Saham The Lyceum berhasil dibeli, dengan begitu mudahnya.
Padahal, menurut pengamatan pakar ekonomi dunia, membeli saham The Lyceum sama halnya mengangkat sebongkah pecahan kapal raksasa yang tenggelam di dasar Palung Mariana.
Sangat sulit.
Bahkan, terkesan mustahil.
Tapi Victor, dia berhasil membelinya, tanpa susah payah. Hanya bermodal email bodong berisi virus dan robot rakitan yang ditanami mesiu, dia berhasil mengakusisi, setidaknya 51 persen saham.
Anneth terkagum-kagum dengan kinerja Victor.
Hal ini menjadi titik balik konflik yang terjadi antara Nayama dan Lone Werewolf.
Tiga puluh menit setelah kejadian itu, kabar mengenai dibelinya saham The Lyceum mulai mencuat ke publik, hingga membuat Hans marah besar.
Semua yang ada di hadapan pria itu, hancur berkeping-keping. Laptop mahal, ponsel, hingga beberapa vas bunga langka, dia banting, sambil terus mengata-ngatai Javier dengan sumpah serapah.
“Bajingan
Kepergian Javier ke Skotlandia tidak disambut baik oleh orang-orang Lone Werewolf.Tapi, sindikat itu tidak bisa berbuat banyak mengingat yang melindungi Javier adalah Nayama dan Orchid, yang dalam tanda kutip, punya kekuasaan penuh atas seluruh wilayah Skotlandia.Bahkan, sekelas walikota Edinburgh dan pemerintah Skotlandia saja tunduk pada mereka berdua.“Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus segera bergerak. Kita harus mengambil langkah dua kali lebih cepat, tidak, tiga kali, agar kita bisa mendahului Nayama. Mereka terlalu kuat. Kita tidak akan menang jika kita terus bersantai seperti ini.”Hans mengumpulkan seluruh petinggi Lone Werewolf yang lain.“Dari mulai Greg, Dirgantara, Prastara Colin, sekarang apalagi? The Lyceum juga sudah ada di tangan mereka. Kita tidak punya pasukan lebih. Yang harus kita lakukan hanya satu, menggempur markas pusat informasi dan keamanan Nayama di Western Harbour, atau langsung menyerang perusahaa
Gedung delapan lantai berdiri megah di tengah Beverley Street, Washington.Lokasinya lumayan strategis, sepuluh menit dari bandara, tujuh menit dari stasiun, dan dua ratus meter dari halte bus setempat.Tembok-temboknya dibangun menggunakan beton yang dilapisi cat khusus. Jika dilihat dari luar, gedung itu lebih mirip seperti hotel mewah bintang lima. Tapi, bagi orang yang salah memasuki Gedung Fatamorgana, mereka hanya melihat ornamen kuno nan suram.Hans dan Violet kembali diperiksa penjaga Gedung Fatamorgana.“Silakan masuk,” kata penjaga kulit hitam kepala botak.Kira-kira, tingginya mencapai 190 centi, dengan bahu dan lengan penuh otot.Di meja resepsionis, Hans langsung mengulurkan jabat tangan. “Tom Jannet, lama tidak bertemu. Wibawamu semakin terlihat mempesona. Bagaimana kabarmu?”Tom menyambut jabat tangan Hans, sembari tertawa.“Basa-basi apalagi? Justru aku yang harusnya bertanya, bagai
Gedung Fatamorgana adalah nama lain markas besar para penjahat di seluruh dunia.Meski gedung ini jadi markas besar para penjahat, terutama pembunuh bayaran, tidak satu pun ada darah yang tercecer di lantai, tembok, atau bahkan karpet-karpet di kamar.Didirikan oleh The Table yang beranggotakan 10 elit global dengan identitas misterius, gedung itu disulap jadi sebuah hotel dan apartemen untuk para penjahat di dunia.Dan, saat ini, hanya tiga identitas The Table yang diketahui. Tujuh sisanya, masih terlampau rahasia, bahkan mafia sekelas Anneth, Hans, atau Tom Jannet saja tidak tahu.Mereka yang sedang diburu pihak kepolisian, intelejen, militer, atau bahkan diburu mafia-mafia kejam dunia, pasti melarikan diri ke Gedung Fatamorgana karena gedung itu menyediakan keamanan berlapis dan aturan yang sangat kejam.Terutama untuk aturan bunuh-membunuh.Yaitu, semua penjahat di sini, tidak boleh menumpahkan darah, sebesar apapun emosi mereka. Dan, ji
Hans yang masih berkutat dengan petinggi The Table, memutuskan menunda rencananya untuk beberapa hari. Dia masih belum siap mental, lebih-lebih, sepuluh anggota The Table terkenal sebagai eksekutor beringas, tak pandang bulu pada siapapun, meski itu keluarga sendiri.Gedung Fatamorgana tidak terlalu ramai siang itu.Tidak ada satu pun pembunuh bayarang yang datang untuk menagih janji, cari aman dari buronan pembunuh yang lain, ataupun ikatan bisnis yang akan dijalin antar sesama penjahat.Hans dan Violet keluar dari Gedung Fatamorgana, lantas disambut salah satu antek yang menyamar sebagai penjual koran harian. Dia mewanti-wanti Hans agar membatalkan niatnya bertemu dengan Walter.“Syaratnya lebih dari sekedar nyawa. Meski kau mati sekalipun, belum tentu, orang-orang The Table mau menjulurkan tangan untukmu. Mereka tidak terjamah. Mereka tidak diketahui. Mata mereka bisa memandang seluruh dunia, bahkan di ujung lubang semut sekalipun.”
