"Siap ya, Nyonya," ujar dokter dengan lembut, berusaha menenangkan Zara. Kening Zara berkerut akibat rasa sakit yang menghantui, namun dengan tekad bulat ia mengangguk tanda setuju. Sementara itu, Kevin di sampingnya tak henti-henti berdoa dalam hati, memohon perlindungan dan keselamatan bagi istrinya dan kedua anak mereka yang akan segera lahir. Dokter duduk di depan kaki Zara yang terbuka lebar, menyiapkan diri untuk proses kelahiran anak kembar tersebut. Zara merasa risih, namun kekuatiran suaminya yang terlihat jelas di wajahnya membuatnya bertekad menahan segala perasaan tak nyaman. Kevin, terlihat cemas, menggenggam tangan istrinya dengan erat, berusaha menghiburnya sekaligus mencari kekuatan. Saat dokter mulai membius di dekat jalan lahir kedua anak mereka, hati Kevin bergemuruh seperti ombak yang tak berkesudahan. Ia meringis melihat keadaan istrinya yang begitu tersiksa. Namun, di balik kesakitan itu, mereka berdua tahu bahwa saat yang paling mereka tunggu-tunggu akan
“Pa, ini cucu Papa,” ucap Kevin.Papanya Zara yang ditemani dokter dan suster jiwa itu pun tersenyum.“Mika Putri Adamson dan Miko Putra Adamson,” ucap pria paruh baya itu.“Mika dan Miko,” ulang Kevin sang mertua mengangguk.Setelah puas bercengkrama bayi itu pun dibawa ke ruang perawatan bayi lalu dokter meminta izin pada Kevin untuk kembali membawa mertuanya ke rumah sakit.Meski sudah dinyatakan sembuh 80% tetap saja dokter tidak bisa melepas pria paruh baya itu untuk pulang ke rumah sang menantu Kevin berjanji pada sang mertua akan mengunjunginya dua hari lagi.Kebahagiaan yang sesungguhnya saat ini mereka rasakan terutama kedua orang tua si kembar, mereka begitu bersyukur bisa memiliki anak kembar.Setelah bercengkrama bersama sang papa mertuadan memberi nama kedua bayi tersebut kini yang menemani Zara di rumah sakit adalah Kevin sendiri.Sedangkan bayi mereka saat ini masih berada di ruang perawatan bayi, katanya besok pagi baru akan di tempatkan di ruang rawat inap yang sama d
"Sayang..." panggil Kevin lembut pada sang istri. Kelahiran anak kembar dari pasangan sultan kali ini sungguh menghebohkan seluruh negeri. Pasangan fenomenal yang sempat membuat publik terkejut dengan kabar pernikahan mereka, lalu dijuluki sebagai pasangan paling romantis, kini telah dianugerahi sepasang buah hati yang menggemaskan. Entah suka atau tidak, kehidupan Zara kini tak bisa lepas dari sorotan publik. Ia harus ikut merasakan menjadi wanita yang setiap sudut kehidupannya akan diperhatikan oleh masyarakat. Bahkan, bisa jadi popularitasnya kelak akan mengungguli para artis papan atas yang ada di negeri itu. Namun, demi cinta dan kebahagiaan bersama sang suami, Zara rela menjalani hidupnya sebagai bagian dari keluarga sultan, bersama anak-anak mereka yang menjadi buah cinta abadi."Apa kamu capek, Sayang?" tanya Kevin lembut pada istrinya. Klien bisnis Kevin terus datang menjenguk anak kembarnya, membuat Zara berbaur dalam kelelahan. Saat itulah Kevin menyadari alasan di balik
"Dimas, tolong belikan makanan untuk istriku," ucap Kevin sambil menyerahkan catatan kecil berisi permintaan sang anak. Kevin berjanji di dalam hati akan melakukan apapun asalkan sang istri mau makan, meski permintaan sang istri itu keseringan aneh-aneh.Kevin dan Dimas baru saja pulang dari kantor dan sengaja datang ke rumah sakit bersama-sama, ingin memastikan kondisi Zara baik-baik saja."Baik, Tuan. Saya permisi dulu," pamit Dimas, meninggalkan ruang rawat inap Zara sambil diiringi oleh pengawal Kevin. Dimas berjalan menuju lobi rumah sakit, dengan langkah pasti, ia tahu bahwa sopir pribadi Kevin telah menunggu di depan untuk membawanya ke restoran siap saji yang dituju. Meski hanya melihat sekilas catatan itu, pikiran Dimas sudah tahu ke mana ia harus pergi. Namun ketika dia hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil, langkahnya terhenti secara tiba-tiba. Bahkan, pria itu terpaksa mundur beberapa langkah karena seseorang tiba-tiba muncul dengan mengenakan baju yang sama
