Share

Bab 10

Author: SY
last update Last Updated: 2024-01-16 19:22:46

Hari terus berganti sampai tibalah saat mahasiswa baru menjalani pengenalan kehidupan kampus dan disinilah Reva, di kediamannya sudah sibuk bersiap-siap pagi-pagi sekali pasalnya pkkmb akan dilaksanakan jam 7 pagi, mau tak mau Reva, si calon mahasiswa baru harus datang sebelum jam 7.

Tok tok tok!

“Om, buka pintunya!”

Reva mengedor pintu kamar Zidan, berseru membangunkannya.

Ceklek!

“Kenapa sih? Pagi-pagi udah ribut aja kamu.” Zidan keluar dengan muka kusut, dan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

“Om cepat mandi, antarin aku ke kampus. Hari ini, hari pertama aku pkkmb.”

“Kamu ‘kan ada motor. Kenapa enggak berangkat sendiri?” tanya Zidan setelah menguap lebar.

“Kalau lagi pkkmb enggak dibolehin bawa kendaraan sendiri Om. Ayolah cepat pleasee, udah jam 6 lewat ini. Kamu aja belum siap-siap, aku masuknya jam 7.”

“Ya udah iya-iya. Kamu tunggu di bawah aja, aku mau siap-siap dulu.”

“Oke. Jangan lama-lama tapi, awas aja kalau lama,” ucap Reva seraya menunjuk wajah Zidan, mengancamnya.

“Hm
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 11

    ‘Hah, siapa ini? kok mesra banget. Apa Om Zidan punya pacar?’ batin Reva bertanya-tanya namun ia kembali pada posisi semula ketika Zidan kembali.Zidan sontak menoleh ketika Reva duduk menjauh darinya. “Kenapa kamu?”“Enggak apa-apa.”Zidan sebenarnya menaruh curiga namun ia tidak mau ambil pusing dan kembali menonton.Reva pun meraih ponselnya dan sibuk sendiri dengan ponselnya. “Ya ampun! cakep-cakep banget sih aktor korea ini. Udah ganteng, tinggi, putih, kaya, berbakat lagi!” celetuk Reva sengaja dengan suara keras, melirik Zidan yang tak bergeming. Itupun membuat Reva kesal, ia menggembungkan pipinya kesal. “Mana sifatnya juga baik, lembut, gentleman ke lawan mainnya," sambung Reva namun Zidan tetap bersikap tidak perduli. Karena tidak mendapatkan reaksi yang diinginkan, Reva akhirnya mendekati Zidan. “Om, lihat deh aktor korea ini cakep-cakep banget ya. Kira-kira aku cocoknya sama siapa ya di antara 3 cowok ini?” tanya Reva seraya menunjukkan beberapa foto aktor korea di depan

    Last Updated : 2024-01-18
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 12

    “Kevin,” ucap Reva ketika melihat orang itu.Kevin, pria itu mengangkat sudut bibirnya sedikit. “Aku terharu ternyata kamu masih mengingatku. Aku pikir kamu sudah melupakanku.” melangkah mendekati Reva.“Hm, aku rasa kamu enggak banyak berubah jadi aku masih mengingatmu,” jawab Reva seadanya. Sebenarnya ia tidak terlalu akrab dengan salah satu teman SMP-nya itu tapi namanya bertemu teman lama, tidak mungkin ia bersikap pura-pura tidak tahu.“Oh iya aku udah denger kabar kalau kamu udah nikah dengan seorang CEO terkenal dari perusahaan manufaktur ternama.”Reva mengalihkan pandangannya ketika Kevin menatapnya intens setelah berbicara. “Hm, iya. Aku di jodohin. Jadi, mau tidak mau, aku harus nikah,” jawabnya tanpa menatap sang lawan bicara.“Ohh. Tapi enak dong jadi istri CEO kaya raya dan tampan. Tinggal ongkang-ongkang kaki aja terus terima duit banyak. Hidup mewah."Reva sontak melirik Kevin tajam. “Aku rasa itu bukan urusanmu. Kenapa kamu kelihatan sibuk sekali mengurus rumah tangga

