Home / Pernikahan / Menantu yang Tak Diinginkan / BAB 10 Pelukan Hangat

Share

BAB 10 Pelukan Hangat

Author: Riffi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Wah ... dijemput suaminya ya Mar? kirain sudah ditalak," celetuk salah seorang ibu-ibu yang merupakan tetanggaku.

Aku hanya diam tanpa menjawab sepatah katapun. Rasanya benar-benar tak nyaman, di tambah ada Mas Rey di sampingku saat ini.

"Marya ini adalah istri yang paling saya cintai, tak akan mungkin saya lepaskan istri sebaik dan secantik dia, Bu." Mas Rey membelaku di depan ibu-ibu tetangga yang mencibirku, membuat ibu-ibu itu melengos pergi dengan kesal.

Kini aku berjalan menuju rumahku, aku berjalan pulang dengan berdampingan dengan seorang pria, siapa lagi kalau bukan Mas Rey?

Beberapa kali kami berdua berpapasan dengan beberapa ibu-ibu yang super kepo akan kehidupanku, membuat aku sedikit risih dan muak.

Yang dapat menjawab dan menyapa balik para tetangga dengan ramah malah Mas Rey.

"Kamu tau dari mana aku ada di sungai?" tanyaku memecah kecanggungan kami berdua.

"Tadi aku udah ke rumah, tapi kamu ga ada. Jadi aku iseng pergi ke sungai," jelas suamiku, dan aku hanya ber oh ri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 11 Kembali Lagi

    Ketika kami berdua tengah menikmati makan malam dengan nikmat, tiba-tiba suamiku malah mengucapkan kalimat pertanyaan yang membuat aku terlonjak kaget mendengarnya."Pulang ya, Dek?" bujuk Mas Rey, membuat aktifitas makan yang tengah aku lakukan ini terhenti, aku tatap wajah pria yang ada di hadapanku saat ini."Pulang? ke rumah itu lagi?" tanyaku, kini suasana yang tadinya hangat seketika menjadi dingin.Berat hati ini jika harus kembali ke rumah itu, baru dua hari saja batinku sudah menyerah. Kembali lagi untuk apa? penghuninya juga tak menyukai keberadaan diriku."Mas ... apa kita ga bisa pindah saja?" tanyaku dengan penuh harap.Terlihat Mas Rey tengah membuang napasnya kasar, mungkin baginya meninggalkan rumah adalah keputusan yang berat.Aku tatap wajah tampannya yang kini tengah muram, apakah permintaanku terlalu berat untukmu Mas? bukankah wajar jika pasangan suami istri memutuskan untuk tinggal sendiri dibandingkan bersama orang tua?"Dek ... rumah itu adalah rumah utama kelua

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 12 Hari Pertama

    Rey dan Marya masuk ke dalam rumah dengan bergandengan tangan, baru satu langkah masuk kedalam rumah, kedua pasangan itu disambut oleh Bu Wasida yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu."Lah? masih punya muka kamu Mar? ternyata memang wanita yang gak punya malu!" celetuk wanita paruh baya dengan sanggul anggunnya."Buk! jangan begitu sama Marya, dia istriku,"ucap Rey membela sang istri, perasaan ngilu di hati Marya berubah menjadi haru karena mendengar pembelaan suaminya."Halah Rey ... Rey, kamu itu pasti udah dicuci otaknya sama si perempuan sialan itu!" tuduh Bu Wasida sambil menunjuk ke arah Marya, bahkan matanya sampai memancarkan kebencian yang mendalam.Marya menggenggam semakin erat tangan Rey, tertanda jika ia sedang takut dan gelisah. Seharusnya ia memang tidak perlu datang lagi ke rumah ini.Rey yang tahu perasaan takut sang istri, mencoba menenangkannya dengan menatap lekat Marya dengan hangat, matanya seperti memberikan i

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 13 Menantu Kesayangan

    Krieeeeet ....Perlahan Marya membuka pintu kamarnya, netranya langsung terpusat pada sosok Bu Wasida yang kini tepat berada di hadapannya.Wajah merah padam menahan amarah terlihat jelas pada wajah wanita paruh baya itu, tatapan nyalang Wasida dibalas dengan tundukan kepala Marya.Ia tak sanggup menatap wajah ibu mertuanya, raganya kini tengah ketar-ketir berhadapan dengan sosok wanita bersanggul itu.Sementara itu, Mbok Yem terpaku di ambang pintu dapur. Dari kejauhan ia menyaksikan semuanya, batinnya pun ikut ketar-ketir, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Bu Wasida pada Marya?"Ya Allah, apa lagi cobaan Nduk Marya iki," lirih Mbok Yem."Kamu pasti guna-guna anak saya! iya kan? ngaku kamu!" tuduh Bu Wasida dengan menggebu.Sepertinya sedari tadi saat ada Rey, ia sangat memendam semua kesalnya pada Marya, hingga akhirnya sekarang wanita tua itu bisa meluapkan kebencian saat putra bungsunya telah pergi."As