“Semua tuduhan itu bohong! Anak saya tidak akan menikah dengan siapapun karena kecelakaan itu. Saya tidak pernah memaksa anak saya untuk menikahi siapapun!" ucap wanita paruh baya itu kepada Kevin dengan emosi yang meninggi. Kevin tersenyum dengan tatapan tajam, "Dimas adalah asisten terbaik saya dan dia tak pernah berbohong tentang apapun. Itulah mengapa dia berhasil meraih sukses dalam karirnya dan menjadi tangan kanan yang sangat kuat. Jadi, jika Anda memaksa saya mengungkap niat jahat Anda untuk menjatuhkan Dimas, dengan sangat terpaksa, saya juga akan membongkar semua aib Anda di masa lalu," ucap Kevin dengan nada ancaman yang membuat wanita paruh baya itu mulai pucat. "Jangan memfitnah saya! Saya tidak pernah melakukan apa yang Anda sangkakan!" bantah wanita itu dengan suara penuh kemarahan. "Memangnya saya bilang apa?" balas Kevin dengan nada mencibir, membuat wanita paruh baya di depannya itu salah tingkah, seakan aib masa lalunya hampir terbongkar dan semua rahasia kotor y
Beberapa hari kemudian, Kevin mengunjungi rumah sakit untuk menjemput mertuanya dia ajak pulang ke rumahnya. Meskipun begitu, ia tetap berniat mencari perawat yang bisa merawat Papa mertua di rumah."Papa tak keberatan kan, kalau saya mengajak salah satu suster untuk merawat Papa di rumah? Saya khawatir jika Papa tak bisa tidur lagi dan ingin memastikan Papa selalu baik-baik saja," ujar Kevin dengan nada penuh kekhawatiran."Terima kasih, nak. Papa sangat berterima kasih karena akhirnya diberi tempat berteduh," sahut pria paruh baya itu, yang kini wajahnya tampak semakin mirip dengan istri Kevin.Kevin tersenyum, penuh tekad. "K3vin janji akan menjaga Papa dengan sepenuh hati. Papa adalah orang terbaik untuk kami semua."Mertuanya tersenyum lemah, namun penuh harapan. "Papa akan berjuang untuk benar-benar sehat, agar bisa terus selamanya bersama kalian. Papa ingin menjadi kakek yang baik untuk Mika dan Miko." Dia masih mengingat nama kedua cucunya, anak kembar Kevin dan sang putri.
"Sayang, sebaiknya kamu istirahat dulu, masa bekerja terus seperti ini?" ucap sang istri lembut pada suaminya. Kevin larut dalam pekerjaannya, berlama-lama di meja yang terletak di sudut kamar mereka. Sementara itu, dua bayi mungil telah terlelap dengan nyenyak di tempat tidur mereka masing-masing, setelah mama mencurahkan kasih sayang dan memberi ASI sebelum tidur."Sebentar lagi, Sayang," jawab Kevin, tersenyum tipis."Aku menemanimu ya," ucap sang istri, yang dengan tulus ingin bersama suaminya hingga ia selesai bekerja. Senyum manis Kevin makin terpancar, ia menyambut sang istri dengan hangat."Dengan senang hati, Sayang. Ayo tidur di sini," ucap Kevin, mengajak istrinya berbaring di pahanya. Kevin sangat mengerti betapa lelahnya sang istri yang mengurus dua anak bayi sepanjang hari.Istri Kevin menurut, dengan senyum mengembang di bibirnya. Kepalanya merebah di atas paha suami, dan kakinya melentur panjang ke sisi sofa yang lain. Sementara Kevin mengusap lembut rambut sang ist
"Menggunakan mulut juga boleh, Sayang," ucap Kevin dengan nada merayu. Namun sang istri mencoba menolak, meskipun ia sadar bahwa upayanya mungkin tak akan berhasil. Dalam sekejap, hanya dengan satu kali tarikan tangan, piyama tidur yang dikenakan istri pun terlepas, kancing-kancingnya jatuh di bawah. Begitu kuat pegangan Kevin hingga tubuh istri tersingkap hanya dalam satu gerakan. "Sayaaaaaaaang, jangan," sang istri mencoba menolak lagi. Namun Kevin mengabaikan keberatan istri, tubuhnya merebahkan sang istri di atas ranjang. Dengan perlahan, ia membuka habis semua pakaiannya. Setelah puas, Kevin mulai menguasai bagian dada istri, menandai kekuasaan dan kepemilikannya di sana. Air Asi sang istri terasa mengalir, namun bukan hal itu yang Kevin perhatikan, seolah pria tersebut malah menikmatinya. Setelah puas menorehkan tanda kepemilikan pada tubuh istri, kini Kevin melumat bibir istrinya dengan nafsu, merasakan lidah di dalam mulutnya yang menarikan sebuah simfoni desahan kenikma