Share

179. BERCERAI (Bagian B)

Author: Aksara Ocean
last update Last Updated: 2022-07-14 04:24:13

179. BERCERAI (Bagian B)

Eh, selingkuh juga dengan lelaki berinisial 'R' itu! Siapa yang menyangka? Rumah tangga yang terlihat baik-baik saja, ternyata menyimpan duri di dalamnya.

"Diingatkan, kok. Tapi namanya Abang ketiduran, ya tidak sadar," ujar Bang Usman sambil nyengir.

"Oh," balas Kak Ambar singkat.

Dia sepertinya tidak ingin mencampuri urusan orang lain, walaupun aku tahu kalau dia pasti amat penasaran dengan hal ini.

Siapa sih, yang bisa dengan mudahnya percaya begitu saja dengan ucapan Bang Usman?

Kak Ambar itu adalah pengamat yang cukup handal, sudah aku buktikan dari dulu-dulu.

Ketika dia masih menjadi istri Bang Gery, dan kami belum akur seperti sekarang. Dia sering mengamatiku diam-diam, dan tiba-tiba membuat huru-hara dengan pengamatannya itu.

Jadi, pasti amat mudah baginya untuk mengetahui kebohongan Bang Usman saat ini.

"Enak ya, makan di sini. Nggak mikirin anak dan istri yang belum makan!"

Kak Ika berdiri di bibir pintu dan menatap Bang Usman dengan tajam, namun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   180. POV IKA (Selingkuh dan juga kebencian) (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas180. POV IKA (Selingkuh dan juga kebencian) (Bagian A)Saat mendengar kabar, kalau Bapak dan Ibu meninggal, aku memang sangat terkejut. Padahal kami baru saja bersama-sama menghadiri acara syukuran di bengkelnya Galuh, suami Ellen, adik iparku.Tidak ada tanda-tanda dan juga prasangka kalau kedua mertuaku itu akan meninggalkan kami sebegini cepatnya, dan aku juga tidak menyangka kalau nasehat yang mereka berikan tempo hari adalah nasehat mereka yang terakhir.Aku segera bergegas menelepon keluargaku dan mengabarkan kalau mertuaku sudah meninggal, dan aku juga secepatnya datang ke klinik. Tempat yang baru saja dibilang Galuh, kalau jenazah Bapak dan Ibu ada di sana.Mereka kecelakaan di jalan pulang, dan mereka berdua menghembuskan nafas terakhir di tempat kejadian perkara."Hallo, Ma!" Aku membuka pembicaraan saat mendengar teleponku telah tersambung.[Em, hallo. Ada apa, Ka?] Tanya Mama dari seberang sana.Aku yakin, Mamaku saat ini baru bangun

    Last Updated : 2022-07-14
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   181. POV IKA (Selingkuh dan juga kebencian) (Bagian B)

    181. POV IKA (Selingkuh dan juga kebencian) (Bagian B)[Bagus! Memang begitu seharusnya!] Ujar Mama di seberang sana.Dan setelah berbasa-basi sebentar, aku menutup panggilan dan mendudukkan diri di bibir ranjang.Memikirkan semuanya, memikirkan bagaimana selanjutnya. Memikirkan rencana hebat agar harta warisan ini jatuh ke tangan suamiku, sehingga aku bisa menikmatinya dengan sepuas hati.~Aksara Ocean~Hari sudah sore saat pemakaman Bapak dan Ibu selesai dilaksanakan, aku tidak bisa membohongi perasaanku. Aku sangat sedih dan menangis histeris saat jenazah Bapak dan Ibu di kuburkan, di satu sisi aku sangat kehilangan, dan di sisi lainnya aku merasa lega. Setidaknya aku tidak perlu lagi berpura-pura dihadapan mereka, aku tidak harus menjadi menantu sempurna lagi untuk mereka.Bang Usman tidak mampu membendung tangisannya, begitupun dengan Galuh, aku bisa melihat adik iparku itu tadi menyembunyikan tangisnya.Namun, Ellen tidak sempat melihat Bapak dan ibu di kuburkan, dia berulang

