"Nona Luna, setiap orang harus bertanggung jawab atas pilihan sendiri.""Karena suamimu telah memprovokasiku dan Konsorsium Tulipa, maka kamu harus mempersiapkan mental untuk menerima permintaanku ini."Benar saja, setelah memiliki sepuluh orang pengawal itu, Dixon sangat jelas tidak takut pada apa pun lagi.Dengan seulas senyum tersungging di wajahnya, dia berkata dengan santai, "Oh, tentu saja kamu juga boleh memilih untuk nggak menerima permintaanku ini.""Aku hanya berharap kamu dan suamimu bisa menanggung konsekuensi dari menolak permintaanku."Selesai berbicara, dia langsung melambaikan tangannya."Drap ...."Kesepuluh orang pengawal yang berdiri di belakangnya itu langsung melangkah satu langkah secara bersamaan. Walaupun mereka mengenakan kacamata hitam, tetapi Luna tetap bisa merasakan sorot mata kesepuluh orang itu tertuju pada dirinya dan Ardika.Samar-samar, aura membunuh sudah mulai menyelimuti mereka.Mereka adalah prajurit-prajurit yang sudah berpengalaman di medan peran
Dixon melontarkan kata-kata itu dengan gigi terkatup, suaranya terdengar sedingin es, sampai-sampai membuat orang-orang merinding.Kebanyakan orang sudah merasa gugup setengah mati.Mereka menyadari kali ini Dixon benar-benar sudah marah!"Byur ...."Tiba-tiba, Julia mengambil segelas anggur, lalu mengguyurkannya ke tubuh Ardika. Dalam sekejap, cairan berwarna kemerahan itu membasahi Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki."Dasar menantu benalu rendahan! Tuan Dixon sudah bersedia untuk mengampuni nyawamu, tapi kamu masih saja berani berbicara lancang seperti itu!""Cepat berlutut dan meminta maaf! Kalau nggak, kamu tunggu saja pembalasan dari Tuan Dixon!"Julia berbicara dengan ekspresi arogan."Nona Julia, kamu sudah keterlaluan! Suamiku nggak pernah menyinggungmu, 'kan?!"Luna melontarkan beberapa patah kata itu dengan penuh amarah. Dia segera mengambil kain yang tertata rapi di atas meja dan menyerahkannya kepada Ardika.Julia menyilangkan tangannya di depan dada, dia menatap
Lembaga eksternal Negara Enggrim di Negara Nusantara, konsulat menempati tingkatan tertinggi, tepat di bawah kedutaan.Ada beberapa konsulat Negara Enggrim di Negara Nusantara, salah satu di antaranya berlokasi di ibu kota Provinsi Denpapan.Biarpun hanya merupakan sebuah konsulat juga mewakili seluruh Negara Enggrim.Meminta konsul Negara Enggrim untuk berlutut meminta maaf padanya, tindakan Ardika ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata semena-mena lagi."Dasar pecundang! Apa kamu tahu siapa Tuan Konsul saat ini? Dia adalah diplomat paling kuat yang dikirim oleh Negara Enggrim, sudah berpengalaman di medan perang!""Berani-beraninya kamu memintanya untuk datang berlutut meminta padamu! Kamu benar-benar cari mati! Apa mungkin kamu bahkan nggak tahu apa arti kata mati?!"Leon melontarkan kata-kata itu dengan penuh amarah.Dia benar-benar sudah hampir menggila karena Ardika.Perlu diketahui bahwa nyali Ardika benar-benar sudah terlalu besar. Saking besarnya, kalau tahu aka
"Luna, kulihat kamu perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk mengurus pemakaman suamimu!"Saat itu, Julia seakan-akan sudah bisa melihat ajal akan segera menjemput Ardika.Begitu mendengar ucapan wanita itu, raut wajah Luna langsung berubah menjadi pucat pasi, bahkan tangan dan kakinya pun terasa dingin."Sudah! Diam kamu!"Sambil mendengus dingin, Dixon menyela ucapan Julia. Dia menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Eh, bocah sialan Negara Nusantara, hanya karena kamu sudah menghina Pak Harrison, kamu sudah nggak bisa diampuni.""Sebelum hal ini sampai ke telinga Pak Harrison, seharusnya aku membantunya untuk melakukan sesuatu."Selesai berbicara, dia melambaikan tangannya pada para pengawal yang berdiri di belakangnya dan berkata dengan tajam, "Bocah sialan Negara Nusantara itu sudah menghina Pak Harrison, menghina Negara Enggrim, patahkan dulu lengan dan kakinya!"Tatapan sepuluh pengawal itu tertuju pada Ardika.Seiring dengan kata-kata lancang yang keluar dari mulut Ardika,
