Share

Pengakuan

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2022-04-26 06:52:00

Akhirnya lelakiku pergi, menemui istri pertama yang sangat dicintai. Meninggalkanku dengan hati yang remuk dan semakin remuk. Lelaki yang tetap tampan meski terlihat pucat dan marah itu dibantu kakak iparnya.

Mbak Aishwa dan Umi Aisyah bahkan hanya menatapku sesaat lalu mengikuti Gus Bed pelan.

Aku harus menguatkan hati untuk tidak menangis di sini. Menahan semua rasa sakitku sendiri. Entah, sebenarnya masih ada kah yang menginginkan kehadiranku, Tuhan? Mungkin akan lebih baik aku menghilang, dan membuat mereka semua bahagia, tanpa aku yang mengotori pandangan.

Allah ... Astaghfirullah. Hanya padaMu hamba berpegang.

Kulangkahkan kaki pelan, berpura-pura tak peka akan sikap semua orang, dan merasa baik-baik saja.

Meniti lantai keramik yang berjajar rapi memenuhi lorong teras rumah sakit, pikiranku kembali mengembara. Memikirkan semua kejadian. Sikap Gus

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mencuri Nafkah Batin   Konsekuensi Curang

    Melihat sikap Gus yang sangat dingin dan mengintimidasiku kali ini, entah kenapa hatiku bertanya, apa kah jika aku menikah dengan pria lain akan mengalami nasib sama? Melihat sikap semua orang, tiba-tiba aku ingin tahu rasanya hidup dengan pria yang mencintaiku.Lalu ingat bagaimana kejadian tadi saat bertemu dengan seorang pria. Lelaki itu menyapaku dengan sopan."Ukhty Raudah?"Mataku menyipit dengan dahi mengerut setelah berbalik. Mengingat siapa pria di depanku. Lelaki berjambang tipis, perawakan agak gemuk dan seorang wanita dengan perut membuncit di sampingnya.Kenapa dia bisa mengenalku? Padahal selama pulang dari Mesir tak bergaul dengan lelaki. Pun dulu sebelum keberangkatanku.Setelah lulus mondok aku bahkan hanya di rumah menunggu hari H pernikahan dengan Gus Bed, lalu insiden perkosaan yang dilakukan Bapak Liana dan rekannya, membuatku terpaksa meninggalkan Indonesia ka

    Last Updated : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batin   Istri yang Dicintai

    "Ma-m-maaf, Gus." Aku mengucap dengan bibir bergetar. Takut Gus Bed marah dan menjauh dengan menceraikanku. Air mata sudah menggenangi mata lalu jatuh memenuhi pipi. Tanpa bisa kukendalikan.Dan ....Gus Ubed tak peduli!Wajahnya masih terlihat marah. Dia tak peduli aku menangis, menyesal dan takut.Jika Gus benar akan menceraikan, apa yang mesti kulakukan? Terlebih sekarang aku sedang dalam keadaan hamil.Gus Ubed mengusap wajahnya kasar saat aku sedikit mengangkat kepala. Ia seperti tak mengerti bagaimana membuang rasa kesalnya sekarang selain melampiaskan semua padaku. Tangannya memukul ranjang dengan masih terkepal.Aku takut Gus. Sungguh takut."Astagfirullah," desahnya menekan kemarahan yang bertumpuk-tumpuk dalam dada."Saya ...." Ucapanku tergantung. Dia

    Last Updated : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batin   Mereka Saling Mengenal

