Share

episode 6

Author: Shakura
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ayah mengizinkanku kembali ke apartemen, dengan syarat tinggal bersamamu di apartemen. So, you must join with me, Car. Let’s join us!” jawab Ara sambil tersenyum.

“Wow, ada saham aku ternyata,” ucapnya dengan mata yang berbinar bahagia.

“Pastinya. Kalau nggak mana mungkin Ayah akan setuju,” kata Ara.

“Kenapa syaratnya nggak dipertemukan dulu sama orangnya, Ra?” usul Carista.

“Aku nggak mikirin orangnya Car. Secara, kalau sudah pilihan orang tua nggak mungkin salah kan?” bela Ara.

“Sangat betul. Kalau begitu kamu harus membayarku dengan gaji yang besar,” canda Carista

“Ok. Satu saja cukup kan?” yakin Ara.

Aku sudah tau “gaji” yang dimaksud Carista. Apalagi kalau bukan tas branded incarannya untuk menambah koleksinya.

”it’s ok Ra. Ayo cepat makan, aku sudah nggak sabar dengan tasnya. Nanti kusampaikan dulu sama ibuk dirumah,” jawab Carista cepat.

“Giliran yang mau dapat “gaji” tambahan malah aku yang didesak,” desah Ara.

“Hehehehe. Dilarang merusak kesenangan orang yang lagi happy, Ara,” protes Carista.

“Terima kasih, Car,” lirih Ara.

“Seharusnya aku yang terima kasih, Ra!” balas Carista.

“Aku juga berterima kasih sama kamu, Car. Berkat kamu semua keinginanku dikabulkan ayah. Nih tangan udah gatal-gatal pengen melukis lagi,” jawab Ara.

“Kalau begitu, kita sama-sama terima kasih dong. Kan aku juga dapat “gaji” tambahan,” ucapnya sambil tertawa.

Usai makan siang di Restoran dan dilanjutkan jalan-jalan di mall.

Carista sibuk mencari tas yang menjadi incarannya, sebagai pajak yang harus kubayar karena telah melibatkannya untuk tinggal di Apartemen.

Setelah capek berkeliling, kami memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore.

Aku mengantarkan Carista pulang, selanjutnya kembali ke rumah untuk berkemas-kemas, mengemasi barang-barang yang akan kubawa ke Apartemen. 

"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa merasakan udara kebebasan. Semoga saja ini adalah pilihan yang tepat," Do’a ku penuh harap.

***

Hari ini adalah hari pertama aku menginjakkan kaki di Apartemen.

Setelah sekian lama aku tidak menempatinya. Aku langsung menuju unitku yang ada di lantai 10 bangunan megah ini.

Sesampainya di dalam, aroma lavender menyambut kedatanganku. Aroma yang sudah lama aku rindukan.

Sungguh aroma yang menenangkan, aku membuka gorden yang sudah lama tidak dibuka, agar cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.

Semuanya masih seperti saat aku tinggalkan, semua barang masih tersusun rapi pada tempatnya.

Ruangan beserta perabotan dalam keadaan bersih dan terawat, karena buk Darmi selalu membersihkan apartemen ini dua kali dalam seminggu.

Aku merebahkan tubuhku dikasur yang sudah lama aku impikan. Bahagia banget rasanya.

Hari ini adalah hari kebebasan yang sudah lama aku nantikan. Aku sudah tidak sabar untuk memulai hari esok.

Sekarang saatnya menyusun ulang semua schedule dan jadwal acara penting lainnya.

Aku mancari ponsel, untuk menghubungi Carista.

Chat via whattsApp dengan Carista

“Dimana, Car? Aku udah di apartemen, kamu langsung kesini ya,” tulis Ara.

Setelah lama menunggu Carista membaca pesan. Akhirnya masuk pesan balasan dari Carista.

“Ok. Sebentar lagi aku nyampe. Aku sudah on the way, Ra!” balasan dari Carista.

Sambil menunggu Carista, kakiku melangkah menuju kaca raksasa yang ada di ruangan ini.

Aku bisa menikmati pemandangan alam yang tersaji melalui kaca transparan ini.

