#29Luna mencari rumah kontrakan yang agak kecil karena memang kondisi keuangannya tidak mendukung. Semenjak meninggalkan rumah suaminya itu, dia diserang stres sampai saat bekerja di kantor pun dia tidak bisa berpikir dengan jernih.Tidak hanya itu, kemesraan demi kemesraan semakin terlihat di antara Nirma dan suaminya. Lelaki itu sama sekali tidak terlihat menderita karena berjauhan dengannya. Itu membuat mental Luna semakin hancur, tetapi dia ingin memprotes pun tidak bisa. Nirma adalah pemimpin perusahaan di mana koneksinya juga sangat tinggi. Dibanding dengan dirinya, dia sama sekali tidak ada apa-apanya. Luna secara diam-diam mengamati mereka, meskipun tahu bahwa pada akhirnya dia juga yang akan merasakan sakit hati. Namun, di sisi lain dia juga ingin tahu apa sebenarnya tujuan Andra maupun Nirma. Apakah benar mereka kembali jatuh hati dan hendak bersama lagi? Bukankah itu artinya Luna benar-benar akan disingkirkan dari hidu
#30Keesokan harinya, tepat menjelang makan siang, untuk pertama kalinya Nirma datang ke lingkungan di mana dirinya dulu tinggal pertama kali setelah insiden yang membuat hidupnya berbalik 180 derajat. Tidak ada yang benar-benar mengenal Nirma di lingkungan itu saat ini. Dia juga memilih untuk menunggu di mobil sampai akhirnya Retno dan Andra keluar dari rumah. Nirma memutuskan untuk menyetir mobilnya sendiri agar lebih efisien dan bebas datang dan pergi kapan saja. Meskipun awalnya cukup ditentang Aleena. Dia menyapa Bu Retno saat wanita paruh baya itu masuk ke dalam mobilnya. Sebagaimana yang dia duga, wanita itu menunjukkan ekspresi terkejut dan bercampur sedih yang berlebihan.“Ya Tuhan, Nirma! Ibu nggak menyangka kalau ini benar-benar kamu, Nak.” Air matanya telah sampai di pelupuk mata. Dia membuat penampilannya agar terlihat sangat baik, tidak mau kalah dan dipermalukan di tempat umum dengan memberi kesan kucel dan kampunga
#31Situasi di restoran itu seketika berubah kacau. Nirma dan kakaknya menatap kepergian Andra dan Retno yang tampak memberontak saat dibawa paksa oleh polisi. Kegaduhan itu membuat mereka menjadi pusat perhatian. Aleena sudah membicarakan hal ini kepada pihak restoran untuk memberi ruang agar membiarkan semua berjalan sesuai dengan skenarionya. Wanita itu dengan kekuatan, terutama nama dan hak istimewanya, telah membuat pihak restoran sendiri menyetujui hal itu. “Jika ada yang merasa dirugikan, kecuali orang yang akan didatangi polisi nanti, semuanya akan menjadi tanggung jawab saya.” Begitu jaminan yang Aleena berikan kepada mereka. Hingga akhirnya semua memang berjalan dengan mulus, bahkan lebih baik dari yang dibayangkan. Di samping itu, Nirma yang mendapat tatapan tajam dari mantan ibu mertuanya itu hanya diam, tidak memberikan reaksi apa pun. Lalu, suara tangisan yang tersedu-sedu mengalihkan pandangannya. Suara tangisan itu berasal dari Luna. “Kenapa dia masih ada di sini?”
