Suara Wakanda terdengar jelas di telinga semua orang yang berada di tempat itu.Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Ardika, sorot mata terkejut tampak jelas di mata mereka.Wakanda adalah tokoh terkenal dalam dunia bela diri Kota Banyuli. Hanya tindakan kecil dari pria itu, sudah bisa mengguncang seluruh Kota Banyuli. Namun, dia malah bersikap begitu hormat dan sopan pada seorang pemuda seperti Ardika.Dia bahkan memanggil Ardika dengan panggilan hormat "Bapak"!Bukankah Ardika hanyalah seorang menantu benalu yang mengandalkan istrinya?Ekspresi Jaiden, Lilis dan yang lainnya berubah menjadi sangat masam. Tangan dan kaki mereka sudah sedikit bergetar.Tidak peduli sebodoh apa pun mereka, mereka juga tahu kali ini mereka sudah tertimpa masalah besar.Untung saja, ada Hugo yang menjadi target utama."Pak Wakanda, kali ini putramu nggak hanya mencari masalah denganku."Ardika tetap duduk dengan santai di atas sofa, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Tapi, bisa-bisanya dia me
Tentu saja kenyataan seperti ini sangat sulit diterima.Dalam lubuk hatinya, Hugo benar-benar ingin melontarkan kata-kata kasar. Namun, dia tidak berani."Sobat, apa ada lagi yang bisa kubantu atau ingin kamu katakan?"Selesai berbicara, Wakanda mengajukan satu pertanyaan lagi pada Ardika.Pria itu adalah orang yang cerdas, dia bahkan sudah mengubah panggilannya terhadap Ardika."Pak Wakanda, karena kamu sudah berbicara seperti itu dan mengatakan semua yang ingin kukatakan, apa lagi yang bisa kukatakan?"Ardika sangat puas pada sikap Wakanda. Dia berkata, "Kalau begitu, begini saja, kali ini aku akan mewakilimu mendisiplinkan putramu.""Terima kasih, Sobat!"Setelah berterima kasih pada Ardika, Wakanda berteriak dengan marah, "Eh, bocah sialan, kamu harus mendengar ucapan Paman Ardika-mu! Kalau kamu dipukul, terima saja, jangan melawan! Ini juga demi kebaikanmu sendiri!""Kalau kamu berani bertindak semena-mena lagi, biarpun aku harus duduk di kursi roda, aku juga akan pergi ke sana un
Dimarahi seperti itu oleh Julbis, ekspresi Hugo langsung memucat.Tiba-tiba, dengan menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di sekujur tubuhnya, dia berlutut di atas tumpukan pecahan kaca itu.Saat itu juga, lututnya langsung berdarah.Hugo tersentak kesakitan. Namun, dia tetap menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya dan bersujud di hadapan Ardika."Paman Ardika, aku akui aku bersalah! Kamu beri saja pelajaran padaku sesuka hatimu! Aku nggak akan melawan! Kalau aku berani melawan, namaku bukan Hugo lagi!"Saat ini, Hugo benar-benar sudah tunduk sepenuhnya pada Ardika.Ardika mengangkat alisnya dengan terkejut, lalu berkata, "Oh? Sepertinya kamu juga masih tahu diri.""Oke, karena kamu sudah mengakui kesalahanmu, maka berlututlah.""Oh ya, ada yang perlu kutanyakan padamu."Julbis menghela napas lega. Karena Ardika sudah berbicara seperti itu, itu artinya nyawa Hugo sudah terselamatkan.Hugo sama sekali tidak berniat untuk melakukan perlawanan lagi, dia berkata dengan p
Lilis mengira Futari akan memaafkan dirinya. Diam-diam, dia sedang berbangga diri. Namun, dia tidak menyangka seperti ini hasilnya.Saat itu juga, amarahnya langsung meluap.Di bawah kendali amarahnya, dia tidak memedulikan apa pun lagi. Dia langsung berteriak dengan marah, "Futari, dasar wanita jalang! Kamu hanya berpura-pura polos, tapi sesungguhnya kamu sangat licik ....""Plak ...."Julbis langsung melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu, sampai-sampai wanita itu berteriak histeris dan rambutnya berantakan.Ardika melirik Jaiden dan yang lainnya, lalu berkata dengan dingin, "Apa perlu aku turun tangan sendiri?!""Plak ...."Saking ketakutannya, tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun lagi, Jaiden dan yang lainnya langsung mengangkat kedua lengan mereka dan melayangkan tamparan ke kedua sisi wajah mereka secara bergantian.Sementara itu, Lilis dijambak dan ditampar oleh Julbis.Dalam sekejap, terdengar suara tamparan tanpa henti.Tak lama kemudian, wajah beberapa orang itu s
