"Ya Tuhan, wanita itu sangat nenjengkelkan sekali!"
"Kau kenapa, Ju?" tanya Jack yang berada di kemudi mobil yang sedang melaju ke arah tengah kota.Julia di kursi belakang kemudi sedang sibuk membuka kotak makeup, dan mulai membersihkan tiap bagian sudut wajahnya. Sculpture makeup yang diaplikasikannya di wajahnya sendiri demi menghasilkan tampilan lain sebagai Madam Yvonne.Perlahan Julia mulai melepas berbagai ornamen yang membuat banyak perubahan di wajahnya. Salah satunya adalah perekat mirip selotip yang membuat ilusi wajahnya lebih tirus dan dagu lebih lancip. Begitu dengan penambahan sedikit ornamen di area bridge hidung yang membuat hidung mancungnya menjadi terlihat berbentuk sedikit hawk namun tetap menampilkan wajah yang cantik dengan versi yang berbeda dengan aslinya."Hei, siapa yang kau bilang menjengkelkan? Crystal? Istrinya Capo?" tanya remaja berusia 18 belas tahunan itu."Menurutmu siapa lagi? Astaga sangat menjengkelTriiing!! Lift yang membawa Ethan dan Crystal dari lantai bawah menuju ke lantai atas akhirnya berhenti. Pintu pun terbuka."Kau yakin akan menghabiskan semua makanan ini, Crys?" tanya Ethan yang kedua tangannya dipenuhi makanan dan membawa dua gelas kopi di tangannya."Ya, tentu saja! Aku akan menunggumu selama kamu bekerja. Jadi aku membutuhkan banyak cemilan," kata Crystal.Ethan masih tak habis pikir akan ide Crystal yang berniat untuk menunggunya sampai selesai bekerja. Tetapi wanita itu selalu keras dalam pendiriannya. Mana mau dia pulang, meski Ethan telah menyuruhnya berkali-kali."Kau butuh banyak cemilan? Apa kau tidak takut gemuk?" tanya Ethan.Crystal nampak berpikir beberapa saat, lalu dia pun bertanya dengan polosnya."Kau sendiri bagaimana? Apa kau lebih suka aku yang seperti ini? Atau menurutmu aku lebih baik dan cantik jika kurus? Kau tidak menyukai wanita dengan postur tubuh sedikit gemuk?" selidik C
Suasana ruang rapat itu kini hening sesaat setelah Benigno mengundurkan diri untuk meninggalkan rapat terlebih dahulu karena masih ada urusan lain. Semua mata kini tertuju pada Ethan. Mereka yang posisi jabatannya berada di bawah Ethan tentu cukup senang dengan berita itu. Bukannya apa-apa menurut penilaian mereka Ethan sebagai pemimpin masih jauh lebih baik dan ramah dibandingkan Ricardo yang memiliki jabatan CEO, namun cukup arogan itu.Tetapi tidak demikian halnya dengan orang-orang di sana yang jabatannya masih lebih tinggi dibandingkan jabatan yang Ethan miliki sebagai General Manager. Para direksi seperti CEO dan direktur-direktur tiap departemen terlihat tidak begitu senang dengan pengumuman yang diberikan oleh Benigno tadi. "Ya Tuhan, bagaimana mungkin seorang direksi harus menurut pada perkataan dari General Manager?" keluh direktur dari Departemen Personalia."Kalau begitu kenapa bukan dia saja yang jadi Presiden direktur jika kata-k
"Ke-kenapa kau menanyakan itu?" tanya Ethan sambil menelan salivanya.Crystal menghembuskan napasnya frustasi. Entah ini perasaannya atau bukan, tetapi yang jelas ia merasa ada yang salah pada malam tiga tahun yang lalu. Entah bagaimana Crystal mengatakannya, tetapi sepenggal demi sepenggal ingatan tentang malam itu kini hilang dan timbul di pikirannya. Tidak semuanya jelas, tetapi sekarang Crystal merasa kalau saat itu orang yang menghabiskan malam bersamanya bukanlah Alessandro melainkan orang yang berbeda. Apakah dia capo dei capi? Ya Tuhan ... bagaimana ini?Crystal memijat keningnya."Ti-tidak. Tidak apa-apa," jawab Crystal gugup sambil mengusap tengkuknya."Kau yakin?" tanya Ethan.Ia melihat perubahan wajah Crystal yang terlihat pias seperti sedang tidak enak badan itu.Crystal mengangguk."Aku tidak apa-apa."Ethan menatap tajam Crystal."Apa maksud pertanyaanmu tadi?" tanya Ethan.
