Beranda / Romansa / Mencintai Seorang Climber / 15. Mendadak Pulang Kampung

Share

15. Mendadak Pulang Kampung

Penulis: Yanti Soeparmo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-25 19:37:01
Masih banyak waktu untuk menunggu keberangkatan. Bibi yang bernama Rumsih itu mengeluarkan makanan yang tadi dibelinya, ada lontong isi oncom, bakwan sayur, lemper isi ayam dan pisang molen untuk sarapan. Marco mulai makan, dan menyuruh Maryam juga makan. Di pool travel itu ada juga toko oleh-oleh, di toko itu bibi membeli air mineral buat minum majikannya.

“Den, bibi mau belanja sekarang aja ya.”

“Belum buka supermarketnya.”

“Bibi nggak belanja di supermarket, mau belanja di pasar aja. Bibi hapal daerah sini, di dekat sini ada pasar. Bibi mah lebih senang belanja di pasar daripada di supermarket. Bibi mau naik angkot aja.”

“Bibi naik taksi aja.” Marco mengambil ponselnya, hendak pesan taksi online.

“Naik angkot juga nggak apa-apa atuh Den. Bibi mah lebih senang naik angkot.”

“Ya sudahlah, terserah bibi aja. Uang belanja sudah dibawa, kan?”

“Sudah atuh. Bibi pergi dulu ya.”

“Nanti pulangnya naik taksi aja ya Bi, angkot nggak masuk ke kompleks kita.”

Bi Rumsih cuma ter
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mencintai Seorang Climber   16. Konflik dari Masa Lalu

    Cepi menceritakan sebuah situasi saat pembentukan organisasi Adventure. Ceritanya sebagai berikut:Pada mulanya ada beberapa organisasi pencinta alam di kampus Universitas Taruma Bandung, yang didirikan pada setiap fakultas. Tak jarang secara bersamaan mereka mengajukan proposal kepada pihak kampus, untuk mengadakan kegiatan tertentu. Karena tidak mungkin memprioritaskan fakultas tententu, lantas Rektor membuat aturan, bahwa setiap Unit Kegiatan Mahasiswa cuma diizinkan memiliki satu wadah resmi. Jika ada lebih dari satu organisasi untuk kegiatan yang sama, maka organisasi-organisasi itu harus dileburkan jadi satu, demi memudahkan pendanaan dan kontrol dari pihak kampus.Dengan aturan itu, maka 7 organisasi pencinta alam di 7 Fakultas, harus digabung jadi satu. Saat itu banyak yang menolak, karena ego fakultas masing-masing, tapi juga tak sedikit yang setuju. Rektor memberi batas waktu untuk pendirian organisasi yang baru. Jika mayoritas para pendaki gunung itu tetap menolak organisas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Mencintai Seorang Climber   17. Kesaksian Marco

    Marco datang memenuhi panggilan Polrestabes Bandung. Statusnya sebagai saksi. Inspektur Ekky Wahyudi tadinya mengira Marco bakal datang bersama pengacara, karena Marco adalah putra dari seorang pengusaha kaya yang sanggup membayar jasa pengacara terkenal. Ternyata Marco datang sendiri.“Apakah Anda tahu, kalau jus beracun itu kemungkinan besar ditujukan kepada Anda? Tapi salah sasaran malah diminum oleh Raymond.” tanya Inspektur Ekky, sang penyidik.“Saya tidak tahu.” jawab Marco.“Menurut info yang kami dapat dari beberapa mahasiswa, Anda pernah berselisih paham, bertengkar, bahkan berkelahi dengan orang lain, kan?”“Ya, tapi kejadiannya sudah lama.”Inspektur Ekky menatap tajam pada Marco. “Ceritakan saja, kapan, di mana, dengan siapa, dan karena masalah apa, Anda berkelahi!”Dengan berat hati, akhirnya Marco bercerita tentang perseteruannya dengan beberapa orang. Semuanya berkisar pada pembentukan Adventure, organisasi pencinta alam kampus. Kisah yang dituturkannya kurang lebih sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Mencintai Seorang Climber   18. Asumsi

