Tak ada yang tau jika Leona membeli peralatan makeup di mini market terdekat, dia sudah berbicara panjang lebar dengan dokter dan mendapatkan beberapa petunjuk. Dia lalu masuk ke salah satu ruang kosong, lalu memakai makeup seperti dulu yang sering dia lakukan. Tak lupa pula dia memakai lotion coklat pada kedua tangannya. Leona menjalaninya dengan berat hati, tapi apa boleh buat dia harus melakukannya demi suaminya yang tercinta. Setelah menatap wajahnya sebentar di depan kaca, ia berjalan perlahan menuju ruang VVIP dimana suaminya dirawat, dia sempat berpapasan dengan para perawat dan pengunjung rumah sakit, yang menatapnya aneh. Mungkin mereka merasa pernah melihatnya atau bisa saja mereka jijik melihatnya, Leona hanya tersenyum kecut. Tatkala Leona masuk ke dalam ruangan, mereka yang berada di sana terkejut. Apalagi Wildan, dia yang tak tahu menahu malah menatap Leona dengan aneh. "A..apakah kau Leona ?" tanya Wildan tergagap. "Aku rasa hanya inilah upaya yang bisa aku lakukan,
Julit menghubungi Yolan jika dia akan membesuk Abhygael di rumah sakit. Dia mampir di supermarket yang menjual buah-buahan, lalu dia menuju ke rumah sakit. Cukup beberapa buah-buahan yang menjadi kesukaan Abhygael di bungkus serapi mungkin. Kini yang berada di rumah sakit tinggallah Leona, Regan dan Wildan. Mereka tak ingin meninggalkan Abhygael. Regan sudah meminta izin pada isterinya untuk menjaga Abhygael di rumah sakit. Wildan sendiri karena rasa bersalahnya tak ingin sekalipun meninggalkan Abhygael. "Pulanglah, biarkan aku dan Regan yang akan menunggui Abhygael." Leona menyuruh Wildan pulang. Wildan menolak, "Ijinkan aku menemani kalian." "Biarkan saja dia disini, siapa tau kehadirannya bisa membantu" ujar Regan. Tak berapa lama saat mereka menggelar karpet dilantai, paman Julit datang memberi salam. "Mari paman silahkan masuk," Leona menyambut hangat kedatangan Julit. Setelah menaruh buah-buahan di atas meja, Julit menghampiri Abhygael. Abhygael sempat membuka matanya seb
Setelah mendapatkan informasi dari Julit, Selena bersiap-siap ke rumah sakit. Sekarang adalah peluang baginya merebut kembali Abhygael. Pesan Roby yang akan datang ke apartemennya diabaikannya begitu saja. Yang penting saat ini bagaimana bisa merebut hati mantan kekasihnya itu. Sore ini Selena tampil secantik mungkin, dia sengaja menggunakan gaun yang dibelikan Abhygael padanya. Dia juga memakai perhiasan dan jam tangan pemberian mantan kekasihnya itu. Selena tersenyum saat menatap wajahnya di cermin, dia memoles wajahnya dengan makeup tipis yang tidak terlalu mencolok. Bunyi sepatu hells menggema di lantai koridor rumah sakit dan berhenti di ruang VVIP. Selena masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Abhy, apa yang terjadi denganmu ?" Selena segera menghampiri ranjang Abhygael sambil menangis. Regan dan Leona terlambat mencegah hal itu, akhirnya keduanya hanya bisa berdiri dengan mata terbelalak tatkala melihat Selena yang langsung memeluk Abhygael. Regan hendak m
Upaya untuk memulihkan ingatan Abhygael, belum membuahkan hasil. Putera bahkan mendatangkan seorang terapis dari luar negeri tapi belum menunjukkan hasil apapun. Namun keluarga ini tak pernah berputus asa, berbagai cara mereka lakukan, Leona pun selalu sabar menghadapi tingkah Abhygael yang kembali ke masa-masa awal pernikahan mereka. "Leona, mana sepatuku ?" teriak Abhygael. Leona saat ini kembali ke masa dimana dia diperlakukan dengan tidak baik oleh Abhygael, tak ada rasa sakit, dia menjalani semuanya dengan ikhlas. Leona datang membawakan sepatu yang diminta Abhygael. Satu hal yang bisa diterima Abhygael ketika dia sudah diijinkan rawat jalan adalah, kematian neneknya dan kehadiran buah hatinya Muhammad Abil Al-Fatih. Selain itu, dia masih sulit menerimanya, baginya Leona bukanlah istri yang tepat bersanding dengannya, dia telah salah memilih istri walau dia sendiri merasa heran mengapa dia masih bisa bertahan begitu lamanya tanpa bercerai. Padahal neneknya sudah meninggal lal