    Last Updated : 2022-07-14
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   182. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas182. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian A)Tidak terasa sudah hari ketiga semenjak kepergian bapak dan ibu, di pagi hari ini keluargaku datang dan turun di rumahku.Aku berpamitan kepada Bang Usman dan pulang ke rumah untuk menemui keluargaku, yang kebetulan ikut ke sini hanya Mama dan juga adik perempuanku beserta suaminya. Bang Usman tadi berpesan agar membawa keluargaku ke sini, tapi mana mereka mau. Toh, mereka ke sini untuk melihatku, bukan untuk takziah.Tapi, aku hanya mengiyakan saja kata-kata dari Bang Usman, agar dia senang dan mau mengizinkan aku untuk pulang."Ma!" Aku memeluk Mama dan mencium pipinya, aku sangat rindu karena memang sudah lama tidak bertemu dan berpelukan seperti ini."Dari mana kamu? Mama nunggu lama banget!" protes Mama sambil mencubit lenganku."Dari rumah Bapak, kan masih suasana duka, Ma. Nanti malam itu, masih malam ketiga," ujarku sambil membuka pintu rumah.Mama dan adikku masuk sambil mengedarkan pandangan

    Last Updated : 2022-07-14
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   183. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian B)

    183. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian B)"Tapi cepat ya, Kak. Aku mau segera punya usaha, punya grosir besar di desa. Biar nggak ada lagi orang yang menghina kami!" ujar Ruri lagi sambil merengek manja.Aku menatapnya sambil tersenyum dan mengangguk, impiannya begitu sederhana. Agar tidak ada lagi yang menghina mereka! Agar mulut orang-orang di desa bungkam.Aku tahu, banyak orang yang menjengkali Mama dan Ruri karena kami dulu memang keluarga yang biasa-biasa saja.Bisa dibilang semenjak aku menikah dengan bang usman, kehidupan kami menjadi lebih baik dari hari kehari.Bang Usman bukan tipe menantu yang perhitungan pada keluarga istrinya, dia cukup rendah hati dan juga baik.Dia tidak segan memberikan bantuan untuk membangun rumah Mama dan juga membelikan sepetak kebun sawit, agar hasilnya bisa digunakan Mama untuk kebutuhan sehari-hari.Cukup? Jelas cukup, bahkan berlebih jika untuk Mama sendiri, tapi semenjak ada Amar dan Ruri, Mama sering kekurangan dan memintaku untuk mengirim

    Last Updated : 2022-07-14
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   184. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian C)

    184. POV IKA (Ruri pinjam uang) (Bagian C)"Barusan, Kakak cuma nganter lauk buat kalian makan siang. Soalnya Ibu masak rendang jengkol," kata Ambar sambil mengangsurkan satu buah rantang alumunium, yang langsung diterima Ellen dengan sumringah.Cih, lebay sekali!"Ada oseng cumi, dan juga sambal hati ampela," kata Ambar lagi. "Kamu sudah makan?" tanyanya ke arah Ellen.Adik iparku itu menggeleng pelan, dan Ambar mendelik dramatis. Lucu sekali, padahal dulu mereka itu bermusuhan. Tapi sekarang malah sebegitu dekatnya seperti perangko! Cih!Melebihi kekompakan aku dan juga Ellena, karena memang akhir-akhir ini aku berusaha menjauhi Ellen. Aku tidak nyaman lagi berpura-pura di depannya.Aku menjadi pribadi yang cuek dan juga pendiam, tentunya di belakang Bang Usman. "Kenapa belum makan?" tanya Ambar lagi pada Ellen."Nggak apa-apa, Kak. Aku memang belum selera saja," kataku menyahuti.Galuh berdiri dan memberikan kursinya untuk di tempati oleh Ambar, setelah Bang Usman yang langsung me

