Davin terus memojokkan Dirgantara hingga pria itu, dan beberapa anggota Serigala Merah, sampai di parkiran mobil. Semuanya terkepung. Pasukan Nayama berkeliaran di sudut kiri, kanan, dan dataran tinggi.
Adu tembak sempat terjadi, hingga dua anggota Serigala Merah terbunuh karena perang jarak jauh.
Suara desingan peluru serta teriakan kematian mengiringi pertempuran kala itu. Tidak ada yang melakukan pertempuran jarak dekat.
“Kau sudah terkepung. Apalagi yang akan kau lakukan? Mau melawan kami? Mustahil. Pasukanmu sudah terkikis. Kau tidak lagi punya amunisi. Sementara kami, masih banyak persediaan di dalam jeep dan mobil van. Menyerahlah, dan akui kekalahanmu!”
Dirgantara masih mengomando anak buah Pras. “Ingat, ketua kalian telah berkorban nyawa demi kalian! Jangan sia-siakan pengorbanan itu. Sebagai anggota yang setia, harusnya, kalian mengumandangkan ikrar. Mati terhormat, atau hidup penuh penyesalan!?”
Belasan anggota Se
10 menit sebelumya...“Lapor, Tuan Davin masih berada di Puncak Becici!”Seorang lelaki berbaju loreng datang ke markas pusat kepolisian kota J.“Baiklah, pasukan reserse akan menyisir jalan utama Becici, evakuasi akan di-handle oleh pihak angkatan udara. Lakukan sesuai tugas! Semakin sedikit korban semakin baik. Jangan ada yang membunuh warga sipil, meskipun itu musuh!”“Siap, Jenderal!”“Laksanakan! Akan kami lakukan sesuai perintah Anda.”Tim loreng bawahan Andre bekerja sama dengan pasukan reserse, ditugaskan khusus mengepung lini belakang puncak Becici. Mereka tidak diberi izin menampakkan diri sampai Andre atau Galih memberi perintah.Pasukan reserse menggunakan pakaian kamuflase. Semuanya berangkat menggunakan motor gunung.Pasukan reserse sengaja memarkir motor merek agak jauh dari tempat pertempuran. Sementara, pasukan loreng militer mengendap-endap tanpa menimbul
Semua terlena.Peluru yang awalnya mengincar Lisa, salah sasaran mengenai Davin.Mata-mata merah menghiasi puncak Becici kala itu. Murka, amarah, aura kematian, hingga hasrat balas dendam campur menjadi satu. Isak tangis dan erangan kesedihan memenuhi sunyi. Sejenak sepi, lantas kabut datang.Mendung mulai berkumpul di langit-langit Becici, tertiup angin, dari arah Selatan.Bahkan, langit pun menyimpan sedihnya sendiri melihat Davin tertembak tepat di bagian vital. Kemungkinan selamatnya hanya sekian persen. Itu pun, setelah menjalani operasi dan perawatan intensif.“Davin ... kenapa? Kenapa kamu nekat melakukan ini? Bangun, bukannya kamu sudah janji mau menungguku sampai lulus kuliah, lalu melamarku? Hei, mana janjimu? Kumohon, buka matamu. Aku di sini, setia menantimu!?”“Ta-tapi...”Lisa tidak lagi memiliki tenaga untuk mengucap pesan terakhir. Dia terlampau lesu. Kesedihan menguras seluruh energinya. Tangis
Lisa merangkul tubuh Melvin dan menangis di atas wajahnya. Air mata Lisa mengalir membasahi pipi Davin. Tapi semua sudah terjadi, dan takdir tidak bisa dirubah.Ahh, kenapa penyesalan selalu datang di akhir?Lisa terduduk lemas memandangi orang yang dia sayangi terbaring lemah tak berdaya. Air matanya membersihkan peluh yang ada di pelipis Davin. Tangannya terus merangkul kepala Davin, mengelus rambutnya, tak henti-henti menangis.“Ini semua salahku. Aku yang menjerumuskanmu dalam bahaya. Maafkan aku! Maaf, aku minta maaf! Tolong bangun, Vin, buktiin kalau kamu emang sayang sama aku!Lisa makin gila. Melihat kekasihnya mati di depan mata, itu hal paling menyedihkan yang pernah dia alami dalam serangkaian 21 tahun hidup di dunia.“Kenapa aku begitu bodoh? Kenapa harus seperti ini?” Lisa sesenggukan, air matanya habis total, tak ada lagi yang mengalir.“Davin, plisss, tolong katakan sesuatu... tolong jangan mati! Apa ka
Andre ikut menambahi, “sudah, Melvin! Harusnya kamu puas sudah melihat Dirgantara mati? Mau apalagi? Memutilasinya, atau mengambil organ dalamnya untuk dimakan? Percuma. Itu hanya membuat citramu buruk.”“Persetan dengan citra!” Melvin langsung menunjuk Andre. “Apa? Kamu mau menahanku? Lakukan jika kamu bisa! Aku tidak peduli walau harus bertarung denganmu, meski presentase menangnya hanya sekian persen. Lebih baik aku mati, dari pada menanggung rasa bersalah seumur hidup!?”Galih menepuk pundak Andre. “Biarkan! Biarkan saja dia meluapkan emosinya. Apa kau lupa, masa muda kita dulu juga seberingas itu, bahkan jauh lebih parah. Di hari-hari esoknya, Melvin pasti sadar, menghukum orang dengan cara membunuh dan menyiksa, hanya menyisakan trauma dan ingatan buruk.”“Tapi, aku tidak mau Melvin merasakan hal yang kita rasakan dulu. Aku tidak mau dia menanggung trauma dan penyesalan karena telah melakukan hal sekeji
