat anda sudah kembali sehat seperti sebelumnya. Aku siap menerima tugas, Nyonya!” sambungnya.Kody, pelayan setia Evelyn datang setelah Maya diperintahkan untuk memanggil orang-orang yang mungkin saja masih berpihak pada Evelyn.Sakit panjang yang dialami Evelyn sebelum (meninggal) berganti jiwa dengan Emily membuat para pengikutnya pergi dan beralih bekerja untuk para yang melakukan
"Lalu ending seperti apa yang kau berikan? Semua ucapanmu terdengar konyol. Bisa-bisanya karakter di novelnya bangkit dan marah," Emily menggerutu, "Kau kira aku anak ingusan yang mudah kau kelabui?" sambungnya mencibir tapi saat wajahnya berpaling."Hei, hei, hei, aku mendengarmu, ya!" Liam jelas mendengar, "Aku tidak bercanda.""Evelyn yang tubuhnya sedang kau gunakan itu, dia yang membawaku ke sini. Aku juga awalnya bingung, dan saat dia menuntutku, aku langsung menyebut namamu karena memang buku ini kurencanakan untukmu agar ceritanya sempurna,""Tapi yang jelas aku tidak sengaja ingin membuat dirimu kesulitan seperti ini,"Liam terdiam sejenak dan terlihat menghela napas berat."Baiklah, aku mengerti kalau sekarang ini kau maupun aku tidak bisa melakukan apapun. Tapi apa yang membuatnya marah? Seperti yang kupikirkan sendiri, Evelyn marah karena konspirasi pembunuhannya oleh para orang yang ada di sini,""Dia juga mengarahkanku berpikiran untuk melindungi Noah putranya juga suami
“Aku tidak melakukan apapun. Kami hanya membahas masalah penyakit pernapasan yang diderita Noah yang mungkin saja memang disengaja oleh pihak lain yang tidak menyukai Evelyn, dan itu membuatnya syok. Dia tidak bisa mengontrol kemarahannya dan pingsan,” Luca memberikan penjelasan dengan pemikirannya sendiri. Ia tidak mungkin mengakui kalau dia yang membuat Evelyn syok. “Benarkah, Tuan? Pantas saja jika nyonyaku seperti ini,” Kody langsung percaya, “Meskipun aku merasa setelah bangun dari tidur panjangnya Nyonya Besar terlihat berbeda dan lebih tenang, tapi tentu saja masalah Tuan Muda Noah yang seperti ini membuatnya marah dan nyonya tidak dapat mengontrol emosinya lagi,” sambungnya yang mulai mengingat tabiat majikannya itu.‘Astaga, aku tidak percaya kalau dia akan percaya apa yang baru saja kukatakan. Aku hanya mengarang cerita, tapi syukurnya itu memang berkaitan dengan keadaan tubuh Evelyn yang sebenarnya. Aku selamat kali ini, kau juga, Emily! Berterima kasih lah pada keadaan in
“Ya, aku setuju dengan semua pemaparanmu, Tuan Luca. Tapi di samping itu, aku semakin penasaran tentang siapa kau sebenarnya? Tolong jangan menghindar untuk menjawab lagi. Ucapanmu, sikapmu, dan pengetahuanmu tidak seperti orang biasa,” Evelyn bertanya tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada Luca, “Kenapa aku merasa kau mengenalku dengan baik tapi sikapmu berbeda dari sikap orang-orang di sekelilingku?” sambungnya curiga.“Menurutmu, siapa aku?” Luca menantang dengan senyuman liciknya.“Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tahu kau bukan berasal dari sini dan terkesan seperti…” kalimat Evelyn tergantung.“Sepertimu yang datang dari dunia nyata, Money Angel?”Bak mendengar petir yang menyambar bumi, Evelyn langsung membelalakkan matanya lebar. Ia tersentak kaget ketika Luca menyebut nama lain dari dirinya. Evelyn berdiri dan langsung menggebrak meja kerja Luca.“K-kau? Kenapa kau tahu nama itu? Sebenarnya kau siapa? Katakan padaku!” Evelyn yang syok tidak bisa mengontrol ekspresinya hingg
