Share

Bab 3.

last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-09 16:09:40

"Tidak semudah itu aku melupakannya karena aku sudah suka padanya ketika kami masih berusia belasan tahun."

"Yang benar saja, Kak?" Mata Naura membulat, dia berpikir jika Kenzo terlalu lama mencintai wanita itu. Akhirnya, dia pun hanya bisa mengusap pelan lengan Kenzo karena merasa prihatin.

"Tapi memang begitu faktanya, aku saja masih bingung kenapa bisa jatuh cinta padanya." Kenzo tersenyum masam.

"Ya Allah, padahal Kak Kenzo itu tampan dan mapan. Profesi bagus padahal baru satu tahun terjun langsung menjadi dokter. Apa mungkin wanita itu bodoh sampai tidak menyadari kalau Kak Kenzo mencintainya?" Naura sangat geram.

Kenzo malah terkekeh geli, bisa-bisa Naura mengatai dirinya sendiri begitu. Namun, ya ... wajar saja karena Naura tidak tahu kalau yang sedang mereka bicarakan itu dirinya sendiri.

"Seandainya wanita yang aku cintai adalah kamu bagaimana, Naura?" Kenzo menatap lekat mata Naura.

"Itu tidak mungkin akan terjadi, Kak. Berandai-andai saja aku tidak bisa, selama ini aku menganggap Kak Kenzo seperti kakak kandung sendiri."

Jawaban Naura mengecewakan hati Kenzo.

"Kak, kata orang lain wajah kita ini mirip?" Naura tersenyum.

"Sepertinya begitu."

"Kakak tahu tidak kalau selama ini banyak sekali orang yang mengatakan kalau kita mirip dan serasi. Bahkan, banyak temanku yang mengira kalau kita sepasang kekasih," Naura cemberut.

"Apa kamu mau mencoba menjadi kekasihku?" Kenzo bertanya sungguh-sungguh.

"Tidak, karena aku adalah adiknya Kak Kenzo."

"Bagaimana kalau suatu hari nanti aku menjadikan kamu sebagai istriku dan ibu dari anak-anakku?" Pertanyaan ini seperti sebuah lamaran yang sama sekali tidak romantis.

"Tidak akan pernah ada seorang kakak yang menikahi adiknya dan menghamilinya," jawab Naura tenang.

Kenzo diam karena sadar sepertinya memang tidak harapan untuknya mendapatkan cinta dari Naura yang terus menganggap dirinya sebagai kakak dan tidak lebih dari itu.

Mobil mereka telah berhenti di halaman rumah Naura dan mereka berdua turun lalu berjalan bersama masuk rumah itu.

"Kak Kenzo," teriak remaja laki-laki bernama Nathan yang merupakan adik Naura satu-satunya.

"Apa?" Kenzo mengangkat sebelah alisnya tinggi.

"Mama belum pulang, Nat?" tanya Naura pada asik kesayangannya itu.

"Belum, Kak. Mungkin sebentar lagi sampai rumah," jawab Nathan yang sekarang sudah duduk di sebelah Kenzo di sofa ruang tamu.

Orang yang baru saja dibicarakan langsung muncul. Hana baru saja masuk ke rumah dengan masih memakai jas dokter.

"Eh, ada Kenzo. Sudah lama di sini kamu, Nak?" Hana tersenyum ramah.

"Belum lama, Bibi." Kenzo tersenyum dan berjabat tangan dengan sangat sopan kepada Hana.

Bel rumah terdengar, Naura pun segara membuka pintu dan tersenyum ketika melihat Ihsan yang datang.

"Selamat malam, Naura." Ihsan menyapa sambil tersenyum ramah dan menawan, membuat jantung Naura berdetak sangat cepat.

"Malam, Kak Ihsan. Ayo masuk, Kak!" ajak Naura dengan sedikit gugup seraya membuka pintu utama semakin lebar.

"Terima kasih." Ihsan berjalan mengikuti Naura menuju ruang tamu.

