Aku merasa gugup. Bagiku, ucapan Taufan terlalu berlebihan.Aku melihat pemandangan indah di depanku dan bergeming. Aku memang takjub, apa ini rumah yang belum selesai itu? Benar-benar megah.Taufan turun dari mobil dan mengambil kopernya di kursi penumpang belakang. Kemudian, dia membuka pintu mobil kursi penumpang depan, lalu menggandengku dan berjalan masuk ke dalam rumah. Aku pun mengikutinya.Bagian dalam rumah itu sangat mewah. Begitu masuk, tiba-tiba terdengar suara seruan. "Bapak sudah pulang!"Beberapa pelayan menghampiri Taufan dan mengambil koper dengan gembira. Sepertinya, pelayan di sini sangat setia kepada Taufan. Setelah masuk ke kamar Taufan, dia menahanku di pintu dan bertanya dengan suara serak, "Kelihatannya, kamu tidak merindukanku?"Hatiku terasa sakit. Aku tersenyum dan menunduk. Sebenarnya, aku adalah orang yang keras kepala. Aku sulit mengungkapkan kekesalan di hatiku.Taufan mendekatiku dan terus mengamatiku, seperti sedang menebak pemikiranku. Taufan bertanya
Malam itu, aku tidak pulang untuk menemani Oscar dan keluargaku makan bersama. Aku tinggal di vila Taufan karena aku tidak tega membiarkan Taufan merayakan tahun baru sendirian di rumah yang besar ini. Taufan menceritakan banyak momen-momen bahagia bersama orang tuanya sebelum mereka meninggal. Namun, dia tidak menceritakan kehidupannya setelah itu.Aku tidak berani bertanya karena aku tidak ingin Taufan mengingat masa-masa yang menyakitkan itu. Pantas saja Taufan sangat suka merasakan kehangatan keluarga dan sangat sabar kepada Adele. Aku tebak Taufan pasti mengikuti jejak ayahnya.Namun, saat mendengar cerita Taufan, aku merasakan sesuatu yang aneh. Sepertinya, aku tidak bisa mengingat banyak hal. Hari ini, aku baru menyadarinya.Aku hanya ingat kejadian setelah tahun ketiga di SMA. Akan tetapi, aku tidak ingat dengan kejadian sebelum itu. Aku tidak ingat dengan masa kecilku dan seperti apa perlakuan orang tuaku kepadaku. Sepertinya, aku juga tidak punya teman.Aku bahkan sangat iri
Berhubung Luna datang dengan motif tersembunyi, aku terpaksa mengikuti arus, melihat apa yang hendak dilakukannya, lalu mencari petunjuk.Aku mengangguk. “Nona Luna memang baik hati!”“Nggak, gimanapun ini adalah simpul hatinya, nggak ada yang bisa membuka simpul ini.” Seusai berbicara, Luna pun melihatku dengan tatapan menantang.Aku tahu siapa orang yang dimaksud Luna, orang itu adalah aku.Pada acara malam ulang tahun itu, Taufan merasa sangat emosi. Aku yakin Luna pasti mengetahui hasil ini.“Sebenarnya Kak Taufan seharusnya tahu apa yang dia inginkan. Bright Celestial didirikan oleh ayahnya, Johan Celes.” Nada bicara Luna sangatlah yakin. Tidak dipungkiri, Luna memang berhak untuk bersuara soal Keluarga Celes.“Bukankah seharusnya Keluarga Celes sudah memiliki bisnis keluarga?” Aku merasa sangat tertarik, tidak mungkin mereka tidak memiliki apa-apa.“Awalnya memang ada, selama ini selalu dikelola oleh Tuan Besar Celes hingga dia berusia 60 tahun, baru dia menyerahkannya ke tangan
Aku samar-samar mengerti. Sepertinya kematian Alina tidak sesederhana itu.Luna segera merevisi ucapannya, “Maksudku adalah Kak Taufan nggak boleh memegang kendali. Meskipun Alina nggak tergantikan di hatinya, hubungan mereka juga nggak akan membuahkan hasil apa pun. Meskipun dia nggak mati, mereka juga nggak akan bisa bersama!”“Kalau Alina nggak tergantikan di hati Pak Taufan, sepertinya Nona Luna akan merasa sangat sengsara, ya!” Aku sengaja menyindirnya, “Gimanapun, masalah ini berdampak langsung sama kamu.”Raut wajah Luna langsung terkaku. Dia segera melengkungkan ujung bibirnya ke atas. “Aku nggak peduli dengan masalah ini. Meskipun ada seribu Alina di hadapanku, dia hanya boleh menjadi milikku,” Luna berkata dengan sangat percaya diri.Aku mengangguk tanda mengaguminya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan Luna, ada Grup Celes yang menyokongnya.“Gimana ceritanya Alina bisa meninggal?” Tiba-tiba aku bertanya. Sebelumnya saat Luna mengungkit masalah orang itu kepadaku,
