Share

Bab 4.

last update Last Updated: 2022-11-11 07:53:28

Kenzo terus mengikuti mobil Ihsan yang ternyata berhenti di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah Naura. Kenzo pun mengajak Nathan masuk dan duduk di pojok agar tidak ketahuan oleh Naura.

"Mereka duduk di pojok kiri sana." Kenzo memberitahu Nathan.

"Apa enaknya duduk di pojokan? Membuat orang curiga saja," komentar Nathan yang sebenarnya sama sekali tidak tertarik untuk berkomentar.

"Karena kalau dipojok itu sangat nyaman," jawab Kenzo dengan senyum simpul.

"Apa yang Kak Ihsan lakukan pada kakakku?" tanya Nathan ketika melihat Ihsan mendekatkan tubuhnya pada Naura.

"Aku juga tidak tahu." Kenzo menggeleng, hatinya terasa panas dan matanya tidak kuat lagi melihat keromantisan dua orang itu. Terlebih dia bisa melihat wajah Naura yang memerah karena perlukan romantis Ihsan.

"Ayo pulang saja, Nat!" ajak Kenzo yang tidak ingin melihat kemesraan mereka lagi.

Nathan mengangguk patuh dan mereka pun keluar dari restoran itu langsung menuju mobil. Lalu setelah sampai di parkiran, mereka langsung masuk dan mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman Kenzo.

Sesampainya di rumah. Mereka keluar bersamaan dan berjalan santai menuju pintu utama.

Kenzo menekan bel dan pintu utama pun dibuka oleh seorang pelayan laki-laki yang sudah cukup tua.

"Silakan masuk, Tuan Muda!" Kepala pelayan mempersilakan mereka dengan begitu sopan.

Mereka mengangguk dan berjalan santai menuju ruang tamu.

"Kakak pulang membawa temanku," celetuk Kenzie dengan antusias, dia adalah adik laki-laki paling kecil Kenzo.

"Nathan mau menginap di sini katanya," jawab Kenzo seraya menepuk pelan bahu adiknya.

"Nathan, ayo pergi ke kamarku dan main PS!" ajak Kenzie karena jika mendekati hari libur dia diberi kebebasan bermain game sepuasnya. Kenzie itu baru kelas sebelas SMA, sama seperti Nathan.

"Oke." Nathan mengangguk dan pergi setelah berpamitan kepada Kenzo.

Sepeninggalan adiknya, Kenzo langsung berjalan menuju lantai tiga dan masuk ke kamarnya. Dia langsung membersihkan diri dan tidur setelahnya. Kenzo bangun untuk melakukan salat malam yang sudah menjadi rutinitasnya. Kenzo juga selalu menyebut nama Naura dalam setiap untaian doanya tanpa siapa pun ketahui kecuali dirinya dan Allah. Setelah salat malam dan berdoa, dia lanjut tidur dan bangun ketika waktu subuh lalu pergi ke masjid dengan semua anggota keluarganya yang laki-laki.

Pulang dari masjid, Kenzo memilih berdiam diri di kamar karena hari ini dia sedikit malas melakukan apapun. Saat dirinya baru saja keluar dari kamar mandi, dia mendengar pintu kamarnya diketuk dan disusul oleh suara adik perempuannya.

"Kak Kenzo, aku boleh masuk?" teriak adiknya dari luar kamar.

"Masuk aja, kamar kakak gak dikunci kok!" sahutnya yang sekarang sudah berganti pakaian dengan baju santai yang lebih santai. Kebetulan hari ini dia libur bekerja sehingga bisa bersantai di rumah.

"Kakak, aku kangen." Adiknya yang sudah masuk ke kamar tiba-tiba langsung memeluknya dengan erat dan menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya yang diakui sang adik membuat tenang.

Kenzo pun membalas pelukan adiknya tidak kalah erat dan mencium puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang.