    Marco menceritakan hal-hal yang dia lakukan pada hari tewasnya Raymond.“Dari chat di grup WA, ada berita kalau Raymond di rumah sakit, tapi sudah meninggal. Waktu itu saya kira Raymond mendadak sakit, atau kena serangan jantung. Keluarga Raymond minta jenazahnya diautopsi. Saya dan beberapa rekan mendatangi rumah Raymond, sampai malam menunggu kedatangan jenazahnya.”“Kapan Anda tahu, kalau Raymond tewas karena keracunan?”“Mungkin besoknya. Ada rekaman video di grup WA Adventure, isinya pernyataan dari orang tua Raymond, katanya autopsi sudah selesai dan sudah ada hasilnya. Penyebab kematian Raymond karena keracunan arsenik. Menurut dokter, arsenik itu ada dalam makanan yang paling akhir masuk ke lambung Raymond, yaitu jus alpukat.”“Apakah Anda sempat berpikir, tentang jus alpukat yang Anda pesan?”“Iya, saya teringat jus alpukat saya yang ditukar dengan jus mengkudu. Waktu di homebase, saya tidak kepikiran, dikemanakan jus alpukatnya? Tapi saat mendengar hasil autopsi, saya kaget

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Mencintai Seorang Climber   19. Accessory to Murder

    Ipda. Binsar tak bisa menerima asumsi seperti itu. “Bagaimana kalau jus alpukat itu salah sasaran, bukan diminum oleh Raymond, tapi malah diminum oleh orang lain. Marco kan, nggak bisa mengendalikan hal itu?” Iptu. Ekky masih memaparkan pemikirannya. “Nggak ada anggota Adventure yang berani ngerjain Marco, kecuali Raymond yang kentara tidak suka pada Marco. Sejak awal Marco sudah menduga, kalau ada orang yang berani iseng pada makanannya, orang itu pasti Raymond!” Ekky lanjut berujar, “Saya kira, saat Marco berada di tenda es buah dan tenda bakso, dia selalu memandang ke luar tenda. Menurut Marco, dia melihat apakah dosen walinya sudah datang, atau belum. Padahal mungkin saja Marco lagi mengintai Raymond, sudah datang atau belum, sudah masuk ke homebase atau belum. Saat dilihatnya Raymond datang ke kampus, dia buru-buru pesan jus alpukat itu." Inspektur Ekky masih berasumsi. "Untuk mengaburkan penyelidikan polisi kelak, dia masuk ke tenda bakso, karena dilihatnya dua orang mant

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mencintai Seorang Climber   20. Fitnah yang Berbuah Skorsing

    Raymond berdiri di depan forum. “Rekan-rekan, saya akan beritahu siapa sesungguhnya orang yang selama ini memimpin kita! Dia gagal berangkat ke Jayawijaya karena hasil tes urinenya positif mengandung narkoba! Dia bilang sama kalian semua, kalau dia cuti, padahal dia kena skorsing akibat kasus narkoba itu! Tadinya mau di DO, tapi Rektor kita segan sama bokapnya, makanya hukuman buat dia cuma skorsing satu semester! Nah, apa kalian masih mau dipimpin oleh Marco?!”Tak ada yang menjawab, semua mata menatap ke arah Marco. Kemudian Marco berdiri, lalu menghampiri Raymond. Tiba-tiba Marco mencengkeram kerah baju Raymond, lalu menyeretnya keluar ruangan. Di teras homebase, Marco menghempaskan tubuh Raymond ke climbing wall. “Nggak ada orang yang tahu soal hasil tes urine itu…!” desis Marco di dekat kuping Raymond. “Bokap gua sudah wanti-wanti sama rektor supaya jangan ada yang tahu kalau gue kena skorsing! Lantas bagaimana lo bisa tahu, hah?!”“Ha ha ha… karena gue nggak lolos seleksi ke Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Mencintai Seorang Climber   21. Tersangka