    Gus masih tampak lemah. Kupegangi daun pintu kamar pasien yang sedikit terbuka. Berdiri menatap priaku dari kejauhan, lantaran ia memintaku untuk enyah dari hadapannya. Dan melarang mendekatinya.Sebagai istri, aku juga ingin memehaminya. Memberi waktu pria itu sendiri setelah tahu semua. Gus Bed sangat berhak untuk marah, istri nusyuz sepertiku layak mendapat hukuman darinya. Tentu saja, karena sebagai manusia berakal kita harus melihat dari sisi orang lain. Menempatkan diri di posisi sebagai Liana yang sangat cemburu, dan berada di posisi Gus Bed yang berusaha adil pada kami.Aku sungguh tak tahu, jika Gus pun tak menyentuh istri pertamanya. Kupikir ia telah berbuat tak adil, selalu bersenang-senang dengan Liana dan Alhesa serta mengesampingkanku.Inilah kebodohan dan kecerobohanku selanjutnya, berprasangka buruk, tanpa tabayyun mengambil tindakan orang lain dan menjadikan mereka korban. Bahkan hingga hampir kehilangan nyawa.Lelaki yang kini masih menyandar di atas ranjang itu, ta

    Last Updated : 2022-10-15
  • Mencuri Nafkah Batin   Mendapat Hatinya

    Gus menatap Habib dengan ekspresi bingung. "Saya Habib, Gus. Mahasiswa yang pernah jadi ketua BEM di Mataraman. Hari itu saya yang menyambut Gus Bed di lorong kampus." Suara renyah Habib terdengar begitu hangat untuk orang yang baru ditemuinya.Sementara lelaki yang sempat beberapa kali menatap ke arahku dengan ekspresi dingin di atas ranjang, menautkan dua alis tebalnya. Ia seperti tengah memindai siapa sosok di hadapan. Namun, berakhir dengan gelengan kepala.4"Afwan. Ana lupa." Pria itu tersenyum samar. Seperti sebuah senyum, kala seseorang tak ingin berdamai pada orang lain? Apa Gus Bed marah pada laki-laki itu karena cemburu padaku? Jika iya, betapa bersyukurnya. Aku merasa dicintai, walau cinta itu tak ada seujung kuku cinta Gus Bed pada Liana.Ah, Raudah! Kenapa kamu mengkhayal? Tidak baik mengharap sesuatu di saat seseorang sedang sangat marah padamu. Kesalahanmu tak terampunkan. Lantaran sudah memisahkan dua orang yang saling mencintai. Karena perkara yang paling disenangi

    Last Updated : 2022-10-15
  • Mencuri Nafkah Batin   Rida Suami

    Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)💕💕💕"Ya, Gus. Tentu saja saya akan mencarikannya," jawabku cepat. Tak bisa kesembunyikan rasa senang ini. Lalu bergegas dengan meraih tas yang berada di ujung kursi dalam ruangan.Kam

    Last Updated : 2022-10-15
  • Mencuri Nafkah Batin   Fase Kehidupan Seseorang

    'Fay?'Kenapa Liana tersenyum pada Fay? Dan menyebutnya sebagai suami? Apa dia hilang ingatan? Atau hilang akal memilih berpura-pura, karena saking muaknya pada Gus Bed yang menjatuhkan talak padanya? Apa iya dia sepicik itu? Kakak maduku itu kukenal baik selama ini. Mungkinkah perangai buruknya muncul karena merasakan hal yang sama denganku? Buta karena cemburu.Entahlah. Aku selalu saja memiliki prasangka pada Liana lantaran kecemburuan yang tak bertepi.Gus Bed bergeming melihat sikap istri pertamanya. Ya, tentu saja suami kami sangat terpukul. Wanita yang sudah lama dinanti-nanti dan akan segera dirujuk, malah menyebut nama pria lain. Dia pasti sangat syok dan terpukul."Suami? Jadi Li sudah menikah dengan Kak Fay, Bu?" tanya Liana kemudian."Ap-apa?" Ibu Liana melebarkan mata. Begitu juga dengan Gus Ubed dan semua orang yang ada di kamarnya.Apa yang terjadi sebenarnya dengan Liana? Dia terlihat bingung melihat reaksi semua orang."Apa maksud kamu Li?" Ibunya bertanya heran.Lia