    Last Updated : 2024-01-19
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 13

    “Mama~” Reva keluar dari kamar dan langsung menghambur ke dalam pelukan mamanya.“Reva, mama kangen banget sama kamu. Kamu kangen enggak sama Mama?”Reva mendongak menatap wajah mamanya tanpa melepas pelukan. “Kangen banget Ma~” lalu kembali memeluk erat mamanya. Mamanya tersenyum sambil menutup mata, hatinya menghangat bertemu dengan anak bungsunya.“Pagi Mama Dina!” sapa Zidan yang baru muncul dengan senyum ramah membuat kedua wanita cantik itu melepas pelukannya.“Eh, Zidan. Pagi!” Zidan tak lupa menyalim tangan mertuanya. “Kamu mau berangkat kerja ya?” sambung Dina ketika memperhatikan pakaian Zidan yang sudah rapi.“Iya Ma.”“Aku juga mau berangkat kuliah Ma. Mama enggak apa-apa ‘kan sendirian dulu di rumah? Eh, tapi ada Mbak Riri kok,” timpal Reva.“Iya enggak apa-apa. Eh, tapi kalian enggak keberatan ‘kan kalau Mama nginap di sini selama beberapa hari?”“Enggak lah Ma, kami malah senang,” ucap Zidan.“Iya apalagi aku senang banget lah Mama ada di sini."Dina menarik sudut bibir

    Last Updated : 2024-01-20
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 14

    Reva kembali ke bawah untuk mengambil selimut di kamarnya. Perlahan ia melangkah, mengendap-endap sambil memperhatikan sekitar, jangan sampai mamanya tahu kalau selama ini ia dan Zidan sebenarnya tidak tidur satu kamar.Setelah memastikan keadaan aman, Reva membuka pintu kamarnya pelan-pelan pasalnya kamar mamanya juga berada di lantai bawah, takutnya mamanya dengar dan memergokinya. Ia mengambil selimut bulu lembut berwarna soft pink kesayangannya yang berada di atas kasur lalu bergegas keluar namun siapa sangka mamanya telah berdiri di depan pintu kamarnya. “Aaa!” pekik Reva kaget. Dina reflek menutup telinganya. “Reva! jangan teriak-teriak. Udah malam ini.”“Mama ngejutin aku sih. Mama ngapain di sini?”“Harusnya Mama yang tanya sama kamu, ngapain kamu ke kamar ini? Ini kamar kamu sama Zidan? tapi kok Mama lihat tadi Zidan ke atas?” tanya Dina, berusaha untuk mengintip ke dalam kamar.Reva langsung menutup pintu rapat. “Enggak Ma. Ini bukan kamar kami. Kamar kami memang ada di at

    Last Updated : 2024-01-22
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 15

    Sepulang kuliah, Reva langsung pulang ke rumah. “Mbak, mama ke mana? sepi banget rumah,” ujar Reva saat baru saja tiba di rumah. “Mama Non lagi tidur siang.”“Ohh oke.” “Ya udah kalau gitu saya ke belakang ya non,” Reva mengangguk lalu pergi ke kamarnya, mengganti pakaian yang lebih santai kemudian pergi ke dapur untuk mengambil minum.“Mbak lagi masak buat makan malam ya?” tanya Reva yang sedang berdiri di depan kulkas. Riri sontak menoleh, “Iya Non. Apa Non mau request sesuatu buat makan malam?" Riri menawarkan.“Enggak. Tapi saya pengen buat pie susu deh sekarang, buat Mama,” jawab Reva setelah meneguk air putih dingin di kursi lalu berdiri, mendekati Riri. “Bahan-bahannya ada enggak ya Mbak di rumah?” memperhatikan ke sekitar pantry.“Bahan-bahan buat pie susu itu apa aja ya Non?”“Sebentar,” Reva mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk mencari resep membuat pie susu. “Ini Mbak.” Riri mendekat, menatap layar ponsel Reva yang sedang menampilkan resep pie susu. “Oh nanti

    Last Updated : 2024-01-23
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 16

    “Om, aku mau tanya sesuatu deh sama kamu,” Reva mengubah posisinya menjadi miring, memandang Zidan di sebelahnya yang sedang sibuk bermain ponsel. Sekarang sudah jam 11 malam tapi keduanya belum berniat untuk tidur. Sedari tadi Zidan hanya memainkan ponselnya sementara Reva hanya duduk melamun sambil bertopang dagu.Zidan melirik sekilas. “Nanya mah tinggal nanya, enggak perlu basa-basi,” ucapnya lalu kembali menatap layar ponsel.“Hm, kamu sebenarnya suka enggak sih sama Kak Risa?” pertanyaan itu sukses membuat Zidan berhenti dari kegiatannya, menatap Reva lama dengan wajah datar. Sebenarnya pertanyaan itu sudah lama ingin Reva tanyakan, namun baru bisa di tanyakannya sekarang. “A-aku cuma nanya doang. Kenapa kamu menatapku seperti itu?” Reva menjadi gugup bila ditatap intens seperti itu.Zidan pun mengalihkan pandangannya. “Aku tidak tahu. Tapi, sepertinya aku tidak punya perasaan padanya. Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?” “Enggak apa-apa, aku cuma penasaran aja. Terus kalau

    Last Updated : 2024-01-25
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 17

    “Enggak diangkat Ma,” ucap Reva ketika menghubungi suaminya. Ia baru saja pulang dari kampus dan hendak menghubungi Zidan untuk menyuruhnya pulang. Mamanya akan pulang hari ini dan Reva mau Zidan yang mengantarkannya.“Ya udah Mama pulang naik taksi aja. Mungkin Zidan lagi sibuk.”“Enggak apa-apa sendirian Ma? atau aku temenin aja ya?”“Enggak usah. Kamu ‘kan juga baru pulang kuliah, pasti capek.”"Tapi Ma--"Tin tin!“Eh, siapa itu?” tanya Dina, Reva menggeleng kemudian keduanya bergegas memeriksa ke depan.Ceklek!“Papa!” seru Reva ketika papanya baru keluar dari sebuah mobil sedan hitam. Reno menyunggingkan senyumnya, merentangkan kedua tangannya menyambut Reva yang berlari ke arahnya. Dari jauh Dina tersenyum melihat interaksi seorang papa dan anak itu.“Huaahh anak bungsu Papa udah makin gede aja,” ujar Reno setelah melepaskan pelukan memperhatikan badan Reva yang semakin berisi.“Iya dong Papa, Reva ‘kan udah nikah. Udah pasti dia makin dewasa,” timpal Dina seraya mengusap rambu

    Last Updated : 2024-01-26
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 18

    “Reva mana Mbak?” pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Zidan setelah tiba di rumah.“Udah di kamar sejak habis makan malam tadi Tuan.”Dahi Zidan berkerut, tidak biasanya Reva seperti itu. “Hm, tadi ada tamu yang datang?”“Ada Tuan, sepasang suami istri dan anaknya.”“Itu Kakak saya sama suami dan anaknya.”“Oh maaf saya tidak tahu Tuan.”“Iya enggak apa-apa.”“Iya, kalau begitu saya permisi.” Zidan mengangguk.Zidan melanjutkan langkahnya, saat tiba di depan pintu kamar Reva, ia berhenti, menatap pintu kayu itu cukup lama. Perlahan ia bergerak mendekati pintu, berdiri lama di depan pintu. Ia menggelengkan kepalanya saat tangannya berniat mengetuk pintu itu hingga akhirnya memilih untuk pergi ke kamarnya.“Halo Kak,” Zidan langsung menghubungi kakaknya saat tiba di kamarnya.“Halo, kenapa nelpon malam-malam begini?”“Hm, aku minta maaf karena enggak bisa menemui kalian hari ini. Mungkin besok aku akan ke rumah.”“Ohh, enggak apa-apa. Aku tahu kamu orang yang sibuk. Kamu nelpon ak

