“Aku lihat kamu senang sekali, Baron Vasilias. Oh, apa aku harus bilang suami istri Aghnia Hasya?!” Baron melirik cepat ke arah suara itu, “Vanessa!” Baron menatap Vanessa karena Vanessa sudah mengetahui bahwa siapa Baron yang sesungguhnya, “Kenapa bisa tahu?” batin Baron dengan mengernyitkan keningnya. Vanessa melihat perubahan reaksi yang ditunjukkan oleh Baron membuat Vanessa semakin gencar untuk bertanya kepada Baron, “Oh, apa ini? Apa kamu kaget?” tanya Vanessa sembari tertawa. Vanessa sempat melihat ke mobil Polisi, “Dia benar-benar bodoh!” batin Vanessa.“Apa yang kamu mau, Vanessa?” tanya Baron. Vanessa kembali fokus kepada Baron sembari tangan kanannya menopang dagu, “Entahlah, bagaimana kalau kita makan, Baronku?” Baron sempat jengkel karena Vanessa mengatakan hal tersebut, “Apa maksudmu mengatakan hal itu?” “Aku bilang kan tidak tahu, apa kamu mau makan bersamaku? Yah, makan siang sudah cukup!” ajak Vanessa. Baron menghela nafasnya, “Maaf, aku tidak tertarik. Dan s
Baron melihat sosok yang tidak asing dalam hidupnya, “Apa mungkin?” gumam Baron.“Hentikan mobilnya! Cepat hentikan” kata Baron dengan sangat memukul senderan kepala. Rudy dan Mr. Abraham langsung saling pandang karena permintaan Baron yang mendadak. Mobil pun langsung berhenti mendadak dan itu mengejutkan Mr. Abraham dan juga Rudy, “Eh, kenapa Tuan?” tanya Rudy, “Ada apa, Tuan? Kenapa mendadak berhenti?!” tanya Mr. Abraham dengan panik.“Ada sesuatu yang harus aku pastikan dengan mata kepalaku sendiri!” ucap Baron dengan tergesa-gesa melepas seat belt dan berlari ke luar. Jelas itu membuat Mr. Abraham dan juga Rudy karena mereka berhenti di keramaian, “Lho? Tuan?!” panggil mereka berdua. Rudy bertanya kepada Mr. Abraham dengan tindakan Baron yang benar-benar mendadak, “Mr. Abraham, kenapa Tuan Baron langsung lari?” tanya Rudy. Mr. Abraham hanya bisa menggelengkan kepala karena sikap Baron yang pergi begitu saja dan berlari ke halaman. Baron berlari ke arah wanita itu, ia sanga
Aghnia pun sedikit melepas pelukannya pada Baron, dan tanpa diduga sama sekali, Aghnia langsung mencium bibir Baron. Baron mematung ketika dicium oleh Aghnia, Baron hanya memikirkan Aghnia melakukan itu dengan spontan dan mendorongnya atau sebaliknya. Aghnia pun melepas ciumannya dan kembali memeluk Baron, tanpa diduga Aghnia tidak menampar atau bahkan mendorong Baron.“Aghnia, ada apa denganmu?” tanya Baron sembari memegang kedua pipi Aghnia. Aghnia semakin erat pelukannya dan dengan nada yang manja Aghnia meminta kepada Baron, “Tolong, tetap seperti ini untuk sebentar saja!” pinta Aghnia. Baron pun mengiyakan apa yang diminta oleh Aghnia, dan cukup lama hingga memakan waktu 10 menit hingga Aghnia melepas pelukannya dan menarik Baron ke arah tempat tidur. Aghnia meminta Baron duduk dan Aghnia pun juga duduk di samping Baron, tapi tidak lama kemudian Aghnia tidur dipaha Baron.“Bagaimana kamu bisa membuat Lucas sampai seperti itu?” tanya Aghnia dengan memainkan rambutnya. Baron
Sebuah pertemuan yang tak pernah diduga oleh keduanya, seseorang yang hadir dalam kehidupan mereka serta juga membuat keretakan rumah tangga. Aghnia mematung begitu juga dengan Baron yang tak bisa bergerak, mereka menghindari percakapan mengenai dirinya namun ia datang secara tak terduga.“S-suzy?” tanya Aghnia dengan ekspresi wajah yang tak percaya dengan apa yang ia lihat. Baron melihat Suzy dan ia yakin betul, bahwa orang yang ia lihat kemarin itu merupakan Suzy karena ia mengenakan pakaian yang sama.“I-itu benar Suzy,” gumam Baron. Suzy pun sama halnya dengan kedua pasangan itu, ia tidak bisa mempercayai bahwa pertemuan yang sering ia hindari akhirnya dipertemukan secara tidak senjaga, “Aghnia? Baron? L-lama tidak bertemu,” kata Suzy dengan membuka obrolan. Aghnia mengalihkan pandangannya dan senyumannya pun mulai terlihat sedikit terpaksa, “Iya, Suzy. Lama tidak bertemu,” ucap Aghnia dengan penuh kecanggungan. Suzy melihat Baron dari atas kepala hingga kaki, “Kamu, berubah