    Last Updated : 2022-10-15
  • Mencuri Nafkah Batin   Membeli Via Online

    Semua bermula atas pernyataan Gus Bed, yang memberiku dua pilihan, bertahan atas sikap dinginnya atau minta cerai saja. Malam pertama yang kukira penuh kebahagiaan dan kehangatan. Tapi ... aku diabaikan.Bisa saja kuambil keputusan minta cerai, tapi bagaimana dengan keluargaku? Pernikahan kami bahkan belum sehari.Suatu malam, aku menunggu Gus Ubed dengan gelisah. Tangan menggenggam sachet obat yang kudapatkan tadi sore. Pikiran ini melayang pada kejadian tadi siang saat berdiskusi dengan salah seorang ustazah, teman mengajar di pesantren."Jadi boleh menggunakan obat perangsang?" tanyaku malu-malu."Kalau melakukannya dengan pasangan halal kenapa tidak? Asal kandungannya halal. Apalagi misal hubungan keduanya bermasalah karena urusan ranjang. Misal si suami atau si istri tidak bisa bergairah.""Tanpa sepengatahuan pasangan?" Kulebarkan mata, mengangkat kedua alisnya.

    Last Updated : 2022-04-26
  • Mencuri Nafkah Batin   Bertemu Pelaku Perkosaan

    "Ya Allah, Ukhty. Itu istrinya sampe bela-belain beli obat perangsang lho." Ustazah Tika, salah seorang rekan mengajar sekaligus sahabatku menunjuk gambar seorang wanita dengan perut buncit dalam ponselnya."Lho kenapa? Dia cantik kok." Jelas aku penasaran. Aku juga ingin hamil anak suamiku, tapi mana mungkin terjadi jika disentuh saja tidak."Iya, pengen hamil tapi suaminya gak nafsuan. Mungkin karena terlalu stres bekerja. Jadi mereka berinisiatif pakai obat perangsang," jawabnya."Suaminya ndak marah?""Ya ndak lah, kan kesepakatan berdua. Mungkin dia juga jengah, masa hamilin bininya aja ndak bisa. Laki-laki itu harga dirinya tinggi. Dan itu kelemahan mereka." Tika bicara lebih lanjut.Aku manggut-manggut saja mendengar penjelasannya. Andai Gus Bed begitu. Bisa diajak bicara memperbaiki hubungan kami yang hambar. Apa gunanya aku menggebu-gebu menci

    Last Updated : 2022-04-26

Latest chapter

  • Mencuri Nafkah Batin   Fase Kehidupan Seseorang

    'Fay?'Kenapa Liana tersenyum pada Fay? Dan menyebutnya sebagai suami? Apa dia hilang ingatan? Atau hilang akal memilih berpura-pura, karena saking muaknya pada Gus Bed yang menjatuhkan talak padanya? Apa iya dia sepicik itu? Kakak maduku itu kukenal baik selama ini. Mungkinkah perangai buruknya muncul karena merasakan hal yang sama denganku? Buta karena cemburu.Entahlah. Aku selalu saja memiliki prasangka pada Liana lantaran kecemburuan yang tak bertepi.Gus Bed bergeming melihat sikap istri pertamanya. Ya, tentu saja suami kami sangat terpukul. Wanita yang sudah lama dinanti-nanti dan akan segera dirujuk, malah menyebut nama pria lain. Dia pasti sangat syok dan terpukul."Suami? Jadi Li sudah menikah dengan Kak Fay, Bu?" tanya Liana kemudian."Ap-apa?" Ibu Liana melebarkan mata. Begitu juga dengan Gus Ubed dan semua orang yang ada di kamarnya.Apa yang terjadi sebenarnya dengan Liana? Dia terlihat bingung melihat reaksi semua orang."Apa maksud kamu Li?" Ibunya bertanya heran.Lia

  • Mencuri Nafkah Batin   Rida Suami

    Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)💕💕💕"Ya, Gus. Tentu saja saya akan mencarikannya," jawabku cepat. Tak bisa kesembunyikan rasa senang ini. Lalu bergegas dengan meraih tas yang berada di ujung kursi dalam ruangan.Kam

