Share

Bab 177

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-15 13:16:22

Setelah tiba di kantor dan memimpin rapat pagi, Kevin langsung mengadakan pertemuan penting bersama para dewan direksi yang akan terlibat dalam proyek terbaru mereka, yaitu pembangunan jalan tol megah.

Pertemuan singkat ini dilakukan di ruang kerja Kevin. "Baiklah, untuk mempersingkat waktu, sebaiknya kita segera melakukan survei ke lapangan terkait dengan jalan tol megah yang akan kita bangun. Saya tidak ingin ada kendala yang berakibat fatal dalam proses pembangunannya," ujar Kevin dengan tegas pada dewan direksi yang sudah berkumpul di ruangannya.

"Benar, Tuan. Kita juga bisa memanfaatkan teknologi pemetaan terkini, agar pihak perusahaan dapat langsung mengamati topografi dan rute potensial secara menyeluruh. Sepertinya metode ini akan sangat efektif, Tuan," timpal salah satu anggota dewan direksi yang ikut dalam pertemuan bersama Kevin, mengenai proyek besar yang akan mereka jalani.

"Oke, saya setuju. Kita juga harus segera mengevaluasi wilayah yang akan kita gunakan sebagai jal
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 178

    Kevin tersenyum penuh makna, “itu sih hanya akal-akalan mereka saja, menundalah, tidak punya pekerjaan lah dan yang lain sebagainya.” “Tapi kita jangan mau kalah, kalau memang mereka tidak mau dibayar dengan nominal sama seperti yang lainnya, ya sudah biarkan saja dulu. Kita juga harus bertahan tapi adakan komunikasi yang baik, jangan asal-asalan agar tidak menyinggung perasaan warga. Kalian paham kan bagaimana cara marketing membujuk calon customernya agar mau membeli produk yang ditawarkan? Nah keluarkanlah kemampuan kalian itu,” ucap Kevin pada bawahannya.“Lagian kita sudah membayar dengan nominal yang cukup besar. Saya rasa tidak terlalu berat untuk kalian membujuknya, apalagi hanya 5 anggota keluarga sementara yang lainnya sudah setuju, ini sih memang bagian dari usaha mereka mau dinaikkan harganya.” sambung Kevin lagi yang dibalas anggukan oleh anak buahnya."Ini proyeksi pendapatan dengan tarif tol yang kompetitif dan perkiraan pengguna jalan tol. Faktor risiko kayak perubaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 179

    Satu Minggu, setelah penandatanganan proyek selesai dan pembayaran 50% sudah diterima, Kevin dengan sigap menuju ke lokasi pembangunan proyek tersebut. Kendala yang dihadapi saat ini adalah penolakan yang semakin banyak dari warga sekitar untuk memberikan tanah mereka sebagai jalan tol, padahal nilai tanah sudah dibeli dengan nominal yang sangat menggiurkan. Mereka seharusnya bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli rumah atau bangunan lain di tempat yang berbeda. "Jadi, rumah pemilik tanah yang mana?" tanya Kevin pada asistennya, dengan ekspresi penuh harap. Pria sejuta pesona itu terpaksa turun langsung ke lapangan untuk berkomunikasi secara langsung dengan para pemilik tanah, setelah karyawannya mengalami penolakan keras. "Ini, Tuan. Kita tinggal berjalan sedikit lagi, dan kita akan tiba di sana," jawab sang asisten. Kevin menarik napas dalam-dalam, berjalan tegak di samping asistennya menuju ke tempat yang sudah ditentukan. Begitu tiba di lokasi, mereka disambut oleh se

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 180

    "Tuan, ada warga yang ingin menemui Anda," ujar sang asisten setelah dua minggu berlalu sejak Kevin datang menemui warga namun tak kunjung mendapatkan solusi. "Bilang saja saya tidak ada," jawab Kevin dengan nada dingin pada sang asisten. "Baik Tuan, tapi mereka pasti akan menunggu di depan," timpal sang asisten, "sebab saat ini keduanya akan pergi meninjau proyek jalan tol tersebut." "Kita lewat jalan belakang saja. Biarkan mereka menunggu di depan sampai mereka bosan. Siapa suruh mempermainkan seorang Kevin?" ucapnya sambil masih menahan kesal atas caci maki yang diterimanya ketika berkunjung ke rumah warga. "Mereka memang sok jual mahal," timpali sang asisten. Kevin mengerutkan kening, "Sepertinya ada yang sengaja melakukan ini, tapi seperti yang saya bilang, kalau kita memang bangun ya, bangun saja. Buatkan jembatan sepanjang tanah mereka. Selesai!" "Anda benar, Tuan. Terbukti sekarang mereka datang lagi karena yang Anda tawarkan itu jauh di atas rata-rata orang yang membeli