"Jadi Jordy ini yang mengeluarkan pelurunya dari dalam perutmu?" tanya Julia ketika ia memeriksa kondisi luka akibat tembakan peluru di perut Ethan."Ya, sepertinya itu belum masuk ke dalam perut. Proyektil pelurunya terjebak di dalam jaringan otot perut. Aku melihat sendiri ia mengeluarkannya," cerita Ethan.Julia pun manggut-manggut mendengar cerita Ethan. "Lumayan bagus juga kemampuannya menangani pengangkatan peluru itu. Sepertinya semua prosesnya dilakukannya sesuai prosedur. Apa dia seorang dokter yang 'belok'?" tanya Julia sambil melakukan gerak penyerta.Belok dalam dunia mafia berarti menyimpang, yang artinya dia yang harusnya memiliki kehidupan yang baik-baik saja, malah memilih jalan masuk ke dunia hitam dengan alasan pribadi. Entah itu karena uang, atau memiliki dendam dengan kelompok tertentu. Atau ada hal-hal lain seperti Julia yang memilih masuk ke dalam organisasi mafia, hanya karena ia tidak memiliki siapa pun lagi di dunia ini.
"Ethan! Ada apa?!" Julia terkejut melihat Ethan yang tadi memeluknya dan tiba-tiba lari begitu mendengar suara mobil seseorang yang digas dan melaju pergi meninggalkan kawasan bengkel. Entah mobil siapa. Itu sebabnya Julia menyusul Ethan ke depan. Namun tak ada siapapun di depan bengkel. Kosong. Bahkan bengkel saja sedang tidak ada pelanggan. Tidak ada Jack juga."Dimana Jack?" maki Ethan dengan kesal."Aku tidak tahu. Kau tahu sendiri aku dari tadi ada di dalam bersamamu," jawab Julia sambil mengangkat bahunya.Baru saja mereka membahas Jack, tiba-tiba saja pria beranjak dewasa itu terlihat sedang mendorong motor Vincent White Shadow milik Agustinus dari kejauhan. Hal itu membuat Ethan menjadi semakin lebih kesal saja."Kau dari mana?" hardik Ethan begitu Jack tiba di depan bengkel dengan nafas terengah-engah.Jack mengatur nafasnya satu-satu."Maaf, Ethan. Tadi ... tadi .... aku sangat ingin mencoba mengen
Crystal sedang berada di balkon depan rumah bersama Clarissa ketika ia mendengar suara laju motor tua dari kejauhan. Semakin lama suara motor tua itu terdengar semakin mendekat hingga akhirnya motor itu berhenti tepat di depan rumah besar milik ayahnya itu. Tampak pengemudinya turun dari motor dan membuka helmnya. Ah, ternyata bajingan sialan itu! umpat Crystal dalam hati. Kemudian orang yang dibonceng oleh Ethan beringsut maju ke depan, menggantikan posisi Ethan duduk di bagian kemudi. Lalu Ethan pun memberikan helem itu pada orang tua itu."Terima kasih sudah mengantarku, Agustinus!" ucap Ethan.Tampak pria tua bernama Agustinus itu melayangkan pandang sejenak ke arah rumah besar milik Benigno Mensina itu. Bos yang memiliki banyak perusahaan dan group The Black Roses yang melegenda itu. Ini pertama kalinya ia ke sini, dan langsung takjub melihat kemegahan rumah sang Grande Capo itu."Kau benar-benar menantunya Tuan Benigno?