"Bam ...."Akibat satu tamparan itu, Dixon langsung terjatuh membentur lantai dengan keras.Sekujur tubuhnya terasa kesemutan, bahkan wajahnya sudah mati rasa.Namun, Ardika masih tidak berniat untuk melepaskannya. Dia langsung maju, menarik pria asing itu bangkit, lalu mengayunkan tendangan yang keras hingga tulang betis Dixon patah."Ahhhh ...."Dixon langsung berteriak dengan histeris, lalu langsung berlutut di bawah kaki Ardika.Melihat tatapan Ardika tertuju padanya, raut wajah Julia yang berdiri di dekat Dixon langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya."Kamu .... Apa yang mau kamu lakukan .... Ahhh!"Ardika langsung menarik wanita itu dan melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu sampai wanita itu berlutut di lantai. Kemudian, dia menjulurkan kakinya ke hadapan wanita itu dan berkata, "Sebelumnya sudah kubilang, aku akan membuatmu, anjing orang asing sialan itu untuk berlutut dan menjilat sepatuku hingga bersih.""Kamu .... Dasar pecundang! Atas dasar apa kamu b
"Pak Ridwan, Stalham telah memberikan kontribusi besar pada Negara Enggrim dengan pengorbanan darahnya.""Kalian harus menyerahkan pelaku pemukulan pada kami dan membiarkan kami untuk menjatuh hukuman padanya. Kalau nggak, kalian tunggu saja protes dari pihak pemerintahan Negara Enggrim!"Di pusat penahanan Kota Banyuli.Seorang pria asing berkulit putih berambut pirang sebahu dengan wajah berjanggut sedang meluapkan amarahnya pada Ridwan, ekspresinya tampak sangat arogan.Ya, benar. Pria itu tidak lain adalah Harrison, konsul utama konsulat Negara Enggrim yang berlokasi di ibu kota provinsi.Tepat pada saat ini, dia menerima panggilan telepon dari Dixon.Begitu mendengar ucapan Dixon di ujung telepon, Harrison tertegun sejenak, lalu amarahnya mulai meledak-ledak."Dasar sialan! Dixon, kamu benar-benar bajingan! Kamu pasti sudah menghadapi masalah dan sengaja ingin menyulut amarahku, 'kan?!""Bagaimana mungkin seorang bocah sialan Negara Nusantara berani memintaku untuk berlutut dan me
"Luna, ini adalah konsekuensi yang harus kamu terima karena telah membiarkan idiot itu bertindak semena-mena! Kali ini, kamu dan keluargamu akan terseret dalam masalah karena dia!""Kalau aku adalah kamu, aku akan segera memutuskan hubungan dengannya!"Leon melontarkan beberapa patah kata itu pada Luna dengan suara dingin.Ekspresi Luna tampak pucat pasi, dia berkata dengan cemas, "Ardika, ayo kita segera kembali ke Vila Cakrawala!"Menghadapi situasi seperti sekarang ini, hanya itu satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya.Di sana, ada penjagaan ketat dari anak buah Draco. Biarpun Harrison adalah konsul Negara Enggrim, pria itu juga tidak akan berani menerobos masuk ke Vila Cakrawala secara paksa.Namun, cara ini juga bukan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya, mereka masih harus memikirkan bagaimana caranya untuk menghadapi situasi genting ini."Sayang, jangan takut, kita nggak perlu pergi ke mana pun. Kita tetap berada di sini, menunggu Harrison untuk datang memint
"Brak ...."Begitu melihat Harrison berlutut, belasan bawahan yang mengikutinya juga langsung ikut berlutut."Eh?!"Melihat sekelompok orang berlutut di hadapan Ardika, semua orang di tempat itu pun tercengang.Pemandangan di hadapan mereka itu benar-benar seperti sebuah ilusi.Bisa-bisanya Harrison yang merupakan seorang konsul utama Negara Enggrim tidak mencari perhitungan pada Ardika dan mencabik-cabik pria itu hidup-hidup, melainkan berlutut di hadapan Ardika!Secara naluriah, kebanyakan orang menggosok-gosok mata mereka, mereka bahkan mencurigai diri mereka sendiri apakah mereka salah lihat atau tidak."Ini ... ini mustahil terjadi!"Dixon mengeluarkan teriakan sedih dengan suara serak, nada bicara putus asa terdengar jelas dalam ucapannya.Saat ini, dia merasakan seperti tidak ada cahaya lagi dalam kehidupannya.Harrison adalah sosok pahlawan bagi penduduk Negara Enggrim. Sebagai seorang konsulat, pria itu juga mewakili reputasi Negara Enggrim.Namun, pria itu malah langsung berl
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d