    Last Updated : 2022-07-14
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   185. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas185. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian A)POV IKAAku sontak menatap Ellena dan juga Bang Usman dengan pandangan yang sangat marah, jujur saja aku kecewa saat mendengar ucapan yang baru saja Nuri lontarkan. Bagaimana bisa Ibu dan Bapak melakukan hal ini? Bukankah Bang Usman seharusnya yang lebih berhak? Bang Usman adalah anak laki-laki satu-satunya, dan juga anak suluk keluarga ini.Dan mereka lebih memilih Ellena? Hah, yang benar saja!Aku melirik ke arah Ellen dengan sinis, biar dia sadar kalau aku tidak menyukai kabar yang baru saja kudengar ini. Saat menatap Bang Usman aku langsung menuntut jawaban padanya."Kok bisa sih, Bang?" tanyaku dengan nada menuntut pada Bang Usman.Suamiku itu kemudian malah mengernyit heran, keningnya melipat dalam dengan ekspresi yang sangat aku benci, mungkin dia heran dengan tingkahku.Aku sendiri jelas tengah memendam kekesalan yang amat besar saat ini, dan dia malah santai-santai saja. Sialan! Tidak bisakah dia p

    Last Updated : 2022-07-14
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   186. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian B)

    186. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian B)"Kenapa kalian begini, sih?" ujarnya pelan. "Masih empat hari! Empat hari yang lalu Mbak Mai dan juga Mas Rahman di kuburkan, dan saat ini kalian sudah ribut masalah warisan? Sadar! Itu bukan ranah kalian!" katanya lagi.Halah, air mata buaya. Padahal Bulek Rosma iu juga pasti merasa kecewa karena tidak mendapatkan hak waris dari Bapak."Halah, Ros ….""CUKUP!"Ucapan yang hampir dikeluarkan oleh Wak Nurma, dipotong Ellen dengan lantang. Dia menatap kami semua dengan nafas yang memburu, dia terlihat amat berusaha menahan amarahnya.Dadanya naik turun dan kemudian, "Cukup!" Dia mendesis.Terlihat amat berbahaya juga mengancam, namun aku sama sekali tidak takut dengannya. Aku adalah istri Abangnya, yang seharusnya mendapatkan lebih banyak ketimbang dia."Kenapa kalian meributkan harta orang, hah?!" tanyanya pelan namun tajam.Orang-orang di sini semua terdiam, Ellena terlihat sangat marah dan juga kecewa. Sudah lama aku tidak melihat amarahnya.Juju

    Last Updated : 2022-07-14
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   187. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian C)

    187. BATAS KESABARAN USMAN (Bagian C)Kami semua terdiam dengan pikiran masing-masing, namun tidak lama kemudian aku langsung bergegas pergi karena mendengar ucapan Bang Diky."Hati-hati, Ka. Kakaknya Galuh itu kan, mau bercerai, bisa saja Usman kecantol!"Sialan, sialan! Ambar sialan!Dan setelah aku sibuk mencari keberadaan mereka, aku bisa menemukan mereka tengah enak-enakan menikmati makanan yang tadi di bawa oleh Ambar.Amarahku membumbung tinggi dan berjalan cepat ke arah mereka."Enak ya, makan di sini. Nggak mikirin anak dan istri yang belum makan!" Aku berdiri di bibir pintu dan menatap Bang Usman dengan pandangan tajam, namun suamiku itu dengan cueknya tetap makan dengan lahap.Sialan, dia tidak memperdulikan keberadaanku."Oh, Aksa udah aku suapin tadi, Kak," kata Ellen sambil tersenyum kecil.Cih, sok baik. Aku tidak menyahuti ucapannya dan malah mendengus juga membuang muka. Malas sekali aku melihatnya, najis"Kakak mau makan juga?" Ambar bertanya padaku.Dia mengangsurk

    Last Updated : 2022-07-14

Latest chapter

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status