"Kenzo, kamu di sini juga?" tanya Ihsan yang melihat Kenzo duduk dengan tenang di sofa ruang tamu.

"Iya, aku tadi bertemu Naura di restoran dan mengantarkan dia pulang." Kenzo penasaran kenapa Ihsan berkunjung ke rumah Naura.

"Kak Ihsan." Naura memanggil pelan.

"Ya?" Ihsan menatap Naura.

"Aku siap-siap dulu, ya?" Dia pamit dan meminta izin.

"Siap-siap? Memang kalian mau ke mana?" Hana menatap tajam Ihsan.

"Kami mau makan malam di luar, Bibi," jawab Ihsan ramah dan sopan.

Hana mengangguk tanda mengerti. Mata Hana tidak sengaja melihat raut wajah tidak suka dari Kenzo yang membuatnya mengerutkan dahi karena bingung.

Sepuluh menit kemudian, Naura kembali ke ruang tamu dan sudah terlihat cantik dengan balutan busana muslim dan hijab menutup dada dan riasan natural pada wajahnya.

Ihsan dan Kenzo sampai tidak berkedip ketika melihat wajah cantik gadis itu.

'Andai saja dia berdandan untukku dan mencintai aku. Pasti aku akan sangat bahagia, tapi semua itu hanya khayalan saja karena yang Naura cintai bukan aku.' Kenzo membatin.

Kenzo tahu kalau dia tidak pantas cemburu karena Naura hanya menganggap dirinya sebagai kakak. Namun, hati tidak bisa berbohong kalau tidak suka melihat interaksi Naura dan Ihsan.

"Ma, kita pergi dulu, ya?" Naura mencium tangan mamanya.

"San, tolong jaga putriku engan baik! Jangan sampai terjadi apa-apa padanya!" pesan Hana pada dokter juniornya

"Baik, Bibi." Ihsan tersenyum dan segera keluar dengan Naura.

Kenzo menatap kepergian mereka dengan mata menyorot sedih. "Bibi, aku juga akan pulang sekarang," pamit Kenzo.

"Kenapa buru-buru?"

"Nanti mama sama papa khawatir. Kebetulan hari ini Khanza ada di rumah juga," jawab Kenzo dengan senyum ramah.

"Baiklah, tolong sampaikan salam dari Bibi untuk keluarga kamu ya!" Hana menepuk pelan bahu Kenzo.

"Mama, apa aku boleh menginap di rumah Kak Kenzo malam ini?" tanya Nathan tiba-tiba.

"Boleh, Kenzo?" Hana malah bertanya pada Kenzo.

"Tentu saja boleh, Bibi. Nathan pasti mau bertemu dengan Kenzie adikku yang paling kecil."

"Kalau begitu Mama izinkan kamu menginap di sana. Tapi, kamu jangan merepotkan mereka, Nathan!" pesan Hana pada putra satu-satunya.

"Iya, Mama. Aku tidak akan merepotkan mereka." Nathan tersenyum senang karena mendapatkan izin. Nathan kemudian pergi ke kamar dan mengambil beberapa pakaian miliknya lalu mengikuti Kenzo keluar dari rumah itu.

"Nathan, temani aku mengikuti kakak kamu ya!" pinta Kenzo ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

"Oke."

Bab terkait

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 4.

    Kenzo terus mengikuti mobil Ihsan yang ternyata berhenti di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah Naura. Kenzo pun mengajak Nathan masuk dan duduk di pojok agar tidak ketahuan oleh Naura."Mereka duduk di pojok kiri sana." Kenzo memberitahu Nathan."Apa enaknya duduk di pojokan? Membuat orang curiga saja," komentar Nathan yang sebenarnya sama sekali tidak tertarik untuk berkomentar."Karena kalau dipojok itu sangat nyaman," jawab Kenzo dengan senyum simpul."Apa yang Kak Ihsan lakukan pada kakakku?" tanya Nathan ketika melihat Ihsan mendekatkan tubuhnya pada Naura."Aku juga tidak tahu." Kenzo menggeleng, hatinya terasa panas dan matanya tidak kuat lagi melihat keromantisan dua orang itu. Terlebih dia bisa melihat wajah Naura yang memerah karena perlukan romantis Ihsan. "Ayo pulang saja, Nat!" ajak Kenzo yang tidak ingin melihat kemesraan mereka lagi.Nathan mengangguk patuh dan mereka pun keluar dari restoran itu langsung menuju mobil. Lalu setelah sampai di parkiran, mereka lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 5.

