Share

Bapak Liana

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-26 06:47:50

Bahagianya .... Allah sangat baik. Meski tadinya aku berbuat curang memasukkan obat perangsang, bukan kah suatu kejadian tak akan terjadi tanpa izin Allah? Dan sekarang Dia mengirim hadiah terbaik untuk menyatukan aku dan Gus Bed. Kehadiran bayi ini pasti mampu merobohkan pagar yang Gus bangun antara kami.

Kutunjukkan dua garis yang masih terlihat samar pada Ning Aishwa dan Liana. Kakak iparku tentu saja senang, tapi ... tidak dengan Liana. Wajah perempuan itu syok! Dia melangkah pergi begitu saja tanpa mengucap apa-apa padaku. Bahkan sekadar ucapan selamat.

"Wah, kenapa Liana seperti itu sikapnya? Bukannya dia harusnya kasih doa dan selamat?" Ning Aishwa mempertanyakan sikap Liana. 

"Ehm. Biar saja Mbak, mungkin Liana belum bisa terima. Wajar saja kan. Dia pasti menyimpan cemburu," ucapku. Yah, dari dulu aku biasa bicara blak-blakan pada puteri kiai ini.

Seperti halnya aku yang sangat cemburu pada Liana, pasti dia juga cemburu padaku. Meski kenyataannya hampir 100 persen cinta dan perhatian Gus Bed terarah pada Liana.

"Oya, Ubed harus segera diberitahu ini. Umi, Abah. Semua pasti senang mendengarnya!" Ning Aishwa berseru senang.

"Em, afwan Ning. Eh, Mbak. Biar saya saja yang bilang ke Gus. Untuk umi dan abah yai, juga sebaiknya biar Gus langsung yang bilang."

"Wah ... padahal, aku sudah ndak sabar lho kasih kabar gembira sama mereka. Apalagi kalo nanti anaknya laki-laki. Hemmm senengnya mbak, Dek." 

"Enjeh. Afwan."

Jika nanti tahu, apa Gus mau menerimanya? Sedang dia sendiri tak sadar melakukannya malam itu. Apa dia akan marah atau diam saja? Aku jadi khawatir sekarang.

Sekarang tugasku adalah mencari waktu dan cara terbaik untuk mengatakannya pada Gus. Agar kehadiran bayi dalam kandunganku bisa ia terima. 

Atau ... sebaiknya aku tunggu saja sampai ketahuan jenis kelaminnya. Karena kata Ning Aishwa keluarga ini sedang menunggu seorang putera. Dengan begitu, Gus pasti akan sangat senang dan menerima bayi kami dengan ridha.

_________

Aku tengah pulang sebentar ke rumah di jam istirahat mengajar di asrama puteri. Baru saja selesai sholat dzuhur, seseorang mengetuk pintu keras sekali. Ada apa sebenarnya? Ini kali pertama seseorang meninggalkan adabnya bertamu di rumahku.

Begitu pintu dibuka, seorang santriwati dengan napas tersengal berdiri di depanku.

"Assalamualaikum. Afwan Ustazah ...." Pundak gadis itu naik turun.

"Waalaikumsalam. Ada apa Mbak?" Perasaanku langsung tak enak melihat sikapnya 

"Saya sudah ke asrama tadi tapi mereka bilang Ustazah sudah pulang." Dada santriwati tersebut masih naik turun. Ia sangat kelelahan sepertinya setelah mencari-cariku.

"Ya?"

"Itu, Ustazah. Gus dan Uminya Alhesa kecelakaan."

"Innalillahi w* inna ilahi rojiun!" Aku terkejut setengah mati.

Akhirnya aku buru-buru masuk masuk dan berganti pakaian. Untuk kemudian pergi ke rumah Abah. Semua orang pasti sudah menungguku di sana.

Kami akhirnya berangkat bersama naik mobil. Aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi? Hanya bisa menangis saja atas musibah yang menimp Gus dan istri pertamanya. Namun, mendengar percakapan dari Abah, Gus katanya mengalami kecelakaan tunggal. Aku turut bertanya-tanya, dan menebak-nebak. Tapi bukankah itu tak ada gunanya. Yang terpenting sekarang, nyawa dua orang itu terselamatkan. Terutama Gus Bed, dia harus tahu bahwa aku tengah mengandung anaknya. Harusnya ini akan jadi kabar menggembirakan.

