Lima belas tahun lalu, ada pertempuran dahsyat yang terjadi di taman Spirit Autumn, daerah Edinburgh Selatan; pertempuran yang selalu diingat seluruh warga Skotlandia, bahkan dunia. Sekelas PBB, ikut turun tangan langsung mendamaikan konflik.
Tuan Besar Juta meratapi nasib ketika mendengar kabar, anak semata wayangnya, tertembak di bagian pernapasan. Pelakunya tidak lain adalah Colin, salah seorang petinggi Lone Werewolf.
Ya.
Perseteruan sengit antara Nayama dan Lone Werewolf terjadi sejak zaman orang tua Juta.
Para penghianat yang mengkudeta tahta ayahanda Juta, merupakan penyusup yang diutus langsung Lone Werewolf.
Hampir lima puluh tahun mereka sabar menunggu, hingga pada akhirnya, mereka berhasil menumbangkan tahta Nayama di Edinburgh dan beberapa daratan Skotlandia.
Ada satu nama yang selalu diingat Tuan Besar Juta, dia adalah Prastara Colin, orang Asia yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran.
“Tuan Besar, anak sulung Anda
Prastara Colin, ternyata masih hidup setelah diselamatkan seorang nelayan yang sedang mencari ikan.Kabar penemuan itu menyebar dari mulut ke mulut, hingga akhirnya, pihak Lone Werewolf membayar nelayan itu dengan nominal fantastis.Semua yang mengetahui kabar ditemukannya Pras, dibungkam, lalu dibunuh satu per satu.Sempat meninggal selama satu pekan, petinggi Lone Werewolf masih berusaha menyembuhkan Pras. Mereka menggunakan teknologi canggih, lalu menggunakan mayat Pras untuk uji coba.Alhasil, setelah tiga bulan koma, dia akhirnya sadar.Semua kejadian itu masih terbayang jelas di kepalanya. Dendamnya pada Andre dan ayahanda Davin terus membara. Dia menunggu kesempatan untuk balas dendam. Tapi, Jayden, sahabatnya waktu menjadi petinggi Lone Werewolf, melarang hal tersebut.“Balas dendam sekarang tidak menghasilkan apa-apa. Lihat tubuhmu, kering keronta, operasi plastik wajahmu juga belum dilakukan. Kau tidak bisa bergerak dengan tu
“Tuan yakin bisa memenangkan pertarungan ini? Dia sangat misterius. Bahkan, wajahnya saja tidak kita ketahui.” Melvin masih khawatir. Dia bersama Galih duduk di ujung garis batas, bersama dua pengawas dari Serigala Merah. “Aku melihat gerak-gerik mencurigakan. Dari sorotan matanya, Pras seolah yakin bisa melumpuhkanmu. Aku khawatir. Dia pasti menyiapkan senjata rahasia.” “Jangan begitu, Vin, harusnya kau mempercayaku. Tiga belas tahun lebih kita bersahabat, kau masih meragukan kemampuanku? Bukankah aku dan Pras sudah diperiksa sebelum melewati garis batas tadi. Saksinya ada kau dan juga Galih.” Melvin masih mencurigai senjata kecil yang diselipkan di saku celana, atau mungkin, di tempat-tempat yang tidak pernah terpikir sekalipun. Tapi, Davin tetaplah Davin, dia adalah orang yang keras kepala. Dengan saksi dua perwakilan dari pihak Nayama dan dua perwakilan dari pihak Serigala Merah, pertarungan itu tak terelakkan lagi. Keduanya sama-sama beri
“Hahaha, kau tidak bisa bergerak lagi. Aku sengaja, menyembunyikan jarum itu di rambut, agar sewaktu-waktu bisa menjatuhkannya ke mulut, lalu menggunakan lidah lonjorku untuk menembaknya. Licik? Memang. Tapi, begitulah cara kerja mafia!?”“Apa? Kenapa melihatku nanar? Tubuh terkontaminasi racun dan perlahan biru, itu yang dulu aku rasakan, saat dihajar pamanmu, Andre!”“Kami, mafia, jarang sekali percaya karma. Tapi, khusus untukmu, karma pasti berlaku. Andai kata, aku dulu mati dibunuh pamanmu, mungkin, rasa sakitnya tidak sepedih sekarang. Tapi, pamanmu bodoh, membiarkanku hidup untuk melakukan balas dendam. Dan, sekarang lah saatnya!?”Pras mendekati pohon pinus dengan semak tipis di sampingnya.Menginjak-injak tanah berpasir, lalu menunjukkan seringai senyum menyeramkan, Davin yakin, ada sesuatu lain yang disembunyikan Pras di balik tanah berpasir itu.“Ha? Pisau? Ti-tidak, aku bisa mati ... jangan pisa
