#27Luna terkejut mendengar bentakan ibu mertuanya itu. Sekarang bukan hanya Andra yang sudah berubah, melainkan Bu Retno pun demikian. “Kenapa Ibu malah ikut-ikutan membentakku?!”“Karena kamu salah. Berani-beraninya kamu memarahi Andra di depanku? Lagi pula apa yang dikatakan Andra memang benar, nggak semua hal selalu berkaitan sama kamu. Jadi, jangan terlalu percaya diri.”Entah sejak kapan air mata Luna mengalir di pipi. Dia mengusapnya dengan kasar dan menatap tajam kedua orang itu. “Kalian ini sebenarnya kenapa, sih? Kenapa kalian malah menyudutkanku? Apa Ibu juga percaya kalau Nirma yang kalian dulu pernah hina menjelma jadi orang kaya dan pemimpin di perusahaan?” Sedikit dia mendengar percakapan ibu dan anak itu, jadi rasa sakit di hatinya bukan tanpa alasan. Padahal saat ini yang menjadi istri dan menantu adalah dirinya. Nirma hanyalah masa lalu, jadi untuk apa mereka membahas orang yang sudah tidak ada kaitannya dengan mereka? “Cukup, Luna. Lebih baik kamu diam dan masuk
#28Hari ini adalah hari di mana Andra mengajak Nirma untuk makan siang. Beberapa karyawan memerhatikan lelaki itu yang berdiri di depan mobil Nirma, berlagak seolah mobil mewah itu adalah miliknya. “Beruntung aku udah belajar nyetir jauh sebelum ini. Nggak masalah kalau aku harus bertransformasi sebagai sopir, yang terpenting adalah aku bisa terus bersama Nirma.”Andra melirik jam tangannya, sudah lima menit berlalu, tetapi Nirma belum juga muncul. Mereka sudah memesan tempat di restoran mewah untuk makan siang bersama dan itu tentu saja atas usul dari Andra. Namun, yang datang bukanlah sosok mantan istrinya, melainkan istri sahnya. Luna melangkah lebar menuju ke arahnya dengan tatapan nanar. “Mau apa kamu ke sini?!” tegur Andra dengan suara yang tertahan. Dia melihat sekeliling, takut kalau tiba-tiba Nirma muncul dan merasa terganggu dengan kehadiran Luna.“Mas, sekarang jawab! Sebenarnya yang jadi istri Mas Andra aku atau si Nirma?!” Sejak melihat kedekatan suaminya yang hampir
#29Luna mencari rumah kontrakan yang agak kecil karena memang kondisi keuangannya tidak mendukung. Semenjak meninggalkan rumah suaminya itu, dia diserang stres sampai saat bekerja di kantor pun dia tidak bisa berpikir dengan jernih.Tidak hanya itu, kemesraan demi kemesraan semakin terlihat di antara Nirma dan suaminya. Lelaki itu sama sekali tidak terlihat menderita karena berjauhan dengannya. Itu membuat mental Luna semakin hancur, tetapi dia ingin memprotes pun tidak bisa. Nirma adalah pemimpin perusahaan di mana koneksinya juga sangat tinggi. Dibanding dengan dirinya, dia sama sekali tidak ada apa-apanya. Luna secara diam-diam mengamati mereka, meskipun tahu bahwa pada akhirnya dia juga yang akan merasakan sakit hati. Namun, di sisi lain dia juga ingin tahu apa sebenarnya tujuan Andra maupun Nirma. Apakah benar mereka kembali jatuh hati dan hendak bersama lagi? Bukankah itu artinya Luna benar-benar akan disingkirkan dari hidu
#30Keesokan harinya, tepat menjelang makan siang, untuk pertama kalinya Nirma datang ke lingkungan di mana dirinya dulu tinggal pertama kali setelah insiden yang membuat hidupnya berbalik 180 derajat. Tidak ada yang benar-benar mengenal Nirma di lingkungan itu saat ini. Dia juga memilih untuk menunggu di mobil sampai akhirnya Retno dan Andra keluar dari rumah. Nirma memutuskan untuk menyetir mobilnya sendiri agar lebih efisien dan bebas datang dan pergi kapan saja. Meskipun awalnya cukup ditentang Aleena. Dia menyapa Bu Retno saat wanita paruh baya itu masuk ke dalam mobilnya. Sebagaimana yang dia duga, wanita itu menunjukkan ekspresi terkejut dan bercampur sedih yang berlebihan.“Ya Tuhan, Nirma! Ibu nggak menyangka kalau ini benar-benar kamu, Nak.” Air matanya telah sampai di pelupuk mata. Dia membuat penampilannya agar terlihat sangat baik, tidak mau kalah dan dipermalukan di tempat umum dengan memberi kesan kucel dan kampunga
#31Situasi di restoran itu seketika berubah kacau. Nirma dan kakaknya menatap kepergian Andra dan Retno yang tampak memberontak saat dibawa paksa oleh polisi. Kegaduhan itu membuat mereka menjadi pusat perhatian. Aleena sudah membicarakan hal ini kepada pihak restoran untuk memberi ruang agar membiarkan semua berjalan sesuai dengan skenarionya. Wanita itu dengan kekuatan, terutama nama dan hak istimewanya, telah membuat pihak restoran sendiri menyetujui hal itu. “Jika ada yang merasa dirugikan, kecuali orang yang akan didatangi polisi nanti, semuanya akan menjadi tanggung jawab saya.” Begitu jaminan yang Aleena berikan kepada mereka. Hingga akhirnya semua memang berjalan dengan mulus, bahkan lebih baik dari yang dibayangkan. Di samping itu, Nirma yang mendapat tatapan tajam dari mantan ibu mertuanya itu hanya diam, tidak memberikan reaksi apa pun. Lalu, suara tangisan yang tersedu-sedu mengalihkan pandangannya. Suara tangisan itu berasal dari Luna. “Kenapa dia masih ada di sini?”