  • Mencuri Nafkah Batin   Mendapat Hatinya

    Gus menatap Habib dengan ekspresi bingung. "Saya Habib, Gus. Mahasiswa yang pernah jadi ketua BEM di Mataraman. Hari itu saya yang menyambut Gus Bed di lorong kampus." Suara renyah Habib terdengar begitu hangat untuk orang yang baru ditemuinya.Sementara lelaki yang sempat beberapa kali menatap ke arahku dengan ekspresi dingin di atas ranjang, menautkan dua alis tebalnya. Ia seperti tengah memindai siapa sosok di hadapan. Namun, berakhir dengan gelengan kepala.4"Afwan. Ana lupa." Pria itu tersenyum samar. Seperti sebuah senyum, kala seseorang tak ingin berdamai pada orang lain? Apa Gus Bed marah pada laki-laki itu karena cemburu padaku? Jika iya, betapa bersyukurnya. Aku merasa dicintai, walau cinta itu tak ada seujung kuku cinta Gus Bed pada Liana.Ah, Raudah! Kenapa kamu mengkhayal? Tidak baik mengharap sesuatu di saat seseorang sedang sangat marah padamu. Kesalahanmu tak terampunkan. Lantaran sudah memisahkan dua orang yang saling mencintai. Karena perkara yang paling disenangi

  • Mencuri Nafkah Batin   Mereka Saling Mengenal

    Gus masih tampak lemah. Kupegangi daun pintu kamar pasien yang sedikit terbuka. Berdiri menatap priaku dari kejauhan, lantaran ia memintaku untuk enyah dari hadapannya. Dan melarang mendekatinya.Sebagai istri, aku juga ingin memehaminya. Memberi waktu pria itu sendiri setelah tahu semua. Gus Bed sangat berhak untuk marah, istri nusyuz sepertiku layak mendapat hukuman darinya. Tentu saja, karena sebagai manusia berakal kita harus melihat dari sisi orang lain. Menempatkan diri di posisi sebagai Liana yang sangat cemburu, dan berada di posisi Gus Bed yang berusaha adil pada kami.Aku sungguh tak tahu, jika Gus pun tak menyentuh istri pertamanya. Kupikir ia telah berbuat tak adil, selalu bersenang-senang dengan Liana dan Alhesa serta mengesampingkanku.Inilah kebodohan dan kecerobohanku selanjutnya, berprasangka buruk, tanpa tabayyun mengambil tindakan orang lain dan menjadikan mereka korban. Bahkan hingga hampir kehilangan nyawa.Lelaki yang kini masih menyandar di atas ranjang itu, ta

  • Mencuri Nafkah Batin   Istri yang Dicintai

    "Ma-m-maaf, Gus." Aku mengucap dengan bibir bergetar. Takut Gus Bed marah dan menjauh dengan menceraikanku. Air mata sudah menggenangi mata lalu jatuh memenuhi pipi. Tanpa bisa kukendalikan.Dan ....Gus Ubed tak peduli!Wajahnya masih terlihat marah. Dia tak peduli aku menangis, menyesal dan takut.Jika Gus benar akan menceraikan, apa yang mesti kulakukan? Terlebih sekarang aku sedang dalam keadaan hamil.Gus Ubed mengusap wajahnya kasar saat aku sedikit mengangkat kepala. Ia seperti tak mengerti bagaimana membuang rasa kesalnya sekarang selain melampiaskan semua padaku. Tangannya memukul ranjang dengan masih terkepal.Aku takut Gus. Sungguh takut."Astagfirullah," desahnya menekan kemarahan yang bertumpuk-tumpuk dalam dada."Saya ...." Ucapanku tergantung. Dia

