Beranda / Rumah Tangga / Menantu Yang Selalu Salah / Ada yang disembunyikan Dariku

Share

Ada yang disembunyikan Dariku

Penulis: IrmaSuda_87
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-05 12:34:53

Aku cemas menunggu hasil pemeriksaan dari dokter tentang keadaan Arumi.

Tak lama dokter keluar, mempersilahkan aku masuk ke ruangan untuk memberi keterangan. Aku mengikuti dokter berhijab itu dari belakang, kemudian duduk dihadapan mejanya di kursi yang telah disediakan.

"Bagaimana keadaan istri saya, dok?"

"Istri Bapak tidak apa-apa, Pak." aku lega mendengar jawaban dokter. Hatiku seketika lapang.

"Tapi, Bapak harus menjaga istrinya dari kelelahan dan stres, Pak. Karena kandungan istri bapak termasuk kandungan yang lemah. Sehingga lelah dan stres bisa membuat istrinya bapak seperti ini. Tekanan darahnya juga sangat rendah, Pak."

Aku terkejut. Mendengar penjelasan dokter barusan, rasa salah dengar.

"Istri sa-ya hamil, Dokter. Alhamdulillah ya Allah, Alhamdulillah," syukurku tak henti-hentinya akhirnya setahun menikah anak yang kami tunggu-tunggu ada di rahim istri tersayangku. Haru menyelimuti hati ini.

"Lo bapak gak tahu, 6 minggu usia kandungannya, Pak."

"Beneran enggak tahu, Dok. Istri saya memang sudah telat datang bulan, tapi itu dia anggap biasa karena dia memang termasuk wanita yang haidnya kurang lancar. Dari gadis dulu pun dia biasa dalam satu bulan tidak datang bulan. Jadi walau telat dia tak cek apa-apa."

"Ok, saya resepkan vitamin ya, Pak. Jangan lupa suruh ibu minum teratur dan yang lebih penting jaga fisik dan pikirannya agar tidak terlalu lelah dan tidak stres karena terlalu banyak pikiran. Kalau tidak kejadian seperti tadi bisa terulang lagi bahkan bisa berakibat fatal untuk janinnya." Dokter menjelaskan sambil menulis resep.

"Iya, Dok. Insyaallah akan saya jaga istri saya sebaik mungkin, sudah setahun ini kami menanti momongan, Dokter. Alhamdulillah Allah segera mengijabah doa kami." Saking senangnya sampai panjang lebar ku ceritakan tentang penantian dan harapan kami untuk memiliki anak.

"Iya, Pak. Alhamdulillah saya turut bahagia mendengarnya," jawab bu dokter sambil tersenyum.

Ketika ku lihat Arumi yang masih terbaring di ranjang pemeriksaan sangat bahagia bahkan dia sampai menangis haru.

Aku segera memberitahu ibu, yang sedari tadi menunggu di luar ruangan. Terlihat ibu sangat senang karena beliau akan menjadi seorang nenek. 'Huhh!' ibu terlihat membuang nafas lewat mulut mungkin saking leganya dan nampak sekali di mata beliau ada bahagia yang sangat mendengar Arumi baik-baik saja.

'Alhamdulillah' pikirku. Semoga ini jadi jalan ibu menyayangi Arumi seperti anaknya sendiri dan tidak meributkan hal kecil lagi.

Aku pun segera menelepon mertuaku dan terdengar jelas riang dan syukur mereka mereka di ujung sana menerima kabar baik itu.

"Alhamdulillah Nak, Alhamdulillah ... Pa, kita akan segera akan jadi kakek dan nenek," ucap mama mertuaku pada papa.

Aku juga tak lupa menghubungi Andini--adikku-- yang sedang kuliah diluar kota. Dia juga sangat senang karena sebentar lagi dapat keponakan, tetapi aku masih penasaran apa hanya karena kandungannya lemah, Arumi sampai pingsan. Kenapa kebetulan sekali dengan ibu ke ruang tamu. Lagipula ibu terlihat sangat cemas dan sangat bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya.