Sampai di rumah sakit kami langsung menuju ICU di mana Gus dan Liana diberi tindakan. Lagi-lagi aku harus terkejut, pria dengan luka bakar Pemiliki Toko Amanah itu ada di antara para penunggu. Ada kakak Liana, Omnya yang seorang dosen dan aku mengenalnya dengan baik karena kami beberapa kali bertemu dalam seminar. Juga pria itu ... pria paruh baya itu pasti bapaknya Liana. Ya, aku yakin sekarang.

Tapi kenapa pria itu mengangguk dan memberi hormat saat aku menatapnya dengan kebencian? Apa dia tak mengenaliku? Ya, jika tak melihat luka bakar itu ... aku pun tak mengenali dan menduga-duganya.

Kukendalikan diri meski aku hampir tak sanggup lagi. Setiap kali bertemu dengannya, aku ingin berlari kek kantor polisi dan melaporkannya. Namun, aku belum sanggup. Bahkan tempo hari aku memilih kembali, keluar dari kantor polisi. Urung melapor karena takut nama pesantren ikut dipertaruhkan.

Berjam-jam kami menunggu dengan gelisah. Dokter akhirnya ke luar. Dia mengabarkan pada Kiai Abdullah dan kakak Liana. Lalu menjelaskan pada kami pelan-pelan.

Tak sanggup mendengar kenyataan bahwa Gus hilang kesadaran entah sampai kapan, tubuhku mendadak lemas. Memilih duduk di kursi dan menyandar kepala karena tak ingin merepotkan semua orang. Juga melupakan sementara perbuatan Bapak Liana. Yah, sudah cukup kepanikan mereka atas insiden yang menimpa Gus dan Liana. Tak mungkin aku tega memperkeruh suasana hanya demi diriku sendiri.

Bersambung

Uwohhh doble up hari ini. Maapin kalo Raudah bikin esmosi. ๐Ÿ˜‚

InsyaaAllah setelah ini fokus ke kebaikan dia, dan cerita yang gak ada di Noda dalam Pesantren. ๐Ÿค—๐Ÿ˜

Bab terkait

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Kenapa Rujuk?

    Setiap hari aku dan Ibu Liana menjaga Gus juga Liana secara bergantian. Di samping keluarga yang datang setiap hari.Menebus obat, melapor kondisi terbaru. Juga memeriksa barangkali ada pergerakan. Meski memiliki kecemburuan pada Liana, aku berusaha ikhlas. Menjaga dan merawatnya, tak membedakan dengan yang kulakukan pada Gus Bed.Ibu Liana banyak diam saat aku memasuki kamar puterinya. Dia sepertinya belum ridha atas pernikahan kedua sang menantu.Sudah hampir seminggu, keduanya belum juga sadar. Kami bahkan punya kekhawatiran bahwa keduanya tak akan bisa bangun. Lantaran kecelakaan yang mereka alami mengakibatkan luka dalam serius.Hingga memasuki minggu kedua, saat aku menjaga Gus Bed di malam hari ..."Dek ...."Terdengar pelan suara dari lisan Gus yang sudah san

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Aku kah Sebab Percaraiannya?

    "Apa Bapak tidak merasa lapar?" tanya dokter selagi memeriksa detak jantungnya. Gus Ubed menggeleng."Hem. Nanti coba makan bubur sedikit demi sedikit agar terbiasa lambungnya. Sudah lebih seminggu Bapak koma." Dokter melepas benda yang menyangkut di telinga, stetoskop."Seminggu?" Gus Ubed terkejut. Pasalnya ia hanya merasa tidur untuk beberapa waktu."Lalu bagaimana dengan Liana?!" sambungnya lagi. Ia terlihat sangat khawatir. Pasti sekarang dia berpikir, jika dirinya saja bisa koma selama itu, apa Liana juga masih koma?Cukup Gus! Bisakah kamu tidak menunjukkan rasa khawatirmu di hadapanku?"Nanti Bapak bisa melihat keadaannya langsung." Dokter itu mencatat kondisi terbaru Gus Ubed di riwayat pasien.Kini ia tak peduli apa kata dokter dan menoleh padaku. Aku terkesiap."Ukhty, apa Liana belum sadar?" tanyanya dengan mata menyipit.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Pengakuan

