Rizal hanya menatap Via dengan tajam kemudian dia menghapus lipstik yang tertinggal di keningnya, menggunakan tangannya kemudian dia mulai berbicara kepada Rendra tentang meeting mereka nanti karena dia takut salah dan takut klien mereka kecewa.
"Seperti yang aku jelaskan tadi, seperti itu saja yang kamu lakukan jika ada hal yang lain kamu bisa tanyakan saja kepadaku, jangan pernah sungkan atau segan bertanya kepadaku apapun itu karena aku akan senang hati membantu jika aku masih sanggup membantunya," jelas Rendra.Rizal sangat bahagia kemudian memeluk Rendra dengan sangat lembut, dia senang bisa mendapat calon kakak ipar yang baik sekali kepadanya mau membantunya dalam keadaan apapun. Bahkan, tidak melihat memberikan bantuan sudah terlalu banyak kepadanya."Aku tidak minta balasan apapun, aku hanya ingin bunga mawar merah itu saja tidak lebih," ucap Rendra, membuat Via langsung menatap tajam pria itu dan Rendra bergegasPada sore ini, Via dan juga Zaskia beserta Yulia sudah berada di kosan Yulia mereka bertiga tengah menyantap makanan yang dibawa oleh Via tadi. Karena, wanita itu membeli berbagai macam makanan di jalan tadi bersama dengan Rizal."Katanya ada yang ingin kamu omongin Via. Memangnya ada hal yang penting sampai pak Rizal tidak boleh tahu ya?" tanya Yulia kepada sang sahabat sebab penasaran apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Via, sampai hanya mereka saja yang boleh tahu."Sebenarnya Mahesa menghubungi aku lagi dia menyatakan cinta, dan yang lebih parahnya lagi sebenarnya dia itu anak rekan bisnisnya papa dan ternyata juga dialah yang ingin dijodohkan dengan aku," ungkap Via membuat Zaskia yang tengah makan tersedak mendengar ucapan itu. "Seriusan Via, kamu mau dijodohin sama orang tua kamu Tapi bagaimana dengan nasib pak Rizal, dia sangat mencintaimu?" tanyanya Zaskia tidak percaya apa yang didengar barusan."Untuk apa aku berbohong, dan aku tahunya juga saat mendengar percakapan
Setelah selesai berbicara kepada sang sahabat Via bergegas pulang dengan jemputan dari Rendra, sebab dia sendiri yang meminta pria itu menjemputnya karena takut juga naik taksi yang sudah sore seperti ini bahkan hampir malam karena waktu senja sudah tiba."Apa sih Via yang kamu bicarakan sama mereka sampai aku dan juga Rizal tidak boleh mengetahui, memang ada hal pentingnya jika Rizal tidak boleh tahu pasti aku boleh tahu dong?" tanya Rendra dengan sangat penasaran sama itu semua mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang."Ih kamu ini ya, kepo sekali sama urusan orang kami itu berbicara tentang wanita kamu mau dengar, jika aku ceritakan tentang datang bulan memangnya kamu akan mengerti dan tidak jijik?" jelas Via untuk menutupi semuanya dari Rendra. Padahal, pria itu sudah tahu jika dia dijodohkan dengan Mahesa tetapi pria itu tidak mengatakan kepada sang adik takut adiknya terluka akan tetapi dia sudah mengetahui hal itu."Sudah-sudah jangan dibicarakan lagi aku tidak ingin mende
"Kamu terlihat cantik malam ini ya Via! Selamat ya atas kedekatanmu dengan Mahesa mungkin kamu lebih memilih dia ketimbang saya yang hanya seorang CEO abal-abal, yang belum diakui oleh negara dan siapapun mungkin kamu juga sudah memilih dia untuk menjadi suamimu karena kalian berdua memang dijodohkan," ucap Rizal lirih membuat Via terkejut dari mana pria itu tahu dia dijodohkan dengan Mahesa."Kamu ngomong apa sih sayang, cintaku tuh cuman untuk kamu lagian kami itu makan malam bersama karena papanya Mahesa mengajak kami makan malam di sini, aku tidak enak menolaknya karena dia rekan bisnis japa juga 'kan," jelas Via dan Rizal mengerti kemudian dia meminta sang kekasih pergi dari sini sebelum Yudha semakin marah kepada mereka ditambah lagi sahabatnya juga sudah datang.Via melambaikan tangan yang ke arah Rizal kemudian dia bergegas pergi dari sana dan kembali duduk bersama dengan keluarganya, membuat Yudha kesal karena dia sempat melihat Rizal tadi berada di restoran yang sama dengan
Keesokan paginya, hari ini adalah hari Sabtu jadi Via tidak masuk kantor begitu juga dengan yang lainnya dia meminta agar Yulia dan Zaskia datang ke rumahnya untuk bermain, entahlah apa yang akan mereka lakukan nantinya karena Via masih bingung membuat apa yang harus mereka lakukan di weekend kali ini karena dia sama sekali tidak ingin berjalan-jalan dengan Rizal karena pria itu banyak sekali pekerjaan jadi tidak bisa diganggu."Via, sini Nak kamu belum sarapan kan mama udah buatkan kamu susu hangat dan juga roti bakar!" panggil Vina dengan sangat lembut dan Via pun langsung bergegas turun dari kamarnya."Enak sekali sepertinya, Mama ingin pergi ya kok sudah rapi seperti itu penampilan?" tanya Via yang melihat penampilan mamanya sudah sangat cantik dan rapi."Oh iya mama sama papa mau pergi dulu menghadiri acara pernikahan anak rekan bisnisnya," jawab Vina dengan lembut, membuat Via terdiam dan dia berpikir saat dirinya nanti