Di dalam mobil dalam perjalanan menuju rumah, sesekali Arumi memegang tengkuknya.

"Kenapa sayang?" Tanyaku sambil terus memegang setir.

"Gak kenapa-napa ... mungkin cuma efek darah rendah."

"Iya, kata Bu Dokter tadi pun kamu darahnya rendah banget, Sayang."

Tengkuknya masih terasa berat ya, tangan kiriku mencoba menjangkau tengkuk istriku hendak memegang, niatku memijit ringan, biar dia rileks. Namun, Arumi menarik kepalanya menjauh dariku. Sepertinya ada yang disembunyikan ditengkuknya. Nampak sekali dia menghindar.

"Aku gak apa-apa, Bang" ucapnya matanya sekilas melirik ibu dan wajah ibu nampak menegang.

Aku yang tak sengaja melihat itu bertanya. "Ada apa, Bu. Kok, Ibu kayak tegang begitu."

"Hmmm, gak pa-pa ibu cuman mengkhawatirkan Arumi." ucap ibu sambil mengalihkan pandangan beliau. Seperti tak mau bersitatap dengan mataku yang tak sengaja beradu pandang dengan beliau.

'Ya ... Allah ampuni hamba-Mu ini yang berpikiran macam-macam pada ibu sendiri' aku pun beristighfar banyak-banyak.

Salahkah aku dengan pikiranku? Ada apa ya? Apa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku?

Bab terkait

  • Menantu Yang Selalu Salah   Ibu Mulai Lagi

    Tak terasa sudah satu bulan berlalu. Kandungan Arumi memasuki usia dua bulan lebih. Dalam satu bulan ini aku merasa tenang ibu tak lagi mempermasalahkan hal-hal yang menurutku tak perlu dipermasalahkan dengan Arumi.Aku pun merasa sangat berdosa pada ibu, karena waktu itu sempat berpikir yang bukan-bukan tentang yang dilakukan beliau pada Arumi hingga membuat Arumi pingsan."Maafkan anakmu ini, ibuku tercinta," bisikku untuk diriku sendiri. Bahkan dalam satu bulan ini, ibu tak lagi seperti bulan kemarin pada Arumi. Namun, ternyata aku salah.***Setelah salat subuh aku pun mempersiapkan apa-apa yang akan di bawa ke kantor. "Bang, aku tidur lagi boleh ya, badanku rasa pegal-pegal."Iya tidur aja lagi. Kamu 'kan harus jaga fisik agar kandungan kamu baik-baik saja."Terus pagi ini, kamu sarapan pakai apa, bang?" "Ah, itu gampang tak perlu kamu pikirkan. Abang bisa sarapan pakai bingka yang kamu buat tadi malam sama Ibu, kalau mau sarapan lain Abang juga bisa buat sendiri, dek.""Gak a

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05
  • Menantu Yang Selalu Salah   Gara-gara Paket

    Sebulan ini ibu banyak diam. Aku kira dirinya sudah berubah seperti dulu lagi pada Arumi. Namun, pagi ini rupanya kata-kata ibu makin dahsyat.Tak mau memperkeruh keadaan. Aku pun masuk ke ruang dalam. Ibu berlalu mengambil sapu dan mulai menyapu lantai dan ketika menyapu ruang dalam, sesaat beliau melewati kamar kami. Ketika di dekat pintu kamar kami, ibu terdiam. Ternyata memperhatikan sebuah kardus yang cukup besar di dekat lemari di dalam kamar.Kemudian ibu mendekatinya, memperhatikan dengan seksama isinya dan berteriak "Arumiii!! ini apaaa??" Ibu sepertinya sangat marah melihat isi kardus itu. Arumi sampai terperanjat mendengar teriakan ibu yang menggelegar dan segera berlari ke dalam.Seperti yang sudah kami duga, ibu musuh sekali sama paket. Pasti dikiranya Arumi belanja online lagi.Kardus itu adalah paket dari tante Erlita, aku dan istriku tadi malam hanya membuka isolasi dan tutup atas kardus paket untuk melihat isinya, memastikan isi paket aman dari barang atau mak

