Sebuah tanggapan yang membuat Aghnia bingung adalah Baron menyuruh Aghnia untuk menonton TV ketika sidang berlangsung.“Maksudnya, Baron?” tanya Aghnia dengan mulut yang terbuka, Baron menutup mulut Aghnia, “Kamu juga akan tahu sebentar lagi!” kata Baron. Karena Aghnia sudah cukup lama diluar, maka Baron mengantar Aghnia sampai di depan kamar, mereka berdua bertemu dengan dokter Bosconovitch.“Dokter Bosconovitch,” sapa Baron.“Tuan Baron, kebetulan sekali kita bertemu di sini, ada yang ingin saya sampaikan kepada Tuan Baron dan Nyonya Aghnia.” Baron mengangguk dan masuk ke kamar rawat Aghnia, “Jadi, bagaimana dokter?” tanya Baron.“Begini, karena membran timpani dari Nyonya Aghnia masih belum sepenuhnya, jadi diperkirakan masih membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari ke depan,” jawab dokter Bosconovitch. Aghnia terlihat murung karena ia sendiri tidak merasa nyaman berada di rumah sakit, yang bisa kapan saja di datangi oleh anak buah dari William.“Kalau selama itu, apa kejadian itu ba
William benar-benar murka akibat semua yang sudah ia rencanakan mampu Baron hancurkan dengan cepat. Bahkan, Guido saya sampai kembali dengan babak belur.“Lagi-lagi dia!” batin William. Vanessa yang berada satu ruangan pun menjadi curiga dengan Baron yang dikatakan oleh William, “Baron? Apa mungkin, dia OB yang bekerja di perusahaan Aghnia? Tapi, apa urusan dia dengan Aghnia?” batin Vanessa. Ryu melihat William yang sedang murka pun hanya menghela nafas, “Dia ada benarnya, aku sudah terlalu tua untuk ikut campur permasalahan mereka,“ gumam Ryu. William pun melirik ke Ryu, “Apa ada yang bisa kau lakukan, Ryu?!” tanya William dengan sedikit nada yang mengancam Ryu. Namun, jawaban yang William harapkan sebagai harapan pun sirna begitu mendengar Ryu mengatakan, “Sayang seribu sayang, tak ada harapan bagi kita menyentuh wanita itu! Terlebih lagi, aku merasa dia belum serius sama sekali ketika melawanku!” jawab Ryu. William pun tertawa sangat keras hingga seperti orang gila, kemudian
Jessica terdiam ketika Baron mengetahui bahwa mereka semua melaporkan Baron ke polisi merupakan akal-akalan dari Lucas, “Kenapa, apa kamu sangat terkejut karena aku tahu semuanya?” tanya Baron. “Lalu, apa yang kamu inginkan?!” Baron hanya melirik ke arah Ivan yang sedang menatapnya dengan tajam, lalu Baron menjawab, “Seperti yang aku katakan, cabut laporan soal aku memukul Ivan atau kalian semua akan terlibat dalam masalah ini, entahlah. Aku hanya bermurah hati sedikit pada si b*jingan ini,” ujar Baron sembari tangannya menunjuk Ivan. Jessica pun menarik bibirnya ke atas sedikit dan mengatakan, “Memangnya, apa yang bisa kamu lakukan? Apa kamu punya pengaruh sebesar keluarga Vigo, hah?” tanya Jessica. Baron mendengus dan berkata, “Aku hanya menawarkan pilihan, dan jangan lupa kamu juga pasti akan terseret karena kamu menyembunyikan segalanya. Terlebih lagi, soal bukti palsu yang diberikan oleh Jagat” kata Baron. Jessica semakin bimbang dengan tawaran dari Baron, Jessica sangat i
Baron melihat kepada Rudy sambil tersenyum lalu Baron mencondongkan badannya ke depan, “Coba, jelaskan lebih rinci, Rudy!” Rudy yang lesu pun ternyata memiliki banyak perjuangan dibaliknya, Rudy bisa mengetahui bahwa Lucas dan Komjen memiliki sebuah kesepakatan. Rudy duduk tegak dan memukul pelan lehernya, “Ah, aku rasa aku sudah menua,” ucap Rudy yang langsung disindir oleh Mr. Abraham, “Kalau kamu tua, lalu aku apa? Purba?” tanya Mr. Abraham.“Mr. Abraham, aku hanya ingin mengasihani diriku sendiri tolong kerjasamanya,” ucap Rudy dengan suara yang lemas. Rudy pun memberikan tumpukan kertas dan disisipi dengan foto, “Aku mengejar pria bejat itu hingga 2 hari dan aku belum tidur sama sekali!” kata Rudy dengan raut muka yang kesal namun juga sedikit memprihatinkan karena kantung mata serta wajahnya sedikit memucat.“Pria bejat?” tanya Baron, Rudy pun mengangguk dan mulutnya tidak berhenti untuk memaki dan mengutuk Lucas, “Pria itu memang tidak bisa lepas dari wanita atau bagaimana?
