Tentu saja kenyataan seperti ini sangat sulit diterima.Dalam lubuk hatinya, Hugo benar-benar ingin melontarkan kata-kata kasar. Namun, dia tidak berani."Sobat, apa ada lagi yang bisa kubantu atau ingin kamu katakan?"Selesai berbicara, Wakanda mengajukan satu pertanyaan lagi pada Ardika.Pria itu adalah orang yang cerdas, dia bahkan sudah mengubah panggilannya terhadap Ardika."Pak Wakanda, karena kamu sudah berbicara seperti itu dan mengatakan semua yang ingin kukatakan, apa lagi yang bisa kukatakan?"Ardika sangat puas pada sikap Wakanda. Dia berkata, "Kalau begitu, begini saja, kali ini aku akan mewakilimu mendisiplinkan putramu.""Terima kasih, Sobat!"Setelah berterima kasih pada Ardika, Wakanda berteriak dengan marah, "Eh, bocah sialan, kamu harus mendengar ucapan Paman Ardika-mu! Kalau kamu dipukul, terima saja, jangan melawan! Ini juga demi kebaikanmu sendiri!""Kalau kamu berani bertindak semena-mena lagi, biarpun aku harus duduk di kursi roda, aku juga akan pergi ke sana un
Dimarahi seperti itu oleh Julbis, ekspresi Hugo langsung memucat.Tiba-tiba, dengan menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di sekujur tubuhnya, dia berlutut di atas tumpukan pecahan kaca itu.Saat itu juga, lututnya langsung berdarah.Hugo tersentak kesakitan. Namun, dia tetap menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya dan bersujud di hadapan Ardika."Paman Ardika, aku akui aku bersalah! Kamu beri saja pelajaran padaku sesuka hatimu! Aku nggak akan melawan! Kalau aku berani melawan, namaku bukan Hugo lagi!"Saat ini, Hugo benar-benar sudah tunduk sepenuhnya pada Ardika.Ardika mengangkat alisnya dengan terkejut, lalu berkata, "Oh? Sepertinya kamu juga masih tahu diri.""Oke, karena kamu sudah mengakui kesalahanmu, maka berlututlah.""Oh ya, ada yang perlu kutanyakan padamu."Julbis menghela napas lega. Karena Ardika sudah berbicara seperti itu, itu artinya nyawa Hugo sudah terselamatkan.Hugo sama sekali tidak berniat untuk melakukan perlawanan lagi, dia berkata dengan p
Lilis mengira Futari akan memaafkan dirinya. Diam-diam, dia sedang berbangga diri. Namun, dia tidak menyangka seperti ini hasilnya.Saat itu juga, amarahnya langsung meluap.Di bawah kendali amarahnya, dia tidak memedulikan apa pun lagi. Dia langsung berteriak dengan marah, "Futari, dasar wanita jalang! Kamu hanya berpura-pura polos, tapi sesungguhnya kamu sangat licik ....""Plak ...."Julbis langsung melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu, sampai-sampai wanita itu berteriak histeris dan rambutnya berantakan.Ardika melirik Jaiden dan yang lainnya, lalu berkata dengan dingin, "Apa perlu aku turun tangan sendiri?!""Plak ...."Saking ketakutannya, tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun lagi, Jaiden dan yang lainnya langsung mengangkat kedua lengan mereka dan melayangkan tamparan ke kedua sisi wajah mereka secara bergantian.Sementara itu, Lilis dijambak dan ditampar oleh Julbis.Dalam sekejap, terdengar suara tamparan tanpa henti.Tak lama kemudian, wajah beberapa orang itu s
Sebelum Firza sempat menyelesaikan kalimatnya, dia berteriak kesakitan. Satu pukulan dari Hugo itu langsung membuatnya terjatuh ke lantai."Bam ...."Hugo menendang perut Firza dengan keras lagi, lalu berteriak dengan kejam, "Paman Ardika bahkan berani melumpuhkan Tuan Muda Keluarga Mahasura! Ayahmu hanya sekadar anjing peliharaan Keluarga Mahasura! Memangnya kalian siapa?! Hah?!""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu memperalatku! Kamu pikir kamu sudah hebat?! Hah?!"Sebelumnya Ardika sendiri yang mengatakan dia telah melumpuhkan Rocky.Itu adalah alasan mengapa Hugo berani menghajar Firza.Lagi pula, apa pun yang terjadi, ada Ardika yang mendukungnya.Tanpa memedulikan apa pun lagi, Hugo menarik Firza, menghujani pria itu dengan pukulan dan tendangan.Awalnya dia memang tidak memiliki dendam apa pun dengan Ardika. Namun, karena instruksi dari Firza, dia berakhir terluka parah di tangan Ardika.Hugo melampiaskan semua kekesalan yang menyelimuti hatinya pada Firza.Setelah satu menit be