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05
  • Menantu Yang Selalu Salah   Apa Hubungannya Dengan Teman Lama

    "Kenapa punya mantu gini-gini amat ya, keluarganya pun sama. Bukannya ngajarin biar mandiri. Ini malah kirim-kirim barang. Mau pamer punya banyak duit kali, ya. Huhh, dasar! lama-lama bikin darah tinggi, gini mah!" Ibu masih nyapu sambil ngomel.Aku berharap Arumi di dapur yang lagi melanjutkan cucian piring tidak mendengar ocehan ibu karena tertutup oleh suara air keran. "Ibu ini kenapa sih, Bu? Gak udah-udah. Arumi gak ada benernya di mata Ibu. Kenapa, sih? Ibu jadi berubah drastis sama Arumi semenjak kami tinggal di sini. 'Kan kami tinggal di sini atas permintaan Ibu juga.""Lo, kok, kamu nuduh Ibu yang bukan-bukan Raga!" "Bukan nuduh, tapi kenyataannya emang begitu, Bu.""Kenapa sampai ngomongin masalah tempat tinggal? Ibu memang nyuruh kalian tinggal di sini mumpung kamu dipindahtugaskan di daerah kita. Kamu tega membiarkan ibu tinggal di sini sendiri." Ya, ibu tinggal sendiri beberapa bulan sebelum aku mutasi ke kota ini. Andini si bungsu kuliah di luar kota. Sedangkan Arya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Menantu Yang Selalu Salah   Apa Hubungannya Dengan Diana?

    Part 7. Apa Hubungannya Dengan Diana? "Kenapa punya mantu gini-gini amat ya, keluarganya pun sama. Bukannya ngajarin biar mandiri. Ini malah kirim-kirim barang. Mau pamer punya banyak duit kali, ya. Huhh, dasar! lama-lama bikin darah tinggi, gini mah!" Ibu masih nyapu sambil ngomel.Aku berharap Arumi di dapur yang lagi melanjutkan cucian piring tidak mendengar ocehan ibu karena tertutup oleh suara air keran. "Ibu ini kenapa sih, Bu? Gak udah-udah. Arumi gak ada benernya di mata Ibu. Kenapa, sih? Ibu jadi berubah drastis sama Arumi semenjak kami tinggal di sini. 'Kan kami tinggal di sini atas permintaan Ibu juga.""Lo, kok, kamu nuduh Ibu yang bukan-bukan Raga!" "Bukan nuduh, tapi kenyataannya emang begitu, Bu.""Kenapa sampai ngomongin masalah tempat tinggal? Ibu memang nyuruh kalian tinggal di sini mumpung kamu dipindahtugaskan di daerah kita. Kamu tega membiarkan ibu tinggal di sini sendiri." Ya, ibu tinggal sendiri beberapa bulan sebelum aku mutasi ke kota ini. Andini si bung

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Menantu Yang Selalu Salah   Ada Apa dengan Diana 2

    Aku bekerja sampai tidak konsentrasi, karena kepikiran yang dikatakan Andini. Benar-benar harus cari tahu nanti, tetapi bagusnya enggak usah kasitahu istriku dulu, karena akan menambah beban pikirannya. Oya, Dia tadi mau ngomong sesuatu. Mau ngomong apa, ya? Sepertinya yang ingin ia katakan menyangkut dengan situasi rumah atau perasaannya. Aku tahu dirinya pasti tak enak dengan keadaan sekarang, ibu yang semakin kentara tak suka, omongan semakin tajam, diitambah Arumi dalam keadaan hamil yang pasti lebih sensitif dan kehamilannya juga lagi tak baik-baik saja.Cepat ku ketik pesan, [Sayang, kamu tadi pagi mau ngomong apa?]Tak lama masuk balasan.[Nanti aja, Yang. Nunggu kamu udah di rumah.]***Ketika aku pulang kerja, baru sampai halaman. Terlihat Arumi sedang sibuk menyapu. Peluhnya sampai bercucuran. Kerjaannya hampir rampung."Sayang, ngapain kamu kerja ekstra sampai keringatan gitu. Kamu'kan harus istirahat. Ingat kandunganmu!" Cukup terkejut aku melihat halaman yang sudah sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Menantu Yang Selalu Salah   Mencari Tentang Dia

