Yeni dibuat sangat syok ketika mendengar penuturan putrinya. Matanya membelalak dengan kedua tangan yang menutup mulut.“Jangan bercanda, nak. Tidak mungkin kamu ha–mil, kamu masih terlalu muda.” Ucap Yeni terbata, aliran darah mendadak terkumpul di jantungnya membuatnya jantungnya berdegup lebih cepat.“Tapi memang itu yang terjadi, Bu. Dan Bayu mau bertanggung jawab untuk menikahi Dany. Maafkan Dany Bu, Dany tidak bisa menjaga diri.” Ucap Dany terisak. Rasa bersalah kepada wanita yang sudah melahirkannya. Tidak bisa menjaga amanat dari orang tuanya.“Astaga Dany, apa yang kamu lakukan, Nak? Apa kesalahan ibu yang membuat ini terjadi?” Air mata Yeni luruh, dia begitu kecewa mendengar berita itu. Tak menyangka hal memalukan itu terjadi dalam kehidupan anak gadisnya. “Ibu gak salah, justru Dany yang salah. Dany minta maaf buk. Tolong restui kami, Bu.” ucap Dany pilu.Bayu memandang interaksi antara kedua wanita itu dengan perasaan bersalah. Sungguh ini pun karena kesalahannya, tak seh
Setelah berbicara jujur pada Bu Yeni, kini mereka tengah menunggu ayah Dany. Dany telah mengganti seragamnya dengan baju rumahan.Sembari menunggu kepulangan ayah Dany, mereka melakukan makan siang bersama dengan Bayu. Di sela-sela kegiatan makan, Yeni bertanya tentang kehamilan putrinya.“Nak, sudah berapa bulan? Kamu sudah periksa ke dokter kandungan?”“Sudah Bu, sekali saja Dany periksa.” Jawab Dany dengan pandangan menunduk, dia hanya mengaduk-aduk nasi dan sayur di piringnya.Nafsu makannya kembali menurun, apalagi mendapati sayur kuah yang disajikan. Suapan pertama, sungguh membuat perutnya kembali bergejolak. Dengan langkah tergesa-gesa ia berjalan cepat menuju toilet sambil menutup mulutnya.Yeni yang melihat tingkah putrinya, segera mengikutinya.Dany memuntahkan isi perutnya. Sementara Yeni yang berada di belakang putrinya, melihatnya miris. Dia merasa iba, di usia Dany yang belum cukup dewasa namun harus merasakan penderitaan karena kehamilannya.Tak terasa air matanya kemb
Tangan Handoko mendarat di kepala putrinya. Membuat Bayu dan Yeni sangat terkejut dibuatnya.Dany terhuyung saking kuatnya tamparan itu, hingga tubuhnya oleng. Namun Bayu sigap menangkap tubuh lemah Dany.“Bapak!! Apa yang bapak lakuin?” Teriak Yeni panik. Segera ia mendekati putrinya yang kini tak sadarkan diri di pelukan Bayu.Sementara Handoko begitu terkejut, tak menyangka kemarahannya akan menyakiti anak gadisnya. Tangannya masih melayang di udara, dengan tatapan tak percaya bahwa tangan itu telah melukai putrinya.“Nak, Dany, bangun sayang.” Ucap Yeni sembari mengusap-usap wajah dan lengan Dany. Namun tak ada respon dari putrinya, membuatnya panik seketika.“Tan, sebaiknya kita bawa Dany ke rumah sakit.” Saran Bayu, lalu menggendong tubuh Dany, melewati Handoko yang masih terdiam mematung di tempat.“Pak, ayolah bawa anak kita ke rumah sakit.” Ujar Yeni menyadarkan suaminya. Dengan setengah kesadarannya Handoko mengikuti langkah istrinya yang menarik tangannya keluar dari rumahn
Setelah makan malam bersama orang tuanya, Akira kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas sekolahnya.Beberapa kali ponselnya berbunyi, ada beberapa notifikasi pesan masuk. Namun Akira tak ingin membukanya, dia ingin menyelesaikan pekerjaan rumahnya terlebih dahulu.Hingga tugasnya selesai, Akira segera mengambil ponsel. Berharap notifikasi itu adalah pesan dari kekasihnya. Setelah menelpon siang tadi, Anggara tidak lagi menghubunginya.Ternyata pesan dari sosial medianya. Wanita bernama Ester itu terus menghubunginya, dengan kata-kata kasar yang membuat Akira tak mengerti.[Hay j4l4ng jangan deketin suami gue!!][Gue tahu lu mau sama dia karena dia kaya kan? Ngaku lu!!][Gue ingetin ke lu, cowok yang lu dekatin itu sudah punya anak dan bini! Gue minta buat lo jauhin ANGGARA!!]Chat terakhir dari wanita itu membuat Akira terkejut dan merasa salah melihat. Berulang kali Akira membaca pesan tersebut, namun memang wanita itu menyebut nama Anggara.Apakah Anggara yang dia maksudkan adalah