    Maryam bicara pada Marco, “Anggota yunior itu bilang ke aku kalau kamu berantem sama Raymond. Mereka jadi merasa nggak nyaman, terus minta aku ngomong sama kamu, supaya kamu dan Raymond bisa akur lagi.” Marco menoleh ke arah homebase, banyak yunior sedang ngumpul. “Mau-maunya ya, kamu disuruh sama brondong-brondong itu!” “Ah capek deh Marco, ngomong sama kamu suka bikin stres!” “Masak sih?” Marco malah ketawa, “Tapi kamu suka, kan?” Maryam tetap pasang wajah serius. “Begini saja Marco … kalau besok lusa Raymond datang ke kampus, kamu akan membiarkannya kuliah dengan tenang?” Marco juga akhirnya serius. “Kalau Raymond mau datang ke kampus, ya datang aja. Mau kuliah, ya kuliah aja. Aku nggak ada urusan!” “Bener nih, nggak ada urusan?” desak Maryam. Marco diam saja. Setelah itu, Marco kelihatan lebih tenang. Malah dia berjanji pada seluruh anggota Adventure, tidak akan lagi membawa organisasi ke dalam konflik fisik, baik dengan sesama anggota, juga dengan pihak lain. Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Mencintai Seorang Climber   bab 22. Candle Light Dinner

    Para anggota UKM Adventure ibarat anak ayam kehilangan induk, dan sarang, karena komandan mereka tewas, dan komandan lamanya ditahan polisi. Homebase disegel dengan police line. Setiap orang yang melewati homebase itu merasakan sebentuk kemuraman di lingkungan kampus. Tak ada orang berkumpul di teras homebase, tak ada suara obrolan dan ketawa ngakak, tak ada suara musik. Tak ada juga yang mau latihan memanjat climbing wall, padahal climbing wall tidak diberi police line. Yang ada cuma sepi. Maryam sudah kembali ke Bandung. Dari info di grup WA mahasiswa, dia sudah tahu soal penahanan Marco sebagai tersangka. Maryam datang ke kampus buat konsultasi skripsi dengan dosen. Dia tertegun saat melewati homebase, menatap pintu yang tertutup rapat, padahal biasanya pintu itu selalu terbuka lebar untuk siapa saja. Maryam teringat tahun-tahun telah lewat, dia pernah beberapa kali berdiam cukup lama dalam homebase untuk memasak. Dua kali Maryam dan rekan-rekannya memasak di homebase, untuk acar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Mencintai Seorang Climber   bab 23. Kita Tidak Sebanding

    Cepi menelepon seorang satpam yang bekerja di rumah Marco. Cepi memang sudah mengenal para satpam yang bekerja di rumah keluarga Marco, karena dia sering menginap di rumah itu. Saat ini Cepi sedang memantau kondisi Marco.“Gimana hasil pertemuan Big Bos dengan pengacaranya?” tanya Cepi. Yang dia maksud dengan Big Bos adalah Ardianto Wiratama, ayahnya Marco. Untuk Marco, kata sandinya adalah Bos Junior. Sedangkan untuk polisi, mereka pakai kata sandi Ladusing, mengambil nama Inspektur Ladu Singh dalam film kartun anak-anak. “Yang saya dengar, Big Bos belum bisa mengupayakan penangguhan penahanan untuk anaknya.”“Kenapa?” Cepi heran. “Kalau anak pengusaha tajir tidak bisa keluar dari tahanan dengan jaminan bapaknya, gimana dengan anak kere?”“Nggak tahu Kang. Tapi saya sempat nguping obrolan Big Bos dengan pengacaranya, katanya Bos Junior tidak menyangkal semua tuduhan yang dialamatkan padanya! Satu-satunya yang dia sangkal, adalah saat Ladusing menanyakan apakah dia punya hubungan pri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06

Bab terbaru

  • Mencintai Seorang Climber   bab 82. Marco Menikah Dengan Janda?