Ternyata Abhygael kini sangat rajin ke kantor, Regan bahkan kewalahan karena harus mengikuti jadwal bosnya. Pagi-pagi saat karyawan belum datang, Abhygael sudah berada di ruangannya. Terpaksa Regan harus bangun lebih pagi. Regan bahkan tak sempat sarapan pagi, untunglah isterinya sudah menyiapkan bekal sehingga dia bisa memakan sarapannya itu di kantor. Regan berusaha menduga-duga apa yang terjadi dengan sahabatnya ini, dia lalu menelpon Leona. "Direktur, apakah suamimu salah minum obat, sehingga waktu masih terlalu pagi dia sudah tiba di kantor?" "Kau sendiri tau, jika kami tidak sekamar, tapi kulihat belakangan ini dia sering menerima telepon dari seorang wanita. Tapi kurasa wanita itu bukanlah Selena," jawab Leona. "Oh baiklah, jangan khawatir, aku akan mengawasinya, sampai jumpa." Regan menutup teleponnya, pasti yang membuat Abhygael bersemangat ke kantor karena wanita itu. Aku mau lihat apa yang akan dia lakukan. Batin Regan. "Selamat pagi bos, maaf aku terlambat," sapa Rega
Rupanya video yang beredar luas di internet itu dilihat Selena. Dia tidak lagi membaca kolom komentar tetapi langsung menuju cafe Monolog. Dia berharap masih menemukan Tania dan Abhygael di sana. Dia bahkan tak memikirkan penampilannya, baginya saat ini bagaimana dia bisa membuat perhitungan dengan artis pendatang baru itu. Dan benar saja, nampak Abhygael dan Tania bersiap-siap hendak meninggalkan cafe. Selena segera berlari dan menarik rambut Tania. Tania yang tidak siap tentu saja nyaris jatuh karena tarikan Selena sangat keras. Untung saja Tania sempat berpegangan di bahu Abhygael. "Apa-apaan kau Selena, kau membuatku malu !" bentak Abhygael. Dia lalu membantu merapikan rambut Tania yang acak-acakan, hal ini malah menyulut emosi Selena. "Dasar perempuan tak tahu diri, bisa-bisanya kau mengambil kesempatan ini hah?" Selena hendak menampar Tania tapi tangannya langsung di cekal Abhygael. "Jangan membuat kesabaranku hilang Selena! Kau membuatku malu!' Abhygael menatap Selena deng
Di rumah keluarga Hendrinata, berita yang menjadi perbincangan hangat di media sosial kini menjadi pehatian serius keluarga Leona. Tuan Hendrinata hanya bisa mengelus dada namun ibu Renata terlihat sangat tenang seakan dia yakin anaknya Leona akan bisa melalui ini semua tapi sudah pasti di dalam hatinya tidak menerima ini. Lain lagi dengan Rafael, dia yang pernah jatuh cinta pada direktur Leona menahan amarah saat melihat berita itu. "Ini tidak bisa dibiarkan, kita perlu memperingati Abhygael agar jangan sampai kebablasan," ucap Rafael. "Leona sudah memberitahu ibu, jika Abhygael mengalami amnesia, ibu sedih membayangkan nasib Leona. Masalah selalu saja datang bertubi-tubi menimpanya. Ibu tidak yakin dia bisa sabar menjalaninya atau tidak. Usianya masih sangat muda," Renata merasa sangat sedih walau wajahnya tak menunjukkannya. Secara tidak langsung dia meminta dukungan untuk anaknya. "Bagaimana kalau kita berkunjung ke sana, kita harus melihat secara langsung bagaimana kehidupan L
Sejak kejadian pingsannya Abhygael, Leona tak lagi memaksa Abhygael untuk mengingatnya. Terlalu beresiko jika dia terus memaksakan keadaan, dia harus benar-benar bersabar sebelum sesuatu yang lebih buruk lagi menimpa suaminya. Dengan sangat terpaksa Leona menyetujui acara pemotretan yang dilangsungkan di rumahnya. Dia sudah bosan harus menjalani dua peran antara Rara dan Leona, tapi apa boleh buat. Entah harus sampai kapan dia akan terus seperti ini. Pernah Leona tak menghapus makeup nya dan menemui anaknya, tapi yang terjadi anaknya malah ketakutan. Abil menangis histeris sampai seisi rumah harus bergantian meredakan tangisnya. Anaknya sangat ketakutan melihatnya berdandan seperti dulu lalu apa yang harus dia lakukan? "Aku mulai bosan menjalani peran ini," kata Leona pada Dian dan Arini saat mereka sedang makan bersama di ruangannya. "Kau harus sabar, Wildan juga sedang berupaya mencari terapis yang tepat untuk suamimu. Aku dengar dia menelpon saudaranya minta dicarikan ahli terap