    Akhirnya lelakiku pergi, menemui istri pertama yang sangat dicintai. Meninggalkanku dengan hati yang remuk dan semakin remuk. Lelaki yang tetap tampan meski terlihat pucat dan marah itu dibantu kakak iparnya.Mbak Aishwa dan Umi Aisyah bahkan hanya menatapku sesaat lalu mengikuti Gus Bed pelan.Aku harus menguatkan hati untuk tidak menangis di sini. Menahan semua rasa sakitku sendiri. Entah, sebenarnya masih ada kah yang menginginkan kehadiranku, Tuhan? Mungkin akan lebih baik aku menghilang, dan membuat mereka semua bahagia, tanpa aku yang mengotori pandangan.Allah ... Astaghfirullah. Hanya padaMu hamba berpegang.Kulangkahkan kaki pelan, berpura-pura tak peka akan sikap semua orang, dan merasa baik-baik saja.Meniti lantai keramik yang berjajar rapi memenuhi lorong teras rumah sakit, pikiranku kembali mengembara. Memikirkan semua kejadian. Sikap Gus

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Konsekuensi Curang

    Melihat sikap Gus yang sangat dingin dan mengintimidasiku kali ini, entah kenapa hatiku bertanya, apa kah jika aku menikah dengan pria lain akan mengalami nasib sama? Melihat sikap semua orang, tiba-tiba aku ingin tahu rasanya hidup dengan pria yang mencintaiku.Lalu ingat bagaimana kejadian tadi saat bertemu dengan seorang pria. Lelaki itu menyapaku dengan sopan."Ukhty Raudah?"Mataku menyipit dengan dahi mengerut setelah berbalik. Mengingat siapa pria di depanku. Lelaki berjambang tipis, perawakan agak gemuk dan seorang wanita dengan perut membuncit di sampingnya.Kenapa dia bisa mengenalku? Padahal selama pulang dari Mesir tak bergaul dengan lelaki. Pun dulu sebelum keberangkatanku.Setelah lulus mondok aku bahkan hanya di rumah menunggu hari H pernikahan dengan Gus Bed, lalu insiden perkosaan yang dilakukan Bapak Liana dan rekannya, membuatku terpaksa meninggalkan Indonesia ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Istri yang Dicintai

    "Ma-m-maaf, Gus." Aku mengucap dengan bibir bergetar. Takut Gus Bed marah dan menjauh dengan menceraikanku. Air mata sudah menggenangi mata lalu jatuh memenuhi pipi. Tanpa bisa kukendalikan.Dan ....Gus Ubed tak peduli!Wajahnya masih terlihat marah. Dia tak peduli aku menangis, menyesal dan takut.Jika Gus benar akan menceraikan, apa yang mesti kulakukan? Terlebih sekarang aku sedang dalam keadaan hamil.Gus Ubed mengusap wajahnya kasar saat aku sedikit mengangkat kepala. Ia seperti tak mengerti bagaimana membuang rasa kesalnya sekarang selain melampiaskan semua padaku. Tangannya memukul ranjang dengan masih terkepal.Aku takut Gus. Sungguh takut."Astagfirullah," desahnya menekan kemarahan yang bertumpuk-tumpuk dalam dada."Saya ...." Ucapanku tergantung. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Mereka Saling Mengenal

    Gus masih tampak lemah. Kupegangi daun pintu kamar pasien yang sedikit terbuka. Berdiri menatap priaku dari kejauhan, lantaran ia memintaku untuk enyah dari hadapannya. Dan melarang mendekatinya.Sebagai istri, aku juga ingin memehaminya. Memberi waktu pria itu sendiri setelah tahu semua. Gus Bed sangat berhak untuk marah, istri nusyuz sepertiku layak mendapat hukuman darinya. Tentu saja, karena sebagai manusia berakal kita harus melihat dari sisi orang lain. Menempatkan diri di posisi sebagai Liana yang sangat cemburu, dan berada di posisi Gus Bed yang berusaha adil pada kami.Aku sungguh tak tahu, jika Gus pun tak menyentuh istri pertamanya. Kupikir ia telah berbuat tak adil, selalu bersenang-senang dengan Liana dan Alhesa serta mengesampingkanku.Inilah kebodohan dan kecerobohanku selanjutnya, berprasangka buruk, tanpa tabayyun mengambil tindakan orang lain dan menjadikan mereka korban. Bahkan hingga hampir kehilangan nyawa.Lelaki yang kini masih menyandar di atas ranjang itu, ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Mendapat Hatinya