"Kakak lagi ada masalah, ya?" adiknya mendongak, menatap wajah tampannya yang masih terlihat jelas kalau tidak baik-baik saja.

"Iya, masalah kantor." Kenzo berbohong. Namun, adiknya percaya karena memang biasanya saudara kembarnya itu murung jika sedang ada masalah di perusahaan.

"Kakak kenapa gak fokus sama satu pekerjaan saja? Kakak bisa kok cuma kerja jadi dokter." Khanza melepaskan pelukannya kemudian duduk di tepi ranjang Kenzo.

"Dua profesi itu sudah melekat dalam jiwa kakak. Kakak gak bisa melepaskan salah satu dari dua itu." Kenzo menyusul adiknya duduk.

"Kalau perlu bantuan. Tolong jangan sungkan bilang sama aku!" pinta Khanza perhatian. Adik kembarnya itu memang paling pengertian menurut Kenzo.

"Iya." Kenzo mengangguk.

"Sarapan yuk, Kak!" ajak Khanza menarik tangannya. Jujur, Kenzo selalu merasa menjadi seperti pasangan suami istri yang sangat romantis dengan adiknya.

Kini mereka bergabung di meja makan dengan keluarga yang lain. Mereka pun makan dengan tenang dan tidak ada yang bicara sewaktu makan. Setelah selesai makan, mereka mengobrol santai dan menikmati waktu bersama mumpung semuanya berada di rumah.

"Papa, aku sama Nathan mau main ke luar boleh?" Kenzie menatap papanya.

"Boleh, tapi jangan pulang malam!" ucap Ali, papa dari tiga anak.

Kenzie mengangguk, dia dan Nathan pun langsung berpamitan dan pergi.

"Khanza, besok kamu datang ke perusahaan Haris menggantikan Kenzo?" Ali menatap putrinya lembut.

"Iya, Papa. Habisnya Kak Kenzo gak mau datang cuma gara-gara besok jadwalnya padat di rumah sakit." Khanza menatap tajam saudara kembarnya.

Kenzo terkekeh karena Khanza menatapnya sengit. "Maaf, Sayang. Aku kan sangat sibuk," ucap Kenzo seraya mengusap pelan kepala adiknya.

"Kak Kenzo itu sibuk kerja terus, kapan mau punya istri?" celetuk Khanza kesal.

"Kakak kamu itu masih muda, Sayang. Mungkin dia belum kepikiran mau menikah. Bukan begitu, Kenzo?" tanya Arumi, dia adalah mama Kenzo yang sangat dicintai dan disayanginya.

Kenzo mengangguk pelan, wajahnya langsung berubah muram karena teringat Naura yang ternyata mencintai Ihsan. Ihsan itu sahabat Kenzo karena dulu mereka sama-sama kuliah di tempat yang sama walau beda angkatan.

"Aku pikir bukan karena masih muda, Mama. Sepertinya Kak Kenzo ini mencintai wanita secara sepihak," celetuk Khanza yang membuat Kenzo langsung menatapnya lekat.

"Jangan mengada-ada!" katanya penuh penekanan, padahal apa yang adiknya katakan tidak salah.

Related chapters

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 5.

    "Aku nggak mengada-ada kok, tadi pas aku masuk ke kamar Kak Kenzo, Kakak tuh lagi sedih, Pa, Ma. Kak Kenzo sudah seperti orang yang baru saja putus cinta." Khanza ini memang benar-benar tidak bisa menjaga rahasia, padahal Kenzo sudah sekuat tenaga menyembunyikan kesedihannya sekarang."Bohong, Pa, Ma. Orang tadi Khanza masuk ke kamar Kenzo setelah Kenzo selesai mandi kok. Lagipula putus cinta dari mana coba? Punya gebetan aja enggak," elak Kenzo langsung, jangan sampai orangtunya itu curiga karena perkataan adik kembarnya."Yang ada Kak Kenzo yang bohong!" seru Khanza kekeh pada pendapatnya."Enggak, Sayang. Ya Allah." Kenzo memiting leher adiknya sampai adiknya itu meronta-ronta minta dilepas."Lepasin aku, Kak! Aku nggak bisa napas!" rengek Khanza dengan mata berkaca-kaca."Kenzo, jangan seperti itu, Nak! Kasihan adik kamu." Arumi memberi peringatan, kasihan melihat wajah putrinya memerah karena ulah Kenzo."Maaf, Ma." Kenzo akhirnya membebaskan Khanza yang langsung kabur dari ruanga

    Last Updated : 2022-11-14
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 6.