Melihat Firza yang kehilangan kesadaran saking kesakitannya, Hugo merasa sangat senang.Pada saat bersamaan, dia juga memperingati dirinya sendiri. 'Hugo, oh Hugo, lain kali tolong jangan berlagak hebat lagi!'Setelah bertemu dengan sosok yang hebat tapi tidak menonjolkan diri seperti Ardika, dia benar-benar beruntung karena tidak berakhir seperti Firza."Bawa dia keluar, panggil ambulans dan beri tahu pihak Perusahaan Investasi Mahasura!"Hugo melambaikan tangannya. Begitu mendengar instruksi dari Hugo, murid-murid sekolah bela diri segera membawa Firza keluar.Akibat guncangan yang berlebihan, Firza kembali berteriak dengan menyedihkan lagi.Saat ini, Ardika sudah mencuci tangannya hingga bersih dan berjalan keluar dari KTV Jewel.Saat ini, ada banyak orang yang berkerumun di luar pintu.Tadi, begitu hampir sebanyak seratus orang murid bela diri memasuki KTV Jewel, para pengunjung KTV Jewel menyadari akan terjadi pertarungan sengit. Saking ketakutannya, mereka bergegas berlari mening
Pemuda yang dilempar ke tanah itu juga merangkak bangkit dan memelototi Ardika."Kamu adalah menantu benalu pecundang yang disebut oleh Tuan Muda Firza itu, 'kan?""Bagus, bagus. Kamu nggak hanya menyerangku secara tiba-tiba, kamu bahkan menamparku.""Cepat berlutut dan meminta maaf padaku! Kalau nggak, begitu Tuan Muda Firza keluar nanti, dia pasti akan menghabisimu!"Pemuda itu berteriak dengan marah pada Ardika.Ardika mengerutkan keningnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia kembali melayangkan sebuah tamparan ke wajah pemuda itu."Plak ...."Kali ini, pemuda itu terpental sambil muntah darah."Bam ... bam ...."Ardika juga tidak berbasa-basi lagi. Siapa pun yang menghalangi jalan mereka, baik pria maupun wanita, langsung ditamparnya. Begitu tamparan Ardika mendarat di wajah mereka, sekelompok orang itu langsung berteriak dengan menyedihkan."Kalau kalian berani menghalangi jalan kami lagi, konsekuensi yang akan kalian terima nggak sesederhana satu tamparan lagi."Selesai melo
Walaupun tidak tahu apa yang terjadi lagi, Ardika bergegas membawa Futari dan Hariyo pulang.Suasana di rumah sedikit tegang.Amanda tampak sedang berbicara tanpa henti kepada Desi. Ekspresi tampak sedikit senang. Alhasil, begitu dia menoleh, ekspresi senangnya memudar seketika."Ya ampun, Hariyo. Mengapa kamu baru keluar sebentar saja sudah menjadi seperti ini? Apa kamu terjatuh, atau ada orang yang memukulmu?"Amanda segera menerjang ke arah putranya dan memeluk putranya.Setelah berada dalam jarak lebih dekat dengan putranya, dia baru melihat dengan jelas ada bekas tamparan di kedua sisi wajah Hariyo, bahkan sudut bibir putranya juga berdarah.Jejak-jejak kaki tampak jelas di sekujur tubuh putranya. Mungkin putranya sudah dihajar di luar sana, bahkan pukulan yang diterima putranya tidaklah ringan."Huuu ... huuu .... Hariyo, putraku, kamu benar-benar kasihan ...."Setelah menangis sejenak sambil memeluk Hariyo, Amanda menoleh dan berteriak dengan marah pada Ardika, "Dasar Ardika sia
"Hmm? Paman datang berkunjung ke Kota Banyuli dan mengatakan ingin bertemu dengan Ardika?"Luna mengerutkan keningnya, menatap Ardika dengan tatapan heran.Boleh dibilang dia tidak memiliki kesan baik dengan kerabat Desi.Karena Keluarga Liwanto tidak terlalu setuju Desi menjadi menantu Keluarga Basagita, jadi sangat jarang ada interaksi antara dua keluarga. Sejak kecil hingga sekarang, pertemuannya dengan kerabat Keluarga Liwanto tidaklah banyak.Saat dia menjalin hubungan dengan Ardika, Keluarga Liwanto baru tiba-tiba menjalin hubungan dekat dengan Keluarga Basagita.Namun, setelah Ardika tertimpa masalah, Desi dikeluarkan dari rumah sakit karena kecelakaan kerja, dengan alasan Desi sudah menghancurkan nama baik Keluarga Liwanto, Franky Liwanto yang merupakan Tuan Besar Keluarga Liwanto melarang Desi untuk kembali ke kediaman Keluarga Liwanto lagi.Sebenarnya, boleh dibilang Desi sudah dikeluarkan dari Keluarga Liwanto.Hal itu adalah hal yang sangat menyakitkan bagi Desi dan merupak
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter
"Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr
"Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P
"Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan