Cukup lama Leona membaca pesan dari nomor baru yang mengatakan jika ibu mertuanya menunggunya di pulau bunaken. Benarkah ini pesan ibu mertua ? Ditunjukkannya pesan itu pada suaminya dan tanggapan suaminya memintanya untuk segera berangkat.Leona merasa sangat lapar sehingga dia menghabiskan dua piring nasi dan lauk pauk. Setelah kenyang dia menemui Abhygael dan dua orang polisi di loby.Pasangan itu berpencar, mereka menggunakan dua mobil, satu mobil digunakan Abhygael dan yang satunya digunakan Leona.Tiba-tiba sebuah pesan dari nomor yang berbeda mengatakan jika mereka menunggunya di kota tua.Tadinya mereka sepakat untuk naik perahu taxi yang berbeda menuju pulau bunaken, namun karena pesan baru itu membuat Leona mengganti arah tujuan menuju kota tua.Leona dan Syntia menyewa sebuah perahu, kesalahan mereka tidak menggunakan jalur resmi dan ketika seseorang menawarkan jasanya, tanpa pikir panjang keduanya naik perahu.Tak ada yang mencurigakan dari pria itu sehingga mereka tak meny
Ditengah kebingungan menunggu kabar tentang hilangnya Leona, Ichsan datang tergopoh gopoh memberi kabar, jika seseorang ingin bertemu dirinya, seseorang yang terlihat mengawasinya dari balik perahu."Suruh dia menemuiku disini."Abhygael terlalu enggan melangkahkan kakinya keluar. Malam ini jika yang ingin betemu dirinya itu merupakan orang yang mengetahui keberadaan Leona, jangankan sakit kaki bahkan ketika dia tak bisa bangun sekalipun akan memaksakan dirinya untuk bangun walau terseok-seok.Seseorang mengucapkan salam, Abhygael menjawab salamnya dan mempersilahkannya untuk duduk. Abhygael menatap laki-laki seusia ayahnya, rambut sedikit beruban, sorot mata yang tajam dan bahu yang kokoh, di dahinya menyembul dua tanda hitam menandakan dirinya adalah ahli ibadah."Apakah aku mengenalmu ?" pertanyaan Abhygael memulai obrolan malam itu.Laki-laki itu hanya menggeleng dan mengamatinya sesaat."Apakah terjadi sesuatu ?" laki-laki ini malah balik bertanya."Katakan apa maksud anda menemu
Leona dan Syntia berada dalam sebuah ruangan kosong, mereka masih belum siuman. Mungkin aroma yang mereka hirup terlalu banyak sehingga sampai malam hari mereka tak juga siuman.Diluar ruangan terdengar orang yang sedang bercakap cakap."Apakah kau sudah melaporkan pada bos, jika kita telah menyekap wanita itu ?" tanya seorang pria bertubuh tinggi, dia yang membopong tubuh Syntia karena postur Syntia sangat besar sehingga temannya yang bertubuh pendek tak sanggup mengangkatnya."Sudah, besok pagi bos akan datang sekalian membawa uang kita. Setelah menerima bayaran kita langsung pergi saja, aku tak mau berhubungan dengan polisi," tutur pria yang bertubuh pendek."Dasar bodoh ! Ini adalah hutan lindung, tak akan ada polisi yang datang kesini." "Tapi...!""Sudahlah, ayo kita tidur.""Apakah kau tidak ingin mencicipi tubuh mereka ?" tanya pemuda bertubuh pendek."Ih..untuk wanita yang tadi kubopong aku bersedia, namun melihat wanita macan tutul disebelahnya membuatku jijik, sebaiknya kita
Leona tau jika Selena bersekongkol dengan Aditia untuk mencelakai dirinya. Dia berusaha mencari cara bagaimana dia menghasut Selena agar melepaskannya. Selena menatap seluruh ruangan, ruangan ini diperkirakan berukuran sepuluh kali sepuluh, sarang laba-laba menempel di setiap sudut ruangan, kayu pentilasi mulai rapuh menandakan gudang ini sudah lama tidak dipergunakan.Dinding yang bercat putih terlihat mulai retak. Lantainya terbuat dari semen kasar, jika mereka bergerak maka tubuh mereka akan tergores. Pantas saja Leona merasakan perih pada kulitnya, mungkin saja semalam ketika dia menggeser tubuhnya, meninggalkan goresan luka pada lengannya.Selena berjalan mondar mandir di ruangan itu, lalu terdengarlah keributan diluar. Dia keluar membuka pintu, seketika cahaya masuk melalui celah pintu."Nyonya, apakah kau punya ide ?" tanya Syntia pelan."Aku berusaha mengulur-ulur waktu agar seseorang secepatnya menemukan kita. Aku percaya jika Abhygael dan tuan Benyamin tak tinggal diam."Seme