“Nyonya, kurasa kecurigaanmu tentang pihak yang sengaja mengacaukan kesehatan Tuan Muda Noah benar adanya. Dengan izin darimu, aku bisa masuk dengan pengawalan ketat pelayan ruangan Aquamarine dan juga pelayan Nyonya Elsa yang bertanggung jawab berjaga di sana,” Kody melaporkan situasi yang terjadi di sana.“Ya ampun, apa seketat itu penjagaan padamu yang merupakan pelayanku? Aku ibunya Noah, bukan? Kenapa mereka seperti itu pada pelayanku? Ini tidak bisa dibiarkan dengan mudah. Aku akan membicarakan hal ini pada suamiku nanti,” Evelyn menanggapi sambil memijat dahinya yang berkerut. Urusan internal di rumah besar ini begitu membuatnya lelah.“Lalu apa yang kau dapatkan, Kody?” sambungnya bertanya.“Seperti yang anda perintahkan, aku hanya berada di dalam kamar Tuan Muda Noah untuk memperhatikan keadaan di sana. Sepintas kamar Tuan Muda Noah biasa saja, rapi dan bersih. Ruangannya juga dipenuhi aromaterapi bunga Lavender. Semuanya baik-baik saja, Nyonya. Tapi aku tidak mengerti mengap
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, Noah? Rasa sakit bukanlah kesalahan. Tidak ada manusia yang mau sakit," Luca menghibur Noah lagi, "dan menurutku ibumu tidak sekejam itu menghukum putranya yang sakit. Aku benar, kan, Nyonya Evelyn?" lanjut Luca bertanya pada Evelyn dengan nada yang terdengar lebih akrab.Evelyn mengangguk, “Ya, Tuan Luca benar, Nak. Aku tidak akan menghukummu karena kau sakit. Untuk itu ceritakan saja semua bagian yang sakit di tubuhmu. Biarkan aku mendengar keluhanmu dan akan memanggil dokter keluarga nanti ketika kita pulang nanti.” jawabnya.Setelah itu Evelyn dan Luca mendengarkan apa yang Noah rasakan dalam tubuhnya. Setelah bercerita, Noah diizinkan bermain di taman bersama Kody dan Maya serta pengasuh Noah. Setelah itu barulah Evelyn langsung bicara serius dengan Luca."Tuan Luca, tahukah Anda apa yang salah dengan tubuhnya dan tidak nyaman bagi Noah?" Evelyn langsung menanyakan inti pembicaraan, “Kedatanganku ke sini dengan membawa Noah juga berkai
Evelyn bisa melihat senyum tipis seorang pria jangkung dengan penampilan lusuh dan penuh kotoran di celana pendeknya itu."Ehem...maafkan keterkejutanku tadi, Tuan. Aku tidak menyangka melihat anda dalam keadaan seperti ini," Evelyn mulai terlihat tenang, "Lalu siapa anda? Kenapa anda di sini?" dia terus bertanya sambil keluar perlahan dari mobil bersama Noah.Maya mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Evelyn, "Nyonya Besar, pria ini adalah kakak ipar Tuan Aiden,” bisik Maya, Evelyn pun mengangguk menyetujui kata-kata Maya padanya."Jadi, Anda adalah Tuan...""Nama aku Luca Witt, aku putera sulung Keluarga Witt, Nyonya Evelyn!" pria di depan Evelyn memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Tapi… cara dia memperkenalkan dirinya langsung membuat Evelyn terkesiap.Evelyn tersentak karena sedikit terkejut dengan sikap Luca yang dianggap begitu santai terhadap wanita yang menjadi saingan adiknya sendiri."Silakan duduk, Nyonya Evelyn dan Noah. Aku akan membersihkan tubuhku sebentar!" ucap