Saat aku membaca data Danny, aku sudah mengetahui kemampuannya. Dia pernah mengikuti pelatihan khusus, hanya saja waktu itu Taufan berpesan kepadaku untuk tidak boleh membocorkan identitasnya kepada siapa pun.Sekarang semua orang di luar mengira Danny hanyalah seorang anak semata wayang yang merupakan mahasiswa unggul di universitas terkenal saja.Aku merasa berhubung Danny direkomendasi oleh Taufan, sepertinya tidaklah bagus dan aman untuk memanfaatkannya dalam menyelidiki masalah Keluarga Celes.Biasanya sebelum Tahun Baru, mayoritas perusahaan sudah menyusun rencana perusahaan untuk tahun berikutnya. Namun, Bright Celestial malah membuatku kewalahan.Mereka meminta untuk segera memulai pekerjaan, dengan catatan ingin memperpendek masa pekerjaan. Alasannya karena semua rumah telah terjual. Penghuni sudah tidak sabar ingin menetap.Namun pada saat ini, proyek Eternal Real Estate masih berjalan dan tidak mungkin dihentikan.Aku menelepon Taufan, tetapi dia sedang di luar negeri. Aku p
Hubungan aku dengan Gilbert tidak tergolong dekat. Kenapa dia malah bersedia memberi bantuan yang begitu besar? Sepertinya ada udang di balik batu?Namun, aku tidak kepikiran apa tujuannya? Lagi pula, aku hanya memiliki sebuah perusahaan kecil, apa gunanya dia memanfaatkannya? Aku sungguh kehabisan akal.Gilbert menatapku beberapa saat. Tetiba dia tersenyum padaku. “Apa kamu tidak yakin? Jangan berpikir kebanyakan. Anggap saja ini balasan karena kamu telah membantuku waktu itu! Aku tidak suka berutang budi, apalagi utang budi terhadap wanita!”“Pak Gilbert, saat lagi kerja, jangan anggap aku itu wanita!” ucap aku dengan nada setengah bercanda.“Kamu? Bukan wanita?” Senyuman di wajah Gilbert semakin lebar lagi. “Siapa yang bisa tidak menganggapmu sebagai wanita?”Seusai tersenyum, Gilbert melanjutkan, “Jangan berpikir kebanyakan! Masalah sepele ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan bantuanmu. Lagi pula, kamu tetap harus membayar upah pekerja. Semua ini terdengar agak memalukan, tap
Aku berjalan ke dalam ruang rapat, lalu bertemu dengan Taufan yang sudah tidak aku temui selama setengah bulan. Aku saja tidak tahu sejak kapan dia kembali ke Kota Reva. Sementara itu, tampak ada Cynthia berwajah serius sedang duduk di sampingnya.Aku diam-diam berpikir, sepertinya masalah hari ini tidaklah gampang untuk dilalui. Jika mereka salah paham kepadaku, tidak ada gunanya juga aku menjelaskan.Cynthia melirik orang-orang yang sedang melakukan analisis. Pada akhirnya tatapannya tertuju pada wajahku, dia menatapku dengan tatapan menghina.“Bu Maya, silakan jelaskan apa yang terjadi kepada kami!” Nada bicara Cynthia tergolong sangat tenang, tapi aku tahu. Semakin dia bersikap seperti ini, semakin besar cobaan yang akan datang.Aku berdeham, lalu menjelaskan kronologis masalah. Kemudian, aku menyuruh Shea untuk menyerahkan denah ke tangan Cynthia.Setiap peserta rapat juga mendapat denah dengan data yang salah. Aku sudah mempersiapkannya dengan matang. Aku juga mengatakan tidak ad
Tatapanku langsung tertuju pada diri Fara. Dia yang ditatap olehku merasa tidak leluasa. Dia pun membelalakiku dengan kesal, lalu menunduk kembali menatap denah.“Aku memang nggak bisa menjamin denah ini sudah tersebar ke luar atau nggak. Karena aku bukan hanya memberikan denah itu ke Departemen Proyek kalian saja ….” Aku membalas pertanyaan Taufan, “Semua ini … memang adalah kelalaianku!”“Permisi, Bu Maya, jadi siapa lagi yang pernah menyentuh denah itu?” tanya Taufan dengan ketus.Ketika mendengar pertanyaan Taufan, hatiku terasa sangat hangat. Jelas sekali, Taufan sedang menyemangatiku untuk melanjutkan omonganku. Ponselku tiba-tiba berdering.“Aku pernah menyerahkan laporan uji, petunjuk, denah, dan sertifikat ke Departemen Perencanaan kalian!”Semua orang di Departemen Perencanaan Bright Celestial sangatlah arogan. Tentu saja, mereka memang berhak untuk bersikap arogan. Sebab, ada banyak bangunan simbolis terkenal adalah hasil desain mereka.Jadi, mana mungkin mereka mengizinkan