    Sore itu Maryam datang ke rumah sahabatnya yang bernama Nining. “Skripsimu sudah selesai, Ning?” tanya Maryam. Walau Maryam dan Nining satu angkatan di FKIP, namun Maryam sudah lulus duluan. Sementara Nining agak mandeg karena ternyata masih ada satu mata kuliah yang belum lulus. “Skripsi sudah kelar, sudah acc, tapi aku belum bisa daftar sidang sarjana kalau masih ada mata kuliah yang belum lulus. Tapi mudah-mudahan semester ini semua urusan kuliahku sudah selesai.” Nining menatap Maryam, dia merasa sepertinya Maryam punya urusan penting. “Gimana, kerja di butik enak ya? Bener ya, itu butik punya mamanya Marco?” “Ning, aku sedang betul-betul bingung. Beberapa hari lagi aku akan berhenti kerja dari butik itu, aku nggak sanggup kerja di perusahaan milik keluarga Marco….” “Hah? Kenapa? Apakah mamanya Marco itu orang yang julid?” Maryam malah terdiam, dia ingat belum cerita pada sahabatnya itu tentang rencana pernikahannya dengan Marco. “Maryam, ada apa?” “Sebenarnya Marco sudah

  • Mencintai Seorang Climber   bab 81. Mencari Miss Lyla

    Susie berdiri di dekat sebuah food corner, di BIP (Bandung Indah Plaza). Mal besar itu belum terlalu ramai oleh pengunjung. Aroma masakan menggoda hidungnya. Beberapa orang duduk di dalam restoran fast food itu, menikmati burger, friend chicken, kentang goreng, es krim, dan soft drink. Susie masih menunggu. Hingga akhirnya dia tertegun melihat seorang wanita yang berjalan menghampirinya. Wanita itu …. “Hallo, kita ketemu lagi.” Wanita itu juga melihat Susie, lalu mendekati hingga hanya berjarak satu meter. “Maaf telat, banyak kerjaan di kantor.”Susie menatap lekat pada wanita itu. “Saya Lyla, yang kamu lulurin waktu hari Rabu, minggu lalu, dan yang kamu telepon kemarin. Oh ya, kamu nggak terlalu mengenali saya dalam pakaian kerja kan? Karena di ruang lulur itu kamu lebih sering memandangi punggung saya. Hmmm, panggil saja saya Mbak Lyla.”“Ya, ya, mungkin begitu. Memang Mbak Lyla yang waktu itu saya lulurin, saya masih ingat wajah Mbak.” Susie masih terkesima.“Ada perlu apa sih, k

  • Mencintai Seorang Climber   bab 80. Poligami

    Pagi itu Maryam masih berada di rumah Wati, mengobrol.“Maryam, kamu benar-benar nggak mau lagi kembali sama Marco?”“Kalau aku kembali sama dia, berarti aku merebut suami dari wanita lain! Aku nggak mau disebut pelakor. Aku dari keluarga miskin, minimal aku masih punya harkat dan martabat sebagai wanita, walau nggak punya harta. Kalau sampai aku jadi pelakor, kayaknya aku ini sudah nggak punya apa-apa lagi. Pelakor itu kayaknya sudah dianggap sebagai kasta paling rendah dari seorang wanita.”“Jadi kamu masih tetap merasa yakin, kalau Marco adalah pria yang menikahi Lyla secara siri?”“Kalau bukan dia, siapa lagi?”“Alasan pria menikahi seorang wanita secara siri, umumnya kan, karena si pria itu sudah beristri, dan tidak mau istri tuanya tahu soal pernikahannya. Tapi Marco masih bujangan, kenapa juga dia harus menikah siri? Apa alasannya?”“Mungkin karena mamanya tidak merestui hubungan Marco dengan Lyla, makanya mereka menikah siri.”“Masuk akal juga, toh dulu aku juga nggak direstui