    Hari ini aku izin sama Arumi pulang telat. Soalnya aku tak bisa menunda lagi harus segera kuselidiki ada apa dengan Diana? hingga dia bisa nyangkut, masuk dalam pembicaraan ibu padaku. Sepertinya sudah sangat serius, jadi tak bisa aku sepelekan. Kalau ditunggu lama, nanti makin bahaya. Bisa jadi duri dalam pernikahanku. Bagus, sekarang Arumi tidak tahu kalau nama wanita lain ibu sebut padaku. Kalau lama-lama nanti bisa runyam. Ibu bisa saja lain kali keceplosan di depan Arumi menyebut nama itu. Padahal sama sekali aku tak tahu menahu alasan nama wanita itu hadir dalam ucapan ibu. Sebentar lagi jam kantor pulang. Segera kutelepon Arumi."Sayang, hari ini aku pulang telat, ya?" "Kenapa pulang telat?""Pak Bos memintaku bertemu klien ke kota sebelah, karena kliennya meminta meetingnya harus malam ini. Semoga tidak terlalu lama.""Oh, ya udah hati-hati, ya. Semoga cepat selesai dan tidak pulang larut malam," jawabnya di seberang sana.Maafkan suamimu ini Arumi harus berbohong padahal

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Menantu Yang Selalu Salah   Singa Berbulu Domba

    Sudah hampir lima bulan Arumi dan Raga tinggal di rumah kelahirannya ini. Orang tua Arumi menelepon katanya mereka ingin datang mengunjungi dan menginap. Rindu sama si bungsu dan sekalian silaturahmi sama besan. Mendengar orang tua Arumi hendak datang. Bu Ningsih sibuk membuat kue. Pukul empat sore Pak Hendra dan Bu Sinta--orangtua Arumi-- sampai. Bu Ningsih menyambut dengan ramah."Ayo, Bu. Silahkan masuk." Sumringah senyum Bu Ningsih mempersilahkan. "Anggap saja rumah sendiri ya, Bu. Kitakan besan jadi rumah saya, ya rumah ibu juga. Raga simpan tas mama dan papamu ke dalam kamar," perintah Bu Ningsih pada Raga untuk menyimpan tas mertuanya ke kamar. Kamar yang sudah Bu Ningsih sediakan dan dibereskan dari kemaren. Mereka makan bersama sambil bercengkrama melepas rindu. Arumi dan Raga tak terkejut dengan sikap bu Ningsih. Ibunya Raga memang begitu di hadapan orangtua Arumi. Dulu pun sikap bu Ningsih juga begitu pada Arumi. Sebelum tinggal satu atap. Ketika masih tinggal beda k

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Menantu Yang Selalu Salah   Ingin Ikut Mama Pulang

    Mamanya memijit-mijit betis anaknya sambil menguatkan. Nasehat untuk sabar pun meluncur. Ia tahu anaknya secara fisik sudah membaik namun hatinya masih lemah karena kehilangan. "Itulah Buk, Pak sudah berapa kali saya larang Arumi untuk bantu bersih-bersih dan dia juga sudah lama tak megang gagang sapu. Semejak hamil memang saya larang kerja walaupun hanya kerjaan ringan seperti menyapu, tetapi entah kenapa tanpa sepengetahuan saya siang itu dia malah bersih-bersih WC." terang bu Ningsih."Ooh, gitu bu. Sudahlah mungkin sudah takdir ini terjadi." Bu Ningsih mengambil bubur dan menyuapi Arumi. Arumi menolak disuapi. "Arumi kamu harus makan, biar keadaanmu cepat pulih." Bu Ningsih memaksa Arumi makan, menyuapnya penuh perhatian palsu."Iya, Sayang. Kamu harus mendengarkan omongan ibu mertuamu. Kamu harus kuat semoga Allah mengganti segera dan kamu segera hamil lagi, Sayang."Bu Ningsih juga menyodorkan Arumi teh hangat. Walaupun hati Arumi mulai dongkol dengan kepura-puraan Bu Ningsih

