Leona tau jika Selena bersekongkol dengan Aditia untuk mencelakai dirinya. Dia berusaha mencari cara bagaimana dia menghasut Selena agar melepaskannya. Selena menatap seluruh ruangan, ruangan ini diperkirakan berukuran sepuluh kali sepuluh, sarang laba-laba menempel di setiap sudut ruangan, kayu pentilasi mulai rapuh menandakan gudang ini sudah lama tidak dipergunakan.Dinding yang bercat putih terlihat mulai retak. Lantainya terbuat dari semen kasar, jika mereka bergerak maka tubuh mereka akan tergores. Pantas saja Leona merasakan perih pada kulitnya, mungkin saja semalam ketika dia menggeser tubuhnya, meninggalkan goresan luka pada lengannya.Selena berjalan mondar mandir di ruangan itu, lalu terdengarlah keributan diluar. Dia keluar membuka pintu, seketika cahaya masuk melalui celah pintu."Nyonya, apakah kau punya ide ?" tanya Syntia pelan."Aku berusaha mengulur-ulur waktu agar seseorang secepatnya menemukan kita. Aku percaya jika Abhygael dan tuan Benyamin tak tinggal diam."Seme
Sepuluh pembunuh bayaran keluar dari balik pohon, Selena yang ingin melihat tawanannya urung, karena dia ingin menyaksikan bagaimana kesepuluh pria itu meringkus orang gila ini.Dia lalu bersandar di dinding gudang dengan melipat kedua tangan di dada. Jika orang gila iti berhasil diringkus maka dia akan mengikatnya bersama Leona. Tentunya akan menjadi tontonan yang menarik, membayangkannya saja membuat Selena tersenyum sumringah.Leona mengintip dari balik pintu, mereka akan keluar jika Steven sudah mulai terpojok.Terlihat jika Steven sengaja mengulur-ulur waktu mereka. Ke sepuluh pemuda bertubuh kekar dan berwajah beringas itu semakin gusar. Bagaimana mungkin untuk meringkus orang gila saja mereka sampai dibuat kewalahan. Salah seorang diantara mereka mengeluarkan sebuh belati. Steven waspada dia melirik ke arah pintu gudang.Leona dan Syntia saling melirik, tanpa aba-aba, keduanya keluar dari gudang dan bergabung dengan Steven. Membentuk formasi segitiga dan mulai ancang ancang menu
Aditia melihat berita penangkapan Selena dari media elektronik. Model cantik tersebut ditahan pihak kepolisian kota M dan dikabarkan akan dikrim ke Jakarta dengan pesawat pagi.Selena dituduh telah menculik Leona sehingga mengakibatkan isteri pengusaha itu mengalami dehidrasi dan harus di opname di rumah sakit.Terlihat Abhygael memberikan pernyataannya kepada wartawan."Saya ingin pelakunya dihukum sesuai dengan perbuatannya.""Apakah tak ada keringanan untuk Selena, mengingat anda pernah menjalin hubungan dengannya ?" tanya salah satu wartawan.Terlihat wajah Abhygael yang menggelap, dengan penuh kemarahan dia berkata."Aku tidak perduli apapun yang terjadi padanya, karena dia telah merusak bulan madu kami."Publik dibuat terkejut, kata-kata itu terdengar terlalu kejam di telinga Selena secara tak sengaja menonton beritanya sendiri dari balik jeruji, laki-laki yang pernah dicintainya, bahkan mereka telah sepakat untuk menikah, kini malah membencinya. Kebenciannya terhadap Leona sema
Perawat yang hendak memeriksa pasien dibuat terkejut tatkala mendapati ranjang pasien yang telah kosong, dia segera berlari memberitahu para perawat yang lain. Icshan yang berdiri tak jauh dari ruangan itu ikut terkejut ketika mendengar perkataan perawat. Sementara itu Syntia yang ruangannya berhadapan dengan ruangan Leona sempat melihat seorang wanita yang sangat cantik keluar dari ruangan VIP, dia tersenyum melihatnya. Abhygael setengah berlari menuju ruangan VIP, dia sempat mendengar kepanikan diantara para perawat membuat jantungnya serasa berhenti berdetak."Leona!" Teriak Abhygael. Ranjang yang kosong membuatnya terbelalak, dia mencari ke dalam toilet, namun dia tak kunjung menemukan isterinya. Dia tahu isterinya baru saja pulih, akan sangat mudah bagi seseorang menculiknya. Ichsan dan beberapa polisi tiba di ruangannya, Abhygael tertunduk lesu, dia menghitung lamanya waktu ketika dia pergi menemui Burman dan balik lagi ke ruangan ini, memakan waktu sekitar tiga puluh menit.
