"Seperti dunia milik kalian berdua ya, yang ngontrak sampai aku sejak tadi ada di sini kalian tidak melihatnya, dan terus saja bermesraan ini aku yang melihat jika karyawan melihat apa kalian berdua tidak malu menjadi pemimpin yang sok romantis!" cibir Rendra sambil masuk ke dalam.Via dan Rizal tertawa karena Rendra yang mengusik mereka berdua, padahal itu hanya lelucon saja makanya mereka tidak ambil hati dan saling tertawa. Rendra duduk di bangku sambil memberikan sebuah berkas yang harus ditandatangani oleh Rizal sebenarnya bisa saja anak buahnya yang datang tetapi Rendra ingin menjenguk adiknya makanya itu dia sendiri yang turun tangan."Kenapa Kakak kemari, kenapa tidak menyuruh sekretaris kakak saja yang datang bukankah mereka tidak ada kegiatan, kenapa CEO harus turun tangan sendiri apa perusahaanmu sudah mulai bangkrut gara-gara pembantu perusahaan kami?" sindir Via, karena dia tahu Rendra kemarin hanya ingin mengunjungi perusahaannya."Sudahlah jika sadar diri jangan pernah
Via sangat terkejut karena mendengar seseorang mengatakan bahwa Yulia tengah hamil, membuat mereka langsung menoleh dan ternyata Gilang orang yang mendengar itu. Entah sejak kapan pria itu datang dan mengetahui mereka ada di sini membuat keduanya saling menatap satu sama lainnya."Sayang, ayo katakan kamu hamil?" tanya Gilang dengan sangat lembut kepada Yulia membuat gadis itu hanya bisa diam karena dia belum tentu hamil hanya senja teladan yang bulan."Kamu ya Kak Gilang, kenapa bisa-bisanya kamu memperlakukan teman aku seperti itu?! Aku tidak terima ya kamu berbuat seperti itu, dan aku juga tidak ingin kamu menikah dengannya karena dia nanti akan terlalu sakit hati karena ulama yang seperti itu suka mabuk!" kesel Via sambil terus menatap Gilang dengan tajam."Via, sebelum kamu mencari kesalahan orang lain setidaknya cari tahu dulu kesalahan itu dibuat seperti apa, lagipula kemarin itu aku pergi bersama dengan Yulia dan teman kami di sana memberikan sebuah minuman. Aku tidak tahu min
Kini Gilang sudah berada di kantor Rizal karena dia ingin menjemput sang kekasih. Namun, sayangnya saat di depan lobby dia bertemu dengan CEO perusahaan tersebut dan mereka pun saling menatap."Hebat ya kamu!" sindir Rizal sambil terus menatap sang sahabat, membuat Gilang, berpikir hebat apanya memangnya dia melakukan apa, dan dia pun berpikir lagi dia tidak melakukan hal apapun yang menurutnya hebat."Maksudnya hemat seperti apa, memangnya aku melakukan apa?" tanya Gilang penasaran sambil terus menatap Rizal. Kemudian, pria itu mendekatinya dan menarik kerah bajunya. Sontak saja membuat Gilang terkejut pasalnya ini kali pertama Rizal bersikap seperti ini kepadanya."Apa yang sudah kau lakukan kepada Yulia bukankah itu sudah sangat hebat bagimu? Saya memang bukan siapa-siapanya Yulia, dan bukan siapa-siapa kamu! Jadi, saya tidak berhak ikut campur urusanmu tapi apa kamu tahu hal itu sangat tidak saya sukai?!" ucap Rizal membuat Gilang mengerti apa yang dimaksud oleh pria itu."Kita bi
Rizal dan Via tidak menyangka jika mereka akan mendapatkan restu dari Yudha, dan mereka pun saling berpelukan bertiga dengan sangat hangat berharap semuanya akan baik-baik saja seperti ini, tidak ada masalah lagi yang menghalangi hubungan pria dan juga Rizal ke depannya."Terima kasih banyak ya Pak Yudha, saya tidak tahu lagi mengucapkan terima kasih dengan apa. Karena, kebahagiaan saya ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saya bahagia sekali bisa mendapatkan restu dari Anda. Karena, saya juga merasa tidak pantas didampingi oleh Via dia masih gadis anak seorang CEO yang sukses, sedangkan saya seorang duda hanya mantan guru SMK yang tidak memiliki apa-apa," ucap Rizal dengan sangat lirih."Rizal kamu itu sama seperti saya, awalnya dulu saya tidak memiliki apapun sehingga orang tua Natasya tidak merestui hubungan kami, dan saya berjuang keras untuk mendapatkan wanita yang saya cintai dan sampai sekarang saya berhasil menjadi seorang CEO. Tapi sayangnya wanita yang saya cintai itu