#32Luna bergegas pergi dari restoran menuju ke kontrakannya. Dia sama sekali tidak pernah berpikir kalau akan mendapat ancaman seperti ini. Ketakutan mulai menggerogotinya. “Ah, sialan! Nirma benar-benar bikin aku gila!” Siapa sangka kalau wanita yang dulu selalu dia ejek berakhir sebagai konglomerat dan mampu membuat hidupnya jatuh sejatuh-jatuhnya. Luna tidak tahu harus ke mana. Sejauh ini tidak ada yang tahu bahwa dirinya tinggal di kontrakan kecil, tetapi mengingat bahwa Aleena bahkan sampai tahu nomor teleponnya, makan pihak kepolisian juga tidak akan sulit menemukannya.Wanita itu membanting apa saja yang berada di dekatnya. Tas dia lempar ke dinding, meja rias kecil yang berisi make up dan barang-barang lainnya berserakan di lantai. Dia menatap langit-langit kamarnya dan beralih melihat kekacauan di depan matanya. Ini tidak jauh berbeda dari bagaimana hidupnya. Hancur, berantakan dan tidak tahu arah. “Ini semua gara-gara Mas Andra!” Dalam pikirannya, hal ini tidak akan terja
#33Hari itu terasa kelabu bagi Andra dan Retno. Mereka pada akhirnya masuk ke dalam jeruji besi berkat semangat petugas polisi. Kegaduhan yang mereka buat tidak berbuah apa pun dan berakhir dengan harus menerima kenyataan pahit ini. “Bu, aku nggak mau hidup di dalam penjara,” rengek Andra pada ibunya. Mereka harus menunggu sidang untuk mendapat keputusan tentang hukuman dan apakah mereka akan ditempatkan di tempat yang sama atau tidak. “Kamu pikir Ibu mau?!” bentak Retno yang saat ini penampilannya sangat kacau. Baju yang dia beli khusus untuk mendapat perhatian dari Nirma dan hiasan wajah yang memerlukan biaya salon yang tak sedikit itu berakhir sangat tragis. Siapa sangka bahwa penampilannya yang totalitas justru membawanya ke dalam jeruji besi.Andra hanya bisa terdiam. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Harga diri, nama baik dan segala hal yang dia usahakan dan dipertahankan berakhir dengan sia-sia. Semuanya hilang. Nirma yang telah merenggutnya. “Apa pun caranya. Ibu a
#34Pagi-pagi sekali Luna sampai di kampung halamannya. Dia disambut oleh sang ibu, kemudian ayahnya. Namun, mereka terlihat bingung karena Luna seperti orang linglung dan cemas berlebihan. “Bu, kunci semua pintu dan jendelanya!” Adalah kalimat pertama yang diucapkan perempuan itu saat masuk ke rumah. Tanpa menunggu orang tuanya bergerak, dia langsung menutup kembali pintu dan menguncinya, begitu pun dengan jendela. Ibu dan ayahnya saling bertatapan, seolah bertanya, “Ada apa dengan putri kita?”Meskipun semua akses masuk telah diblokir Luna, dia masih belum bisa merasa aman. “Polisi bisa aja mengikutiku sampai ke sini, ‘kan?” ucapnya dalam hati. “Gimana nanti kalau Ibu dan Bapak tahu aku jadi buronan?!”“Nak, sebenarnya ada apa?” tanya sang ibu. Dia membawa putrinya duduk di sofa ruang tamu. “Kenapa Andra nggak ikut sama kamu? Ibu pikir kalian datang ke sini bersama.”“Jangan tanya aku soal dia, Bu!” bentaknya. Setiap kali mengingat sang suami, perasaannya semakin memburuk. Pria it
#35Nirma terkejut dengan apa yang dia dengar barusan. Suasana menjadi hening di meja makan itu. Baik Aleena atau kedua orang tua mereka, tidak ada yang ingin bersuara sebelum Nirma menunjukkan tanggapannya. “Kalian serius?” kata Nirma.“Iya, Sayang.” Bu Cinta menggenggam tangan Nirma dengan lembut. “Bagaimana? Kamu mau mencobanya nggak?”Nirma tidak menjawab, kemudian Aleena menimpali, “Sebenarnya ini ideku.” Setelah melihat reaksi adiknya, dia jadi merasa bersalah. “Nggak masalah kalau kamu belum siap. Aku cuma punya ide ini sekilas karena mungkin kamu butuh orang spesial di hidup kamu. Ada teman dari suamiku yang juga lagi cari pendamping.”Terdengar helaan napas dari Nirma. Dia tahu bahwa kakaknya tidak mungkin melakukan hal buruk. Lagi pula, perjodohan tidak sepenuhnya buruk juga. Hanya saja, masalahnya masih pada dirinya sendiri. Nirma belum bisa menerima dirinya secara penuh. “Kalau aku justru mempermalukan keluarga ini bagaimana?” ucap wanita itu pada akhirnya. “Maksud kamu
#36 Di kantor, kini Nirma sedang berkutat dengan pekerjaannya. Di atas meja terdapat laporan tentang perkembangan kasus korupsi yang menyeret mantan suaminya dan Luna. Hubungan kedua orang itu sudah menyebar seantero perusahaan sehingga saat ini dan mungkin sampai beberapa waktu ke depan akan menjadi buah bibir yang panas untuk dibicarakan. Nirma selaku pemimpin perusahaan tentunya mengambil tindakan selain melaporkannya ke polisi. Dia sudah memecat dua orang itu sehingga tidak ada lagi jejak keberadaan mereka, kecuali nama buruk. Seseorang mengetuk pintu dan Nirma mempersilakan masuk. Aleena menyapa sang adik dengan hangat seperti biasanya. “Aku dengar Bu Retno udah bebas dari penjara,” katanya seraya duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja Nirma.“Iya, Kak. Kemarin juga kantor polisi sempat kerepotan karena Mas Andra membuat keributan.” Dia menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan kelakuan mantan suaminya yang meski sudah jelas salah, tetapi masih membuat drama berkepa