    Gus menatap Habib dengan ekspresi bingung. "Saya Habib, Gus. Mahasiswa yang pernah jadi ketua BEM di Mataraman. Hari itu saya yang menyambut Gus Bed di lorong kampus." Suara renyah Habib terdengar begitu hangat untuk orang yang baru ditemuinya.Sementara lelaki yang sempat beberapa kali menatap ke arahku dengan ekspresi dingin di atas ranjang, menautkan dua alis tebalnya. Ia seperti tengah memindai siapa sosok di hadapan. Namun, berakhir dengan gelengan kepala.4"Afwan. Ana lupa." Pria itu tersenyum samar. Seperti sebuah senyum, kala seseorang tak ingin berdamai pada orang lain? Apa Gus Bed marah pada laki-laki itu karena cemburu padaku? Jika iya, betapa bersyukurnya. Aku merasa dicintai, walau cinta itu tak ada seujung kuku cinta Gus Bed pada Liana.Ah, Raudah! Kenapa kamu mengkhayal? Tidak baik mengharap sesuatu di saat seseorang sedang sangat marah padamu. Kesalahanmu tak terampunkan. Lantaran sudah memisahkan dua orang yang saling mencintai. Karena perkara yang paling disenangi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Rida Suami

    Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu โ€˜anhu dari Nabi shallallaahu โ€˜alaihi wa sallam beliau bersabda:ุฃูŽู„ุงูŽ ุฃูุฎู’ุจูุฑููƒูู…ู’ ุจูู†ูุณูŽุงุฆููƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูุŸู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ุจูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ ูƒูู„ูู‘ ูˆูŽุฏููˆู’ุฏู ูˆูŽู„ููˆู’ุฏูุŒ ุฅูุฐูŽุง ุบูŽุถูุจูŽุชู’ ุฃูŽูˆู’ ุฃูุณููŠู’ุกูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุฃูŽูˆู’ ุบูŽุถูุจูŽ ุฒูŽูˆู’ุฌูู‡ูŽุงุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’: ู‡ูŽุฐูู‡ู ูŠูŽุฏููŠู’ ูููŠ ูŠูŽุฏููƒูŽุŒ ู„ุงูŽ ุฃูŽูƒู’ุชูŽุญูู„ู ุจูุบูŽู…ู’ุถู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุฑู’ุถูŽู‰โ€œMaukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?โ€ Mereka menjawab: โ€œTentu saja wahai Rasulullaah!โ€ Nabi Shallallaahu โ€˜alaihi wa sallam menjawab: โ€œWanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: โ€œIni tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.โ€ (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•"Ya, Gus. Tentu saja saya akan mencarikannya," jawabku cepat. Tak bisa kesembunyikan rasa senang ini. Lalu bergegas dengan meraih tas yang berada di ujung kursi dalam ruangan.Kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15

Bab terbaru

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Fase Kehidupan Seseorang

    'Fay?'Kenapa Liana tersenyum pada Fay? Dan menyebutnya sebagai suami? Apa dia hilang ingatan? Atau hilang akal memilih berpura-pura, karena saking muaknya pada Gus Bed yang menjatuhkan talak padanya? Apa iya dia sepicik itu? Kakak maduku itu kukenal baik selama ini. Mungkinkah perangai buruknya muncul karena merasakan hal yang sama denganku? Buta karena cemburu.Entahlah. Aku selalu saja memiliki prasangka pada Liana lantaran kecemburuan yang tak bertepi.Gus Bed bergeming melihat sikap istri pertamanya. Ya, tentu saja suami kami sangat terpukul. Wanita yang sudah lama dinanti-nanti dan akan segera dirujuk, malah menyebut nama pria lain. Dia pasti sangat syok dan terpukul."Suami? Jadi Li sudah menikah dengan Kak Fay, Bu?" tanya Liana kemudian."Ap-apa?" Ibu Liana melebarkan mata. Begitu juga dengan Gus Ubed dan semua orang yang ada di kamarnya.Apa yang terjadi sebenarnya dengan Liana? Dia terlihat bingung melihat reaksi semua orang."Apa maksud kamu Li?" Ibunya bertanya heran.Lia