Dari sini aku bisa melihat rutinitas kota yang penuh dengan kesibukan. Entah kapan hiruk pikuk kota akan berhenti.

Ketika sedang menikmati pemandangan kota, terdengar bunyi pintu dibuka.

Siapalagi kalau bukan Carista, yang sudah sangat hapal dengan passwordnya.

Carista masuk dengan dua tentengan plastik besar ditangannya.

“Bawa apa, Car?” tanyaku saat melihat tentengan di tangan Carista.

“Apalagi kalau bukan keperluan untuk makan. Aku tahu kulkas pasti belum diisi bahan-bahan keperluan harian. Makanya aku langsung belanja beberapa makanan yang bisa kita masak nantinya, karena aku tidak mau mati kelaparan disini!” ucapnya.

“Kalau untuk urusan makan, kamu memang  juaranya, Car!” gumam Ara.

“Iya dong. Semuanya harus disiapkan sematang mungkin, apalagi urusan lambung adalah nomor satu kalau tidak mau kelaparan. Satu hal lagi kamu harus mengganti belanjaanku!” Carista menambahkan argumennya dengan senyuman jahil terpampang jelas diwajahnya

“Hahahha. Kirain gratis, Car. Ternyata harus bayar,” gurauku sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil minum

“Yeee. Aku kan cuma menjalankan apa yang seharusnya aku lakukan, Ara,” jawab Carista membela diri

Just kidding, Car!” ucapku sambil tersenyum.

Carista duduk di ruang “TV Room” sambil membongkar belanjaannya. Selanjutnya menyusun barang-barang belanjaannya ke dalam lemari pendingin.

“Apa rencanamu selanjutnya, Ra?” Carista menanyakan rencanaku lebih lanjut.

“Belum tau Car, aku belum menyusunnya,” jawabku seadanya.

“Selamat menyusun schedule kebebasan, Ara! Welcome freedom!” ucapnya penuh semangat.

“Terima kasih banyak, Car. Semoga saja semua berjalan sesuai dengan yang aku harapkan, Car!” jawabku penuh harap.

“Pastinya, Ra. Kamu sudah makan?” tanya Carista.

“Belum, Car,” jawabku yang memang belum makan dari tadi.

“Pesan online aja ya, Ra,” terdengar suara Carista memberikan usulan

“Ok, Car” jawabku sambil menautkan jari telunjuk dan ibu jari

“Kamu yang bayar ya, Ra!” jawabnya sambil tersenyum indah

“Iya deh, aku yang bayar. Semuanya aku yang bayar, kalau kamu butuh apa-apa. Dasar nggak mau rugi sedikitpun.”

“Bahagianya!” ucap Carista sambil tertawa seperti habis menang lotre.

“Minggu depan aku mau ke Padang, Car!” kata Ara.

“Ada acara apa kesana?” tanya Carista.

“Ada kegiatan studi banding ke Universitas Negeri Padang!” jelas Ara.

“Berapa lama disana?” sela Carista.

“Belum tau, Car. Paling lama seminggu. Paling cepat 3 hari. Tergantung sikon disana nantinya. Kalau kerjaan cepat kelarnya, aku akan segera kembali,” papar Ara.

“Sudah minta izin sama ayah dan bunda, Ra?” tanya Carista.

“Kemaren sudah minta izin, Car. Diizinkan ayah dengan syarat hati-hati disana. Lagian kan ini kegiatan kampus bukan kegiatan pribadi aku, nggak mungkin ayah nggak mengizinkan,” jawabku.

“Berarti aku sendirian dong disini? ucapnya dengan memajukan bibirnya kedepan. Yang langsung membuatku tertawa melihat ekspresi Carista.

“Kan nggak lama, Car. Kalau bisa di press jadwalnya nanti, aku akan pulang cepat, Car!” jelas Ara.

“Nggak asyik, Ra. Baru juga pindah kesini. Aku udah mau ditinggal sendirian. Cuma janji manis kamu saja bakal pulang cepat. Nyampe disana pasti lupa semuanya!” sungut Carista dengan kecerewetannya.