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 181

    Pembangunan proyek jalan tol itu sudah mulai berjalan, namun hingga kini Kevin belum juga mau menemui warga yang enggan menjual tanahnya. Ketika Kevin bersiap memimpin rapat, tiba-tiba sang asisten mengabarkan bahwa warga tersebut kembali datang dan ingin bertemu dengannya. Senyuman licik terpancar dari wajah tampan Presiden Direktur itu. Ia segera tahu apa yang harus dilakukannya. "Tunda rapat, biarkan mereka masuk ke ruang rapat. Aku ingin berbicara dengan mereka di sana," perintah Kevin pada asistennya. "Baik, Tuan. Segera saya laksanakan," jawab asisten tersebut lalu bergegas menemui warga yang menunggu. Setelah melalui pemeriksaan keamanan yang ketat, akhirnya mereka diizinkan masuk. "Jadi, apa kepentingan kalian datang ke sini? Ingin menemui pemilik perusahaan?" tanya koordinator tim yang ikut penasaran dengan kedatangan mereka. Seorang perwakilan warga akhirnya menjawab dengan tegas, "Kami sudah memutuskan, kami ingin menjual tanah kami pada Tuan Kevin." Sambil mengepalk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 182

    “Proyek dari negara tetangga telah berhasil kita raih; kalian harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menangani proyek ini. Saya mengharapkan kalian membentuk tim khusus, yang akan fokus pada proyek ini serta proyek-proyek lainnya di kota ini. Jangan lupa juga memantau anak cabang perusahaan kita yang baru saja didirikan di negara tetangga. Karena, saya belum berani menyerahkan proyek besar ini kepada mereka," ungkap Kevin dengan penuh semangat. “Baik Tuan, akan segera kami laksanakan. Kami sangat bersyukur akhirnya tender bisa kita menangkan. Semoga keberuntungan ini terus berlanjut dan mendatangkan kesuksesan bagi perusahaan," ucap salah satu anggota dewan direksi yang juga orang kepercayaan Kevin di kantor. Kevin tersenyum lebar, "Terima kasih atas dukungan kalian. Sama-sama, Pak. Saya akan selalu bersikap adil kepada semua orang di perusahaan, dan tentu saja, kesejahteraan karyawan akan selalu menjadi prioritas utama, sesuai dengan masa kerja dan kontribusi mereka."Kata-k

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 183

    "Siap ya, Nyonya," ujar dokter dengan lembut, berusaha menenangkan Zara. Kening Zara berkerut akibat rasa sakit yang menghantui, namun dengan tekad bulat ia mengangguk tanda setuju. Sementara itu, Kevin di sampingnya tak henti-henti berdoa dalam hati, memohon perlindungan dan keselamatan bagi istrinya dan kedua anak mereka yang akan segera lahir. Dokter duduk di depan kaki Zara yang terbuka lebar, menyiapkan diri untuk proses kelahiran anak kembar tersebut. Zara merasa risih, namun kekuatiran suaminya yang terlihat jelas di wajahnya membuatnya bertekad menahan segala perasaan tak nyaman. Kevin, terlihat cemas, menggenggam tangan istrinya dengan erat, berusaha menghiburnya sekaligus mencari kekuatan. Saat dokter mulai membius di dekat jalan lahir kedua anak mereka, hati Kevin bergemuruh seperti ombak yang tak berkesudahan. Ia meringis melihat keadaan istrinya yang begitu tersiksa. Namun, di balik kesakitan itu, mereka berdua tahu bahwa saat yang paling mereka tunggu-tunggu akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 184

