Share

174. KETAHUAN BELANGNYA (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

174. KETAHUAN BELANGNYA (Bagian A)

Semua orang terdiam dan menatap ke arah pintu, di sana berdiri dua sosok orang.

Kak Ambar dan Kak Ika, bagaimana ceritanya mereka bisa datang bersamaan aku tidak tahu. Tapi yang jelas mereka saat ini terlihat sedang berjalan menuju ke arah kami.

"Kak, kapan datang?" tanyaku heran.

Karena aku memang tidak ada mendengar suara langkah kakinya, ataupun tanda-tanda kedatangannya. Apa mungkin karena kami terlalu asik berdebat?

"Barusan, Kakak cuma nganter lauk buat kalian makan siang. Soalnya Ibu masak rendang jengkol," katanya sambil mengangsurkan satu buah rantang alumunium.

Lauk untuk makan siang? Aku otomatis melihat ke arah jam, dan di sana sudah tertera jam setengah dua belas siang.

Wah, wah, ternyata perdebatan ini membuang banyak waktu. Dan aku tekankan, aku lapar!

Bisa dibilang, aku tidak ada menikmati sarapan semenjak tadi. Nafsu makanku hilang akibat perkataan Wak Nurma dan Bang Diky.

Apalagi mengingat s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status