Dokter Nathan lari membawa ranjang Davin ke ruang isolasi gawat darurat. Lisa tidak henti-hentinya minitikkan air mata. Melvin juga ikut lari mengiringi para dokter yang sedang bertugas.“Maaf, Tuan, Anda tidak boleh masuk,” larang salah satu dokter.“Tapi saya ajudan pribadi Tuan Davin, kalau ada apa-apa bagaimana. Saya tidak mau tahu, saya harus masuk ke ruangan ini untuk memastikan Tuan Davin mendapat perawatan intensif!”“Melvin, tenanglah, emosi tidak pernah menyelesaikan masalah,” ucap Dokter Nathan yang datang membawa dua dokter ahli bedah.“Sekarang, tunggulah di depan. Jangan karena kamu ajudan Tuan Muda kamu bisa berbuat semena-mena. Aturan tetap aturan, tidak bisa diubah-ubah. Hormati keputusan kami, dan biarkan kami melakukan yang terbaik untuk Davin.”“Aku mohon, Dok, beri aku izin untuk melihat langsung prosesi operasi Tuan Davin...”“Jangankan dirimu, Tuan Besar
Dokter Nathan hanya bisa menunduk lesu. “Bukan begitu maksudku, Ndre, kondisinya berbeda antara Davin dan Boris. Mereka berdua, memang sama-sama tertembak di bagian dada kiri. Tapi, se-”“Tapi, tapi apa?! Jangan kebanyakan tapi, ini bualanmu saja! Atau, jangan-jangan, kamu berpihak pada Lone Werewolf, dapat suap, lantas sepakat tidak mau mengoperasi Davin. Jawab woi, jawab!?”Merasa tidak adil dengan perlakuan dokter-dokter di negeri ini, semua petinggi Nayama menatap Dokter Nathan dengan pandangan remeh. Andre yang marah, langsung mengobrak-abrik rumah sakit tempat Dokter Nathan bekerja.Tak lama, Juta datang dan menenangkan Andre hingga emosinya tidak meluap-luap lagi. “Biarkan Nathan memaparkan apa yang sebenarnya membuat dokter-dokter enggan mengeluarkan peluru yang bersarang di dada Davin.”“Jelas-jelas mereka kerja sama dengan Serigala Merah dan Lone Werewolf, mau dijelasin apalagi?”&ldqu
Royal Infirmary Hospital.Rumah sakit ternama dan memiliki tenaga medis terbaik di dunia. Hanya dokter-dokter terbaik yang bisa bekerja di sana. Pasien juga demikian, tidak semuanya memiliki kartu akses khusus agar bisa dirawat di rumah sakit terbaik di Skotlandia, bahkan di dunia.Di dalam Royal Infirmary Hospital, ada tiga ruangan khusus yang disediakan untuk orang-orang kerajaan dan miliarder kenamaan dunia.Sebelum era reformasi hampir setengah abad silam, Edinburgh menggunakan sistem pemerintahan monarki yang diwariskan turun-temurun dari raja sebelumnya.Melvin Nayama, ayah kandung Tuan Besar Juta, adalah orang pertama yang mengubah sistem kerajaan itu menjadi sistem demokrasi. Juta berusia 13 tahun waktu Melvin Nayama pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya.Semenjak itu, Nayama tidak lagi berhubungan erat dengan pemerintahan Skotlandia. Barulah 42 tahun kemudian, Nayama menemui puncak kejayaannya kembali. Masyarakat Skotlandia perlahan
“Kamu mau ke mana, bawa koper segala? Matamu sembab merah, siapa yang buat kamunangis? Bilang sama Papa, siapa yang bikin kamu sembab begini. Papa janji, Papa akan membalasnya lebih jahat lagi!”“Nggak perlu, Pa, nggak perlu dibalas juga nggak apa-apa. Aku bawa koper, mau izin nginep di rumah teman, paling tiga sampai empat hari baru pulang. Aku pingin rehat sejenak, menghabiskan waktu luang sendiri atau sama teman-teman dekatku.”“Papa izinkan, dengan syarat tidak ada si bodoh Davin di sana.” Yudhistira berujar, tanpa memikirkan perasaan hati anaknya.Mendengar kata bodoh, hati Lisa langsung tersayat.Ingin sekali dia berontak, mengatai balik papanya yang sudah berprasangka buruk pada Davin. Padahal, pemuda itu, dua kali menyelamatkan nyawa Lisa.Lisa masih enggan menatap wajah papanya, apalagi, berbincang lama seputar permasalahan dan kesedihan yang sedang dia alami.Selama di rumah, berulang kali mama d