    “Pa, ini cucu Papa,” ucap Kevin.Papanya Zara yang ditemani dokter dan suster jiwa itu pun tersenyum.“Mika Putri Adamson dan Miko Putra Adamson,” ucap pria paruh baya itu.“Mika dan Miko,” ulang Kevin sang mertua mengangguk.Setelah puas bercengkrama bayi itu pun dibawa ke ruang perawatan bayi lalu dokter meminta izin pada Kevin untuk kembali membawa mertuanya ke rumah sakit.Meski sudah dinyatakan sembuh 80% tetap saja dokter tidak bisa melepas pria paruh baya itu untuk pulang ke rumah sang menantu Kevin berjanji pada sang mertua akan mengunjunginya dua hari lagi.Kebahagiaan yang sesungguhnya saat ini mereka rasakan terutama kedua orang tua si kembar, mereka begitu bersyukur bisa memiliki anak kembar.Setelah bercengkrama bersama sang papa mertuadan memberi nama kedua bayi tersebut kini yang menemani Zara di rumah sakit adalah Kevin sendiri.Sedangkan bayi mereka saat ini masih berada di ruang perawatan bayi, katanya besok pagi baru akan di tempatkan di ruang rawat inap yang sama d

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 185

    "Sayang..." panggil Kevin lembut pada sang istri. Kelahiran anak kembar dari pasangan sultan kali ini sungguh menghebohkan seluruh negeri. Pasangan fenomenal yang sempat membuat publik terkejut dengan kabar pernikahan mereka, lalu dijuluki sebagai pasangan paling romantis, kini telah dianugerahi sepasang buah hati yang menggemaskan. Entah suka atau tidak, kehidupan Zara kini tak bisa lepas dari sorotan publik. Ia harus ikut merasakan menjadi wanita yang setiap sudut kehidupannya akan diperhatikan oleh masyarakat. Bahkan, bisa jadi popularitasnya kelak akan mengungguli para artis papan atas yang ada di negeri itu. Namun, demi cinta dan kebahagiaan bersama sang suami, Zara rela menjalani hidupnya sebagai bagian dari keluarga sultan, bersama anak-anak mereka yang menjadi buah cinta abadi."Apa kamu capek, Sayang?" tanya Kevin lembut pada istrinya. Klien bisnis Kevin terus datang menjenguk anak kembarnya, membuat Zara berbaur dalam kelelahan. Saat itulah Kevin menyadari alasan di balik

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19

Bab terbaru

  • Menantu Paling Berkuasa   TAMAT

    Sore yang mendung, tak menyurutkan semangat Kevin dalam meresmikan pembukaan anak cabang Adamson Corporation sesuai rencana. Tak ada yang tahu, termasuk tamu undangan yang nanti akan hadir di sana, bahwa perusahaan ini sudah disiapkan oleh Kevin sebagai kejutan untuk sang asisten terbaiknya, Dimas. Dalam kesempatan istimewa ini, Dimas datang bersama istri tercinta, ibu mertuanya yang begitu penyayang, serta bibinya yang selalu dianggap seperti ibu kandung sendiri. Sementara itu, Kevin datang bersama sang istri, dua buah hatinya yang merupakan anak kembar berusia tiga tahun, serta ayah mertuanya yang nampak semakin sehat dan bugar. Anak-anak kembar tersebut menjadi pusat perhatian. Betapa adil Tuhan, wajah gadis kecil itu persis seperti Kevin, sedangkan bocah lelakinya menyerupai wajah sang istri. Sebuah keluarga yang harmonis, mencerminkan cinta yang tulus di antara mereka. Seperti biasa, Kevin diminta untuk memberikan sambutan sebagai pimpinan perusahaan. Dalam sorotan cahaya s

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 207

    Tiga bulan berikutnya, Kevin sedang berbincang serius dengan istri tercintanya mengenai rencana masa depan Dimas dan Dinda. "Sayang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Kevin pada sang istri, membuatnya penasaran. "Apa itu, Sayang? Kok sepertinya sangat penting?" tanya sang istri dengan wajah penasaran, menambah kegugupan dalam ruangan. Kevin tersenyum, merasa bersyukur memiliki istri yang begitu mendukungnya. "Sebenarnya, ini bukan hanya penting, tapi juga menyangkut masa depan Dimas dan Dinda. Aku ingin meminta pendapat dari istriku tercinta karena apa yang aku miliki, juga menjadi milik istriku." Mendengar hal tersebut, istri Kevin tersenyum lembut dan mengecup pipi suaminya sebagai tanda cinta dan dukungan. "Apa yang ingin kamu bahas, Sayang?" Dengan nafas yang berat, Kevin mulai bercerita, "Aku berencana memberikan satu perusahaan kepada Dimas. Dia sudah bekerja sangat keras untuk kantor kita, dan aku ingin dia bersama Dinda maju serta memulai segalanya dari awal