Apa maksud kata-katamu itu, Crys?" tanya Ethan setelah ia mendengar kata-kata Crystal baru saja."Kau sepertinya sangat mencintai perempuan itu, kan? Pergi saja. Aku tidak akan coba-coba menahanmu lagi!" kata Crystal sambil berusaha mengambil Clarissa dari gendongan Ethan.Ethan menepis tangan Crystal yang ingin meraih Clarissa."Apa maksudmu? Maksudku sudah jelas. Sangat jelas!" tegas Crystal.Ia pun melirik Clarissa sejenak dan berharap anak itu tidak melihatnya saat ia mengatakan kata-kata itu."Clarissa bukan putrinya Alessandro," kata Crystal dengan suara yang lirih.Ethan membalikkan tubuh Clarissa hingga posisi itu menghadap ke arah belakangnya. Ethan tidak mau Kalau sampai Clarissa mendengar perdebatan mereka berdua."Apa maksudmu berkata seperti itu, Crys?" tanya Ethan dengan suara yang tak kalah pelan, hingga memungkinkan Clarissa yang menyandarkan kepalanya di pundak Ethan tidak akan mendengarnya.Cry
Clarissa tertawa cekikikan sambil menutup mulutnya. Ethan pun mengusap-usap rambut putrinya itu dengan perasaan sayang.Sepasang ayah dan anak itu tampak terlihat menikmati waktunya. "Clarice, ke depannya, Papa akan sering mengajakmu bermain seperti ini. Tapi kau harus janji pada Papa dulu, saat Papa tidak ada di rumah, saat Papa Ethan bekerja kau tidak boleh menyusahkan Mama. Kau dengar kan, Sayang?""Aku tidak pernah susahkan Mama," bantah Clarissa.Ethan lantas memicingkan matanya tak percaya."Benarkah? Tapi Papa mendengar hal yang berbeda dari Mama?""Benar, Clarice tidak pernah susahkan Mama, tapi ... "Ia tak melanjutkan kata-katanya melainkan tertawa cekikikan sambil menutup mulutnya. "Tapi kamu susahkan Anna?" tebak Ethan. Clarice semakin tertawa mendengar tebakan Ethan yang ternyata benar itu.Ethan mengacak-acak rambut putrinya dengan sayang. "Sayang, kau tidak boleh begitu.
"Owhh ... kau anak yang manis sekali, Sayang. Kau mau digendong oleh kakek?" Clarissa tersenyum dan mengangguk. Benar kata pepatah kalau darah memang lebih kental daripada air. Meskipun ia belum pernah melihat Diego, tapi adanya hubungan darah di antara mereka tidak bisa menepis kalau mereka memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain.Diego tanpa persetujuan dari Ethan, kini meraih cucunya itu dan menggendongnya. Benigno yang berada di meja yang sebelumnya dikunjungi oleh Diego itu bahkan sampai berdiri. Ia merasa berang melihat musuh bebuyutannya sedang menggendong cucunya. Dan menyebalkannya Ethan bahkan ada di sana dan ia tidak melakukan apapun. Bukankah itu menyebalkan? Kini timbul prasangka di dalam hatinya. Apakah jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh Diego itu kalau Ethan adalah putranya? Mungkinkah itu."Bajingan!" umpat Benigno.Benigno sebenarnya ingin langsung menuju meja Ethan dan menghajar pria yang pernah menjadi sahabatnya itu karena telah berani menyent
Ethan sebenarnya gelisah melihat Crystal yang disuruhnya mengambil makanan namun malah tetap tak dapat mengendalikan diri untuk tidak mencegat Diego masuk ke dalam aula pesta pernikahan. Entah apa yang istrinya dan Diego bicarakan. Namun melihat Diego menepuk-nepuk kepala Crystal, Crstal adalah putrinya, tak urung membuat Ethan khawatir juga. Untuk apa Diego datang ke sini? Dan bersikap seolah ia akrab dengan Crystal yang sedang kebingungan? Apa dia bersikap seperti itu untuk membuktikan pada Ethan, kalau dia mampu menebus kesalahannya di masa lalu dengan menjadi ayah dan mertua yang baik bagi Ethan dan Crystal? Sungguh dia berpikir bisa semudah itu? Really?Ethan sebenarnya sudah berniat ingin menghampiri mereka, namun melihat percakapan Diego dan Crystal tidak berlangsung lama dan berakhir dengan Diego yang meninggalkan Crystal dengan kebingungannya cukup bagi Ethan untuk tidak meneruskan niatnya. Ia kemudian hanya menatap dari jauh Crystal yang berjalan kembali menuju stand makan