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Rida Suami

    Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu โ€˜anhu dari Nabi shallallaahu โ€˜alaihi wa sallam beliau bersabda:ุฃูŽู„ุงูŽ ุฃูุฎู’ุจูุฑููƒูู…ู’ ุจูู†ูุณูŽุงุฆููƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูุŸู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ุจูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ ูƒูู„ูู‘ ูˆูŽุฏููˆู’ุฏู ูˆูŽู„ููˆู’ุฏูุŒ ุฅูุฐูŽุง ุบูŽุถูุจูŽุชู’ ุฃูŽูˆู’ ุฃูุณููŠู’ุกูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุฃูŽูˆู’ ุบูŽุถูุจูŽ ุฒูŽูˆู’ุฌูู‡ูŽุงุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’: ู‡ูŽุฐูู‡ู ูŠูŽุฏููŠู’ ูููŠ ูŠูŽุฏููƒูŽุŒ ู„ุงูŽ ุฃูŽูƒู’ุชูŽุญูู„ู ุจูุบูŽู…ู’ุถู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุฑู’ุถูŽู‰โ€œMaukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?โ€ Mereka menjawab: โ€œTentu saja wahai Rasulullaah!โ€ Nabi Shallallaahu โ€˜alaihi wa sallam menjawab: โ€œWanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: โ€œIni tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.โ€ (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•"Ya, Gus. Tentu saja saya akan mencarikannya," jawabku cepat. Tak bisa kesembunyikan rasa senang ini. Lalu bergegas dengan meraih tas yang berada di ujung kursi dalam ruangan.Kam

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Mendapat Hatinya

    Gus menatap Habib dengan ekspresi bingung. "Saya Habib, Gus. Mahasiswa yang pernah jadi ketua BEM di Mataraman. Hari itu saya yang menyambut Gus Bed di lorong kampus." Suara renyah Habib terdengar begitu hangat untuk orang yang baru ditemuinya.Sementara lelaki yang sempat beberapa kali menatap ke arahku dengan ekspresi dingin di atas ranjang, menautkan dua alis tebalnya. Ia seperti tengah memindai siapa sosok di hadapan. Namun, berakhir dengan gelengan kepala.4"Afwan. Ana lupa." Pria itu tersenyum samar. Seperti sebuah senyum, kala seseorang tak ingin berdamai pada orang lain? Apa Gus Bed marah pada laki-laki itu karena cemburu padaku? Jika iya, betapa bersyukurnya. Aku merasa dicintai, walau cinta itu tak ada seujung kuku cinta Gus Bed pada Liana.Ah, Raudah! Kenapa kamu mengkhayal? Tidak baik mengharap sesuatu di saat seseorang sedang sangat marah padamu. Kesalahanmu tak terampunkan. Lantaran sudah memisahkan dua orang yang saling mencintai. Karena perkara yang paling disenangi

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Mereka Saling Mengenal

    Gus masih tampak lemah. Kupegangi daun pintu kamar pasien yang sedikit terbuka. Berdiri menatap priaku dari kejauhan, lantaran ia memintaku untuk enyah dari hadapannya. Dan melarang mendekatinya.Sebagai istri, aku juga ingin memehaminya. Memberi waktu pria itu sendiri setelah tahu semua. Gus Bed sangat berhak untuk marah, istri nusyuz sepertiku layak mendapat hukuman darinya. Tentu saja, karena sebagai manusia berakal kita harus melihat dari sisi orang lain. Menempatkan diri di posisi sebagai Liana yang sangat cemburu, dan berada di posisi Gus Bed yang berusaha adil pada kami.Aku sungguh tak tahu, jika Gus pun tak menyentuh istri pertamanya. Kupikir ia telah berbuat tak adil, selalu bersenang-senang dengan Liana dan Alhesa serta mengesampingkanku.Inilah kebodohan dan kecerobohanku selanjutnya, berprasangka buruk, tanpa tabayyun mengambil tindakan orang lain dan menjadikan mereka korban. Bahkan hingga hampir kehilangan nyawa.Lelaki yang kini masih menyandar di atas ranjang itu, ta

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Istri yang Dicintai

    "Ma-m-maaf, Gus." Aku mengucap dengan bibir bergetar. Takut Gus Bed marah dan menjauh dengan menceraikanku. Air mata sudah menggenangi mata lalu jatuh memenuhi pipi. Tanpa bisa kukendalikan.Dan ....Gus Ubed tak peduli!Wajahnya masih terlihat marah. Dia tak peduli aku menangis, menyesal dan takut.Jika Gus benar akan menceraikan, apa yang mesti kulakukan? Terlebih sekarang aku sedang dalam keadaan hamil.Gus Ubed mengusap wajahnya kasar saat aku sedikit mengangkat kepala. Ia seperti tak mengerti bagaimana membuang rasa kesalnya sekarang selain melampiaskan semua padaku. Tangannya memukul ranjang dengan masih terkepal.Aku takut Gus. Sungguh takut."Astagfirullah," desahnya menekan kemarahan yang bertumpuk-tumpuk dalam dada."Saya ...." Ucapanku tergantung. Dia