“Atau kamu mau ikut?” aku menawarkan Carista untuk ikut bersama

“Memangnya bisa?” sorak Carista.

“Ya bisalah. Kan aku yang punya acara. Kenapa nggak!” tegas Ara.

“Trus, kerjaanku gimana? Apa Kevin bosku yang seenaknya itu akan mengizinkan?” Pertanyaan Carista dengan nada bingung.

“Ya, ambil cuti lah Car. Bilang sama Kevin kalau aku yang mengajakmu. Kapan lagi mau liburan, kerjaan mulu. Belum juga lahir, kerjaan ini juga sudah ada, Car,” bujuk Ara.

“Nggak lah Ra, ntar bonusku hilang,” jawabnya sambil tertawa.

“UUD lagi kan. Ujung-Ujungnya Duit. Bentar lagi kamu bakalan jadi jutawan kalau kayak gini, Car!” ucapku sambil tertawa.

“Pastinya nggak akan bisa mengalahkanmu, Ra!” ledeknya lagi.

by the way fasilitasnya boleh dong aku pakai, selama kamu nggak disini?” tanya Carista.

“Boleh lah, Car. Nanti kunci mobil ditinggalkan. Kamu bisa pakai mobil aku ke kantor. Kan lumayan hemat ongkos. Biar cepat proses jadi jutawannya,” candaku dengan tertawa lepas

“Bensinnya bagaimana?”

“Aku akan isi full, Car! Uang belanja kamu selama aku tinggalkan juga akan aku kasih.”

“Yeaayyyy, aku bahagia banget rasanya Ra!” ucap Carista sambil tertawa.

“Dasar nggak mau rugi sedikitpun,” omel Carista.

Related chapters

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 7

    Begitulah Carista, semuanya tidak akan terlepas dari uang.Carista sangat pelit kalau sudah berurusan dengan yang namanya uang, dia tidak akan mau dirugikan sedikitpun.Tapi meskipun Carista begitu, aku sangat menyayanginya karena Carista adalah sahabat terbaik sekaligus orang kepercayaan bagiku.Dia selalu ada setiap kali aku membutuhkan. Carista yang selalu menemaniku dalam suka dan duka.Bahkan saat aku dalam keadaan sangat terpuruk sekalipun, Carista selalu hadir menemani.Suara bel menghentikan obrolan kami. Carista beranjak menuju pintu untuk menerima makanan yang dipesan melalui kurir.“Bayarnya, Ra!” interupsinya dari pintu.“Pakai uangmu dulu kan bisa, Car!” pekik Ara.“Nggak bisa Ara. Ntar aku lupa!” teriak Carista tak mau kalah.“Ya Tuhan, ini anak pelitnya minta ampun!” jeritku dari dapur.“Biarin. Kan tadi sudah ada kesepakatan!” timpalnya.

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 8

    Gilang mengingat kembali pertemuannya dengan gadis yang menabraknya di Gramedia beberapa hari yang lalu.Pertemuan itu merupakan pertemuan yang kedua kalinya oleh Gilang, setelah sebelumnya juga bertemu di Restoran saat makan siang.Gilang penasaran dengan sosok gadis tersebut.Gadis dengan rambut panjangnya yang berwarna hitam bersinar, seakan menambah nilai plus pada dirinya.Kulitnya tidak putih seperti perempuan pada umumnya yang pernah dekat dengan Gilang.Akan tetapi lebih mengarah ke arah sawo matang dan jangan lupakan sebuah lesung pipi disebelah kanan pipinya yang menambah daya tarik kuat dimata para pria tak terkecuali dengan Gilang yang juga terbius pesona gadis tersebut.Melihat dari penampilannya dia bukanlah cewek yang feminim, tapi lebih kearah tomboy.Gilang tersenyum sendiri mengingat pertemuannya dengan gadis tersebut.Dia larut dengan pemikirannya sambil tersenyum-senyum sendiri sampai Gilang tidak m