    "Aku nggak mengada-ada kok, tadi pas aku masuk ke kamar Kak Kenzo, Kakak tuh lagi sedih, Pa, Ma. Kak Kenzo sudah seperti orang yang baru saja putus cinta." Khanza ini memang benar-benar tidak bisa menjaga rahasia, padahal Kenzo sudah sekuat tenaga menyembunyikan kesedihannya sekarang."Bohong, Pa, Ma. Orang tadi Khanza masuk ke kamar Kenzo setelah Kenzo selesai mandi kok. Lagipula putus cinta dari mana coba? Punya gebetan aja enggak," elak Kenzo langsung, jangan sampai orangtunya itu curiga karena perkataan adik kembarnya."Yang ada Kak Kenzo yang bohong!" seru Khanza kekeh pada pendapatnya."Enggak, Sayang. Ya Allah." Kenzo memiting leher adiknya sampai adiknya itu meronta-ronta minta dilepas."Lepasin aku, Kak! Aku nggak bisa napas!" rengek Khanza dengan mata berkaca-kaca."Kenzo, jangan seperti itu, Nak! Kasihan adik kamu." Arumi memberi peringatan, kasihan melihat wajah putrinya memerah karena ulah Kenzo."Maaf, Ma." Kenzo akhirnya membebaskan Khanza yang langsung kabur dari ruanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 6.

    "Ngelak tapi kok terbata-bata begitu sih, Kak Kenzo? Jangan-jangan apa yang Mama tebak benar adanya kalau Kak Kenzo suka sama Naura?" goda Khanza sambil menyikut pinggang saudara kembarnya itu. Dia yakin kalau jawaban Kenzo tadi tidak sesuai dengan kenyataan."Papa pernah muda dan pernah merasakan yang namanya jatuh cinta sebelum menikah dengan mamamu. Dari gerak-gerik kamu ini sepertinya kamu memang mempunyai perasaan khusus untuk Naura," ucap Ali yang malah mendukung komentar Khanza tadi dan semakin membuat Kenzo terpojok serta kebingungan mau merespon dengan cara apa agar orangtuanya percaya dengan elakannya."Ayo mengaku saja, Kak! Kakak mencintai Naura, 'kan?" tekan Khanza lagi semakin menggoda."Tidak! Aku tidak suka padanya, kalian jangan menggodaku seperti ini! Yang Naura sukai itu Ihsan, mana mungkin aku mencintai wanita yang menyukai sahabatku sendiri? Lagipula Naura juga sudah aku anggap seperti adik sendiri, jadi akan sangat mustahil kalau aku menyukainya," Kenzo mengataka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 7

    Naura mengatur napas sampai dirinya merasa tenang setelah mobil terparkir di halaman rumah Kenzo. Dia lalu turun dan berjalan pelan menuju pintu utama, menekan bel sampai akhirnya seorang pelayan membuka pintu itu."Eh, ternyata Non Naura," ucap pelayan itu ramah karena sudah cukup mengenal Naura. "Hehe iya, Bi. Kak Kenzo ada di rumah tidak, Bi?" tanyanya pada pelayan itu."Ada, Non. Tuan Muda sedang bersama keluarganya. Mari masuk!" ajak si pelayan dengan sopan.Naura mengangguk kemudian masuk dengan berjalan di belakang pelayan itu. Dia lalu duduk di sofa ruang tamu setelah pelayan mempersilakan."Non Naura tunggu di sini dulu ya, saya panggilan Nyonya dan Tuan Muda!""Iya, Bi. Silakan!" Naura mengangguk dan tersenyum ramah, entah kenapa jantungnya berdetak lebih kencang sekarang. Samar-samar dia mendengar suara berisik dari ruangan lain yang tidak jauh dari ruang tamu.Suara ramai dari ruang sebelah membuat Naura yakin kalau di rumah itu sedang banyak orang sekarang dan entah kena

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 1.