Royal Infirmary hotel siang itu tidak terlalu padat. Dokter Zhang Ze pamit ke lantai dua karena ada pasien yang membutuhkan penanganan serius.Di ruang Violet ada Juta dan Lisayang masih duduk menemani Davin.Kondisi Davinmemang sudah membaik, tapi dia belum boleh banyak beraktivitas. Terlebih aktivitas yang berat-berat, apalagi aktivitas yang menguras pikirannya.“Davin, kamu sehat-sehat ya… kakek sedih kamu sakit,” kata Juta di pipi kiri Davin.“Kakek sudah bilang berapa kali… hahaha. Davintidak sakit kok. Kemarin hanya mimpi buruk. Davinsempat bertemu ayah dan ibu di dalam mimpi. Mereka bercerita banyak sekali. Tapi Lisatiba-tiba datang.”Lisalangsung bangun dari istirahatnya. Dia sangat peka suara Davin, apalagi ketika lelaki itu memanggil namanya.“Ada apa, Sayang?” sahut Lisa.Ahh, panggilan itu, lama sekali Daviningin mendengarnya. Baru
Hari-hari menjelang Davin, Lisa, dan Tuan Besar Juta kembali ke Indonesia, mereka mendapat kabar bahwasanya ada sekumpulan tim SAR yang menyisir daerah pertebingan Puncak Becici.Entah siapa yang menyuruh, tapi ini, bertentangan dengan kesepakatan awal yang sudah dibuat Menteri Perhutani dengan anggota militer pusat.Ada kemungkinan, pihak Serigala Merah, atau bahkan Prima sendiri, curiga terhadap ayahnya yang tak kunjung memberi kabar.Andre, Levy, dan Boris duduk bersama di pangkalan divisi satu militer angkatan darat.“Bagaimana? Sudah dapat informasi tentang siapa yang menghubungi tim SAR atas insiden di bukit kala itu?” Andre menghampiri Malik yang merupakan ketua camp divisi satu.“Sementara belum, Jenderal, kita sedang berusaha mencari siapa saksi mata yang membocorkan kejadian itu ke publik. Ada dugaan, saksi matanya merupakan salah satu dari tujuh petugas Perhutani yang disandera waktu itu. Tapi, dugaan ini belum punya fa
Anak buah Jayden nekat menerobos barisan polisi itu. Adu tembak terjadi. Mayapada berhasil diselamatkan, namun Yudhistira terkena tembakan atas insiden itu.Ya.Waktu itu, hanya Yudhistira Setiawan yang berangkat ke Australia, tanpa mengajak istri dan anak angkatnya, atau kakak angkat Lisa yang bernama Bara.Bertepatan juga, gadis yang ditunggu-tunggu Rara, akhirnya pulang ke Indonesia, diantar Davin dan salah satu bodyguard keluarga Nayama.“Mama, aku pulang...” Lisa lari memeluk mamanya. “Lisa minta maaf karena lama berada di luar negeri. Lisa rindu Mama. Lisa janji, Lisa nggak akan ninggalin Mama sendirian lagi.”Rara, yang biasanya membenci Davin, tidak peduli dengan kehadiran pemuda itu. Dia lari membalas pelukan Lisa karena terlampau khawatir dengan kondisi putri semata wayangnya.Davin sendiri langsung beranjak pergi sebelum Rara selesai dengan Lisa, lantas menghardiknya lagi.Tapi, dari kejauhan, Davin
Davinmengernyitkan dahinya. Dia tidak merasakan sakit sama sekali walaupun pipi kirinya membiru akibat pukulan Bara.Memegangi tangan Lisayang sedang pingsan, Davinkembali mendapat tamparan keras di pipi kanannya. Rara tidak terima Davinmenyentuh Lisatanpa izin.“Tolonglah, dia butuh pertolongan pertama…”“Diam!”Perdebatan itu berlangsung sengit dan terhenti saat semua melihat Lisakejang-kejang di atas lantai marmer halaman rumahnya.Rara dan Bara panik. Mereka seperti orang kesurupan. Tidak ada yang tahu penanganan pertama orang kejang-kejang karena mereka hidup dalam zona nyaman.“Bagaimana ini? Kita harus segera menelepon dokter!” Rara semakin panik. Ekspresinya tidak dapat dibohongi.Bara yang tidak tahu harus melakukan apa, ikut-ikutan panik dan mereka malah diam memandangi Lisa.Davinkesal melihat tingkah laku mereka. Dia segera mengambi