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 9

    “Terserah kamu saja, Car!” Aku mulai malas meladeni Carista kalau penyakit musimannya ini sudah keluar.“Sampai disana jangan lupa kasih kabar, Ra!” sela Carista.“Pastinya, Car,” jawabku.“Jangan lupa oleh-olehnya juga!” ucapnya menambahkan.“Kamu mau oleh-oleh apa?” tanya Ara.“Apa aja deh, Ra. Yang penting enak,” cetis Carista.“It’s ok, Car!” ucap Ara.Pagi ini, halaman kampus sudah dipenuhi oleh mahasiswa yang akan ikut studi banding ke Universitas Negeri Padang yang berada di Provinsi Sumatera Barat.Mereka sudah lengkap dengan bawaannya masing-masing.Diparkiran kampus sudah berjejer tiga buah bus kampus, yang akan membawa semua mahasiswa peserta Studi Banding dan Dosen yang mendampingi menuju Bandara.Peserta studi banding kali ini terdiri dari seratus orang mahasiswa/mahasiswi, dan ada sepuluh orang dosen pembimbing

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 10

    “Morning too, Gilang!” senyumku.Aku terpaku menatap senyuman Gilang yang sangat menawan dengan dua lesung pipi di pipinya.“Jangan terlalu lama menatapku, Kia! Ntar kamu jatuh hati. Aku tahu kok kalau aku keren!” canda Gilang yang disusul dengan suara tawanya.“Hahahah. Nggak segitunya kali Lang!” kekehku.“Kia, kita kesana yuk!” ajak Gilang sambil menunjuk sebuah tempat yang ada diseberang lautan.Tempat tersebut merupakan sebuah pulau kecil. Kesana bisa ditempuh dengan perahu yang disewakan disekitaran pantai.Kami pun berjalan menyusuri pantai, dengan menggunakan perahu yang disewakan nelayan, yang berkapasitas 20 orang sekali jalan.Perjalanan sangat menyenangkan, karena aku penyuka tantangan.Akan tetapi, perjalanan cukup menegangkan bagi yang belum biasa naik perahu.Diiringi deburan ombak, sekitar 30 menit sampailah kami di tempat tujuan karena lokasi yang menyebera

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 11

    Kiara gadis yang baik, ramah, dan supel menurutku.Wawasannya juga lumayan tinggi. Sepertinya latar belakang pendidikannya juga oke, terbukti dari cara dia menjelaskan segalanya kepadaku.Ya, disinilah aku sekarang didepan penginapan Kiara, untuk keluar bersama mencari makanan yang bisa dinikmati dengan menu khas Padang.Kiara menyuruhku menunggu diluar saja, karena menurutnya nggak enak dipandang jika laki-laki dan perempuan didalam rumah berduaan.Untuk yang kesekian kalinya, Gilang terpana dengan Kiara. Sebuah alasan yang masuk akal menurutku.Aku berasumsi bahwa Kiara gadis yang baik, yang tidak sembarangan dengan laki-laki.Gadis yang masih memegang tradisi dan sopan santun yang masih kental.Sekitar 20 menit menunggu, akhirnya yang kutunggu pun keluar dengan blouse lengan panjang selutut berwarna putih, dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam.Flat shoes putih, dan sebuah sling bag Louis Vuitton berwarna putih dengan

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 12

    Finally, setelah menikmati makanan dan minuman yang telah mereka pesan selama lebih dari dua jam lamanya, merekapun berdiri untuk membayar semua tagihan yang telah mereka nikmati tadi.“Aku yang bayar, Kia!” tegas Gilang saat Kiara akan mengeluarkan uang untuk membayarnya.“Nggak usah, Lang. Biar aku saja yang bayar,” tolak Kiara.“Aku saja. Nggak baik juga kalau cewek yang bayar. Sekalian aku yang traktir,” balas Gilang.“Yakin, nich?” tanya Kiara.“Sure!” angguk Gilang penuh keyakinan.“Terima kasih, Lang,” ucap Kiara.“Sama-sama, Kia," jawab Gilang sambil tersenyum.Mereka berjalan menuju kasir untuk membayar semua tagihan selanjutnya berjalan menuju mobil yang berada di parkiran restoran.“Kita kemana lagi?” tanya Gilang sambil memasangkan seat belt pada Kiara.Yang langsung membuat Kiara membeku untuk sepersekian d