Polisi kembali disibukkan dengan hilangnya isteri pengusaha Abhygael, atas permintaanya, berita kehilangan Leona harus ditutupi sampai dia menemukan sendiri keberadaannya. Sementara itu, seorang wanita cantik menggunakan masker berbaur dengan para wisatawan asing yang hendak menuju taman laut Bunaken, menggunakan kapal menuju pulau yang teramat indah di dunia itu. Sesampainya disana dia menggunakan jasa transportasi ojek untuk sampai ketujuannya. Dia tak sendiri, beberapa turis melakukan hal yang sama dengannya. Setibanya di tempat wisata yang terindah itu, dia langsung menuju home stay, bukan hendak memesan kamar tetapi menanyakan nama seseorang. Di home stay yang kedua dia menemukan orang yang dicarinya. Menarik nafas perlahan lalu mengetuk pintu kamar yang ditunjukkan oleh seorang pelayan. Seorang wanita paruh baya membuka pintu, dia menatap wanita cantik ini dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pakaian yang dikenakan wanita ini tidak terlalu mencolok, T-shirt putih dan celana j
Arafat mengetuk pintu kamar Putera, Mutia yang membukakan pintu untuknya. Arafat segera masuk dengan terburu buru. "Ada apa ? mana isterimu ?" tanya Putera ketika melihat tingkah Arafat yang tak seperti biasanya. "Aku meninggalkannya dikamar berdua dengan seorang wanita." Putera dan Mutia saling berpandangan. "Ikutlah ke kamarku, wanita itu ingin menemui kalian berdua." Pagi-pagi Arafat datang ke kamar mereka membawa teka teki, tentu saja mereka penasaran. Karena siang ini mereka akan ke rumah sakit. Jika itu bukan orang penting maka tak mungkin Arafat meninggalkan isterinya berdua dengan wanita itu. Maka tanpa bertanya mereka mengikuti Arafat ke kamarnya. Ketika melihat mertuanya kini berdiri di hadapannya, seketika itu juga Leona berdiri dan mencium kedua tangan mertuanya. Tentu saja kening Arafat mengernyit. Mutia langsung mengenalinya. "Apakah kau direktur itu ?" "Maafkan saya, jika apa yang saya sampaikan hari ini akan mengejutkan bapak dan ibu, Rara hanyalah nama panggila
Abhygael mencari hotel yang jauh dari keramaian, setelah menemukannya dia lalu mengirimkan pesan pada Leona untuk bertemu disana.Agar tidak menimbulkan kecurigaan, beberapa intel kepolisian berjaga jaga di sepanjang jalan menuju kawasan hotel, ada yang berpura-perupa sebagai penjual bakso, penjaga parkiran dan tukang sapu bahkan ada pula yang berpura-pura sebagai pengemis.Sambil menunggu kedatangan Leona, Abhygael membuka email dan membaca semua laporan yang dikirimkan Regan. Keuntungan besar perusahaan ada pada pengalengan ikan. Kini perusahaan kewalahan menerima pesanan dari manca negara. Sehingga mereka harus merekrut kembali para pekerja dalam jumlah yang banyak. Abhygael menyetujuinya, selama perusahaan berkembang pesat maka tak ada salahnya menambah karyawan.Sesuai arahan Leona, Dilan yang bertanggung jawab penuh pada pabrik pengalengan ikan selalu melaporkan secara berkala semua perkembangan melalui Regan.Regan menerima arahan dari Abhygael untuk membelikan tiket untuknya be
Usai melepas rindu, kini keluarga itu berkumpul di kamar yang cukup besar di hotel itu. Abhygael sengaja memilih kamar eksekutif karena tahu situasi seperti hari ini pasti akan terjadi.Arafat tidak khawatir meninggalkan isterinya sendirian di kamar, yang kini dikhawatirkannya adalah Leona. Nalurinya mengatakan jika wanita ini dalam bahaya."Bolehkah aku menyarankan sesuatu ?" Usul Arafat saat mereka berlima duduk di sofa saling berhadapan."Ada apa ?" melihat keseriusan diwajah Arafat, Putera tahu pasti ada sesuatu."Dilain sisi ada yang mengincar Leona, dan disini yang lain ada yang mengincar direktur. Ini sangat menyulitkan, karena yamg diincar adalah orang yang sama," jawab Arafat lalu menatap Abhygael."Lalu apa saranmu ?" tanya Mutia penasaran."Sebaiknya Leona harus mengasingkan diri," Saran Arafat."Tidak!" Abhygael monolak saran itu. "Rencananya aku akan memperkenalkan Leona kepada publik dengan wajah aslinya, aku sudah merencanakan beberapa bulan yang lalu jika aku sudah mene