    Last Updated : 2024-01-28

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 40

    3 hari kemudianHari ini Rian tidak masuk kerja karena sedang tidak enak badan. Sudah 3 hari ini dia stres sampai jatuh sakit pasalnya 3 hari sebelumnya ia terlibat pertengkaran dengan kekasihnya yang mengakibatkan kekasihnya itu menjaga jarak dengannya hingga saat ini.Flashback on3 hari yang lalu“Sayang~” Risa bergegas meletakkan kembali ponsel Rian ke tempat semula ketika mendengar suara kekasihnya.“Udah selesai?” tanya Risa dengan senyum menghiasi wajahnya, seberusaha mungkin untuk bersikap tidak mencurigakan.“Udah, lega banget,” jawab Rian seraya mengusap perutnya. Risa mengangguk dengan senyum kecil. “Ya udah yuk berangkat kerja. Kamu udah siap ‘kan?”“Tunggu!”Rian berbalik, “Kenapa lagi sayang?”Wajah Risa mulai serius, tidak ada tanda-tanda keramahan di wajahnya. “Aku mau kamu jawab jujur. Kamu suka sama adik aku?”Rian melebarkan matanya mendengar pertanyaan dari Risa yang tidak disangkanya itu. “Kamu ngomong apa sih Risa, kenapa tiba-tiba bertanya begitu?”Risa memutar

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 39

    Zidan tampak sudah rapi dengan setelan jas hitam dengan dalaman kemeja putih seperti biasa. Ia sedang menyisir rambutnya di depan cermin, menata rambutnya yang masih agak basah ke atas hingga jidat lebarnya terekspos sempurna. Wajahnya masih terlihat agak pucat, faktanya ia memang belum sepenuhnya bugar. Tring Ponselnya yang berbunyi menarik perhatiannya, ia berhenti dari kegiatannya menyisir rambut lalu mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Ia dapat melihat nama Arka tertera di layar ponselnya. “Halo." “Halo Zidan, kamu di mana sekarang?” “Aku di rumah, tapi bentar lagi mau berangkat ke perusahaan. Kenapa?” “Jangan pergi dulu, aku mau ke rumah dengan istrimu.” “Hah! Kok kamu bisa sama istriku?” “Ceritanya panjang nanti aku jelasin. Sekarang istri kamu pingsan.” “Apa?! pingsan?! Ini sebenarnya ada apa sih? kalian di mana sekarang? aku nyusul aja ya.” mulai terdengar suara panik dari Zidan. “Enggak usah, aku udah mau deket kok ini, nanti aku ceritain ya. Udah du

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 38

    “Dari mana saja kamu? aku teleponin kamu berpuluh kali enggak diangkat-angkat. Aku kirimin pesan juga enggak kamu baca. Kamu udah enggak sayang sama aku?!”Sedari tadi hanya suara Risa saja yang terdengar, sementara Rian hanya diam menunduk. Pagi ini mereka sedang berada di depan kost-an putri. Bukannya disambut dengan hangat ketika Rian datang melainkan disambut dengan beribu-ribu pertanyaan dari kekasihnya.“Kenapa diam aja?! ayo jawab!” Risa menarik kerah jaket Rian, ia terbawa emosi karena sedari tadi Rian hanya diam seribu bahasa.Rian mengatupkan tangannya, “Maaf, maafkan aku.”“Jangan minta maaf. Aku butuh penjelasan.”“A-aku ... Aku ....” Rian membasahi bibirnya, ia bingung harus menjawab apa, ia tidak mungkin jujur. “Aku ke Jakarta.”“Ngapain kamu ke Jakarta?”“A-aku ketemu temanku. Aku mau pinjam uang sama dia karena kamu tahu ‘kan kita udah kekurangan biaya untuk hidup sehari-hari. Gaji kita yang sedikit itu enggak cukup buat menghidupi kita berdua. Jadi kita harus usaha le