Kini terbongkar sudah rahasia besar dari Anggara. Hati Akira terkoyak, begitu sakit hingga tak terasa air matanya jatuh berurai.“Apa ini benar mbak? Maaf saya tidak tahu.” Ucap Akira dengan suara gemetar.“Tentu, akulah istri sah Anggara. Lu harus mundur dari sekarang, putuskan hubungan kalian. Karena kami sudah menikah dan sudah mempunyai anak.” Ujar Ester dengan lantang. Salah satu sudut bibirnya tertarik membentuk senyum sinis, dia merasa puas karena bisa membuat gadis itu tak berkutik. Untung Ester masih mempunyai salinan surat nikahnya, karena surat aslinya telah dibawa oleh Baskoro sebagai jaminan.Baskoro sudah memberikannya nominal uang yang sangat banyak, untuk menjauhi Anggara. Dan Ester lebih tertarik uang, daripada mengejar cintanya. Namun kini uang yang diberikan Baskoro sudah mulai menipis, sehingga Ester memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Mencari cara untuk bisa mendapatkan uang Baskoro lagi.Dia rela meninggalkan anaknya demi mencapai keinginannya. Dan saat itu Est
Seperti mendengar suara petir di siang bolong, Anggara begitu terkejut.“Maksudmu? Sungguh aku tak mengerti, sayang. Tolong jelaskan ada apa?” Ucapan Akira begitu membuat hati Anggara semakin bingung.“Aku ingin mengakhiri hubungan ini, Ang.” Balas Akira, kemudian ia mengalihkan pandangannya dari pemuda itu. Akira tidak tahan untuk tidak menangis. Air matanya kembali bercucuran.“Tunggu-tunggu. Apa maksudnya sayang? Kenapa? Apa yang terjadi? Apa aku melakukan kesalahan?” Anggara terus mendesaknya dengan berbagai pertanyaan. Namun Akira tak mampu lagi menjawabnya.Anggara berlutut di hadapan gadis itu. Sungguh ia butuh penjelasan yang masuk akal, mengapa tiba-tiba Akira meminta untuk mengakhiri hubungan ini.“Sayang, ada apa? Jangan ngomong seperti itu. Aku serius akan hubungan ini. Aku gak mau putus.” Ucap Anggara dengan wajah panik. Dia berusaha agar gadis itu menatapnya. Hingga diraihnya pipi Akira, memaksa agar memandang ke arahnya.Mata Anggara terbelalak melihat gadis yang dicint
Sudah dua minggu berlalu, setelah kejadian Dany dilarikan di klinik. Bayu akhirnya mendapat restu dari kedua orang tua Dany.Dia memutuskan untuk melakukan akad nikah saja tanpa ada resepsi besar-besaran. Dany sudah memutuskan untuk berhenti sekolah dengan alasan kepindahan ke luar kota. Tentunya hal itu sengaja ditutupi oleh orang tuanya.Hari itu, Bayu akan mengajak Dany beserta kedua orang tuanya untuk mengunjungi rumah orang tuanya di Surabaya. Nantinya mereka akan mengadakan akad nikah di sana.Meskipun orang tua Bayu masih belum sepenuhnya setuju untuk menikahkan anaknya, namun karena desakan Bayu dengan bantuan Anggara terpaksa mereka menyetujuinya. Anggara telah menjanjikan akan menambah saham untuk perusahaan Bima, jika Bima mendukung pernikahan putranya dengan Dany.Pagi itu, Dany sudah didandani layaknya seorang pengantin. Kebaya putih dengan sanggul modern terlihat begitu cocok dengan penampilannya. Selama berada di Surabaya, Bayu telah menyewa kamar hotel untuk tempat t
Langkahnya terhenti di ambang pintu, mencari keberadaan gadis yang menjadi tujuannya. Ya, sebenarnya tujuan utamanya pergi ke acara itu, hanyalah ingin bertemu dengan Akira.Hingga tatapannya tertuju pada pasangan suami istri yang memakai baju seragam berwarna hijau. Anggara langsung ingat wajah orang tua Akira, yang pernah ditunjukan gadis itu saat mereka masih berhubungan.Tujuannya kini mendatangi kedua orang tua Akira, namun langkahnya dihentikan oleh Bima yang ingin menyapanya.“Nak Anggara, apa kabar? Mari duduk di sini Nak. Sudah saya siapkan tempat duduk khusus.” Ucap Bima, namun Anggara menahan dengan tangannya. Dia tidak ingin mengikuti Bima. Mengapa juga harus membeda-bedakan tamu undangan? Keluarga Akira duduk di kursi biasa sementara papa dan mamanya bersama dengan pemilik rumah duduk di kursi mewah. Sungguh seandainya bukan karena membantu Bayu, dia tidak ingin berurusan dengan manusia picik seperti Bima. Yang hanya berbuat baik jika ada maunya.“Om, temani saja papa da