Davin menghela nafas berat. Andai yang ada di hadapannya itu bukan Indra, niscaya, dia sudah dihinakan, lantas namanya diberi tanda merah Nayama.
Siapapun, yang memiliki tanda merah khusus Nayama, pasti ditolak kerja di seluruh perusahaan besar negeri ini, terutama perusahaan milik anggota Klan Emas dan Klan Perak.
Semua tunduk pada Nayama.
Tapi, berhubung itu Indra, yang dikenal memiliki reputasi baik di mata petinggi Armlet Mordiggan dan Nayama Accent, Davin akhirnya mengampuni pria itu. Dengan syarat, dia tidak mengulangi perbuatannya lagi.
“Tenang, Pak Indra, jangan bebankan kesalahan pada dirimu sendiri! Apa yang kamu lakukan sudah benar. Meski sebelumnya kamu ceroboh, tapi, tindakanmu untuk segera melapor dan berkata jujur tentang kaburnya Elang, itu sudah lebih dari cukup.”
Davin diam sejenak, menatap mata Indra yang mulai berkaca-kaca. “Mengakui kesalahan dan minta maaf, dua hal yang susah didapat. Setidaknya, walau kesala
Urusan pembangunan Nayama Hornet selesai dibahas. Kini, Davin berangkat menuju bandara. Ditemani dua bodyguard khusus, dia menggunakan pesawat pribadi, lantas melanjutkan perjalanan ke dekat taman kota karena sudah ditunggu Melvin.Mobil jeep dengan pengawalan super ketat sampai di jalanan indah MB, masuk ke Syahidan dan belok kiri sebelum perempatan.Di sana, banyak pengamen dan anak jalanan sedang mengais recehan dari berbagai kalangan.Beberapa menggunakan angklung, disertai penari pribadi. Ada hal lucu yang membuat Davin tertarik. Penarinya tidak melakukan joget murahan layaknya penari-penari pada umumnya.Mereka justru mempertontonkan sandiwara lucu, pantomim, hingga joget yang beberapa bulan ini viral, lantas mengemasnya kembali hingga bisa membangkitkan gelak tawa masyarakat yang menonton.Merasa ada yang unik dari jalanan ini, Davin menyuruh sopirnya berhenti.Menurutnya, orang-orang di jalanan MB terlampau totalitas dalam mengais re
“Jadi, tujuanmu bagi-bagi uang, hanya untuk mencari atensi?” tanya Melvin.“Tujuan awal masih sama, ingin melihat senyum tulus mereka. Tapi, kalau dapat atensi, itu nilai plus. Toh, berita ini pasti diliput wartawan. Semoga saja, walikota penasaran dengan bakat-bakat terpendam rakyatnya.”Tidak ada yang tahu, walikota mengirim belasan mata-mata turun mengintai jalanan Syahidan, mencari seorang dermawan yang sukarela membagikan belasan juta untuk pengamen jalanan.Mobil jeep yang dikendarai Davin dan Melvin, sudah lebih dulu pergi menaiki perbukitan kota Y, sebelum mata-mata itu menyadari.Beberapa jam yang lalu, saat berada di bandara, Davin menelepon Andre agar Andre melakukan penyelidikan di tempat pertemuan yang sudah disepakati. Dia tidak sepenuhnya percaya pada kepolisian dan militer di kota Y.Tiga intel pangkat tinggi diterjunkan langsung untuk survei lokasi. Sejauh yang diamati, bukit masih aman tanpa adanya ancaman.
Galih, salah satu tangan kanan Andre, diberi tugas khusus menjaga Melvin, sementara Andre sendiri mengawasi gerak-gerik orang-orang Serigala Merah.Sempat terjadi adu mulut antara Boris dan utusan Serigala Merah, yang beberapa di antaranya, merupakan anak buah Greg.Selain didasari dendam pribadi, mereka juga mengatasnamakan dendam komplotan. Hampir semuanya tidak terima, ketua mereka, Greg, diculik, lalu diasingkan jauh di Skotlandia Timur.“Mana yang namanya Davin, aku ingin tahu mukanya. Se-mengerikan apa dia, sampai-sampai, Bos kita, Greg Hartak, dibuat lumpuh! Cepat suruh dia keluar! Aku ajak dia bertarung satu lawan satu!”“Adu mekanik?” seloroh Boris, yang membuat beberapa dari mereka tertawa.“Adu mekanik matamu! Cepat, aku tidak ingin basa-basi. Jangan sampai aku menyebutnya bencong karena tidak berani bertarung secara jantan!?”Boris menggelengkan kepala. “Akal-akalanmu saja. Hei, apa kau l
Permasalahan ini awalnya didasari atas hasrat balas dendam Jayden karena Nayama dan Black Mamba sudah lancang menyebarkan berita palsu tentang kematian Greg.Dia akhirnya menyekap Prima, membawanya ke Australia dengan dalih, Prima kabur atas keinginannya sendiri.Serigala Merah memberi ultimatum. Dalam tujuh hari, jika Dirgantara tidak berhasil membunuh Davin, ancaman tembak mati Prima tidak bisa dielakkan.Jayden tak segan merekam video Prima ditembak, lalu mengirimnya ke seluruh relasi Serigala Merah, termasuk ke Keluarga Latusia dan Keluarga Tatumia yang ikut menggunakan jasa Serigala Merah.Dirgantara menyanggupi. Hingga pada akhirnya, Jayden menyuruh Dirgantara mengincar nyawa Davin.Laki-laki berambut botak tengah itu awalnya menolak, tapi, karena desakan dari Jayden, dia akhirnya berjanji, tidak akan pulang sebelum memastikan kematian Tuan Muda Nayama.Bertepatan juga, Dirgantara dendam dengan Davin karena sudah mencelak
