Share

89. Kesempatan Emas

Kedua santri itu segera pamit usai menyampaikan apa yang Nadina pesankan. Sementara wajah kawan-kawan Nadhif tampak menahan senyum dan mulai memandangi Nadhif dengan hawa menggoda, Nadhif malah memejamkan matanya dan menahan malunya.

“Jadi ini pembalasanmu, Nadina, hmm? Jadi kamu sengaja menyampaikan pesan bohong itu di deoan semua kawan saya, huh?” batin Nadhif.

“Aishh, sayang sekali! Waktu Gus tinggal dua menit lagi! Menurutku gus akan melewatkan kesempatan emas ini, Gus!” kekeh salah satu kawan Nadhif.

“Gus Nadhif benar-benar tega membiarkan kami mendengar kemesraan kalian sementara kami jomblo kering kerontang seperti ini!” imbuh lainnya.

“Kalian ini bicara apa! Kalian mau mengganggu saya dengan cibiran itu, hah?” omel Nadhif malah kian membuat semua kawannya itu terkekeh.

“Aduh, Gus Nadhif, daripada marah-marah lebih baik segera temui dia sebelum gus mendapatkan amarahnya alih-alih mendapat kesenangan!” kekeh lainnya.

Nadhif langsung memasang wajah emosinya sembari bangkit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status