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 13

    Setelah menunaikan kegiatan melukisnya selama dua jam, akhirnya Ara selesai juga dengan lukisannya.“Finish!” senyum Ara mengembang sambil memandang hasil lukisannya sore ini, dan menoleh ke arah Gilang yang tidak berkedip.“Selesai, Lang. Balik sekarang, atau bentar lagi?” tanyanya melihat Gilang yang tetap bungkam tanpa suara.“Bentar lagi, Kia! Lukisannya sangat bagus,” puji Gilang yang berhasil membuat rona kemerahan di wajah Kiara.“Terima kasih, Lang,” ujar Kiara.“Sama-sama, Kiara,” jawab Gilang.“Lukisannya sudah selesai semuanya?” tanya Gilang.“Poin yang penting-pentingnya sudah, Lang. Nanti tinggal finishing saja di penginapan atau ntar kalau sudah kembali ke Jakarta!” jelas Kiara.“Aku mau lukisannya!” pinta Gilang.“Boleh. Tapi di selesaikan dulu,Lang,” jawab Kiara.“Baiklah,” senyum

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 14

    Mereka menempuh perjalanan lebih kurang selama dua puluh menit.Akhirnya jam delapan malam, mereka pun sampai di penginapan Kiara.Gilang mengantarkan Kiara sampai ke depan pintu penginapannya berhubung karena Gilang yang membawa tas ransel Kiara tadi.Setelah meletakkan tas ransel tersebut di dekat pintu masuk, Gilang langsung menuju ke parkiran untuk kembali ke hotel tempatnya menginap, dan diikuti Kiara disampingnya.“Terima kasih untuk hari ini, Lang,” ucap Kiara dengan senyum manisnya.“Sama-sama, Kia. Seharusnya, aku yang berterima kasih, karena sudah diizinkan untuk ikut denganmu,” jawab Gilang sambil tersenyum."Sama-sama kalau begitu. Aku juga sudah ditemani dari tadi," ucap Kiara.“Sampai jumpa besok, Gilang. Hati-hati dijalan,” Kiara menambahkan.“Baiklah. Besok tunggu aku sampai datang, ya,” Gilang mengingatkan kembali karena takut akan ditinggal jika terlambat.

Latest chapter

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 96

    Memikirkan malam pertama saja sudah membuat kepala Ara terasa berat, apalagi memikirkan cucu seperti yang di bicarakan oleh mamah mertuanya dengan sang bunda.Setelah merasa baikan, Ara kembali ke depan dengan mamah mertuanya dan juga sang bunda yang berdiri di kiri dan kanannya.Bianca juga sudah berdiri dengan anggunnya di depan pelaminan.“Terima kasih, Kak. Akhirnya doa aku di kabulkan sama Tuhan.” Ara tersenyum kepada Bianca seraya mengusap kepala gadis itu dengan sayang. Gadis yang semenjak kenal dengannya sudah di anggapnya sebagai adik itu, hari ini resmi menjadi adik iparnya.Selanjutnya di lanjutkan dengan sesi pemotretan untuk para tamu yang masih tersisa dan foto foto bersama keluarga lainnya.Akhirnya rangkaian acara pesta pernikahan Gilang dan Ara selesai juga. Besoknya adalah hari yang paling membahagiakan bagi pasangan pengantin baru tersebut. Gilang sudah menyusun rencana honeymoon mereka dengan sangat matang tanpa meli