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 14 Ditinggal Suami

    Sepasang suami istri terlihat tengah menikmati sepiring nasi goreng di meja mereka, Rey memutuskan untuk memboyong istrinya makan di luar, mengingat suasana tak kondusif yang terjadi di rumah.Kini Marya dapat menelan makanan dengan nyaman, ia makan dengan lahap karena memang sudah kelaparan sejak tadi. Namun beberapa saat kemudian, ia melirik ke arah suaminya.Terlihat Rey seperti sedang hanyut dalam lamunannya, ia bahkan tak menyuapkan sesendok nasi pun ke dalam mulutnya. Dahi Marya mengernyit, batinnya bertanya-tanya tentang apa yang kini tengah suaminya pikirkan."Mas?" "Hmm?" Rey mulai menata fokus, ia telah sadar jika istrinya kini menatapnya penuh tanda tanya."Kenapa? kok sampai melamun gitu," ucap Marya penuh selidik.Tampak lelaki tampan itu mengembuskan napasnya kasar, menimang-nimang untuk mengucapkan sebuah jawaban."Dek ... Mas boleh minta sesuatu?" tanya Rey ragu-ragu."Tentu, apa itu?" Marya sem

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 15 Menjadi Babu

    Tertohok Wasida mendengar ucapan pedas Marya, berani-beraninya menantu udik itu melontarkan kalimat pedas padanya.Kini yang awalnya wanita paruh baya itu ada di belakang Nara, dengan gemuruh amarah ia menerobos mendekati wanita berhijab coklat itu, membuat Marya mundur beberapa langkah untuk menjauh.Meski ketar-ketir nyali Marya saat ini, tapi hati kecilnya tak terima jika ibunya dijelekkan oleh orang lain, meski itu adalah ibu mertuanya sendiri."Apa kamu bilang tadi? berani kamu sama saya?" Wasida menjambak rambut menantunya yang ada di balik hijab, ia mencengkram gunungan rambut itu kuat-kuat.Yang biasanya Marya akan berteriak kesakitan dan memohon pengampunan, ia malah diam saja tanpa memohon pada Wasida, membuat wanita paruh baya dengan sanggulnya itu semakin geram hingga menampakkan urat-urat kekesalan di wajah tuanya."Saya ga papa Buk, jika hanya saya yang Ibuk hina, tapi jangan bawa-bawa nama ibu saya! ibu saya wanita yang baik." Marya meneteskan bulir air matanya, namun ha

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 16 Kesabaran

    Marya tertegun ketika melihat sepiring nasi dengan hanya taburan garam kasar di atasnya, tak ada lauk pauk lain yang disuguhkan selain sepiring nasi garam itu."Hanya sepiring nasi garam ini lah yang cocok untuk kamu di rumah saya," ucap Wasida, kini tampak senyuman licik di wajah tuanya ketika menatap rendah sang menantu terakhir itu.Bagaikan tersayat sampai ke uluh hati saat ini perasaan Marya, bukan karena ia tak bisa makan nasi dengan garam. Dulu dia juga berasal dari keluarga yang serba kekurangan dalam hal materi, bahkan ketika tak sanggup membeli beras, ia sehari-hari hanya makan dengan singkong rebus saja.Tapi ini berbeda, ia harus makan nasi dengan garam bukan karena masalah ekonomi. Melainkan karena ibu mertua yang memang membencinya, ada rasa ngilu di dadanya.Padahal rumah ini pun tak kekurangan bahan makanan, semuanya serba ada dan mewah. Tapi untuk dirinya yang seorang menantu di rumah ini, hanyalah diberikan sepiring nasi dan gara