    "Ngelak tapi kok terbata-bata begitu sih, Kak Kenzo? Jangan-jangan apa yang Mama tebak benar adanya kalau Kak Kenzo suka sama Naura?" goda Khanza sambil menyikut pinggang saudara kembarnya itu. Dia yakin kalau jawaban Kenzo tadi tidak sesuai dengan kenyataan."Papa pernah muda dan pernah merasakan yang namanya jatuh cinta sebelum menikah dengan mamamu. Dari gerak-gerik kamu ini sepertinya kamu memang mempunyai perasaan khusus untuk Naura," ucap Ali yang malah mendukung komentar Khanza tadi dan semakin membuat Kenzo terpojok serta kebingungan mau merespon dengan cara apa agar orangtuanya percaya dengan elakannya."Ayo mengaku saja, Kak! Kakak mencintai Naura, 'kan?" tekan Khanza lagi semakin menggoda."Tidak! Aku tidak suka padanya, kalian jangan menggodaku seperti ini! Yang Naura sukai itu Ihsan, mana mungkin aku mencintai wanita yang menyukai sahabatku sendiri? Lagipula Naura juga sudah aku anggap seperti adik sendiri, jadi akan sangat mustahil kalau aku menyukainya," Kenzo mengataka

    Last Updated : 2023-03-16
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 7

    Naura mengatur napas sampai dirinya merasa tenang setelah mobil terparkir di halaman rumah Kenzo. Dia lalu turun dan berjalan pelan menuju pintu utama, menekan bel sampai akhirnya seorang pelayan membuka pintu itu."Eh, ternyata Non Naura," ucap pelayan itu ramah karena sudah cukup mengenal Naura. "Hehe iya, Bi. Kak Kenzo ada di rumah tidak, Bi?" tanyanya pada pelayan itu."Ada, Non. Tuan Muda sedang bersama keluarganya. Mari masuk!" ajak si pelayan dengan sopan.Naura mengangguk kemudian masuk dengan berjalan di belakang pelayan itu. Dia lalu duduk di sofa ruang tamu setelah pelayan mempersilakan."Non Naura tunggu di sini dulu ya, saya panggilan Nyonya dan Tuan Muda!""Iya, Bi. Silakan!" Naura mengangguk dan tersenyum ramah, entah kenapa jantungnya berdetak lebih kencang sekarang. Samar-samar dia mendengar suara berisik dari ruangan lain yang tidak jauh dari ruang tamu.Suara ramai dari ruang sebelah membuat Naura yakin kalau di rumah itu sedang banyak orang sekarang dan entah kena

    Last Updated : 2023-03-21
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 1.

    "Cicin ini sangat cantik dan cocok disematkan di jari manis Naura, aku sangat harap malam ini berjalan sesuai dengan rencana." Kenzo mengulas senyum tampan yang jarang dia perlihatkan kepada orang lain. Dia sangat menantikan hari ini karena telah menetapkan hati untuk menyatakan cinta kepada anak dari sahabat orangtunya. Seorang gadis yang sudah menarik perhatiannya sejak mereka masih berusia belasan.Kenzo berdiri di depan cermin rias di kamarnya lalu merapikan rambut cepaknya yang sebenarnya sudah sangat rapi. Namun, dia harus tetap memastikan penampilannya rapi dan sempurna karena hari ini akan menjadi hari yang sangat spesial untuknya. Kenzo kemudian menyambar kunci mobil miliknya dari tempat gantungan kunci lalu keluar dari kamar dan berjalan cepat keluar rumah karena dia akan pergi ke restoran tempatnya membuat janji dengan Naura hari ini.Kenzo segera masuk ke mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang menuju restoran. Tidak butuh waktu lama dia sampai juga di restoran dan

    Last Updated : 2022-11-09
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 2.

