Hans yang masih berkutat dengan petinggi The Table, memutuskan menunda rencananya untuk beberapa hari. Dia masih belum siap mental, lebih-lebih, sepuluh anggota The Table terkenal sebagai eksekutor beringas, tak pandang bulu pada siapapun, meski itu keluarga sendiri.
Gedung Fatamorgana tidak terlalu ramai siang itu.
Tidak ada satu pun pembunuh bayarang yang datang untuk menagih janji, cari aman dari buronan pembunuh yang lain, ataupun ikatan bisnis yang akan dijalin antar sesama penjahat.
Hans dan Violet keluar dari Gedung Fatamorgana, lantas disambut salah satu antek yang menyamar sebagai penjual koran harian. Dia mewanti-wanti Hans agar membatalkan niatnya bertemu dengan Walter.
“Syaratnya lebih dari sekedar nyawa. Meski kau mati sekalipun, belum tentu, orang-orang The Table mau menjulurkan tangan untukmu. Mereka tidak terjamah. Mereka tidak diketahui. Mata mereka bisa memandang seluruh dunia, bahkan di ujung lubang semut sekalipun.”
Royal Infirmary hotel siang itu tidak terlalu padat. Dokter Zhang Ze pamit ke lantai dua karena ada pasien yang membutuhkan penanganan serius.Di ruang Violet ada Juta dan Lisayang masih duduk menemani Davin.Kondisi Davinmemang sudah membaik, tapi dia belum boleh banyak beraktivitas. Terlebih aktivitas yang berat-berat, apalagi aktivitas yang menguras pikirannya.“Davin, kamu sehat-sehat ya… kakek sedih kamu sakit,” kata Juta di pipi kiri Davin.“Kakek sudah bilang berapa kali… hahaha. Davintidak sakit kok. Kemarin hanya mimpi buruk. Davinsempat bertemu ayah dan ibu di dalam mimpi. Mereka bercerita banyak sekali. Tapi Lisatiba-tiba datang.”Lisalangsung bangun dari istirahatnya. Dia sangat peka suara Davin, apalagi ketika lelaki itu memanggil namanya.“Ada apa, Sayang?” sahut Lisa.Ahh, panggilan itu, lama sekali Daviningin mendengarnya. Baru
Hari-hari menjelang Davin, Lisa, dan Tuan Besar Juta kembali ke Indonesia, mereka mendapat kabar bahwasanya ada sekumpulan tim SAR yang menyisir daerah pertebingan Puncak Becici.Entah siapa yang menyuruh, tapi ini, bertentangan dengan kesepakatan awal yang sudah dibuat Menteri Perhutani dengan anggota militer pusat.Ada kemungkinan, pihak Serigala Merah, atau bahkan Prima sendiri, curiga terhadap ayahnya yang tak kunjung memberi kabar.Andre, Levy, dan Boris duduk bersama di pangkalan divisi satu militer angkatan darat.“Bagaimana? Sudah dapat informasi tentang siapa yang menghubungi tim SAR atas insiden di bukit kala itu?” Andre menghampiri Malik yang merupakan ketua camp divisi satu.“Sementara belum, Jenderal, kita sedang berusaha mencari siapa saksi mata yang membocorkan kejadian itu ke publik. Ada dugaan, saksi matanya merupakan salah satu dari tujuh petugas Perhutani yang disandera waktu itu. Tapi, dugaan ini belum punya fa
Anak buah Jayden nekat menerobos barisan polisi itu. Adu tembak terjadi. Mayapada berhasil diselamatkan, namun Yudhistira terkena tembakan atas insiden itu.Ya.Waktu itu, hanya Yudhistira Setiawan yang berangkat ke Australia, tanpa mengajak istri dan anak angkatnya, atau kakak angkat Lisa yang bernama Bara.Bertepatan juga, gadis yang ditunggu-tunggu Rara, akhirnya pulang ke Indonesia, diantar Davin dan salah satu bodyguard keluarga Nayama.“Mama, aku pulang...” Lisa lari memeluk mamanya. “Lisa minta maaf karena lama berada di luar negeri. Lisa rindu Mama. Lisa janji, Lisa nggak akan ninggalin Mama sendirian lagi.”Rara, yang biasanya membenci Davin, tidak peduli dengan kehadiran pemuda itu. Dia lari membalas pelukan Lisa karena terlampau khawatir dengan kondisi putri semata wayangnya.Davin sendiri langsung beranjak pergi sebelum Rara selesai dengan Lisa, lantas menghardiknya lagi.Tapi, dari kejauhan, Davin