Usai dari gereja, resepsi pernikahan Benigno Mensina dan Arabella pun berlanjut ke gedung resepsi. Banyak relasi bisnis yang diundang oleh Benigno ke acara pernikahannya itu. Namun yang menarik perhatian manakala melihat sosok Diego Bosseli ada di sana. "Mau apa dia di sini?" gumam Crystal saat melihat Diego dan asistennya Simone Colazi memasuki ruangan pesta.Ethan yang sedari tadi sibuk bercengkrama sambil menyuapi Clarissa makan, menatap ke arah pintu gedung aula. Ia sedikit mengernyitkan kening, melihat ayah biologisnya itu ada di pesta pernikahan sang mertua.Sementara itu Benigno dan Arabella masih sibuk menyapa dan menyambut para tamu. "Ya Tuhan, apakah dia datang ke sini untuk membuat masalah? Ah, tunggu sebentar, Ethan. Aku akan mendatangi dia. Aku ingin menanyakan ada urusan apa dia ke sini?" Crystal sudah akan bangkit dari duduknya, namun Ethan menyuruhnya untuk duduk kembali."Duduklah, Crys. Abaikan saja dia!" perintah Ethan sambil menyuapi Clarissa kembali."Tetapi ba
Ketegangan seketika terjadi di antara mereka. Kali ini Ethan benar-benar sampai mengubah raut wajahnya. Yang tadinya dia terlihat santai, tetapi mendengar percakapan antara Marlon mertuanya itu, seketika membuat ia merasa tidak senang."Marlon, apa kau sudah gila? Jangan bercanda seperti itu. Tidak enak kalau sampai Ethan salah paham padamu nanti," tegur Sharon setengah berbisik.Mendengar teguran dari sang adik, Marlon hanya menanggapinya dengan santai."Hahaha .... Sharon! Menurutku kaulah yang terlalu serius menanggapi percakapan antara aku dan Paman Ben. Padahal kami hanya bercanda, dan aku rasa Ethan pun tidak akan seburuk itu selera humornya. Aku benat kan Paman Ben? Ethan?" kata Marlon seakan ia meminta pendapat terhadap keduanya.Benigno hanya mengiyakan dengan kesan malas. Ekspresinya mengatakan kalau dia tidak sedang bercanda. Sementara Ethan sendiri menatap tajam pada Marlon."Sayangnya, bercanda tidak lucu seperti itu hanya dilakukan oleh pria-pria tidak berkelas yang han
"Crys, apa kau sudah siap?" tanya Ethan pada Crystal yang sedang sibuk berdandan."Tunggu sebentar, Ethan. Aku tinggal pakai lipstik ini biar hasilnya lebih seksi," kata Crystal.Ethan menghela napas menahan sabar.Telah lebih satu jam Ethan menunggu istrinya itu untuk selesai mendandani diri. Hari ini adalah hari pernikahan Benigno Mensina dan Arabella. Tepat dua minggu Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah rumah, Benigno pun memutuskan untuk secepatnya mempersiapkan pernikahannya dan hari ini adalah hari H-nya."Astaga, kau ini aneh, Crys.Sebenarnya kau berdandan semaksimal ini untuk apa? Bukannya kau yang bilang tidak suka dengan pernikahan Papa Ben dan Arabella? Lalu apa ini? Astaga, aku dan Clarissa bahkan sudah selesai lebih dari sejam yang lalu. Dan kau selalu mengatakan sebentar. Apanya yang sebentar?" cibir Ethan."Ethan, kau sabarlah sedikit. Kalau aku cantik bukannya kau juga yang bangga. Tenang saja, aku tidak akan membuatmu malu," kata Crystal cuek.Ibu dengan satu or