Seorang anak yang bernama Nawasena dengan tubuh yang kecil dan ringkih pun menatap Baron dengan pandangan yang begitu meyakinkan, bahkan seperti dia memiliki banyak ambisi dalam dirinya. Rambut yang hitam, pipi yang kemerahan, dan senyum di bibirnya bagaikan sebuah wine yang dapat memikat banyak orang. Namun, dibalik semua keindahan pasti adanya sebuah kekurangan, selain tubuhnya yang lemah ada 2 bola mata yang putih semu abu. "Anak ini, ada apa dengan kedua matanya? Tubuhnya kecil sekali," gumam Baron yang menatap anak itu dengan sangat jeli. Suzy pun menarik tangan anak itu dengan pelan, "Nawasena, ayo kita pergi!" pinta Suzy. Namun, Nawasena seperti menolak untuk pergi dan terus matanya tertuju kepada Baron. Baron pun berjongkok dan memegang kepala Nawasena, "Om, tadi kenapa om berdiri di depan pintu?" tanya Nawasena. Baron mendekatkan dirinya ke mata anak itu, dan Nawasena pun seperti memberitahu Baron, "Om, mau sedekat apapun aku tidak bisa melihat!" Sontak itu membuat
Pernyataan Baron membuat Aghnia keheranan hingga ia melihat ke Baron, “Apa? Melatih anak itu beladiri? Kamu yang benar saja!” kata Aghnia dengan wajah yang tidak percaya pada Baron.“Memang terdengar sedikit aneh, tapi aku rasa itu bisa dilakukan dengan benar,” kata Baron. Aghnia menggeleng karena saking anehnya pernyataan Baron, “Tapi dia tidak bisa melihat!” kata Aghnia untuk memastikan apa keputusan Baron.“Aghnia, apa kamu pernah melihat seseorang yang buta tapi dia bisa melihat kita dengan pendengarannya? Anak itu, dia bisa merasakan bahwa aku ada di balik pintu, apa itu mungkin? Bahkan Suzy tidak sadar aku ada disana!” jelas Baron. Aghnia seperti tertarik dengan kata-kata Baron, “Orang buta yang bisa melihat dari pendengaran? Bagaimana mungkin?” tanya Aghnia, “Aku pernah bertemu seseorang yang kondisinya sama, bahkan aku rasa jika dia memiliki mata yang normal, maka dia tidak bisa hidup dengan normal. Dia benar-benar tidak bisa melihat, tapi dia pernah memukukiku berkali-kali
Sebuah kalimat yang membuat Baron langsung membeku, karena ada seseorang yang mengetahui dirinya bahwa dia adalah seorang Jendral Theos. Pria yang di depannya pun menjadi keringat dingin, lalu Baron melihat ke belakang dan itu hanyalah seorang anak kecil laki-laki dengan rambut kecoklatan dan memakai pakaian tentara Rusia.“Ada yang mengetahui bahwa aku adalah Jendral? Aku rasa, mereka menggunakan anak kecil karena mereka pikir aku akan melunak?!” batin Baron.“Siapa kalian?!” tanya Baron dengan tatapan tajam. Pria itu pun menjawab dengan gagap “T-tenang dulu, kami—” Lalu, Dahil menahan pria itu dengan kakinya agar pria itu tidak bisa lari, “Baron! Berhenti!” kata Aghnia yang turun dari tangga sembari dengan Orel dan seorang wanita yang mirip dengan anak laki-laki itu.“Baron, tolong berhenti! Mereka, mereka sepupuku, maaf aku juga kaget kenapa mereka bisa ada disini!” kata Aghnia. Baron nampak tidak percaya, “Ini! Ini Isabella, Baron! Y-yang dulu menjadi bridesmaids!” kata Aghni
Siapa yang menduga, bahwa Sophie akan mengeluarkan surat persetujuan untuk bercerai kepada Baron di hadapan keponakannya sendiri. Baron melihat surat persetujuan itu dan membacanya, lalu Aghnia yang tidak terima mencoba untuk menentang Sophie namun ditahan oleh Baron karena Aghnia baru kembali dari rumah sakit.“Persetujuan bercerai?” tanya Baron yang langsung dibalas oleh Sophie, “Iya! Cepat tandatangani itu dan pergi dari sini!” Isabella meminta Thadeus untuk membawa Nathanael pergi karena ini adalah masalah keluarga yang cukup rumit.“Ibu! Apa-apaan ini, kenapa begitu mendadak mengeluarkan persetujuan cerai?!” tanya Aghnia dengan marah yang menggebu-gebu.“Apa yang ibu lakukan adalah untuk kemakmuran keluarga kita! Semenjak kembalinya Baron banyak sekali yang berubah menjadi lebih buruk!” kata Sophie dengan tangannya yang menunjuk Baron dengan sebuah pulpen.“Hal buruk apa?” tanya Baron dengan menyilangkan kakinya, Sophie pun menggeleng karena sikap Baron yang menjadi semakin be
Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro
Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F
“Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi
Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya
Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun
Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine
Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s
Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih
Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,