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20

Bab terbaru

  • Menantu Yang Selalu Salah   Kak Kia

    ***(POV Kia)Mau aja Arumi dan Arya aku bodohi, padahal mah bukan Ibu pingsan itu hanya ideku biar Raga dan Arumi segera pulang agar tak survei rumah.Enak aja dia mau pindah dari sini kalau mereka pindah'kan urusan rumah bisa repot aku'kan gak pernah beres-beres lagi semenjak menikah.Itu pun tadi telat idenya muncul, mungkin mereka dah keburu liat rumah tadi.uuh.Unthng Ibu mau aja aku bawa untuk merealisasikan ideku yang cemelang seperti cemerlangnya iklan sabun cucian piring.Kalau ini tak berhasil tenang aku udah ada siasat kedua yang di cadangkan buat diluncurkan biar tak jadi mereka pindah.Dikiranya aku maubbikin perut sendiri lapar. Sebelum lapar aja tahu Arumi gak masak untuk makan siang hari ini. Sudah buru-buru aku ke tempat Bik Sumi tetangga Ibu. Aku sudah hafal kegiatan tetangga satu itu kalau pagi dia selalu ke pasar, setiap hari. Karena sering kulu lihat waktu nyantai pagi hari di depan rumah sambil makan roti isi. Jadi otakku cepat mutar apa yang harus dilakukan.Ent

  • Menantu Yang Selalu Salah   Ibu Melarang Pindah

    "Hah! Iya aku akan segera pulang."Ada apa lagi sih, baru juga di tinggal dua jam Ibu sama kak Kia udah begini."Apa, sayang?" tanya Arumi."Ibu pingsan, ayo kita pulang." Arumi melongo mungkin dia heran karena perasaan ketika kami pergi tadi Ibu baik-baik saja, segar-bugar, sehat walafiat bahkan bisa ngomel-ngomel. Kalau misal Arumi berpikiran begitu. Sama, aku juga. Walau panik mendengar telepon Kak Kia barusan, tapi sedikit heran juga, sih!Terburu kami melaju. Sampai di rumah melihat Ibu terbaring lemah di ruang tengah.Belum sempat kami duduk kami sudah di semprot Kak Kia, "kalian darimana sih lama banget.""Survei rumah kak, Ibukan juga udah tahu tadi. Emang Ibu kenapa?"Ini gegara istrimu yang tak tahu diri itu melawan Ibu. Tadi'kan ibu jadi kepikiran. Jangan-jangan tensi Ibu naik sampai pingsan begini." "Ibu sudah makan belum kak," tanyaku."Makan pakai apa memang ada istrimu masak bukan makan siang tadi.""Nasi goreng yang dia buat sarapan kan sudah habis. Mau makan pakai a

  • Menantu Yang Selalu Salah   Ingin Pindah Rumah

    "Apaan sih, Bu. Belum apa-apa langsung nuduh Arumi lagi. Ini kesepakatan kami berdua. Lagian sebaiknya anak yang sudah berumah tangga sebaiknya'kan tinggal sendiri, Bu. Lagipula Ibu sangat berubah sikap pada Arumi semenjak satu rumah. Tak seperti waktu kami masih tinggal sendiri di kota Arumi dulu. Itu menandakan lebih bagus tak satu atap'kan Bu.""Iya, memang semenjak kamu menikah dengan perempuan ini kamu selalu bela orang lain daripada Ibu.""Ya Allah, Ibu! Arumi itu bukan orang lain dia itu istriku." "Iya ... 'kan memang orang luar yang masuk ke keluarga kita!""Astaghfirullahal'ajim, bisa Ibu menyebut dia orang luar yang masuk ke keluarga kita. Dengar ya Bu setelah ijab kabul gak ada lagi yang namanya orang luar. Aku harus bertanggung jawab penuh padanya karena semua itu akan aku pertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Begitu juga dengan hati dan kebahagiaannya menjadi tanggung jawabku." "Halah! Kamu malah nyeramahi Ibu.""Bukan masalah nyeramahi, Bu. Aku hany

