Share

Bab 79

Hampir semalaman Ramon tak bisa memejamkan matanya. Aneka harapan dan berjuta impian melayang pada Ganis dan juga Givani. Sampai dini hari ia pun tak bisa menahan diri lagi dan mengirim pesan pada Givani.

"Kakakmu apa akan kembali pagi ini?" tulisnya. Sambil menunggu balasan Givani ia pergi ke kamar mandi. Ia tak bisa fokus pada apapun sekarang. Hasratnya begitu besar untuk pergi ke apartemen dan menemui Ganis. Begitu ia selesai mandi dengan hanya mengenakan handuk saja ia meraih ponselnya dan membaca balasan Givani.

"Kakak akan berangkat sebentar lagi. Aku tidak marah lagi padanya. Kau tahu aku kemarin sangat senang bersamanya. Aku ingin bercerita banyak. Tapi ah entahlah. Aku nggak boleh terlalu dekat dengan paman. Aku harus mandi. Aku ikut ngantar kakak sama ibu di bandara,"

Ramon mendengus. Perasaannya campur-aduk. Bisa-bisanya ia tertipu. Ganis begitu pintar menyembunyikan semuanya. Teganya Ganis merahasiakan keberadaan darah dagingnya. Mau gimanapun ia berhak karena dia adala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status