Lima belas tahun lalu, ada pertempuran dahsyat yang terjadi di taman Spirit Autumn, daerah Edinburgh Selatan; pertempuran yang selalu diingat seluruh warga Skotlandia, bahkan dunia. Sekelas PBB, ikut turun tangan langsung mendamaikan konflik.Tuan Besar Juta meratapi nasib ketika mendengar kabar, anak semata wayangnya, tertembak di bagian pernapasan. Pelakunya tidak lain adalah Colin, salah seorang petinggi Lone Werewolf.Ya.Perseteruan sengit antara Nayama dan Lone Werewolf terjadi sejak zaman orang tua Juta.Para penghianat yang mengkudeta tahta ayahanda Juta, merupakan penyusup yang diutus langsung Lone Werewolf.Hampir lima puluh tahun mereka sabar menunggu, hingga pada akhirnya, mereka berhasil menumbangkan tahta Nayama di Edinburgh dan beberapa daratan Skotlandia.Ada satu nama yang selalu diingat Tuan Besar Juta, dia adalah Prastara Colin, orang Asia yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran.“Tuan Besar, anak sulung Anda
Prastara Colin, ternyata masih hidup setelah diselamatkan seorang nelayan yang sedang mencari ikan.Kabar penemuan itu menyebar dari mulut ke mulut, hingga akhirnya, pihak Lone Werewolf membayar nelayan itu dengan nominal fantastis.Semua yang mengetahui kabar ditemukannya Pras, dibungkam, lalu dibunuh satu per satu.Sempat meninggal selama satu pekan, petinggi Lone Werewolf masih berusaha menyembuhkan Pras. Mereka menggunakan teknologi canggih, lalu menggunakan mayat Pras untuk uji coba.Alhasil, setelah tiga bulan koma, dia akhirnya sadar.Semua kejadian itu masih terbayang jelas di kepalanya. Dendamnya pada Andre dan ayahanda Davin terus membara. Dia menunggu kesempatan untuk balas dendam. Tapi, Jayden, sahabatnya waktu menjadi petinggi Lone Werewolf, melarang hal tersebut.“Balas dendam sekarang tidak menghasilkan apa-apa. Lihat tubuhmu, kering keronta, operasi plastik wajahmu juga belum dilakukan. Kau tidak bisa bergerak dengan tu
“Tuan yakin bisa memenangkan pertarungan ini? Dia sangat misterius. Bahkan, wajahnya saja tidak kita ketahui.” Melvin masih khawatir. Dia bersama Galih duduk di ujung garis batas, bersama dua pengawas dari Serigala Merah. “Aku melihat gerak-gerik mencurigakan. Dari sorotan matanya, Pras seolah yakin bisa melumpuhkanmu. Aku khawatir. Dia pasti menyiapkan senjata rahasia.” “Jangan begitu, Vin, harusnya kau mempercayaku. Tiga belas tahun lebih kita bersahabat, kau masih meragukan kemampuanku? Bukankah aku dan Pras sudah diperiksa sebelum melewati garis batas tadi. Saksinya ada kau dan juga Galih.” Melvin masih mencurigai senjata kecil yang diselipkan di saku celana, atau mungkin, di tempat-tempat yang tidak pernah terpikir sekalipun. Tapi, Davin tetaplah Davin, dia adalah orang yang keras kepala. Dengan saksi dua perwakilan dari pihak Nayama dan dua perwakilan dari pihak Serigala Merah, pertarungan itu tak terelakkan lagi. Keduanya sama-sama beri
“Hahaha, kau tidak bisa bergerak lagi. Aku sengaja, menyembunyikan jarum itu di rambut, agar sewaktu-waktu bisa menjatuhkannya ke mulut, lalu menggunakan lidah lonjorku untuk menembaknya. Licik? Memang. Tapi, begitulah cara kerja mafia!?”“Apa? Kenapa melihatku nanar? Tubuh terkontaminasi racun dan perlahan biru, itu yang dulu aku rasakan, saat dihajar pamanmu, Andre!”“Kami, mafia, jarang sekali percaya karma. Tapi, khusus untukmu, karma pasti berlaku. Andai kata, aku dulu mati dibunuh pamanmu, mungkin, rasa sakitnya tidak sepedih sekarang. Tapi, pamanmu bodoh, membiarkanku hidup untuk melakukan balas dendam. Dan, sekarang lah saatnya!?”Pras mendekati pohon pinus dengan semak tipis di sampingnya.Menginjak-injak tanah berpasir, lalu menunjukkan seringai senyum menyeramkan, Davin yakin, ada sesuatu lain yang disembunyikan Pras di balik tanah berpasir itu.“Ha? Pisau? Ti-tidak, aku bisa mati ... jangan pisa