  • Mencintai Seorang Climber   bab 79. Permintaan Marco

    Maryam membuka pintu kamarnya, menyapukan debu dari dalam kamar, lalu sekalian menyapu teras. Setelah itu kamar dipel. Kegiatan rutinnya setiap pukul enam pagi, setelah mencuci pakaian. Namun, pagi itu dia tertegun, saat baru saja selesai mengepel kamar, dia melihat Marco berjalan di koridor antara kamar-kamar kos, memasuki teras bagian belakang rumah kos itu. Kamar Maryam ada di bagian belakang, dekat dengan tempat menjemur pakaian. Maryam yang sedang ada di teras kamar, tidak bisa menghindar dari Marco.“Mau apa ke sini?” tanya Maryam.Marco berdiri di hadapan Maryam. “Aku dengar, kamu mau keluar kerja dari butik? Sudah dapat pekerjaan baru?”“Belum….”“Jadi kenapa kamu keluar? Terus nanti mau ngapain? Cari kerja sekarang kan, susah!” Marco geleng-geleng kepala. “Begini saja Maryam, kalau misalnya kamu sudah nggak betah kerja di sana, ya usahakan dulu mendapat pekerjaan baru, setelah dapat, baru keluar. Supaya kamu nggak nganggur lama.”Maryam baru mau buka mulut untuk menjawab, ta

  • Mencintai Seorang Climber   bab 78. Body Care Center

    Body Care Center Paradise, terletak di bagian belakang Hotel Paradise on The Hill. Pemandangan di siang hari sangat indah, dengan bukit dan gunung tampak di kejauhan, dan di sekitar lokasi tersebut beraneka bunga bermekaran. Body care center itu memang dikelilingi oleh taman bunga dan kolam. Udara pegunungan yang sejuk, serta aroma bunga nan harum, adalah terapi alami bagi kaum eksekutif yang ingin melakukan relaksasi di tempat itu. Sembari menikmati fasilitas perawatan tubuh, berupa spa, sauna, lulur, pijat, manicure, pedicure, dan perawatan wajah serta rambut. Bayangkan, betapa nyamannya dipijat sambil menikmati suara gemericik air dan kicau burung di taman itu.Pada malam hari, body care center itu tetap diminati pengunjung. Para eksekutif yang tak punya waktu senggang di siang hari, dapat memanfaatkan waktu luangnya di malam hari untuk melakukan perawatan tubuh. Peminatnya memang mayoritas wanita, tapi bagi pria pun sudah ada tempat khusus body care yang terpisah dari tempat wanit

  • Mencintai Seorang Climber   bab 77. Mobil Siapa?

    Para penyidik dari Polrestabes Bandung sedang membahas kasus pembunuhan di bridal milik Lyla.Iptu. Ekky bicara, “Pada malam itu Sobar tidak mau ditemani oleh Bento dan teman-temannya, mungkin karena Sobar berniat menjarah harta majikannya.”Ekky memberi perintah pada anak buahnya yang membantu penyidikan. “Panggil petugas siskamling di daerah itu. Jika benar ada mobil hitam yang parkir cukup lama di dekat halaman bridal, seharusnya para petugas siskamling melihat juga, tapi kenapa mereka tidak merasa curiga?”Beberapa jam kemudian datanglah tiga orang pria ke kantor polisi. Ketiga pria itu adalah petugas siskamling yang bertugas memeriksa keamanan lingkungan di kawasan Jalan Riau, pada hari Rabu malam, saat listrik padam.“Ya, kami melihat mobil itu Pak, Avanza hitam, atau mungkin biru tua, parkir dekat bridal milik Ibu Lyla.” jawab mereka akhirnya.“Apakah itu mobil milik Ibu Lyla?”“Bukan Pak. Mobil punya Ibu Lyla adalah sedan warna putih.”“Jadi benar malam itu ada mobil parkir de