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 95

    “Sudah, lanjutkan jalannya, tidak enak dilihatin sama para tamu undangan.”“Tapi…” Fenna dan Carista menarik Ara pelan agar terus berjalan.DiantaraTanpa sadar mata Ara memperhatikan tulisan namanya di dinding aula yang tertulis dengan sangat indah dengan tinta gold, terpajang di atas panggung pelaminan. Kemudian, dia melihat senyum cerah seseorang yang menunggunya di atas panggung sana. Air mata Ara menetes tanpa bisa ditahannya. Pria misterius tersebut malah tertawa saat melihat wanita yang sekarang telah resmi menjadi istrinya itu menangis.“Selamat ya sayang.” Ara melihat ayah dan bunda nya yang tertawa ke arahnya. Ara benar benar menangis karena semua orang telah mengerjainya dengan sangat bagus. Hingga teguran dari sang bunda membuatnya kembali melanjutkan langkah kakinya menuju panggung.“Istriku cantik banget hari ini,” bisik Gilang seraya mengulurkan tangannya kepada Ara. Gilang langs

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 94

    Perjalanan menuju tempat pernikahan membuat Ara berdebar debar. Gadis itu harus menghirup dan menghembuskan nafasnya beberapa kali untuk mengurangi rasa gugup yang datang menghapirinya.Di belokan pertama, kepala Ara mulai mengernyit pasalnya dia masih ingat dengan jalanan itu, jalan menuju hotel yang di lihatnya bersama Gilang waktu itu. Tetapi masih berpikir positif, mungkin saja jalannya memang sama, lagian dia juga tidak hafal dengan jalan di Negara ini.Hingga akhirnya mobil berbelok menuju Axana Hotel. Kakinya langsung gemetar, kenapa bisa di sini. Bukannya ini tempat yang di reservasi Gilang waktu itu?“Kok kita ke sini, bunda?” Fenna menoleh kemudian tersenyum. Carista dan Ayu yang duduk di sampingnya juga ikut tersenyum.“Iya, memang tempat pernikahannya di Axana Hotel sayang.” Mata Ara melebar. Posisi duduknya langsung menjadi tidak nyaman.“Ini tempat Gilang akan menikah juga hari ini.” Fenna pur

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 93

    “Wow, kamu hebat, Kia. Hidung Belinda mengalami patah tulang dan tangannya juga parah,” sahut David dengan mata yang tidak beralih dari layar gadget nya.“Kamu tau dari mana?” Ara menoleh kepada David.“Lihat berita online Kia. Berita kamu menjadi trending topic hari ini,” puji David penuh semangat.“Itu jurus dapat dari mana?” Gilang menghentikan mobilnya di cafe terdekat karena mereka harus mencari tempat duduk agar dia bisa mengorek informasi dari gadis pujaannya itu.“Itu namanya jurus terdesak. Aku tidak menyangka jika akan separah itu.” Ara tertawa bahagia setelah melihat berita yang disodorkan oleh David kepadanya. Sungguh diluar dugaan, jika dia bisa membuat Belinda terluka parah.David menatap Ara dengan bergidik “Lha, jurus terdesak saja sangat gawat efeknya, apalagi jurus yang memang sudah di rencanakan.”“Sekarang aku lagi mempersiapkan jurus rahasia bu

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 92

    “Kapan kejadiannya?” tanya Gilang dengan wajah memucat.“Kenapa? Tumben kamu peduli. Biasanya juga tenang saja saat melihat video seperti itu.” David menatap Gilang dengan kening berkerut.“Kapan kejadiannya?” Gilang mengulang pertanyaannya dengan suara yang lebih keras.“Kejadiannya baru sekitar sepuluh menit yang lalu.” Gilang segera menyambar kunci mobil yang terletak di atas meja setelah mendengar jawaban David.“Hei, kamu mau ke mana? Aku ikut.” Gilang mempercepat langkahnya seraya menghubungi Ara, sialnya gadis itu malah tidak menjawab panggilannya.“Ada apa sih, Lang? Kok panik banget?” David berjalan dengan setengah berlari untuk mengejar Gilang yang telah masuk ke dalam mobil.“Perhatikan cewek yang ada dalam video tersebut.” David memutar ulang video tersebut.“Belinda kan? Judul beritanya juga nama dia kok,” ucap David dengan nad