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 206

    Hari ini adalah hari terakhir Dinda dan Dimas untuk mengecap bulan madu, mereka sudah berkeliling ke berbagai tempat namun rasanya waktu itu masih kurang.Seperti pagi ini tidur mereka harus terenggut saat keduanya sudah merencanakan di hari sebelumnya untuk membeli oleh-oleh."Sayang, ayo bangun kita harus segera menuju ke tempat oleh-oleh jangan sampai nanti pulang malah tidak membawa apa-apa,“ ucap Dinda pada sang suami Dimas saat ini masih bersantai di atas ranjang setelah kelelahan selama beberapa hari ini menikmati indahnya sebagai pasangan suami istri.“Sebentar lagi Sayang aku ngantuk banget.” rasanya sangat sulit bagi Dimas untuk membuka mata dia lebih memilih untuk tetap terpejam dan berada di atas ranjang."Tapi kita harus segera pergi, Sayang. Jangan sampai kehabisan oleh-oleh," ucap Dinda dengan nada menggoda. Dinda mengeluarkan jurusnya agar sang suami mau segera bangun dari tidurnya, dirinya sudah menunggu cukup lama Namun pria ini tak juga membuka matanya hingga membua

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 205

    Pesta pernikahan Dimas terus berlangsung hingga larut malam pemilihan tempat yang outdoor membuat suasana semakin Syahdu dan terkesan akrab. Semua karyawan Adamson corporation sengaja diundang oleh Dimas dan mereka tidak ada yang tidak datang Jujur semenjak ada Dinda, Dimas sudah tidak sekaku dulu lagi minimal orang kedua di kantor tempat mereka bekerja sudah lebih sering tersenyum ketimbang sebelumnya. Semakin malam pesta semakin larut hentakan musik di pinggir pantai memecah suasana malam itu mereka berpesta pora hingga akhirnya pesta pun berakhir. Setelah berbulan-bulan persiapan yang melelahkan, Dimas dan Dinda akhirnya menyelesaikan pesta pernikahan mereka dengan sukses. Dikelilingi oleh cahaya gemerlap lampu dan tumpukan karangan bunga, mereka berdua tampak kelelahan namun bahagia. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menghela nafas lega, menikmati momen indah setelah perjalanan panjang menuju hari yang mereka nantikan. “Akhirnya semua ritual melelahkan kita berakhir,” uc

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 204

    Pernikahan Dimas dan Dinda"Sayang, apa kau sudah siap?" tanya Kevin pada sang istri. Hari ini mereka akan menghadiri acara pernikahan Dimas dan Dinda, acara sakral yang dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak. "Sebentar, Sayang. Dua menit lagi, tinggal memakai berlian saja kok," ucap sang istri, yang membuat Kevin tersenyum bahagia. Padahal, istrinya sudah diberikan waktu cukup lama untuk berdandan; bahkan Kevin sempat bermain bersama kedua anak kembarnya. Namun, begitu kembali, sang istri masih sibuk berkutik di depan meja rias. Sementara itu, istrinya ingin tampil sempurna agar tidak membuat sang suami malu. "Iya, sayang, berapapun waktu yang kau inginkan pasti akan kuberikan," ucap Kevin dengan lembut. Zara tertawa kecil, tak mengetahui apakah kalimat itu sarkasme atau benar-benar dari hati Kevin, sebab ia tahu suaminya telah menunggu cukup lama. "Sabar dong, Sayang. Sebentar lagi," ucap Zara dengan menggoda. Tak berselang lama, ia pun mendekati Kevin, ternyata sang