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 17 Lia

    "Apa maksud Mbak Nara?" Marya masih memasang wajah bingungnya, tak mengerti apa maksud dari perkataan istri kakak iparnya itu.Sejak kapan Rey mau menikah dengan wanita lain? padahal jelas-jelas Rey telah meminta Marya untuk menunggu pinangannya sedari dulu."Maksud gue, Lia ini adalah wanita yang pernah hampir menjadi istri Rey, tapi karena guna-guna dari lo itu, Rey jadi buta dan malah ninggalin wanita secantik Lia," ujar Nara, tentu saja semua hal itu adalah bualan semata.Dari awal ia mencoba menjodohkan Rey dan Lia, Rey tak pernah menanggapi dan terkesan acuh. Hingga akhirnya Nara menyerah setelah Rey telah memiliki calon pilihannya sendiri.Tetapi sayang sekali, pilihan Rey sangatlah buruk di mata Nara. Sehingga kini ia kembali menghadirkan sosok Lia, karena ia merasa Lia masih memiliki kesempatan dan harapan untuk merebut Rey dari Marya."Mbak, kok Rey seleranya kaya gini sih? bahkan ga pantes banget buat bersaing sama aku," cicit

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 18 Fitnah Lia

    Kini Marya nampak sibuk menyiapkan makan malam untuk ibu mertua, Nara, dan juga tamu yang mengaku pernah hampir dinikahi oleh suaminya itu.Setelah selesai memasak semua hidangan, ia mulai menata makanan itu di atas meja makan. Dirinya hanya melakukan semua itu seorang diri, sesuai dengan pintaan Wasida."Haduh ... lama banget cuma nata makanan doang," protes Wasida melihat cara kerja Marya yang menurutnya sangat lambat."Maaf Buk, ini sudah siap semua," ucap Marya memberi tahu, ucapan itu sama sekali tak dihiraukan oleh Wasida."Ayo makan yang banyak Lia, jangan malu-malu di rumah ibuk, anggap saja rumah sendiri," tutur Wasida, jujur perkataannya membuat hati kecil Marya merasa iri."Iya Buk," jawab Lia dengan senyuman."Ngapain kamu masih berdiri di sini? sana ke dapur atau kemana gitu, mual saya liat kamu," seru Wasida, hal itu membuat Marya semakin tak memiliki harga diri di hadapan Nara maupun Lia.Wanita malang itu

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 45 Digusur

    "Ke—Kenapa, Mas? Ruko kita kenapa?" Melihat wajah Rey yang tiba-tiba pucat pasi setelah menerima telepon, membuat Marya ikut khawatir."Kita diusir dari ruko, Dek. Kita tidak boleh berjualan di sana lagi," jawab Rey, ia menggenggam erat ponsel di tangannya."Hah?! Bukannya kita sudah bayar sewanya selama beberapa bulan ke depan, Mas?!" tanya Marya yang masih tak mengerti dengan perkataan sang suami.Kenapa tiba-tiba pemilik ruko tidak mengizinkan Marya dan Rey berjualan? Pasangan suami istri itu tidak pernah menunggak pembayaran ataupun sulit ditagih soal membayar uang sewa. Bahkan Rey selalu membayarkan langsung untuk satu atau dua bulan ke depan."Mas juga ga paham, ayo kita kesana dan bicara langsung dengan Pak Jaki." Marya mengangguk setuju dan mereka langsung bergegas menuju lokasi ruko mereka.Alangkah terkejutnya mereka berdua ketika telah sampai di depan ruko, semua barang-barang dagangan mereka sudah dipindahkan ke teras. Seakan mereka diusir secara paksa oleh pemilik ruko."M

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 44 Kembali Normal

    "Sepertinya mereka meminta bantuan kepada orang lain yang memang ahli dalam menangkal sihir yang saya tanamkan di sana.""Gak! Ga bisa gitu dong, Mbah! Saya sudah bayar untuk ini, kenapa masih bisa gagal?!" pekik Lia yang masih tak terima."Mau bagaimana lagi? Sepertinya kamu memang tengah berurusan dengan orang yang salah," sahut Mbah Jayeng."Bahkan mereka belum benar-benar bangkrut, Mbah! Masa udah ketahuan?!"Lia begitu frustasi kali ini, rencananya untuk menghancurkan Rey dan Marya selalu berantakan dan gagal. "Saran saya, lebih baik kamu berhenti mengharapkan lelaki itu. Keteguhan iman dan rasa cinta lelaki itu terhadap istrinya yang sekarang, tidak bisa saya tembus dan saya hancurkan."Mendengar kalimat nasehat dari Mbah Jayeng, ternyata tidak dapat membuat keinginan Lia memudar dan menyerah begitu saja. "Cukup, Mbah! Ga usah omong kosong lagi, Mbah saja yang ilmunya tidak mumpuni," sahut Lia dengan emosi.Lia pergi meninggalkan gubuk tua itu dengan perasaan dongkol dan kecewa.