    "Cicin ini sangat cantik dan cocok disematkan di jari manis Naura, aku sangat harap malam ini berjalan sesuai dengan rencana." Kenzo mengulas senyum tampan yang jarang dia perlihatkan kepada orang lain. Dia sangat menantikan hari ini karena telah menetapkan hati untuk menyatakan cinta kepada anak dari sahabat orangtunya. Seorang gadis yang sudah menarik perhatiannya sejak mereka masih berusia belasan.Kenzo berdiri di depan cermin rias di kamarnya lalu merapikan rambut cepaknya yang sebenarnya sudah sangat rapi. Namun, dia harus tetap memastikan penampilannya rapi dan sempurna karena hari ini akan menjadi hari yang sangat spesial untuknya. Kenzo kemudian menyambar kunci mobil miliknya dari tempat gantungan kunci lalu keluar dari kamar dan berjalan cepat keluar rumah karena dia akan pergi ke restoran tempatnya membuat janji dengan Naura hari ini.Kenzo segera masuk ke mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang menuju restoran. Tidak butuh waktu lama dia sampai juga di restoran dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 2.

    "Naura, kenapa kamu malah melamun?" Kenzo menepuk bahu Naura pelan sekali.Tepukan di bahunya membuat lamunan Naura tentang kejadian pada masa lalu buyar seketika. Dia tersenyum canggung dan merasa bersalah karena malah asik melamun sementara Kenzo menunggu jawabannya.Setelah mendengar Naura berkata kalau Ihsan pernah menyatakan menyukainya. Kenzo termenung beberapa saat dan merasakan rasa sakit yang teramat luar biasa di dalam hatinya. Dia masih sangat tidak menyangka kalau kedekatan mereka selama ini tidak membuat Naura jatuh hati padanya.Kenzo memegang dadanya untuk menahan sesak. Kepalanya menengadah menatap langit-langit restoran dan menahan rasa sakit di hatinya. Dia mengatur napas agar kembali tenang seperti sebelumnya. "Maaf Kak Kenzo, aku tadi hanya sedang mengingat-ingat tentang Kak Ihsan." Naura tersenyum tanpa tahu kalau senyumannya saat itu membuat hati Kenzo terluka. Naura lalu menceritakan semua yang dia ingat kepada Kenzo tanpa dilebih-lebihkan.Hati Kenzo semakin sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09

Bab terbaru

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 7

    Naura mengatur napas sampai dirinya merasa tenang setelah mobil terparkir di halaman rumah Kenzo. Dia lalu turun dan berjalan pelan menuju pintu utama, menekan bel sampai akhirnya seorang pelayan membuka pintu itu."Eh, ternyata Non Naura," ucap pelayan itu ramah karena sudah cukup mengenal Naura. "Hehe iya, Bi. Kak Kenzo ada di rumah tidak, Bi?" tanyanya pada pelayan itu."Ada, Non. Tuan Muda sedang bersama keluarganya. Mari masuk!" ajak si pelayan dengan sopan.Naura mengangguk kemudian masuk dengan berjalan di belakang pelayan itu. Dia lalu duduk di sofa ruang tamu setelah pelayan mempersilakan."Non Naura tunggu di sini dulu ya, saya panggilan Nyonya dan Tuan Muda!""Iya, Bi. Silakan!" Naura mengangguk dan tersenyum ramah, entah kenapa jantungnya berdetak lebih kencang sekarang. Samar-samar dia mendengar suara berisik dari ruangan lain yang tidak jauh dari ruang tamu.Suara ramai dari ruang sebelah membuat Naura yakin kalau di rumah itu sedang banyak orang sekarang dan entah kena

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 6.