    "Naura, kenapa kamu malah melamun?" Kenzo menepuk bahu Naura pelan sekali.Tepukan di bahunya membuat lamunan Naura tentang kejadian pada masa lalu buyar seketika. Dia tersenyum canggung dan merasa bersalah karena malah asik melamun sementara Kenzo menunggu jawabannya.Setelah mendengar Naura berkata kalau Ihsan pernah menyatakan menyukainya. Kenzo termenung beberapa saat dan merasakan rasa sakit yang teramat luar biasa di dalam hatinya. Dia masih sangat tidak menyangka kalau kedekatan mereka selama ini tidak membuat Naura jatuh hati padanya.Kenzo memegang dadanya untuk menahan sesak. Kepalanya menengadah menatap langit-langit restoran dan menahan rasa sakit di hatinya. Dia mengatur napas agar kembali tenang seperti sebelumnya. "Maaf Kak Kenzo, aku tadi hanya sedang mengingat-ingat tentang Kak Ihsan." Naura tersenyum tanpa tahu kalau senyumannya saat itu membuat hati Kenzo terluka. Naura lalu menceritakan semua yang dia ingat kepada Kenzo tanpa dilebih-lebihkan.Hati Kenzo semakin sa

    Last Updated : 2022-11-09
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 3.

    "Tidak semudah itu aku melupakannya karena aku sudah suka padanya ketika kami masih berusia belasan tahun." "Yang benar saja, Kak?" Mata Naura membulat, dia berpikir jika Kenzo terlalu lama mencintai wanita itu. Akhirnya, dia pun hanya bisa mengusap pelan lengan Kenzo karena merasa prihatin."Tapi memang begitu faktanya, aku saja masih bingung kenapa bisa jatuh cinta padanya." Kenzo tersenyum masam."Ya Allah, padahal Kak Kenzo itu tampan dan mapan. Profesi bagus padahal baru satu tahun terjun langsung menjadi dokter. Apa mungkin wanita itu bodoh sampai tidak menyadari kalau Kak Kenzo mencintainya?" Naura sangat geram.Kenzo malah terkekeh geli, bisa-bisa Naura mengatai dirinya sendiri begitu. Namun, ya ... wajar saja karena Naura tidak tahu kalau yang sedang mereka bicarakan itu dirinya sendiri."Seandainya wanita yang aku cintai adalah kamu bagaimana, Naura?" Kenzo menatap lekat mata Naura."Itu tidak mungkin akan terjadi, Kak. Berandai-andai saja aku tidak bisa, selama ini aku meng

    Last Updated : 2022-11-09

Latest chapter

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 7

    Naura mengatur napas sampai dirinya merasa tenang setelah mobil terparkir di halaman rumah Kenzo. Dia lalu turun dan berjalan pelan menuju pintu utama, menekan bel sampai akhirnya seorang pelayan membuka pintu itu."Eh, ternyata Non Naura," ucap pelayan itu ramah karena sudah cukup mengenal Naura. "Hehe iya, Bi. Kak Kenzo ada di rumah tidak, Bi?" tanyanya pada pelayan itu."Ada, Non. Tuan Muda sedang bersama keluarganya. Mari masuk!" ajak si pelayan dengan sopan.Naura mengangguk kemudian masuk dengan berjalan di belakang pelayan itu. Dia lalu duduk di sofa ruang tamu setelah pelayan mempersilakan."Non Naura tunggu di sini dulu ya, saya panggilan Nyonya dan Tuan Muda!""Iya, Bi. Silakan!" Naura mengangguk dan tersenyum ramah, entah kenapa jantungnya berdetak lebih kencang sekarang. Samar-samar dia mendengar suara berisik dari ruangan lain yang tidak jauh dari ruang tamu.Suara ramai dari ruang sebelah membuat Naura yakin kalau di rumah itu sedang banyak orang sekarang dan entah kena

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 6.