  • Menantu Yang Selalu Salah   Jangan Ada Rahasia

    (POV Raga)Ternyata memang tidak ada yang boleh dirahasiakan dari istri, walau tujuan kita merahasian adalah untuk menjaga perasaannya. Rahasia yang ku tutupi tentang Diana. Berakibat seperti hari ini karena dia hanya tahu sepenggal, salah paham jadinya dan membawa bencana rumah tangga.Dirinya terlihat teramat sakit. Menurutku penyebab Arumi begitu, pertama karena salah paham dan dugaannya yang salah karena cuma tahu sepenggal, dua penggal. Kedua karena rahasia terbongkar bukan dari mulut suaminya sendiri. Jadi, dia bisa menyimpulkan kalau aku menyembunyikan sesuatu darinya dan tak jujur. Ketiga, hal yang paling penting adalah dia merasa dikhianati. Dikhianati aku dan adik iparnya --Arya. Karena seolah kami menutupi sesuatu mengenai perempuan lain di hadapannya.Padahal tak sedikit pun aku mengkhianatinya. Rupanya hari ini dia ke kantor dan kemungkinan besar dia mendengar pembicaraan aku dan Arya. Aku yang sedari sore panik mencarinya karena pergi tak berkabar yang kata Asti hanya b

  • Menantu Yang Selalu Salah   Kecewa

    "Kamu kenapa Dek kenapa kau diam saja dari tadi memannya dari siang tadi kau kemana?" cerca Bang Raga melihatku datang sudah sangat sore, hampir Maghrib.Bang Raga masih memakai pakaian kantornya ketika dia berangkat tadi pagi. Kemeja biru dan dasinya sudah kelihatan tak beraturan dan dari raut wajahnya terlihat Bang Raga sangat cemas. Ah, apa benar cemas atau hanya akting belaka?Seperti yang tak terduga olehku selama ini. Tenyata Bang Raga menyimpan rahasia tentang wanita lain yang tak ku tahu. Bahkan Arya juga tahu. Apa yang dia sembunyikan dariku? Apa hanya itu? Atau banyak lagi rahasia yang lainnya?Bukankah suami istri itu satu tubuh. Yang berarti menyatu dan tidak ada yang harus dirahasiakan. Apabila yang satu ada rahasia yang lainnya juga harus tahu?Ada kecewa di hatiku pada Bang Raga. Aku berlalu begitu saja. Menyahutnya hanya dengan tatapan mata. "Aku kelimpungan dan sampai lelah mencarimu. Aku juga baru pulang ini. Karena kau keluar tak pulang-pulang tanpa kabar. Asti, ak

  • Menantu Yang Selalu Salah   Ada yang Disembunyikan

    Bang Rendi menelfon ibu. Aku mendengar karena ibu kalau menerima telfon pasti suaranya di loudspeaker.Sebelum Bang Rendi sempat berbicara Ibu sudah memberondong dengan pertanyaan."Kenapa kalian, kok, gak main ke sini? Terus kenapa Kia gak dijemput udah lama juga dia nginap di sini." Ibu seperti curiga ada apa-apa diantara mereka. Feeling seorang ibu seperti alaram.Ya, siapa yang tak curiga Kak Kia yang biasa menginap selalu nunggu Bang Rendi cuti. Ini datang sendiri bahkan tanpa Intan anaknya. Bawa pakaiannya banyak lagi."Aku sudah yakin dia belum cerita sama Ibu, makanya sekarang aku telfon Ibu. Kia pergi sendiri dari rumah Bu, kenapa saya yang harus jemput? Hari itu kami bertengkar. Aku menegurnya terlalu boros sangat suka foya-foya, mengahabiskan uang dengan yang tidak jelas. Hanya untuk pamer. Apa salah aku sebagai suami menegurnya. Dia langsung marah dan mengamuk ambil koper membereskan pakaian dan pergi. Aku gak akan menjemputnya, Bu kalau dia sendiri tak pulang."Ooh terny