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 37

    “Halo Pak Agus, saya ada tugas buat kamu.” Sejenak setelah Zidan sampai di perusahaan, ia langsung menghubungi asisten pribadinya, memberikan tugas kepada Agus mengenai Risa.“Oke, segera kabari saya ya, terima kasih.” Trelelet (bunyi telepon kantor)Baru saja memutuskan sambungan dengan Pak Agus, telepon kantor berbunyi.“Halo.”“Halo Pak, selamat siang ini Bianca dari resepsionis. Saya mau memberi tahu kalau ada seorang wanita yang ingin bertemu Bapak di bawah.”“Siapa?”“Namanya Bella Pak.”‘Bella, Bella siapa? apakah mungkin?’ batin Zidan.“Bagaimana Pak? apa Bapak bersedia menemuinya. Mbak Bella bilang dia hanya ingin bertemu sebentar.”“Saya akan ke bawah sebentar lagi.”“Baik Pak, terima kasih akan saya sampaikan. Selamat siang.”“Hm, iya siang.”Sementara itu di bawah“So, gimana?” seorang wanita cantik seperti bule dengan tubuh tinggi langsing bak model, berambut panjang curly bertanya pada sang resepsionis.“Pak Zidan akan turun ke bawah sebentar lagi.”“Oh, okay. Thank

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 36

    “Siapa Ibu itu?” gumam Reva pelan saat mengintip dari balik gorden. Ia bisa melihat seorang wanita gemuk paruh baya dengan rambut disanggul berdiri di depan teras sambil menenteng sebuah tas besar.Tok tok tok! Wanita itu masih bersikeras untuk mengetuk pintu. “Assalamualaikum!”Dengan keberanian tinggi, Reva akhirnya membukakan pintu untuk wanita tersebut.“Waalaikumussaalam. Maaf cari siapa ya Bu?” tanya Reva sopan.“Maaf mengganggu malam-malam, perkenalkan saya Bi Juleha, saya ditugaskan sama Mamanya Den Zidan untuk bekerja di sini mulai malam ini.”“Ohh benarkah? tapi saya—“Tringg! (tiba-tiba ponsel Reva berbunyi)Ponsel di tangannya berbunyi menandakan ada sebuah panggilan masuk. “Hm, sebentar ya Bu.” Reva mengangkat telepon dari mertuanya lebih dulu, agak menjauh dari pintu.“Halo assalamualaikum Ma."“Waalaikumussaalam Reva. Reva, Mama mau tanya apa Bi Juleha sudah sampai di rumah kalian? Mama sengaja nyuruh Bi Juleha ke sana sekarang supaya bisa nemenin kamu, kasihan kamu s

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 35

    “Om Zidan,” gumamnya tanpa sadar sampai membuat Rian mengernyitkan dahinya.“Kamu ngapain di sini? katanya mau pulang,” tanya Zidan tapi matanya melirik Rian yang kini sedang menundukkan kepalanya.Reva sontak berdiri, mendekati Zidan. “Tadinya aku memang mau pulang tapi—““Hm, Reva. Aku pulang duluan ya, ada urusan mendadak. Sampai jumpa lain waktu.” Rian berdiri, memotong perkataan Reva sebelum akhirnya pergi meninggalkan sepasang suami istri itu tanpa menunggu respon dari keduanya.“Dia siapa?” tanya Zidan dengan mata memicing pada Reva. Zidan memang tidak mengenal Rian karena mereka memang tidak pernah bertemu sebelumnya. Ia bahkan baru tahu bila Risa memiliki kekasih di saat hari pernikahannya dan ia sama sekali tidak tahu bila kekasih Risa adalah Rian.“Aku jelasin nanti ya. Sekarang kamu mau ngapain?”“Tadi awalnya mau beli minum tapi kayaknya enggak jadi.”“Ya udah kalau gitu kita pulang aja. Nanti aku ceritakan di rumah.” Zidan mengangguk, menuruti perkataan Reva. Sebelum pul