Davinmengernyitkan dahinya. Dia tidak merasakan sakit sama sekali walaupun pipi kirinya membiru akibat pukulan Bara.Memegangi tangan Lisayang sedang pingsan, Davinkembali mendapat tamparan keras di pipi kanannya. Rara tidak terima Davinmenyentuh Lisatanpa izin.“Tolonglah, dia butuh pertolongan pertama…”“Diam!”Perdebatan itu berlangsung sengit dan terhenti saat semua melihat Lisakejang-kejang di atas lantai marmer halaman rumahnya.Rara dan Bara panik. Mereka seperti orang kesurupan. Tidak ada yang tahu penanganan pertama orang kejang-kejang karena mereka hidup dalam zona nyaman.“Bagaimana ini? Kita harus segera menelepon dokter!” Rara semakin panik. Ekspresinya tidak dapat dibohongi.Bara yang tidak tahu harus melakukan apa, ikut-ikutan panik dan mereka malah diam memandangi Lisa.Davinkesal melihat tingkah laku mereka. Dia segera mengambi
Lisamemelototi mamanya dengan tatapan sinis.Mamanya tidak tahu kalau Davinyang sudah menyelamatkan nyawa Lisawaktu insiden di pelabuhan.Overthinking, kesialan, dan buruk sangka selalu menghantui pikiran Rara kala melihat Davin berdiri di sana.“Kalian? Ingat perkataanku. Sampai kalian berani memaki Davin atau mengoloknya di depan mataku, aku nggak segan balas hinaan itu, jauh lebih kejam dari apa yang kalian lakukan pada Davin. Dia udah nyelamatin aku, tiga kali, termasuk nafas buatan ini! Sedangkan kalian, cuma bisa maki-maki, berdiri mematung, nggak paham tata cara pertolongan pertama!”“Sialan! Entah Mama entah Kakak Bara, semua sama!? Kalian ingin aku mati, kan? Tinggal jawab iya apa susahnya!”Rara mendekati Lisa, tapi Lisa segera menepis tangan mamanya.“Mama bisa jelasin...”“Jelasin apalagi, Ma? Mama mau ngelarang Davin yang niat nyembuhin Lisa, kan? Coba Davin telat
Cacian Lisa tidak berhenti sampai di situ.Emosi yang dia tahan selama bertahun-tahun, meledak begitu saja, apalagi setelah melihat tingkah Bara yang semakin dibiarkan, semakin semena-mena. Lisa tidak tahan dengan hal tersebut. Ini saatnya balas dendam. Mencaci Bara sampai rata dengan tanah.“Heh, Anak Pungut, kamu bisa denger aku ngomong, kan? Dasar babu, yang ngomong ada di kiri, kenapa kamu malah ngadep ke kanan? Woi!” Lisa tak henti-hentinya melontarkan caci-maki pada Bara.“Cukup, Lisa! Dia kakakmu. Apa kamu lupa, dia sangat berjasa pada keluarga kita.” Rara coba membela Bara, tapi nampaknya sia-sia.Lisa tertawa sangat keras. “Berjasa? Berjasa apa, Ma? Lihat, kuliah di kampus favorit gagal, kena drop out karena nilainya kurang memuaskan. Kuliah di kampus swasta malah bikin masalah. Bisanya cuma habisin duit keluarga. Apalagi, Mama mau cari kebaikan dia? Nggak ada, Ma.”“Bahkan, sampai hari kiamat pun
Dalam waktu singkat, Davinmemelintir tangan kanan Bara hingga terdengar bunyi gesekan antar sendi. Bara mengerang, tapi Davintidak memberinya kesempatan untuk merintih.Prak!Satu pukulan Davinmendarat di pipi kanan Bara hingga membuatnya tersungkur. Tidak berhenti sampai di situ, Davinmelepas sepatunya dan mendaratkan tumitnya di perut Bara.Bara mengerang. Rasa sakit menyelimuti sekujur tubuhnya.Davintidak mau berhenti. Dia terus memukuli Bara hingga punggungnya membiru. Dia baru berhenti kala Lisamenarik tangannya dan memohon agar Bara dimaafkan.“Kamu harusnya bersyukur, Lisamasih memiliki belas kasihan. Jika bukan Lisayang memintaku berhenti, aku tidak akan berhenti sampai mulutmu bengkong dan rahangmu patah!” Davinmengumpat dan meludahi Bara.“Dasar sampah keluarga Yudhistira!”Beberapa tetangga yang sedang mencari makan siang berkumpul digerban
“Tunggu, Tante, biar aku yang urus masalah penerbangan. Nggak usah repot-repot menelepon Hendra, Kepala Maskapai bandara.”“Kamu yakin?” Rara menatap Davin penuh harap.Davinmeyakinkan Rara, lantas berkata bahwa mereka berdua boleh menggunakan fasilitas Nayamauntuk pergi ke sana. Rara dan Lisalangsung ceria. Mereka bisa sampai di Mellbourne jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.Sementara Bara, dia masih menaruh dendam pada Davin karena telah menghinakan harga dirinya di hadapan keluarga angkatnya sendiri. Pria itu belum berangkat ke rumah sakit karena masih menunggu kabar tiket penerbangan ke Australia.“Kalian tunggu di sini, biar aku hubungi Melvin. Semoga saja teleponnya diangkat. Kalian nggak perlu risau, urusan akomodasi dan penerbangan, biar aku yang urus. Cukup duduk, tenangkan diri, dan jangan panik!”Davin keluar rumah, lalu menelepon sahabatnya. Melvin ditelepon dan diminta menyiapk
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.