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Kevin dan Dimas berdiri kokoh di tengah jalanan yang sepi dan mulai gelap, terasa begitu mencekam dan hening, matapun tertuju pada para preman bersenjata api. Jantung mereka berdegup semakin cepat; namun mereka tahu bahwa mereka harus bertindak gesit untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang di sekitar. Keduanya lantas merancang strategi dengan mata fokus, tanpa sepatah kata pun terlontar, sekedar tatapan yang saling bercerita dan penuh tekad bersama. Siap menghadapi bahaya yang melayang di atas kepala mereka, mereka mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Tak lama, preman-preman itu mulai mendekati dengan niat yang jelas. Kevin dan Dimas pun segera melancarkan aksi mereka. Keduanya mengandalkan keterampilan bertarung serta refleks yang telah mereka asah, bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan para penjahat tersebut. Angin meniup lantang, suara bentrokan demi bentrokan memecah kesunyian, menjadikan malam itu satu episode yang tak akan pernah dilupakan oleh siapapun yang m

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Malam itu, Kevin duduk di balkon kamarnya bersama istri tercinta, setelah berhasil menidurkan kedua anak kembarnya yang lucu. Rencana yang akan dibahas adalah mengenai persiapan pernikahan Dimas dan Dinda, keduanya yang telah lama diincar oleh hati Kevin untuk dipertemukan. Kebahagiaan Dimas adalah kebahagiaan bagi Kevin. Tidak hanya sebagai asisten pribadi yang sudah seperti keluarga, tetapi juga sahabat yang selalu setia menemani Kevin dalam suka duka. Diiringi malam yang tenang, ia menggenggam tangan istri dan berbicara dengan tulus dari lubuk hatinya. Kevin ingin meminta izin untuk memberikan biaya pernikahan untuk Dimas dan Dinda. Bagaimanapun, Dimas telah memberikan begitu banyak hal dalam hidup mereka dan tentunya Kevin sangat berharap sang istri tidak keberatan dengan keputusannya.Tentu saja tidak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi Kevin selain melihat orang-orang di sekitarnya bahagia. Karena ia tahu betul bahwa Dinda telah mencuri hati Dimas sejak pertama kali bertemu

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 201

    Satu Tahun kemudianHubungan Dimas dan Dinda semakin menemukan titik kebahagiaan mereka benar-benar tak menyangka akhirnya bisa sampai di titik ini. Malam ini Dimas mengajak Dinda untuk makan malam bersama. Jujur ada desir hangat mengalir dalam darah dinda."Dinda, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu,” ucap Dimas gugup. Demi apapun Dimas tak pernah sebelumnya merasa segugup ini."Apa itu, Dimas? Jangan membuatku gugugp deh,” jawab Dinada penuh rasa penasaran Dinda berharap Dimas menyatakan cinta padanya, sudah sejak lama Dinda menunggu ungkapan cinta dari lelaki yang terkenal dingin ini namun tak kunjung terjadi juga.“Hmmmm,” Dimas berdehem gugup. "Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Kamu membuat setiap hari menjadi lebih cerah dan berarti bagiku. Aku mencintaimu, Dinda, dengan segenap hatiku."Dinta membelalak mendengar ungkapan cinta dari pria kutub utara ini. Benarkah ini? Atau aku hanya bermimpi? ... Aku juga mencintaimu. Kamu adalah sumber kebahagiaanku,” sayangny

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 200

    Sementara itu di sebuah restoran mewah Kevin sengaja meminta istrinya untuk datang ke restoran hari ini.Dia mengajak sang istri untuk makan siang bersama, senyum mengembang di bibirnya ketika melihat wanita yang ia cintai sudah tiba di hadapannya.“Wah, kau cantik sekali, Sayang," ucap Kevin dengan nada rayuan, memandangi sang istri yang berdandan cantik. Wanita itu mencebik, merasa gusar dengan cara suaminya memujinya. "Memangnya selama ini aku tidak cantik, Sayang?" tanya sang istri, menegaskan kalimatnya. Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tersenyum geli. "Tentu saja cantik. Tidak ada yang bisa mengalahkan kecantikan istriku," jawabnya dengan hati-hati. "Ayo sayang, kita makan siang dulu. Aku sudah pesan makanan kesukaanmu," ajaknya seraya menunjuk hidangan yang sudah tersaji di atas meja makan. Kevin menggenggam tangan sang istri, tatapannya lembut dan sayang. "Sesekali kita perlu menghabiskan waktu berdua saja, Sayang. Semoga di waktu yang akan datang, kita bisa leb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status