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 43 Pembersihan

    "Ini disebut sebagai santet penghilang rezeki, ilmu hitam ini menyasar pada kelancaran rezeki seseorang, pemilik ilmu sihir akan menutup energi positif tempat ini agar penghasilan korbannya bisa turun, bahkan bangkrut," jelas Ustadz Yusuf."Astagfirullah, siapa orang yang tega ngelakuin hal seperti ini?" lirih Marya. Ia tak menyangka jika ada seseorang yang seniat itu untuk membuat usahanya hancur."Lalu, apa yang harus kita lakukan agar sihir hitam ini hilang, Ustadz?" tanya Rey."Kita akan melakukan pembersihan dengan meruqyah tempat ini, sementara Ustadzah Asa dan kalian akan mencari benda sihir yang ditanamkan di tempat ini," jawab Ustadz Yusuf. Semua orang mengangguk setuju.Semuanya berpencar, Ustadzah Asa, Ani, dan Andi mencari di sekitar luar ruko, sementara Marya dan Rey mencari di dalam ruko. Ketika semua orang sibuk mencari, Ustadz Yusuf melantunkan ayat-ayat pembatal sihir dengan memegang sebuah botol air di tangannya."Ini, ini adalah benda yang ditanam oleh seseorang seb

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 42 Ilmu Sihir?

    "Tapi kita buka setiap hari loh, Pak! Yah ... meski ga ada satu pun yang beli sih," ucap Rey.Mereka semua terdiam tak bergeming, sampai akhirnya Pak Bakri membuka suara. "Walah, saya ndak tahu kalo itu. Saya tiap hari lewat ruko sampean dari mulai pagi sampe sore, tutup terus kok," ujar Pak Bakri, ia semakin membuat Marya dan yang lainnya bingung."Eh ... ya sudah, saya mau ngarit dulu buat kambing-kambing saya, Assalamualaikum," timpal Pak Bakri lagi."Wa'alaikumussalam." Pak Bakri melangkah pergi meninggalkan Marya dan lainnya. Kini empat orang itu terheran-heran di dalam batinnya dengan ucapan Pak Bakri barusan."Ya sudah, kita pulang dulu. Mau magrib. Andi, anter Ani ke rumahnya, ya?" ucap Rey memecah lamunan Marya, Andi, dan juga Ani."Eh, iya Pak. Saya pamit duluan.""Ndi, bukannya ini masalah serius, ya? Jangan-jangan bener dugaanku, ada pedagang lain yang iri sama usaha Marya dan Rey," ujar Ani menerka-nerka."Kemungkinan besar sih, begitu," sahut Andi."Duh, ada aja cobaan s

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 41 Mulai Sepi

    "Semenjak kejadian kemarin, warung kita jadi sepi gini, Mar. Apa orang-orang pada terhasut sama fitnah ibu-ibu itu, ya?" tanya Ani menduga-duga.Marya menghembuskan napasnya dengan kasar. "Mungkin," sahut Marya dengan senyum getirnya.Pasalnya seminggu dari kejadian heboh waktu itu sudah berlalu, namun warung Marya nampak sepi pembeli. Seakan semua orang sudah tidak percaya lagi dengan makanan yang Marya jual.Bahkan hampir semua pesanan ketering dalam jumlah banyak pun dibatalkan secara sepihak oleh langganan Marya."Lebih baik kita tutup saja, An. Ini juga sudah sore dan mendung," celetuk Marya, kini ia berdiri dan mulai membereskan sedikit demi sedikit barang dagangannya."Loh? Gak buka sampe malem lagi, Mar?" Marya menggelengkan kepalanya. "Sepertinya ga perlu.""Masih utuh semua loh dagangan kita, mau dikemanakan?""Kita bungkus saja, kita bagi-bagi ke pondok pesantren yang dekat sini. Pasti semuanya akan

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 40 Tidak Perlu Takut

    "Assalamualaikum.""Wa'alaikumussalam," sahut Rey dari dalam rumah, ia membuka pintu depan dengan terburu-buru."Kamu ternyata, Ndi. Sama Ani juga? Ayo masuk," ujar Rey, ia mempersilakan kedua orang itu untuk masuk ke dalam. Marya pun keluar dari kamarnya untuk menyambut Ani dan Andi."Iya, Pak. Ini sebenarnya cuma mau ngasih kunci ruko ke Pak Rey." Andi mengulurkan tangannya dan memberikan sebuah kunci kepada Rey. "Oh, iya. Terima kasih kalian sudah mau menutup rukonya," ucap Rey.Kini Marya datang dengan sebuah nampan yang terdapat dua gelas teh hangat di atasnya. "Minum tehnya dulu, ya.""Iya, makasih Mar. Kamu ndak kenapa-napa toh? Aku takut kamu kepikiran sama kejadian tadi," ucap Ani.Andi pun menyenggol bahu Ani. "Justru karena Mbak ungkit jadi inget, Mbak!" lirih Andi."Oh, iya juga, ya." Ani meringis ketika mendapati teguran dari Andi.Marya tersenyum simpul menanggapi hal itu. "Gapapa, An. Cuma heran aja, kok bisa ada yang fitnah sampai seperti itu," sahut Marya."Ada yang