Esok paginya, Evelyn terdiam sambil memandangi seorang pria yang ada di hadapannya. Di samping Evelyn juga ada Maya sebagai penjelas tentang siapa pria yang ada bersama mereka saat ini.“Jadi namamu adalah Kody Hooper?” Evelyn bertanya dan pria itu mengangguk, “Lalu, apa yang dapat kau berikan padaku? Maya mengatakan kalau kau adalah pelayan setiaku sejak aku menjadi Nyonya Besar di sini,” sambung Evelyn berucap.“Benar, Nyonya. Aku Kody, pelayan yang diperintahkan oleh Tuan Aiden untuk melayani keperluan anda sejak Tuan Aiden menjadi pemimpin keluarga Shosan,” Kody menjawab serius, “Senang sekali melihat anda sudah kembali sehat seperti sebelumnya. Aku siap menerima tugas, Nyonya!” sambungnya.Kody, pelayan setia Evelyn datang setelah Maya diperintahkan untuk memanggil orang-orang yang mungkin saja masih berpihak pada Evelyn.Sakit panjang yang dialami Evelyn sebelum (meninggal) berganti jiwa dengan Emily membuat para pengikutnya pergi dan beralih bekerja untuk para yang melakukan
“Kenapa? Bukankah ruangan Crystal memang tidak ditempati seorang pun? Akan lebih baik jika Noah yang menempati ruangan itu, dan nama ruangan hanya perlu diubah. Bangunan itu juga memiliki bentuk yang hampir tidak ada bedanya dengan ruangan Aquamarine,” Evelyn terus mengatakan apa yang menurutnya benar. “Elsa, kuingatkan kembali padamu. Aku yang memegang kekuasaan di harem keluarga Shosan ini. Tolong hormati keputusanku sebagai istri pertama Aiden!” sambungnya berucap tegas. “Kau memang istri pertama suami kita tapi akulah yang pertama kalinya melahirkan pewaris untuk keluarga ini, Nyonya Besar!” Elsa menjawab lagi, “Tolong jangan terlalu keras dengan egomu sebelum kau bisa mengingat semua yang ada dan berlaku di keluarga Shosan!” sambungnya keberatan. “Suamiku, kumohon berikan keadilan padaku dan mendiang putra kita, Branden. Meskipun puteraku sudah meninggal, tapi dia tetaplah putera pertama di keluarga Shosan. Dia putramu juga, kan?” ucapan Elsa membuat Evelyn terperangah. Ia tid
Ketiganya begitu bahagia sambil membahas tentang apapun perkembangan Noah yang jarang sekali mereka lakukan. Mereka pindah ke gazebo di halaman belakang untuk menghabiskan waktu untuk berbincang hingga hampir larut malam, dan akhirnya Noah tertidur bersandarkan ibunya.“Jadi, apa malam ini kita akan tidur bertiga dalam satu ranjang?” Aiden dengan pandangan teduhnya bertanya pada Evelyn dengan penuh rasa sayang. Evelyn tidak menjawab, tapi senyum dan anggukan kepalanya sudah menjawab pertanyaan itu. Namun, setelah Noah yang tidur mereka pindahkan ke dalam kamar, ada tamu yang datang mengunjungi ruangan Ruby dan membuat suasana menjadi menjengkelkan bagi Emily. “Nyonya dan Tuan Besar, Nyonya Elsa tiba!” suara penjaga pintu ruangan Ruby mengumumkan kedatangan istri kedua Aiden.‘Untuk apa dia datang semalam ini ke tempatku?’ Evelyn menggerutu dalam hati, dan ekspresi wajah Evelyn terlihat oleh Aiden. Tapi, ia sendiri tidak bisa berbuat banyak.“Apakah kau mengizinkannya masuk?” Aiden