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 91

    “Kapan kamu terakhir kali bertemu dengan Kiara?” tanya Belinda yang masih belum yakin dengan penglihatannya.Gilang menatap Belinda dengan rasa benci yang mendalam akan tetapi dia berusaha untuk tenang. Walau bagaimana pun, Gilang tidak ingin gegabah dalam menghadapi ular betina ini, salah salah langkah bisa bisa nyawa Kia yang akan menjadi korbannya.“Tahun lalu,” ucap Gilang dengan tatapan yang tidak terlepas dari Belinda. Dia terus mengamati gerak gerik perempuan licik tersebut.“Owh, sudah lama banget rupanya,” sahut Belinda berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya akan tetapi bukan Gilang namanya jika dia tidak bisa mengetahui perangai Belinda.“Jangan pernah menyentuh Kiara, karena dia tidak ada hubungan sama sekali dengan aku. Satu hal yang harus kamu ingat, jika kamu mengganggunya maka bisa aku pastikan kamu akan menerima akibatnya dan akan membusuk di penjara,” ucap Gilang seraya mencengkram lengan

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 90

    “Tuh kan cantik banget, senyum dikit sayang bunda mau foto. Kemarin dia juga minta bunda buat fotoin kamu saat lagi fitting baju.” Fenna mengambil beberapa gambar cantik putrinya dan langsung mengirimkannya kepada calon menantunya itu dengan penuh semangat.“Kamu udah cocok atau ada yang mau di perbaiki lagi sayang atau ada yang mau ditambahkan?” Nia bertanya dengan lembut. Ara melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada di hadapannya, semuanya sudah terlihat sangat sempurna.“Udah cocok kok tante.” Nia tersenyum bahagia.“Semuanya sudah oke yah?” Ara mengangguk dan sang bunda juga ikut tersenyum bahagia.“Dasar orang yang berjodoh, seleranya pun sama.” Celetuk Fenna yang mengundang kekehan Nia dan beberapa pegawai toko di sana.“Namanya yang berjodoh, pastinya enggak akan lari seleranya, jeng.” Nia tertawa pelan seraya memperhatikan Ara yang sudah mulai bosan dengan suas

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 89

    Gadis itu menoleh kepada Gilang “Aku pengennya malah melihat undangan karena penasaran dengan mempelai wanitanya.” Gilang langsung tertawa lebar dan segera mengajak gadis itu ke bagian lainnya. Setelah urusan di sana selesai mereka segera meninggalkan gedung dengan perasaan gembira bagi Gilang dan terluka bagi Ara.“Oh iya. Bagaimana persiapan pernikahan kamu?” tanya Gilang saat mereka telah berada di dalam mobil.“Semua di handle bunda sama ayah. Kan mereka yang mengetahui calon menantunya itu.” Gilang malah tertawa lebar saat mendengar ucapan jutek gadis itu. Hingga mobil berhenti di pusat pembelajaan terbesar di kota Amsterdam.“Hari ini aku yang bayar semua keperluan kamu untuk pernikahan nantinya.” Gilang segera turun dari mobil dengan menggenggam tangan Ara.“Enggak perlu, Lang,” tolak Ara dengan senyuman getir nya. Andai calon suaminya adalah Gilang, pastinya dia akan sangat bahagia sekara

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 88

    “Bagaimana jika ternyata memang aku pria misterius itu?” ucap Gilang balik bertanya. Dia juga ingin mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Ara nantinya.“Pastinya bukan kamu Lang, karena aku tidak mau di duakan dengan wanita lain.”“Ini kan, jika seandainya Kia.”“Jika ternyata pria misterius itu adalah orang yang aku kenal secara dekat. Maka, tunggu saja pembalasan aku selanjutnya setelah menikah nantinya. Sekarang dia yang mengerjai aku, maka nantinya aku yang akan mengerjainya.” Ara tersenyum puas hingga lesung pipinya terlihat dengan jelas dan wajahnya yang memancarkan kebahagiaan yang tiada duanya.Gilang bergidik ngeri saat melihat ekpresi gadis itu hingga dia terpikir sendiri tentang ucapan Ara.“Ya sudah, sekarang kita keluar sebentar. Aku ada janji dengan pihak WO dan mengurus semua keperluan pesta nantinya,” ucap Gilang kepada Ara yang langsung membuat gadis itu lesu. Baru juga

DMCA.com Protection Status