  • Mencuri Nafkah Batin   Konsekuensi Curang

    Melihat sikap Gus yang sangat dingin dan mengintimidasiku kali ini, entah kenapa hatiku bertanya, apa kah jika aku menikah dengan pria lain akan mengalami nasib sama? Melihat sikap semua orang, tiba-tiba aku ingin tahu rasanya hidup dengan pria yang mencintaiku.Lalu ingat bagaimana kejadian tadi saat bertemu dengan seorang pria. Lelaki itu menyapaku dengan sopan."Ukhty Raudah?"Mataku menyipit dengan dahi mengerut setelah berbalik. Mengingat siapa pria di depanku. Lelaki berjambang tipis, perawakan agak gemuk dan seorang wanita dengan perut membuncit di sampingnya.Kenapa dia bisa mengenalku? Padahal selama pulang dari Mesir tak bergaul dengan lelaki. Pun dulu sebelum keberangkatanku.Setelah lulus mondok aku bahkan hanya di rumah menunggu hari H pernikahan dengan Gus Bed, lalu insiden perkosaan yang dilakukan Bapak Liana dan rekannya, membuatku terpaksa meninggalkan Indonesia ka

  • Mencuri Nafkah Batin   Pengakuan

    Akhirnya lelakiku pergi, menemui istri pertama yang sangat dicintai. Meninggalkanku dengan hati yang remuk dan semakin remuk. Lelaki yang tetap tampan meski terlihat pucat dan marah itu dibantu kakak iparnya.Mbak Aishwa dan Umi Aisyah bahkan hanya menatapku sesaat lalu mengikuti Gus Bed pelan.Aku harus menguatkan hati untuk tidak menangis di sini. Menahan semua rasa sakitku sendiri. Entah, sebenarnya masih ada kah yang menginginkan kehadiranku, Tuhan? Mungkin akan lebih baik aku menghilang, dan membuat mereka semua bahagia, tanpa aku yang mengotori pandangan.Allah ... Astaghfirullah. Hanya padaMu hamba berpegang.Kulangkahkan kaki pelan, berpura-pura tak peka akan sikap semua orang, dan merasa baik-baik saja.Meniti lantai keramik yang berjajar rapi memenuhi lorong teras rumah sakit, pikiranku kembali mengembara. Memikirkan semua kejadian. Sikap Gus

  • Mencuri Nafkah Batin   Aku kah Sebab Percaraiannya?

    "Apa Bapak tidak merasa lapar?" tanya dokter selagi memeriksa detak jantungnya. Gus Ubed menggeleng."Hem. Nanti coba makan bubur sedikit demi sedikit agar terbiasa lambungnya. Sudah lebih seminggu Bapak koma." Dokter melepas benda yang menyangkut di telinga, stetoskop."Seminggu?" Gus Ubed terkejut. Pasalnya ia hanya merasa tidur untuk beberapa waktu."Lalu bagaimana dengan Liana?!" sambungnya lagi. Ia terlihat sangat khawatir. Pasti sekarang dia berpikir, jika dirinya saja bisa koma selama itu, apa Liana juga masih koma?Cukup Gus! Bisakah kamu tidak menunjukkan rasa khawatirmu di hadapanku?"Nanti Bapak bisa melihat keadaannya langsung." Dokter itu mencatat kondisi terbaru Gus Ubed di riwayat pasien.Kini ia tak peduli apa kata dokter dan menoleh padaku. Aku terkesiap."Ukhty, apa Liana belum sadar?" tanyanya dengan mata menyipit.

  • Mencuri Nafkah Batin   Kenapa Rujuk?

    Setiap hari aku dan Ibu Liana menjaga Gus juga Liana secara bergantian. Di samping keluarga yang datang setiap hari.Menebus obat, melapor kondisi terbaru. Juga memeriksa barangkali ada pergerakan. Meski memiliki kecemburuan pada Liana, aku berusaha ikhlas. Menjaga dan merawatnya, tak membedakan dengan yang kulakukan pada Gus Bed.Ibu Liana banyak diam saat aku memasuki kamar puterinya. Dia sepertinya belum ridha atas pernikahan kedua sang menantu.Sudah hampir seminggu, keduanya belum juga sadar. Kami bahkan punya kekhawatiran bahwa keduanya tak akan bisa bangun. Lantaran kecelakaan yang mereka alami mengakibatkan luka dalam serius.Hingga memasuki minggu kedua, saat aku menjaga Gus Bed di malam hari ..."Dek ...."Terdengar pelan suara dari lisan Gus yang sudah san

DMCA.com Protection Status