  • Menantu Yang Selalu Salah   Adu Domba

    "Oya, Arya, Raga ... bilang pada istri kalian jadi adik ipar jangan kurang ajar. Jadi, mantu di rumah ini jangan sekongkol." Tiba-tiba Kak Kia berkoar ketika kami bertiga kakak beradik sedang duduk-duduk di ruang keluarga sedang makan camilan. Asti dan Arumi sedang ke pasar."Maksudnya, Kak?" tanya Arya."Masa mereka kemaren aku datang gak disuguhin apa-apa. Malah marah karena aku ganggu waktu tidur siangnya.""Masa sih, kak? Asti'kan gak tidur siang Kak, dia pergi sama aku habis itu pulang duluan. Mana ada dia tidur.""Iya kamu gak percaya sama kakakmu sendiri. Dia emang gak ada tidur, tapi ikut marah sama aku. Waktu aku menegur Arumi. Padahal aku negur Arumi baik-baik lo.""Oh iya, aku lupa ngasitahu Arumi kalau kakak mau datang." timpalku karena memang begitu adanya."Iya walaupun dia gak tahu aku mau datang, aku datang dibaik-baikin dong jangan malah marah-marah dan ngajak bertengkar hanya karena gangguin dia tidur siang."Raga memang melihat perubahan istrinya sekarang gak lagi

  • Menantu Yang Selalu Salah   Tak Mau Diam Lagi

    (POV Arumi)"Eh, wanita gak tahu diri! kamu di sini numpang ya! Num-pang! Jangan malah kamu yang sok kuasa di rumah ini ya!""Apaan sih kak. Datang-datang bukannya salam langsung marah-marah sama orang!""Eeh udah berani nyaut sekarang ya? Hebat!!""Aku gak nyaut nanti juga salah! tapi benar'kan kak? Aku gak tahu kapan kakak datang tetiba udah batantang-betenteng aja di depan kamarku." Aku hampir tak percaya kata-kata itu keluar dari mulutku. Mungkin perkataan Asti yang selalu ia tekankan padaku beberapa minggu ini sudah masuk alam bawah sadar. "Kalau ada orang yang marah-marah gak penting sama kita, menyalahkan kita padahal kita gak salah. Lawan!" Itu kata-kata Asti yang selalu terngiang-ngiang di telingaku sekarang. Hingga kata-katanya sudah mulai merasuk jiwa sekarang membuat aku berani menjawab amarah Kak Kia yang menurutku tanpa sebab. Sebenarnya diri ini bukan tidak berani. Berani! Cuma rasa tak enakan lebih menguasai diri. Aku yang sudah terbiasa selalu menjaga perasaan or

  • Menantu Yang Selalu Salah   Jangan Begitu

    (POV Arumi)Ibu demam, tidak tahu kenapa? badan ibu pagi-pagi panas. Aku membuat ibu sarapan bubur dan menyuapinya. "Ibu sarapan dulu, ya?" sambil mulai memyedok bubur dan menyuapkan pada ibu. Setelah aku aduk-aduk mendinginkannya dalam mangkuk.Ibu melengoskan wajahnya "Ibu gak mau!""Lo, kenapa Bu? Apa rasanya tak enak? 'kan ibu belum coba." ku berucap dengan kelembutan."Ah paling gak enak, ibu'kan tahu kamu buat sesuatu tak pernah enak." ku tak peduli dengan kata-kata ibu karena yang terpenting beliau sarapan supaya panas badannya tak makin menjadi. Lagipula aku sudah tahu kalau ibu bilang tak enak selalu akting, di belakangku lahap saja. Aku terus mencoba menyuap ibu lagi. Sampai beliau mau membuka mulutnya. Akhirnya usahaku berhasil ibu pun menganga. Akhirnya bubur lolos juga ke mulut ibu, buru masuk satu sendok bubur ke mulut beliau.Oek!Ibu memuntahkan bubur. "Apa ibu bilang! ini tak enak." Sambil tangan ibu melempar mangkuk ke lantai hingga bubur berserakan dan mangkuk peca

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status