Sepuluh pembunuh bayaran keluar dari balik pohon, Selena yang ingin melihat tawanannya urung, karena dia ingin menyaksikan bagaimana kesepuluh pria itu meringkus orang gila ini.Dia lalu bersandar di dinding gudang dengan melipat kedua tangan di dada. Jika orang gila iti berhasil diringkus maka dia akan mengikatnya bersama Leona. Tentunya akan menjadi tontonan yang menarik, membayangkannya saja membuat Selena tersenyum sumringah.Leona mengintip dari balik pintu, mereka akan keluar jika Steven sudah mulai terpojok.Terlihat jika Steven sengaja mengulur-ulur waktu mereka. Ke sepuluh pemuda bertubuh kekar dan berwajah beringas itu semakin gusar. Bagaimana mungkin untuk meringkus orang gila saja mereka sampai dibuat kewalahan. Salah seorang diantara mereka mengeluarkan sebuh belati. Steven waspada dia melirik ke arah pintu gudang.Leona dan Syntia saling melirik, tanpa aba-aba, keduanya keluar dari gudang dan bergabung dengan Steven. Membentuk formasi segitiga dan mulai ancang ancang menu
Aditia melihat berita penangkapan Selena dari media elektronik. Model cantik tersebut ditahan pihak kepolisian kota M dan dikabarkan akan dikrim ke Jakarta dengan pesawat pagi.Selena dituduh telah menculik Leona sehingga mengakibatkan isteri pengusaha itu mengalami dehidrasi dan harus di opname di rumah sakit.Terlihat Abhygael memberikan pernyataannya kepada wartawan."Saya ingin pelakunya dihukum sesuai dengan perbuatannya.""Apakah tak ada keringanan untuk Selena, mengingat anda pernah menjalin hubungan dengannya ?" tanya salah satu wartawan.Terlihat wajah Abhygael yang menggelap, dengan penuh kemarahan dia berkata."Aku tidak perduli apapun yang terjadi padanya, karena dia telah merusak bulan madu kami."Publik dibuat terkejut, kata-kata itu terdengar terlalu kejam di telinga Selena secara tak sengaja menonton beritanya sendiri dari balik jeruji, laki-laki yang pernah dicintainya, bahkan mereka telah sepakat untuk menikah, kini malah membencinya. Kebenciannya terhadap Leona sema
Perawat yang hendak memeriksa pasien dibuat terkejut tatkala mendapati ranjang pasien yang telah kosong, dia segera berlari memberitahu para perawat yang lain. Icshan yang berdiri tak jauh dari ruangan itu ikut terkejut ketika mendengar perkataan perawat. Sementara itu Syntia yang ruangannya berhadapan dengan ruangan Leona sempat melihat seorang wanita yang sangat cantik keluar dari ruangan VIP, dia tersenyum melihatnya. Abhygael setengah berlari menuju ruangan VIP, dia sempat mendengar kepanikan diantara para perawat membuat jantungnya serasa berhenti berdetak."Leona!" Teriak Abhygael. Ranjang yang kosong membuatnya terbelalak, dia mencari ke dalam toilet, namun dia tak kunjung menemukan isterinya. Dia tahu isterinya baru saja pulih, akan sangat mudah bagi seseorang menculiknya. Ichsan dan beberapa polisi tiba di ruangannya, Abhygael tertunduk lesu, dia menghitung lamanya waktu ketika dia pergi menemui Burman dan balik lagi ke ruangan ini, memakan waktu sekitar tiga puluh menit.
Polisi kembali disibukkan dengan hilangnya isteri pengusaha Abhygael, atas permintaanya, berita kehilangan Leona harus ditutupi sampai dia menemukan sendiri keberadaannya. Sementara itu, seorang wanita cantik menggunakan masker berbaur dengan para wisatawan asing yang hendak menuju taman laut Bunaken, menggunakan kapal menuju pulau yang teramat indah di dunia itu. Sesampainya disana dia menggunakan jasa transportasi ojek untuk sampai ketujuannya. Dia tak sendiri, beberapa turis melakukan hal yang sama dengannya. Setibanya di tempat wisata yang terindah itu, dia langsung menuju home stay, bukan hendak memesan kamar tetapi menanyakan nama seseorang. Di home stay yang kedua dia menemukan orang yang dicarinya. Menarik nafas perlahan lalu mengetuk pintu kamar yang ditunjukkan oleh seorang pelayan. Seorang wanita paruh baya membuka pintu, dia menatap wanita cantik ini dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pakaian yang dikenakan wanita ini tidak terlalu mencolok, T-shirt putih dan celana j