"Kamu yakin dia orang yang kamu maksud?" Di Golden Time Residence, di balkon sebuah rumah seorang wanita dan seorang pria yang rumahnya tepat berada di hadapan rumah Ethan dan Crystal, sedang berbincang santai. Mereka adalah Sharon dan Marlon. "Ya, tentu saja dia. Aku tidak mungkin salah, kalau dia adalah orang yang telah membunuh Papa. Di restoran Jepang itu memang tak ada rekaman CCTV, tapi dari gedung yang berada di belakang restoran itu ada rekaman CCTV yang menunjukkan kalau dia adalah orang asing yang keluar dari pintu belakang khusus karyawan," kata Marlon. Mata pria itu menatap tajam ke arah rumah dengan dua lantai yang terlihat homey dan menyenangkan yang memang dibangun khusus keluarga itu. Marlon tidak akan pernah lupa pada sosok pria yang telah membunuh ayahnya 5 tahun silam. Ayahnya, Gino Castello adalah salah seorang ketua mafia di wilayah Brooklyn, New York. Gino terkenal sebagai ketua mafia yang kejam di kalangan para gangster yang sebagian besarnya adalah imigran
"Tolong perjelas apa maksud kata-kata anda itu?" tanya Ethan sambil memicingkan matanya.Ethan merasa bahwa ada maksud tersirat dari kata-kata yang diucapkan oleh Marlon Huston itu. Tetapi sepertinya Marlon sangat pandai berdalih. "Oh, hahaha ... aku hanya bercanda saja, Ethan. Jangan mengambil hati serius akan kata-kataku itu," kata Marlon. "Oh, bercanda ya?" Ethan tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Marlon tersebut."Ya, biasanya orang-orang sepertimu yang memiliki masa lalu seperti itu, maaf ... pasti memiliki sebutan atau olokan dari teman-temanmu di waktu kecil dan akhirnya terbawa hingga dewasa. Ehmm ... maaf, dalam hal ini jangan salah paham padaku. Aku tidak bermaksud menghinamu. Aku mengatakan itu karena sekarang aku yakin kau pasti adalah seseorang yang sukses sehingga mampu membeli rumah di sini. Aku benar, kan?" Ethan masih belum paham kemana sebenarnya arah pembicaraan Marlon ini. Ethan tak sepenuhnya yakin kalau alasan yang diucapkan oleh pria ini adalah apa yan
"Crys, sudahlah! Jangan marah-marah seperti itu," bujuk Ethan."Jangan marah-marah bagaimana maksudmu, Ethan. Dia membawa Clarice tanpa seijin kita! Bagaimana kalau Clarice benar-benar hilang? Kau memangnya tidak takut kalau itu terjadi? Oh, ya, ya, ya! Kau mana mungkin peduli padanya. Kau bahkan tidak ikut membesarkannya, tak punya andil saat dia bahkan dalam kandunganku. Ah, sudahlah! percuma bicara denganmu! Clarice sini!" Crystal langsung menarik Clarissa dan menggendong gadis kecil itu."Clarice, apa yang kau lakukan? Kenapa kau mau ikut dengan orang yang tidak dikenal? Apa Mama tidak pernah menyuruhmu waspada terhadap orang asing?!" kesal Crystal tanpa peduli pada tatapan tak mengerti bocah itu terhadap kemarahannya"Nyonya, maafkan saya. Saya yang salah. Jangan memarahinya. Sungguh, saya tidak punya niat apa-apa membawa anak anda. Saya benar-benar hanya ingin membelikannya es krim dan balon karena di sini memang ada penjualnya," ucap wanita itu agar Crystal tidak memarahi Cla
"Nona Crystal! Nona!!!" panggil Anna yang saat ini sedang berada di tengah-tengah kolam.Crystal yang sedang berenang bersama Ethan menoleh pada Anna yang berada di dekat pintu tengah menuju kolam. "Maaf Nona, ada yang mencari anda!" seru Anna lagi.Crystal pun segera berenang ke pinggir kolam yang lebih dekat dengan Anna."Siapa, Anna?" Crystal tentu saja heran, karena mereka baru saja pindah ke sini namun sudah ada saja orang yang ingin bertemu dengan mereka."Katanya tetangga depan rumah, Nyonya. Namanya Nyonya Sharon. Dia datang ingin menyapa," jawab Anna. Astaga, ada-ada saja orang yang ingin merusak kesenangannya. Padahal Crystal sedang senang-senangnya menikmati quality time bersama suaminya."Apa kau tidak bisa mengatakan kalau aku sedang tidak bisa diganggu saat ini?" tanya Crystal sedikit keberatan."Maaf, Nona Crystal. Nyonya Sharon bilang dia sangat jarang berada di rumah. Dia ingin menyapa karena kebetulan dia sedang berada di rumahnya dan asisten rumah tangga hanya me