#32Luna bergegas pergi dari restoran menuju ke kontrakannya. Dia sama sekali tidak pernah berpikir kalau akan mendapat ancaman seperti ini. Ketakutan mulai menggerogotinya. “Ah, sialan! Nirma benar-benar bikin aku gila!” Siapa sangka kalau wanita yang dulu selalu dia ejek berakhir sebagai konglomerat dan mampu membuat hidupnya jatuh sejatuh-jatuhnya. Luna tidak tahu harus ke mana. Sejauh ini tidak ada yang tahu bahwa dirinya tinggal di kontrakan kecil, tetapi mengingat bahwa Aleena bahkan sampai tahu nomor teleponnya, makan pihak kepolisian juga tidak akan sulit menemukannya.Wanita itu membanting apa saja yang berada di dekatnya. Tas dia lempar ke dinding, meja rias kecil yang berisi make up dan barang-barang lainnya berserakan di lantai. Dia menatap langit-langit kamarnya dan beralih melihat kekacauan di depan matanya. Ini tidak jauh berbeda dari bagaimana hidupnya. Hancur, berantakan dan tidak tahu arah. “Ini semua gara-gara Mas Andra!” Dalam pikirannya, hal ini tidak akan terja
#33Hari itu terasa kelabu bagi Andra dan Retno. Mereka pada akhirnya masuk ke dalam jeruji besi berkat semangat petugas polisi. Kegaduhan yang mereka buat tidak berbuah apa pun dan berakhir dengan harus menerima kenyataan pahit ini. “Bu, aku nggak mau hidup di dalam penjara,” rengek Andra pada ibunya. Mereka harus menunggu sidang untuk mendapat keputusan tentang hukuman dan apakah mereka akan ditempatkan di tempat yang sama atau tidak. “Kamu pikir Ibu mau?!” bentak Retno yang saat ini penampilannya sangat kacau. Baju yang dia beli khusus untuk mendapat perhatian dari Nirma dan hiasan wajah yang memerlukan biaya salon yang tak sedikit itu berakhir sangat tragis. Siapa sangka bahwa penampilannya yang totalitas justru membawanya ke dalam jeruji besi.Andra hanya bisa terdiam. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Harga diri, nama baik dan segala hal yang dia usahakan dan dipertahankan berakhir dengan sia-sia. Semuanya hilang. Nirma yang telah merenggutnya. “Apa pun caranya. Ibu a
#34Pagi-pagi sekali Luna sampai di kampung halamannya. Dia disambut oleh sang ibu, kemudian ayahnya. Namun, mereka terlihat bingung karena Luna seperti orang linglung dan cemas berlebihan. “Bu, kunci semua pintu dan jendelanya!” Adalah kalimat pertama yang diucapkan perempuan itu saat masuk ke rumah. Tanpa menunggu orang tuanya bergerak, dia langsung menutup kembali pintu dan menguncinya, begitu pun dengan jendela. Ibu dan ayahnya saling bertatapan, seolah bertanya, “Ada apa dengan putri kita?”Meskipun semua akses masuk telah diblokir Luna, dia masih belum bisa merasa aman. “Polisi bisa aja mengikutiku sampai ke sini, ‘kan?” ucapnya dalam hati. “Gimana nanti kalau Ibu dan Bapak tahu aku jadi buronan?!”“Nak, sebenarnya ada apa?” tanya sang ibu. Dia membawa putrinya duduk di sofa ruang tamu. “Kenapa Andra nggak ikut sama kamu? Ibu pikir kalian datang ke sini bersama.”“Jangan tanya aku soal dia, Bu!” bentaknya. Setiap kali mengingat sang suami, perasaannya semakin memburuk. Pria it