Share

Bab 219 Alasan Dia

Aku merasa gugup. Bagiku, ucapan Taufan terlalu berlebihan.

Aku melihat pemandangan indah di depanku dan bergeming. Aku memang takjub, apa ini rumah yang belum selesai itu? Benar-benar megah.

Taufan turun dari mobil dan mengambil kopernya di kursi penumpang belakang. Kemudian, dia membuka pintu mobil kursi penumpang depan, lalu menggandengku dan berjalan masuk ke dalam rumah. Aku pun mengikutinya.

Bagian dalam rumah itu sangat mewah. Begitu masuk, tiba-tiba terdengar suara seruan. "Bapak sudah pulang!"

Beberapa pelayan menghampiri Taufan dan mengambil koper dengan gembira. Sepertinya, pelayan di sini sangat setia kepada Taufan. Setelah masuk ke kamar Taufan, dia menahanku di pintu dan bertanya dengan suara serak, "Kelihatannya, kamu tidak merindukanku?"

Hatiku terasa sakit. Aku tersenyum dan menunduk. Sebenarnya, aku adalah orang yang keras kepala. Aku sulit mengungkapkan kekesalan di hatiku.

Taufan mendekatiku dan terus mengamatiku, seperti sedang menebak pemikiranku. Taufan bertanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status