    "Ngelak tapi kok terbata-bata begitu sih, Kak Kenzo? Jangan-jangan apa yang Mama tebak benar adanya kalau Kak Kenzo suka sama Naura?" goda Khanza sambil menyikut pinggang saudara kembarnya itu. Dia yakin kalau jawaban Kenzo tadi tidak sesuai dengan kenyataan."Papa pernah muda dan pernah merasakan yang namanya jatuh cinta sebelum menikah dengan mamamu. Dari gerak-gerik kamu ini sepertinya kamu memang mempunyai perasaan khusus untuk Naura," ucap Ali yang malah mendukung komentar Khanza tadi dan semakin membuat Kenzo terpojok serta kebingungan mau merespon dengan cara apa agar orangtuanya percaya dengan elakannya."Ayo mengaku saja, Kak! Kakak mencintai Naura, 'kan?" tekan Khanza lagi semakin menggoda."Tidak! Aku tidak suka padanya, kalian jangan menggodaku seperti ini! Yang Naura sukai itu Ihsan, mana mungkin aku mencintai wanita yang menyukai sahabatku sendiri? Lagipula Naura juga sudah aku anggap seperti adik sendiri, jadi akan sangat mustahil kalau aku menyukainya," Kenzo mengataka

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 5.

    "Aku nggak mengada-ada kok, tadi pas aku masuk ke kamar Kak Kenzo, Kakak tuh lagi sedih, Pa, Ma. Kak Kenzo sudah seperti orang yang baru saja putus cinta." Khanza ini memang benar-benar tidak bisa menjaga rahasia, padahal Kenzo sudah sekuat tenaga menyembunyikan kesedihannya sekarang."Bohong, Pa, Ma. Orang tadi Khanza masuk ke kamar Kenzo setelah Kenzo selesai mandi kok. Lagipula putus cinta dari mana coba? Punya gebetan aja enggak," elak Kenzo langsung, jangan sampai orangtunya itu curiga karena perkataan adik kembarnya."Yang ada Kak Kenzo yang bohong!" seru Khanza kekeh pada pendapatnya."Enggak, Sayang. Ya Allah." Kenzo memiting leher adiknya sampai adiknya itu meronta-ronta minta dilepas."Lepasin aku, Kak! Aku nggak bisa napas!" rengek Khanza dengan mata berkaca-kaca."Kenzo, jangan seperti itu, Nak! Kasihan adik kamu." Arumi memberi peringatan, kasihan melihat wajah putrinya memerah karena ulah Kenzo."Maaf, Ma." Kenzo akhirnya membebaskan Khanza yang langsung kabur dari ruanga

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 4.

    Kenzo terus mengikuti mobil Ihsan yang ternyata berhenti di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah Naura. Kenzo pun mengajak Nathan masuk dan duduk di pojok agar tidak ketahuan oleh Naura."Mereka duduk di pojok kiri sana." Kenzo memberitahu Nathan."Apa enaknya duduk di pojokan? Membuat orang curiga saja," komentar Nathan yang sebenarnya sama sekali tidak tertarik untuk berkomentar."Karena kalau dipojok itu sangat nyaman," jawab Kenzo dengan senyum simpul."Apa yang Kak Ihsan lakukan pada kakakku?" tanya Nathan ketika melihat Ihsan mendekatkan tubuhnya pada Naura."Aku juga tidak tahu." Kenzo menggeleng, hatinya terasa panas dan matanya tidak kuat lagi melihat keromantisan dua orang itu. Terlebih dia bisa melihat wajah Naura yang memerah karena perlukan romantis Ihsan. "Ayo pulang saja, Nat!" ajak Kenzo yang tidak ingin melihat kemesraan mereka lagi.Nathan mengangguk patuh dan mereka pun keluar dari restoran itu langsung menuju mobil. Lalu setelah sampai di parkiran, mereka lan

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 3.