Sebelum Firza sempat menyelesaikan kalimatnya, dia berteriak kesakitan. Satu pukulan dari Hugo itu langsung membuatnya terjatuh ke lantai."Bam ...."Hugo menendang perut Firza dengan keras lagi, lalu berteriak dengan kejam, "Paman Ardika bahkan berani melumpuhkan Tuan Muda Keluarga Mahasura! Ayahmu hanya sekadar anjing peliharaan Keluarga Mahasura! Memangnya kalian siapa?! Hah?!""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu memperalatku! Kamu pikir kamu sudah hebat?! Hah?!"Sebelumnya Ardika sendiri yang mengatakan dia telah melumpuhkan Rocky.Itu adalah alasan mengapa Hugo berani menghajar Firza.Lagi pula, apa pun yang terjadi, ada Ardika yang mendukungnya.Tanpa memedulikan apa pun lagi, Hugo menarik Firza, menghujani pria itu dengan pukulan dan tendangan.Awalnya dia memang tidak memiliki dendam apa pun dengan Ardika. Namun, karena instruksi dari Firza, dia berakhir terluka parah di tangan Ardika.Hugo melampiaskan semua kekesalan yang menyelimuti hatinya pada Firza.Setelah satu menit be
Melihat Firza yang kehilangan kesadaran saking kesakitannya, Hugo merasa sangat senang.Pada saat bersamaan, dia juga memperingati dirinya sendiri. 'Hugo, oh Hugo, lain kali tolong jangan berlagak hebat lagi!'Setelah bertemu dengan sosok yang hebat tapi tidak menonjolkan diri seperti Ardika, dia benar-benar beruntung karena tidak berakhir seperti Firza."Bawa dia keluar, panggil ambulans dan beri tahu pihak Perusahaan Investasi Mahasura!"Hugo melambaikan tangannya. Begitu mendengar instruksi dari Hugo, murid-murid sekolah bela diri segera membawa Firza keluar.Akibat guncangan yang berlebihan, Firza kembali berteriak dengan menyedihkan lagi.Saat ini, Ardika sudah mencuci tangannya hingga bersih dan berjalan keluar dari KTV Jewel.Saat ini, ada banyak orang yang berkerumun di luar pintu.Tadi, begitu hampir sebanyak seratus orang murid bela diri memasuki KTV Jewel, para pengunjung KTV Jewel menyadari akan terjadi pertarungan sengit. Saking ketakutannya, mereka bergegas berlari mening
Pemuda yang dilempar ke tanah itu juga merangkak bangkit dan memelototi Ardika."Kamu adalah menantu benalu pecundang yang disebut oleh Tuan Muda Firza itu, 'kan?""Bagus, bagus. Kamu nggak hanya menyerangku secara tiba-tiba, kamu bahkan menamparku.""Cepat berlutut dan meminta maaf padaku! Kalau nggak, begitu Tuan Muda Firza keluar nanti, dia pasti akan menghabisimu!"Pemuda itu berteriak dengan marah pada Ardika.Ardika mengerutkan keningnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia kembali melayangkan sebuah tamparan ke wajah pemuda itu."Plak ...."Kali ini, pemuda itu terpental sambil muntah darah."Bam ... bam ...."Ardika juga tidak berbasa-basi lagi. Siapa pun yang menghalangi jalan mereka, baik pria maupun wanita, langsung ditamparnya. Begitu tamparan Ardika mendarat di wajah mereka, sekelompok orang itu langsung berteriak dengan menyedihkan."Kalau kalian berani menghalangi jalan kami lagi, konsekuensi yang akan kalian terima nggak sesederhana satu tamparan lagi."Selesai melo
Walaupun tidak tahu apa yang terjadi lagi, Ardika bergegas membawa Futari dan Hariyo pulang.Suasana di rumah sedikit tegang.Amanda tampak sedang berbicara tanpa henti kepada Desi. Ekspresi tampak sedikit senang. Alhasil, begitu dia menoleh, ekspresi senangnya memudar seketika."Ya ampun, Hariyo. Mengapa kamu baru keluar sebentar saja sudah menjadi seperti ini? Apa kamu terjatuh, atau ada orang yang memukulmu?"Amanda segera menerjang ke arah putranya dan memeluk putranya.Setelah berada dalam jarak lebih dekat dengan putranya, dia baru melihat dengan jelas ada bekas tamparan di kedua sisi wajah Hariyo, bahkan sudut bibir putranya juga berdarah.Jejak-jejak kaki tampak jelas di sekujur tubuh putranya. Mungkin putranya sudah dihajar di luar sana, bahkan pukulan yang diterima putranya tidaklah ringan."Huuu ... huuu .... Hariyo, putraku, kamu benar-benar kasihan ...."Setelah menangis sejenak sambil memeluk Hariyo, Amanda menoleh dan berteriak dengan marah pada Ardika, "Dasar Ardika sia