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 34

    Selama perjalanan pulang hingga sampai ke rumah, Zidan hanya diam. Walaupun diajak ngobrol, ia hanya merespon dengan anggukan, gelengan atau deheman saja. Itu membuat Reva malas mengajaknya ngobrol.“Kamu enggak turun?” tanya Reva setelah sampai rumah.“Aku mau balik ke perusahaan,” jawab Zidan tanpa mengalihkan pandangan.“Loh katanya kamu tadi udah pulang kerja,” Reva ingat saat di chat tadi, Zidan mengatakan kalau dia sudah mau pulang kerja.“Ada urusan mendadak.”“Tiba-tiba?”Zidan mengangguk. “Hm.”“Oh, ya udah. Makasih ya udah anterin aku pulang.” Lagi-lagi Zidan hanya mengangguk.Setelah Reva turun, mobil Zidan bergerak meninggalkan rumah. Reva terus memandanginya dengan dahi berkerut sampai hilang dari pandangan.‘Aneh banget Om Zidan. Tiba-tiba berubah gitu, kayak baru pertama kali ketemu aja. Canggung banget," batin Reva sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.Ia pun tak ambil pusing, kembali melangkah ke depan pintu namun saat membuka pintu, ternya pintu terkunci. Ia baru sa

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 33

    Keesokan paginya.Reva sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampus, sudah menenteng kunci motornya keluar rumah.“Eh, kamu mau ke mana?” tegur Zidan ketika melihat Reva sudah di atas motor. Zidan tengah mengunci pintu sekarang.“Mau ke kampus lah, Om. Mau ke mana lagi kamu pikir.”“Turun dari situ. Hari ini kamu pergi sama aku.”“Hah? kenapa?” Reva turun dari motornya, menatap Zidan dengan dahi berkerut.“Enggak apa-apa. Kamu ‘kan habis dari rumah sakit kemarin, jadi takut kamu kenapa-kenapa. Lagipula Mama yang menyuruhku untuk mengantarkanmu.”“Ohh jadi karena disuruh? kalau enggak disuruh, pasti kamu enggak bakal mau ngantarin aku ‘kan?”“Udah lah enggak usah banyak ngomong. Cepat masuk.” Zidan lebih dulu masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan mereka hanya diam, Zidan fokus menyetir sementara Reva melirik ke kanan dan ke kiri, sesekali mengembungkan pipinya, merasa bosan.“Ehem!” Zidan sengaja berdehem, membuat Reva mengalihkan pandangan padanya. “Kalau ada merasa pusing, mual atau

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 32

    “Pak, bisa tunggu di sini sebentar? saya cuma sebentar kok, nanti sama bapak lagi pulangnya,” ucap Rian setelah turun dari ojek. Mereka baru sampai ke rumah sakit pondok indah. “Oh iya bisa. Saya tunggu di sini ya.” “Oke Pak. Sebentar ya.” Rian memasang tudung jaketnya lalu bergegas memasuki area rumah sakit. Rian berlalu lalang di sekitaran IGD dan tak sengaja melihat Reva baru saja keluar dari IGD sambil dipapah dengan seorang pria yang Rian yakin itu adalah suaminya Reva. Ia juga bisa melihat ada dua wanita paruh baya yang salah satunya Rian ketahui adalah mamanya Reva. Ia sontak bersembunyi ke balik tembok ketika mereka melewati area tersebut. ‘Aku harus mengikuti mereka,’ batin Rian lalu mengikuti mereka diam-diam dengan jarak aman. Setelah Reva dan yang lainnya masuk ke mobil Zidan, Rian bergegas menemui ojeknya. “Pak, tolong ikuti mobil itu ya,” ucapnya seraya menunjuk mobil sedan hitam yang mulai bergerak meninggalkan area rumah sakit. “Oke Bang.” Setibanya

DMCA.com Protection Status