    "Ngelak tapi kok terbata-bata begitu sih, Kak Kenzo? Jangan-jangan apa yang Mama tebak benar adanya kalau Kak Kenzo suka sama Naura?" goda Khanza sambil menyikut pinggang saudara kembarnya itu. Dia yakin kalau jawaban Kenzo tadi tidak sesuai dengan kenyataan."Papa pernah muda dan pernah merasakan yang namanya jatuh cinta sebelum menikah dengan mamamu. Dari gerak-gerik kamu ini sepertinya kamu memang mempunyai perasaan khusus untuk Naura," ucap Ali yang malah mendukung komentar Khanza tadi dan semakin membuat Kenzo terpojok serta kebingungan mau merespon dengan cara apa agar orangtuanya percaya dengan elakannya."Ayo mengaku saja, Kak! Kakak mencintai Naura, 'kan?" tekan Khanza lagi semakin menggoda."Tidak! Aku tidak suka padanya, kalian jangan menggodaku seperti ini! Yang Naura sukai itu Ihsan, mana mungkin aku mencintai wanita yang menyukai sahabatku sendiri? Lagipula Naura juga sudah aku anggap seperti adik sendiri, jadi akan sangat mustahil kalau aku menyukainya," Kenzo mengataka

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 5.

    "Aku nggak mengada-ada kok, tadi pas aku masuk ke kamar Kak Kenzo, Kakak tuh lagi sedih, Pa, Ma. Kak Kenzo sudah seperti orang yang baru saja putus cinta." Khanza ini memang benar-benar tidak bisa menjaga rahasia, padahal Kenzo sudah sekuat tenaga menyembunyikan kesedihannya sekarang."Bohong, Pa, Ma. Orang tadi Khanza masuk ke kamar Kenzo setelah Kenzo selesai mandi kok. Lagipula putus cinta dari mana coba? Punya gebetan aja enggak," elak Kenzo langsung, jangan sampai orangtunya itu curiga karena perkataan adik kembarnya."Yang ada Kak Kenzo yang bohong!" seru Khanza kekeh pada pendapatnya."Enggak, Sayang. Ya Allah." Kenzo memiting leher adiknya sampai adiknya itu meronta-ronta minta dilepas."Lepasin aku, Kak! Aku nggak bisa napas!" rengek Khanza dengan mata berkaca-kaca."Kenzo, jangan seperti itu, Nak! Kasihan adik kamu." Arumi memberi peringatan, kasihan melihat wajah putrinya memerah karena ulah Kenzo."Maaf, Ma." Kenzo akhirnya membebaskan Khanza yang langsung kabur dari ruanga

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 4.

    Kenzo terus mengikuti mobil Ihsan yang ternyata berhenti di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah Naura. Kenzo pun mengajak Nathan masuk dan duduk di pojok agar tidak ketahuan oleh Naura."Mereka duduk di pojok kiri sana." Kenzo memberitahu Nathan."Apa enaknya duduk di pojokan? Membuat orang curiga saja," komentar Nathan yang sebenarnya sama sekali tidak tertarik untuk berkomentar."Karena kalau dipojok itu sangat nyaman," jawab Kenzo dengan senyum simpul."Apa yang Kak Ihsan lakukan pada kakakku?" tanya Nathan ketika melihat Ihsan mendekatkan tubuhnya pada Naura."Aku juga tidak tahu." Kenzo menggeleng, hatinya terasa panas dan matanya tidak kuat lagi melihat keromantisan dua orang itu. Terlebih dia bisa melihat wajah Naura yang memerah karena perlukan romantis Ihsan. "Ayo pulang saja, Nat!" ajak Kenzo yang tidak ingin melihat kemesraan mereka lagi.Nathan mengangguk patuh dan mereka pun keluar dari restoran itu langsung menuju mobil. Lalu setelah sampai di parkiran, mereka lan

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 3.