Hari-hari yang dilewati oleh Rizal sangat membahagiakan untuknya. Karena perusahaannya sudah sangat maju bahkan namanya juga sudah dikenal oleh para kalangan pebisnis lainnya, dia juga sudah mendapatkan klien yang lumayan banyak bahkan sekarang dia sudah mulai dekat dengan Yudha dan, dia itu juga sudah mulai bekerja sama dengannya. Bahkan mereka sering meeting bersama namun di satu sisi Rizal merasa sangat sedih dan bingung juga kesal karena Zahra terus mengganggu kehidupannya. Namun, dia sudah mengancam wanita itu agar tidak datang lagi kehidupannya karena dia tidak ingin hubungannya dengan Via akan kacau.Siang ini Rizal ada meeting bersama dengan Yudha dan rekan bisnis lainnya karena mereka mendapatkan satu project bersama untuk satu bulan ke depan, membuat Rizal sangat senang karena dia mulai mendekati hati calon mertuanya. Bahkan, Yudha juga tidak melarang hubungan mereka lagi karena nama Khairul Rizal sudah dikenal oleh kalangan lainnya, semua itu berkat bantuan dari sahabatnya
"Seperti dunia milik kalian berdua ya, yang ngontrak sampai aku sejak tadi ada di sini kalian tidak melihatnya, dan terus saja bermesraan ini aku yang melihat jika karyawan melihat apa kalian berdua tidak malu menjadi pemimpin yang sok romantis!" cibir Rendra sambil masuk ke dalam.Via dan Rizal tertawa karena Rendra yang mengusik mereka berdua, padahal itu hanya lelucon saja makanya mereka tidak ambil hati dan saling tertawa. Rendra duduk di bangku sambil memberikan sebuah berkas yang harus ditandatangani oleh Rizal sebenarnya bisa saja anak buahnya yang datang tetapi Rendra ingin menjenguk adiknya makanya itu dia sendiri yang turun tangan."Kenapa Kakak kemari, kenapa tidak menyuruh sekretaris kakak saja yang datang bukankah mereka tidak ada kegiatan, kenapa CEO harus turun tangan sendiri apa perusahaanmu sudah mulai bangkrut gara-gara pembantu perusahaan kami?" sindir Via, karena dia tahu Rendra kemarin hanya ingin mengunjungi perusahaannya."Sudahlah jika sadar diri jangan pernah
Via sangat terkejut karena mendengar seseorang mengatakan bahwa Yulia tengah hamil, membuat mereka langsung menoleh dan ternyata Gilang orang yang mendengar itu. Entah sejak kapan pria itu datang dan mengetahui mereka ada di sini membuat keduanya saling menatap satu sama lainnya."Sayang, ayo katakan kamu hamil?" tanya Gilang dengan sangat lembut kepada Yulia membuat gadis itu hanya bisa diam karena dia belum tentu hamil hanya senja teladan yang bulan."Kamu ya Kak Gilang, kenapa bisa-bisanya kamu memperlakukan teman aku seperti itu?! Aku tidak terima ya kamu berbuat seperti itu, dan aku juga tidak ingin kamu menikah dengannya karena dia nanti akan terlalu sakit hati karena ulama yang seperti itu suka mabuk!" kesel Via sambil terus menatap Gilang dengan tajam."Via, sebelum kamu mencari kesalahan orang lain setidaknya cari tahu dulu kesalahan itu dibuat seperti apa, lagipula kemarin itu aku pergi bersama dengan Yulia dan teman kami di sana memberikan sebuah minuman. Aku tidak tahu min
Kini Gilang sudah berada di kantor Rizal karena dia ingin menjemput sang kekasih. Namun, sayangnya saat di depan lobby dia bertemu dengan CEO perusahaan tersebut dan mereka pun saling menatap."Hebat ya kamu!" sindir Rizal sambil terus menatap sang sahabat, membuat Gilang, berpikir hebat apanya memangnya dia melakukan apa, dan dia pun berpikir lagi dia tidak melakukan hal apapun yang menurutnya hebat."Maksudnya hemat seperti apa, memangnya aku melakukan apa?" tanya Gilang penasaran sambil terus menatap Rizal. Kemudian, pria itu mendekatinya dan menarik kerah bajunya. Sontak saja membuat Gilang terkejut pasalnya ini kali pertama Rizal bersikap seperti ini kepadanya."Apa yang sudah kau lakukan kepada Yulia bukankah itu sudah sangat hebat bagimu? Saya memang bukan siapa-siapanya Yulia, dan bukan siapa-siapa kamu! Jadi, saya tidak berhak ikut campur urusanmu tapi apa kamu tahu hal itu sangat tidak saya sukai?!" ucap Rizal membuat Gilang mengerti apa yang dimaksud oleh pria itu."Kita bi