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 39 Buktinya?

    "Ada apa ini ribut-ribut?!" tanya Rey dengan panik, pasalnya ia baru datang dari rumahnya bersama Andi untuk mengambil persediaan bahan-bahan. Tapi betapa terkejutnya mereka berdua ketika melihat ruko milik mereka telah dikerumuni oleh banyak massa."Marya! Ada apa?!" Rey lebih panik lagi ketika mendapati istrinya yang sudah menangis pilu di antara kerumunan itu."Ini loh, Mas. Ibu-ibu itu tiba-tiba datang, trus nuduh kalo gara-gara gorengan dan nasi uduk buatan kita itu mengandung racun atau apalah itu," jelas Ani."Racun? Racun apa?" tanya Rey dengan heran, ia sudah berjualan selama beberapa bulan, dan tidak pernah mendapati protes seperti itu dari para konsumennya."Halah, kalian semua itu jago sekali aktingnya. Liat nih, gara-gara makanan yang kalian jual itu, anak saya sampai masuk rumah sakit!""Bentar-bentar! Ibu-ibu ini memangnya punya bukti kalau semua itu karena makan makanan yang kami jual? Kalau tidak, kalian bisa saya tuntut atas hal pencemaran nama baik!" ucap Rey dengan

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 38 Fitnah

    "Kita harus buat Rey kembali lagi ke rumah ini, Ibu butuh dia untuk menjalankan perusahaan keluarga," ucap Wasida."Iya, tapi bagaimana caranya? Dia saja kudengar cukup sukses dengan usahanya bersama si wanita sialan itu, mana mau dia pulang ke rumah ini?" "Kita buat saja usahanya hancur, Mbak, Buk. Dengan begitu, Rey pasti akan menyerah dan datang kepada kalian," usul Lia memberikan sebuah ide."Hancur? Bagaimana caranya, Li? Apa kamu tahu?" Wasida masih bingung dengan usulan yang diberikan oleh Lia, bagaimana caranya membuat usaha Rey hancur? Sementara ia sendiri tidak bisa lagi membuat Rey percaya dengannya."Buat bisnis mereka bangkrut, apa pun caranya. Misalnya suruh orang fitnah usaha mereka, dan buat nama bisnis mereka jelek. Dengan begitu, semua orang pasti tidak mau lagi belanja di sana," jelas Lia."Nah! Itu sepertinya cara yang paling mudah, kita bisa bayar orang untuk melakukan hal itu," sahut Jeni, ia sangat setuju dengan us

  • Menantu yang Tak Diinginkan   BAB 37 Alasan Tak Kembali

    "Pak! Buk! Sini-sini, nasi uduk sama gorengan ini enak loh rasanya." Pak Akmal melambaikan tangannya, sontak saja orang-orang yang berada di sekitar tempat jualan Rey dan Marya langsung berdatangan karena penasaran."Kebetulan saya juga belum sarapan, nasi uduknya satu, ya." "Siap, Buk. Tunggu sebentar, ya."Hari pertama Marya berjualan benar-benar di luar ekspektasi, Marya pikir tidak akan seramai ini. Ternyata tempat ia berjualan memang begitu strategis, ditambah rasa makanan yang ia buat juga mendukung."Mas, tolong jualin gorengannya, ya." "I—iya, ini 5 ribu dapet berapa, Dek?" "Dapet 8 Mas." Marya dengan cekatan membuat pesanan demi pesanan, dari mulai nasi uduk dan lontong sayur. Sedangkan Rey yang bertugas untuk mengurusi pesanan gorengan tengah keteteran."Mas, jangan tahu semua dong isinya, dicampur," protes seorang ibu-ibu yang melihat Rey sedang memasukan gorengan ke dalam plastik, tapi yang Rey ambil sedari tadi hanya satu macam saja."Eh? maaf-maaf Mbak." Rey kembali me

DMCA.com Protection Status