    "Tidak semudah itu aku melupakannya karena aku sudah suka padanya ketika kami masih berusia belasan tahun." "Yang benar saja, Kak?" Mata Naura membulat, dia berpikir jika Kenzo terlalu lama mencintai wanita itu. Akhirnya, dia pun hanya bisa mengusap pelan lengan Kenzo karena merasa prihatin."Tapi memang begitu faktanya, aku saja masih bingung kenapa bisa jatuh cinta padanya." Kenzo tersenyum masam."Ya Allah, padahal Kak Kenzo itu tampan dan mapan. Profesi bagus padahal baru satu tahun terjun langsung menjadi dokter. Apa mungkin wanita itu bodoh sampai tidak menyadari kalau Kak Kenzo mencintainya?" Naura sangat geram.Kenzo malah terkekeh geli, bisa-bisa Naura mengatai dirinya sendiri begitu. Namun, ya ... wajar saja karena Naura tidak tahu kalau yang sedang mereka bicarakan itu dirinya sendiri."Seandainya wanita yang aku cintai adalah kamu bagaimana, Naura?" Kenzo menatap lekat mata Naura."Itu tidak mungkin akan terjadi, Kak. Berandai-andai saja aku tidak bisa, selama ini aku meng

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 2.

    "Naura, kenapa kamu malah melamun?" Kenzo menepuk bahu Naura pelan sekali.Tepukan di bahunya membuat lamunan Naura tentang kejadian pada masa lalu buyar seketika. Dia tersenyum canggung dan merasa bersalah karena malah asik melamun sementara Kenzo menunggu jawabannya.Setelah mendengar Naura berkata kalau Ihsan pernah menyatakan menyukainya. Kenzo termenung beberapa saat dan merasakan rasa sakit yang teramat luar biasa di dalam hatinya. Dia masih sangat tidak menyangka kalau kedekatan mereka selama ini tidak membuat Naura jatuh hati padanya.Kenzo memegang dadanya untuk menahan sesak. Kepalanya menengadah menatap langit-langit restoran dan menahan rasa sakit di hatinya. Dia mengatur napas agar kembali tenang seperti sebelumnya. "Maaf Kak Kenzo, aku tadi hanya sedang mengingat-ingat tentang Kak Ihsan." Naura tersenyum tanpa tahu kalau senyumannya saat itu membuat hati Kenzo terluka. Naura lalu menceritakan semua yang dia ingat kepada Kenzo tanpa dilebih-lebihkan.Hati Kenzo semakin sa

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 1.

    "Cicin ini sangat cantik dan cocok disematkan di jari manis Naura, aku sangat harap malam ini berjalan sesuai dengan rencana." Kenzo mengulas senyum tampan yang jarang dia perlihatkan kepada orang lain. Dia sangat menantikan hari ini karena telah menetapkan hati untuk menyatakan cinta kepada anak dari sahabat orangtunya. Seorang gadis yang sudah menarik perhatiannya sejak mereka masih berusia belasan.Kenzo berdiri di depan cermin rias di kamarnya lalu merapikan rambut cepaknya yang sebenarnya sudah sangat rapi. Namun, dia harus tetap memastikan penampilannya rapi dan sempurna karena hari ini akan menjadi hari yang sangat spesial untuknya. Kenzo kemudian menyambar kunci mobil miliknya dari tempat gantungan kunci lalu keluar dari kamar dan berjalan cepat keluar rumah karena dia akan pergi ke restoran tempatnya membuat janji dengan Naura hari ini.Kenzo segera masuk ke mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang menuju restoran. Tidak butuh waktu lama dia sampai juga di restoran dan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status