    "Tidak semudah itu aku melupakannya karena aku sudah suka padanya ketika kami masih berusia belasan tahun." "Yang benar saja, Kak?" Mata Naura membulat, dia berpikir jika Kenzo terlalu lama mencintai wanita itu. Akhirnya, dia pun hanya bisa mengusap pelan lengan Kenzo karena merasa prihatin."Tapi memang begitu faktanya, aku saja masih bingung kenapa bisa jatuh cinta padanya." Kenzo tersenyum masam."Ya Allah, padahal Kak Kenzo itu tampan dan mapan. Profesi bagus padahal baru satu tahun terjun langsung menjadi dokter. Apa mungkin wanita itu bodoh sampai tidak menyadari kalau Kak Kenzo mencintainya?" Naura sangat geram.Kenzo malah terkekeh geli, bisa-bisa Naura mengatai dirinya sendiri begitu. Namun, ya ... wajar saja karena Naura tidak tahu kalau yang sedang mereka bicarakan itu dirinya sendiri."Seandainya wanita yang aku cintai adalah kamu bagaimana, Naura?" Kenzo menatap lekat mata Naura."Itu tidak mungkin akan terjadi, Kak. Berandai-andai saja aku tidak bisa, selama ini aku meng

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 2.

    "Naura, kenapa kamu malah melamun?" Kenzo menepuk bahu Naura pelan sekali.Tepukan di bahunya membuat lamunan Naura tentang kejadian pada masa lalu buyar seketika. Dia tersenyum canggung dan merasa bersalah karena malah asik melamun sementara Kenzo menunggu jawabannya.Setelah mendengar Naura berkata kalau Ihsan pernah menyatakan menyukainya. Kenzo termenung beberapa saat dan merasakan rasa sakit yang teramat luar biasa di dalam hatinya. Dia masih sangat tidak menyangka kalau kedekatan mereka selama ini tidak membuat Naura jatuh hati padanya.Kenzo memegang dadanya untuk menahan sesak. Kepalanya menengadah menatap langit-langit restoran dan menahan rasa sakit di hatinya. Dia mengatur napas agar kembali tenang seperti sebelumnya. "Maaf Kak Kenzo, aku tadi hanya sedang mengingat-ingat tentang Kak Ihsan." Naura tersenyum tanpa tahu kalau senyumannya saat itu membuat hati Kenzo terluka. Naura lalu menceritakan semua yang dia ingat kepada Kenzo tanpa dilebih-lebihkan.Hati Kenzo semakin sa

  • Mencintai Calon Istri Sahabatku   Bab 1.

    "Cicin ini sangat cantik dan cocok disematkan di jari manis Naura, aku sangat harap malam ini berjalan sesuai dengan rencana." Kenzo mengulas senyum tampan yang jarang dia perlihatkan kepada orang lain. Dia sangat menantikan hari ini karena telah menetapkan hati untuk menyatakan cinta kepada anak dari sahabat orangtunya. Seorang gadis yang sudah menarik perhatiannya sejak mereka masih berusia belasan.Kenzo berdiri di depan cermin rias di kamarnya lalu merapikan rambut cepaknya yang sebenarnya sudah sangat rapi. Namun, dia harus tetap memastikan penampilannya rapi dan sempurna karena hari ini akan menjadi hari yang sangat spesial untuknya. Kenzo kemudian menyambar kunci mobil miliknya dari tempat gantungan kunci lalu keluar dari kamar dan berjalan cepat keluar rumah karena dia akan pergi ke restoran tempatnya membuat janji dengan Naura hari ini.Kenzo segera masuk ke mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang menuju restoran. Tidak butuh waktu lama dia sampai juga di restoran dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status