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Konsekuensi Curang

    Melihat sikap Gus yang sangat dingin dan mengintimidasiku kali ini, entah kenapa hatiku bertanya, apa kah jika aku menikah dengan pria lain akan mengalami nasib sama? Melihat sikap semua orang, tiba-tiba aku ingin tahu rasanya hidup dengan pria yang mencintaiku.Lalu ingat bagaimana kejadian tadi saat bertemu dengan seorang pria. Lelaki itu menyapaku dengan sopan."Ukhty Raudah?"Mataku menyipit dengan dahi mengerut setelah berbalik. Mengingat siapa pria di depanku. Lelaki berjambang tipis, perawakan agak gemuk dan seorang wanita dengan perut membuncit di sampingnya.Kenapa dia bisa mengenalku? Padahal selama pulang dari Mesir tak bergaul dengan lelaki. Pun dulu sebelum keberangkatanku.Setelah lulus mondok aku bahkan hanya di rumah menunggu hari H pernikahan dengan Gus Bed, lalu insiden perkosaan yang dilakukan Bapak Liana dan rekannya, membuatku terpaksa meninggalkan Indonesia ka

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Pengakuan

    Akhirnya lelakiku pergi, menemui istri pertama yang sangat dicintai. Meninggalkanku dengan hati yang remuk dan semakin remuk. Lelaki yang tetap tampan meski terlihat pucat dan marah itu dibantu kakak iparnya.Mbak Aishwa dan Umi Aisyah bahkan hanya menatapku sesaat lalu mengikuti Gus Bed pelan.Aku harus menguatkan hati untuk tidak menangis di sini. Menahan semua rasa sakitku sendiri. Entah, sebenarnya masih ada kah yang menginginkan kehadiranku, Tuhan? Mungkin akan lebih baik aku menghilang, dan membuat mereka semua bahagia, tanpa aku yang mengotori pandangan.Allah ... Astaghfirullah. Hanya padaMu hamba berpegang.Kulangkahkan kaki pelan, berpura-pura tak peka akan sikap semua orang, dan merasa baik-baik saja.Meniti lantai keramik yang berjajar rapi memenuhi lorong teras rumah sakit, pikiranku kembali mengembara. Memikirkan semua kejadian. Sikap Gus

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Aku kah Sebab Percaraiannya?

    "Apa Bapak tidak merasa lapar?" tanya dokter selagi memeriksa detak jantungnya. Gus Ubed menggeleng."Hem. Nanti coba makan bubur sedikit demi sedikit agar terbiasa lambungnya. Sudah lebih seminggu Bapak koma." Dokter melepas benda yang menyangkut di telinga, stetoskop."Seminggu?" Gus Ubed terkejut. Pasalnya ia hanya merasa tidur untuk beberapa waktu."Lalu bagaimana dengan Liana?!" sambungnya lagi. Ia terlihat sangat khawatir. Pasti sekarang dia berpikir, jika dirinya saja bisa koma selama itu, apa Liana juga masih koma?Cukup Gus! Bisakah kamu tidak menunjukkan rasa khawatirmu di hadapanku?"Nanti Bapak bisa melihat keadaannya langsung." Dokter itu mencatat kondisi terbaru Gus Ubed di riwayat pasien.Kini ia tak peduli apa kata dokter dan menoleh padaku. Aku terkesiap."Ukhty, apa Liana belum sadar?" tanyanya dengan mata menyipit.

  • Mencuri Nafkah Batinย ย ย Kenapa Rujuk?

    Setiap hari aku dan Ibu Liana menjaga Gus juga Liana secara bergantian. Di samping keluarga yang datang setiap hari.Menebus obat, melapor kondisi terbaru. Juga memeriksa barangkali ada pergerakan. Meski memiliki kecemburuan pada Liana, aku berusaha ikhlas. Menjaga dan merawatnya, tak membedakan dengan yang kulakukan pada Gus Bed.Ibu Liana banyak diam saat aku memasuki kamar puterinya. Dia sepertinya belum ridha atas pernikahan kedua sang menantu.Sudah hampir seminggu, keduanya belum juga sadar. Kami bahkan punya kekhawatiran bahwa keduanya tak akan bisa bangun. Lantaran kecelakaan yang mereka alami mengakibatkan luka dalam serius.Hingga memasuki minggu kedua, saat aku menjaga Gus Bed di malam hari ..."Dek ...."Terdengar pelan suara dari lisan Gus yang sudah san

DMCA.com Protection Status