Persidangan dimulai dengan membacakan dakwaan terhadap Baron, mengenai keterlibatan Lucas dalam penyerangan Baron dalam sel, “Dakwaan, terhadap saudara Lucas Vigo mengenai keterlibatan saudara Lucas dalam penyerangan saudara Baron yang dilakukan oleh oknum kepolisian!” Lucas dengan mimik muka sombong pun mendengus mendengar dakwaan terhadap dirinya, “Saudara Baron, silahkan berikan kejelasan!” perintah Hakim ketua. Baron mengambil mendekat ke arah microphone lalu memberikan keterangan, “Terima kasih, Yang Mulia. Saya akan memberikan keterangan, saat saya dibawa oleh Polisi, saya mendapatkan kekerasan, mereka melakukannya di area yang sepi, lalu tepat setelah saya dimasukkan ke dalam penjara, Lucas datang dan mengolok-olok saya. Saya juga, mendapatkan penyerangan saat dalam penjara yaitu 2 orang dengan menggunakan sabun yang dibungkus oleh handuk. Jika terkena itu, maka tidak akan meninggalkan bekas luka lebam,” tutur Baron. Para penuntut umum pun menanyakan mengenai kebenaran ucap
Palu pun diangkat kembali, “Tamatlah riwayatmu Baron! Aku benar-benar tidak sabar untuk melihatmu mendekam di penjara dalam waktu yang lama!” batin Lucas dengan sangat senang. Tapi, palunya kembali terhenti ketika para wartawan menerobos masuk, “Pak Lucas! Tolong jelaskan video ini! Apa benar, Anda adalah dalang dari kasus bom kemarin?!” Lucas langsung terbelalak dan berteriak, “APA?!” Para wartawan membanjiri pertanyaan kepada Lucas, “Pak Lucas, apa benar Anda juga orang yang memiliki bisnis ilegal? Bapak menjalankan sebuah tempat klub dengan berdagang n*rkoba disana?!” Lucas sudah seperti orang yang terombang-ambing di lautan, dirinya tidak bisa pergi kemana-mana. Para Hakim pun terkejut karena para wartawan yang berdesakan masuk untuk menanyakan kebenaran kepada Lucas, “Ada apa ini?” Kemudian, di seluruh ponsel orang yang ada di sana tersiarkan sebuah berita mengenai bisnis haram yang dijalankan oleh Lucas, “Berita apa ini?”“Bagaimana mereka bisa tahu semuanya?! Tidak, ad
Baron yang awalnya tidak menunjukkan ekspresi pun langsung tersenyum lebar, “Enggak mau!” kata Baron sembari tersenyum geli melihat Lucas menggonggong.“A-apa? Apa yang kamu katakan, Baron?! Aku sudah melakukan apa yang kamu mau tapi, berani sekali kau membohongiku!” kata Lucas dengan suara yang parau dan nadanya naik turun.“Bagaimana, ya? Soalnya tidak ada untungnya juga aku membantumu. Jadi, aku tidak akan membantumu!” kata Baron yang diselingi tawa. Baron bukan hanya mempermalukan Lucas, melainkan Baron juga membuat harga diri Lucas diinjak-injak oleh dirinya sendiri. Lucas hanya menatap kosong Baron dan para wartawan pun mulai merekam saat Lucas menggonggong kepada Baron, “Pak Lucas, dia tadi menggonggong?”“Wow, itu akan menjadi berita besar, Lucas. Seorang pria kaya dari keluarga Vigo menggonggong untuk diampuni? Kira-kira, apa reaksi yang akan ditunjukkan oleh keluargamu, ya?” tanya Baron. Lucas sudah dibodohi oleh Baron, orang yang dulu sangat mudah dihancurkan kini semua
“Aku lihat kamu senang sekali, Baron Vasilias. Oh, apa aku harus bilang suami istri Aghnia Hasya?!” Baron melirik cepat ke arah suara itu, “Vanessa!” Baron menatap Vanessa karena Vanessa sudah mengetahui bahwa siapa Baron yang sesungguhnya, “Kenapa bisa tahu?” batin Baron dengan mengernyitkan keningnya. Vanessa melihat perubahan reaksi yang ditunjukkan oleh Baron membuat Vanessa semakin gencar untuk bertanya kepada Baron, “Oh, apa ini? Apa kamu kaget?” tanya Vanessa sembari tertawa. Vanessa sempat melihat ke mobil Polisi, “Dia benar-benar bodoh!” batin Vanessa.“Apa yang kamu mau, Vanessa?” tanya Baron. Vanessa kembali fokus kepada Baron sembari tangan kanannya menopang dagu, “Entahlah, bagaimana kalau kita makan, Baronku?” Baron sempat jengkel karena Vanessa mengatakan hal tersebut, “Apa maksudmu mengatakan hal itu?” “Aku bilang kan tidak tahu, apa kamu mau makan bersamaku? Yah, makan siang sudah cukup!” ajak Vanessa. Baron menghela nafasnya, “Maaf, aku tidak tertarik. Dan s