  • Mencintai Seorang Climber   bab 76. Mobil Hitam di Tengah Malam

    Polisi kembali menjemput Kardun, Uday, Bento dan Jajang untuk diinterogasi. Mulanya mereka terus saja bicara berbelit-belit, untuk menghindari pertanyaan penyidik tentang kepergian mereka dari rumah Bento yang dijadikan arena main gapleh. Akan tetapi setelah beberapa jam masing-masing dari mereka ditanyai di ruangan terpisah, akhirnya mereka mengaku. Memang pada hari Rabu malam setelah pertandingan Persib Junior di Stadion Siliwangi, mereka berkumpul di rumah Bento. Namun kemudian, mereka keluar dari rumah Bento, untuk mendatangi Pink Flower Bridal. “Tapi sumpah Pak, kami datang ke bridalnya Ibu Lyla itu, bukan buat merampok…. Apalagi membunuh Sobar.” “Jadi mau apa kalian ke sana, hah?!” tanya Iptu. Ekky. “Mau lihat-lihat doang, Pak….” “Lihat-lihat kalau suasana sudah aman, sudah nggak ada petugas siskamling yang lewat, sehingga kalian bisa merampok bridal itu kan?!” bentak Iptu. Ekky, yang sudah lama hilang kesabarannya menghadapi keempat preman kampung itu. “Nggak Pak, s

  • Mencintai Seorang Climber   bab 75. Nikah Siri

    “Maryam, ada yang mau kutanyakan.” Wati duduk di sebelah Maryam, di ruang administrasi butik. Maryam menghentikan pekerjaannya mengecek laporan penjualan.“Kenapa kamu nggak pernah bilang, kalau kamu ternyata adalah calon menantunya Ibu Marianne?’ bisik Wati.“Nggak perlu lagi Mbak, semuanya batal.” jawab Maryam pelan.“Ya, aku tahu soal batal itu, dari Ibu Marian. Tapi… aku nggak menyangka kalau kamu punya hubungan dengan putranya Ibu Marian, nyaris menikah lagi.”“Sudah deh Mbak, jangan membahas masalah itu lagi.”“Ya, ya, kalian batal menikah kan?’ gumam Wati. “Apakah keluarga mereka nggak setuju dengan kamu? Maaf kalau aku bertanya seperti ini. Soalnya… dulu, enam tahun lalu, saat aku mulai kerja di butik ini, putranya Ibu Marian pernah pendekatan sama aku. Tapi kayaknya waktu itu Bu Marian nggak suka anaknya mendekati pegawai butik.”“Oh ya?” Maryam menoleh lagi pada Wati.“Eh, jangan salah paham Maryam. Bukan Marco yang waktu itu pendekatan sama aku. Kalau Marco kan, waktu itu m

  • Mencintai Seorang Climber   bab 74. Pengganti Maryam

    Marianne Wiratama menatap putranya yang sedang makan di meja dekat dapur. Baru saja Marianne datang ke rumahnya, untuk menegaskan kabar yang kemarin siang diberitakan oleh putranya.“Batal, atau diundur?”“Batal.” jawab Marco untuk ketiga kalinya. “Papa juga sudah kuberi tahu. Aku juga sudah bicara dengan kerabat kita yang di Cirebon, supaya membatalkan semua pesanan yang menyangkut urusan pernikahan.”“Tapi kamu sudah bayar uang muka buat gedung dan catering.” gumam Marianne, “baju pengantin juga sudah selesai dijahit.”“Uang muka sudah diambil lagi dari pengelola gedung dan pihak catering, tapi dipotong biaya pembatalan sebesar 25 persen dari uang muka yang sudah aku bayarkan. Maaf Ma, kalau aku membuat Mama kecewa, dan merasa dirugikan.” Marco memperkirakan uang yang amblas itu… mungkin sekitar 30 juta, sebagai cancelation fee. Baju pengantin belum dihitung berapa biayanya, karena dibuat di butik mamanya.“Kenapa kamu berubah pikiran, Marco? Bukankah waktu kita melamar Maryam, kamu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status