Yulia sangat terkejut mendengar seseorang mengatakan hal itu, dan mengetahui jika Rendra mencintainya dan semua sudah terbongkar. Kemudian dia melihat ke arah belakang Rendra dan melihat ternyata sejak tadi yang ada di sana adalah Zaskia membuat dia benar-benar sangat khawatir bagaimana selanjutnya."Jadi maksud kamu berpacaran selama ini bersama denganku hanya ingin mendekati Yulia, dan ingin menjadi miliknya? Lantas, aku hanya kamu anggap sebagai permainanmu lalu kenapa kamu mengatakan ingin melamarku dan ingin menikahiku, apa semua itu hanya permainanmu juga, ternyata kamu tidak mencintaiku?" tanya Zaskia dengan ada bergetar menahan air mata yang sejak tadi dia tahan yang sudah penuh di kelopak matanya."Zaskia, kamu itu salah paham bukan seperti itu," cegah Yulia agar Zaskia tidak salah paham padahal jelas-jelas Zaskia mendengar perkataan sang sahabat sang kekasih."Tidak mungkin aku salah paham Yulia, jelas-jelas kak Rendra mengatakan dia hanya berpacaran denganku cuman menjadika
Via tercengang mendengar ucapan Zaskia. Karena dia tidak menyangka jika kakaknya berbuat seperti itu kepada sang sahabat, membuat dia sangat sedih kemudian mendekati renda dan menampar aktivitas pria itu dengan sangat kuat sehingga hampir saja jatuh."Aku tidak menyangka ya Kak kamu bisa seperti itu kepada sahabatku, kamu tahu tidak Zaskia itu adalah sahabat baikku dan juga Yulia. Tega-teganya kamu mempermainkan mereka berdua ya!" kesal Via, sambil menatap tajam ke arah Rendra, dan laki-laki itu hanya diam karena memang dia bersalah sudah berpikiran seperti ini."Ya udah deh yah, aku pulang aja lagian juga di sini ada pria yang membuat nanti aku sakit nanti kita ngobrol ditelepon aja, lagipula kamu juga udah tahu kok semua permasalahan yang mau aku ceritain," pamit Zaskia sambil naik kembali ke atas motornya dan, mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi agar Rendra tidak mengejarnya.Dia hanya diam sambil menatap kepergian sang sahabat rasanya dia sedih melihat Zaskia sakit hati
Pagi ini Via sama sekali tidak mau berangkat ke kantor, karena dia marah kepada Rizal yang tidak menjawab teleponnya tadi malam, apalagi tiba-tiba pria itu mematikan konsol yang membuat dia sangat kesal dan berpikir memang sengaja Rizal itu memang ingin menjauhinya."Loh Via, kamu tidak berangkat ke kantor bukannya kata papa hari ini kalian itu punya meeting ya bersama klien kalian yang sama?" tanya Vina sambil menghampiri sang anak, yang terlihat masih mengenakan piyama bahkan belum tempat tidur padahal sudah pukul 07.00 lewat."Tidak Ma, Vua tidak enak badan biarkan saja pak Rizal yang mengerjakan semuanya, lagipula dia bisa kok," ucap Via dengan sangat lemah. Kemudian Vina cemas mendengar anaknya tidak enak badan, dan memegang kening sama anak dan suku badannya yang terasa sangat normal tidak seperti tidak enak badan."Tapi suhu badan kamu normal sayang, apa mungkin kamu baru merasakan tidak enak badan. Kalau begitu kita ke dokter saja yuk! Kamu harus menjaga kesehatan kamu lagipul
Sore ini setelah Rizal pulang kantor dia langsung menghampiri Via, karena dia takut wanita itu semakin marah kepadanya karena ponsel dia belum juga bisa diperbaiki, dan dia sudah meminta asistennya untuk mengerjakan semua itu. Karena dia masih memiliki urusannya itu membu.juk sang kekasih yang tengah merajukKini Rizal sudah sampai di kediaman Yudha dan dia pun memarkirkan mobilnya di halaman rumah calon mertuanya, kemudian bergegas turun dan mengetuk-ngetuk pintu rumah Yudha yang tertutup.Tidak berselang lama itu terbuka dan Via yang membuka pintu karena di rumah dia sendiri tidak ada orang, papanya belum pulang dan sang mama belanja bersama dengan pembantu mereka di supermarket.Rizal hanya terdiam sambil terus menatap Via dari ujung kaki sampai ujung kepala, hanya memakai piyama dan rambut acak-acakan terlihat seperti dari pagi belum mandi."Sayang kamu masih marah ya sama saya, maaf ya ponsel saya rusak tidak tahu saya mau menghubungi kamu pakai nomor kantor, tapi tidak ada jawab