Sebagai militer, sudah sewajarnya Andre bisa merasakan hasrat membunuh seseorang. Dan, dia sekarang, merasakan hal itu, auranya sangat hitam, gelap, pekat, dipenuhi dendam kesumat.Merasa aneh dengan keadaan di sana, Andre coba tukar posisi dengan Galih yang duduk menunggu di garis batas Becici bersama dua utusan Serigala Merah.“Stop! Sesuai perjanjian awal. Tidak boleh lebih dari dua orang yang menunggu di sini.” Salah satu anggota Serigala Merah segera menghadang Andre.“Tukar posisi, hanya itu. Dari pihak Nayama tetap dua orang.”Tapi, begitu Galih pergi, Andre sigap melumpuhkan dua anggota Serigala Merah yang menunggu di sana, lalu dia lari ke pojok bukit, tempat pertarungan Davin dan Pras.Saat pisau hampir diayunkan, dengan cepat, Andre melempar sebilah pisau, mengenai tepat di lengan kanan Pras.Crat!Rrrrghh!Rintihan terdengar.Melvin lari menyelamatkan Davin, sedangkan Andre menghajar P
Adu tembak terjadi begitu sengit. Pasukan yang awalnya berbaris sesuai pleton dan tugas, berceceran hingga merusak formasi awal militer. Andre marah besar, tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Kembali mengatur formasi, atau mengatur baris pertahanan Davin, ini pilihan sulit!Tak ada yang mengira, salah satu anak buah Pras yang menggunakan pistol peredam suara, dari tadi menyasar bagian leher kiri Davin.Peluru ditembak, semua hanya bisa terbelalak.“Tidaaaaaaaakkk!”“Jangan lakukan ituuu!”Teriakan Andre, Melvin, dan Galih, nampaknya percuma. Peluru itu terlanjur melesat cepat. Davin memejamkan mata, hingga terasa dorongan yang membuatnya jatuh, menabrak pohon pinus.“Tuan, awas! Jangan sam-” Suara teriakan itu terdengar, sejenak, lantas menghilang. Peluru yang ditembak anak buah Pras mengenai dada kiri Boris.Pria itu menggelinding di atas tanah, mengalirkan darahnya ke pasir-pasir tak bersalah.
Davin terus memojokkan Dirgantara hingga pria itu, dan beberapa anggota Serigala Merah, sampai di parkiran mobil. Semuanya terkepung. Pasukan Nayama berkeliaran di sudut kiri, kanan, dan dataran tinggi.Adu tembak sempat terjadi, hingga dua anggota Serigala Merah terbunuh karena perang jarak jauh.Suara desingan peluru serta teriakan kematian mengiringi pertempuran kala itu. Tidak ada yang melakukan pertempuran jarak dekat.“Kau sudah terkepung. Apalagi yang akan kau lakukan? Mau melawan kami? Mustahil. Pasukanmu sudah terkikis. Kau tidak lagi punya amunisi. Sementara kami, masih banyak persediaan di dalam jeep dan mobil van. Menyerahlah, dan akui kekalahanmu!”Dirgantara masih mengomando anak buah Pras. “Ingat, ketua kalian telah berkorban nyawa demi kalian! Jangan sia-siakan pengorbanan itu. Sebagai anggota yang setia, harusnya, kalian mengumandangkan ikrar. Mati terhormat, atau hidup penuh penyesalan!?”Belasan anggota Se
10 menit sebelumya...“Lapor, Tuan Davin masih berada di Puncak Becici!”Seorang lelaki berbaju loreng datang ke markas pusat kepolisian kota J.“Baiklah, pasukan reserse akan menyisir jalan utama Becici, evakuasi akan di-handle oleh pihak angkatan udara. Lakukan sesuai tugas! Semakin sedikit korban semakin baik. Jangan ada yang membunuh warga sipil, meskipun itu musuh!”“Siap, Jenderal!”“Laksanakan! Akan kami lakukan sesuai perintah Anda.”Tim loreng bawahan Andre bekerja sama dengan pasukan reserse, ditugaskan khusus mengepung lini belakang puncak Becici. Mereka tidak diberi izin menampakkan diri sampai Andre atau Galih memberi perintah.Pasukan reserse menggunakan pakaian kamuflase. Semuanya berangkat menggunakan motor gunung.Pasukan reserse sengaja memarkir motor merek agak jauh dari tempat pertempuran. Sementara, pasukan loreng militer mengendap-endap tanpa menimbul
Semua terlena.Peluru yang awalnya mengincar Lisa, salah sasaran mengenai Davin.Mata-mata merah menghiasi puncak Becici kala itu. Murka, amarah, aura kematian, hingga hasrat balas dendam campur menjadi satu. Isak tangis dan erangan kesedihan memenuhi sunyi. Sejenak sepi, lantas kabut datang.Mendung mulai berkumpul di langit-langit Becici, tertiup angin, dari arah Selatan.Bahkan, langit pun menyimpan sedihnya sendiri melihat Davin tertembak tepat di bagian vital. Kemungkinan selamatnya hanya sekian persen. Itu pun, setelah menjalani operasi dan perawatan intensif.“Davin ... kenapa? Kenapa kamu nekat melakukan ini? Bangun, bukannya kamu sudah janji mau menungguku sampai lulus kuliah, lalu melamarku? Hei, mana janjimu? Kumohon, buka matamu. Aku di sini, setia menantimu!?”“Ta-tapi...”Lisa tidak lagi memiliki tenaga untuk mengucap pesan terakhir. Dia terlampau lesu. Kesedihan menguras seluruh energinya. Tangis
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.